Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

COAL CRACKING / WEATHERING TEST


BATU BARA LATI

ABSTRAK

Batubara mengalami oksidasi / weathering , segera setelah terekspose di udara, baik


ditambang maupun di Stockpile. Akibat dari oksidasi tersebut, batubara akan mengalami
perubahan baik secara kimia maupun secara fisika. Perubahan fisik yang terjadi
diantaranya adalah terjadinya disintegrasi partikel batubara. Akibatnya, partikel
batubara tersebut mengalami crack atau retak sampai pecah menjadi partikel yang lebih
halus. Semakin besar tingkat oksidasi yang dialami oleh batubara, semakin cepat
batubara tersebut mengalami retak-retak / cracking. Cepat atau lambatnya suatu
batubara mengalami cracking sangat dipengaruhi oleh karakteristik batubara itu sendiri
dan kondisi lingkungan dimana batubara tersebut terekspose. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi sifat cracking batubara diantaranya adalah ; Kecepatan angin,
kelembaban udara, ambient temperature, curah hujan, dan lain-lain. Faktor lain yang
juga dapat memengaruhi kecepatan cracking adalah bentuk atau kondisi bulk pile-nya

I. Latar Belakang

Masalah debu yang dialami batubara Lati khususnya pada musim kering sangat
menghawatirkan terutama batubara yang berdebu sampai di customer. Hal ini harus
dihindari, karena customer kita sangat tidak menginginkan hal ini terjadi, khususnya
customer-customer yang sangat strict dalam masalah lingkungan.
Beberapa factor yang menyebabkan timbulnya debu diantaranya adalah :
a) Karakteristik batubara itu sendiri
b) Situasi dan kondisi dimana batubara tersebut terekspose
c) Lamanya batubara terekspose / tersimpan di stockpile
d) Sistem handling / penanganan batubara.
e) Musim / cuaca
f) Dan lain-lain.
Diantara faktor-faktor diatas yang dapat kita usahakan untuk mengurangi masalah
debu adalah sistem handling yang tepat dengan terlebih dahulu mengetahui
karakteristik batubara tersebut. Handling tersebut mencakup masalah penanganan di

Coal Technology & Development 1


stockpile, baik raw coal maupun crushed coal seperti cara penumpukan, pemadatan,
spraying dan lain-lain. Sistem penanganan / handling batubara yang tepat akan
diperoleh dengan mengetahui karakteristik batubara tersebut. Oleh karena itu
diperlukan suatu percobaan khususnya sifat-sifat fisik batubara setelah terekspose di
udara. Untuk keperluan tersebut maka percobaan “Weathering/ Cracking test” ini
dilakukan.

II. Maksud dan Tujuan

Maksud dari percobaan cracking / weathering batubara adalah untuk mengetahui sifat
cracking dari batubara Lati masing-masing seam (RQT), baik crushed coal, maupun
raw coal pada kondisi dan situasi stockpile saat ini.
Tujuannya adalah untuk memberikan rekomendasi mengenai treatment yang tepat
untuk batubara tersebut khususnya pada penanganan di stockpile.

III. Metoda Penelitian

Sejumlah batubara yang mewakili life stockpile di tumpuk di stockyard dan


dibiarkan pada periode tertentu sampai batubara tersebut mengalami cracking.
Temperature dan Perubahan fisik yang terjadi dicatat selama percobaan.

IV. Batubara yang diperlukan

100 ton raw coal R-seam


100 ton crushed coal R-seam
100 ton raw coal Q-seam
100 ton crushed coal Q-seam
100 ton raw coal T-seam
100 ton crushed coal T-seam

Coal Technology & Development 2


V. PERALATAN YANG DIPERLUKAN

1) Wheel Loader
2) Dump Truck
3) Scope Sampling
4) Thermoprobe
5) Thermometer
6) Kamera Digital

VI. PROSEDUR

a) Batubara fresh dari tambang (raw coal) sebanyak 100 ton ditumpuk langsung di
stock yard yang sudah ditentukan untuk lokasi percobaan.
b) Batubara fresh dari tambang sebanyak 100 ton di crushing, kemudian ditumpuk di
lokasi percobaan.
c) Lakukan langkah a, dan b, untuk setiap seam. (R,Q,dan T)
d) Buat bentuk stockpile dengan cara dicurahkan dari bucket WA pada ketinggian
tertentu, kemudian debu yang timbul pada saat dicurahkan di ambil gambarnya
sebagai dokumentasi awal. (lihat gambar –1)
e) Buat posisi penempatan masing-masing stockpile seperti pada gambar -2

Gambar - 1

Coal Technology & Development 3


1

Gambar- 2 3
4

f) Ambil sample masing-masing stockpile dengan cara random sampling


g) Analisa sample tersebut untuk parameter :
ƒ TM
ƒ Proximate
ƒ TS
ƒ Calorific Value
ƒ Form of sulfur
ƒ HGI
ƒ Sizing
h) Masukan / tancapkan thermoprobe pada masing-masing stockpile dengan
kedalaman kira-kira 0.75 - 1 meter.
i) Biarkan stock tersebut selama 3 –sampai 4 minggu, atau sampai cracking terjadi
dan dianggap sudah cukup data.
j) Selama waktu tersebut data yang direcord adalah :
ƒ Data Curah Hujan
ƒ Visual weather
ƒ Data ambient/room temperature
ƒ Temperature stockpile
ƒ Gambar stockpile (coal particle) dengan kamera Digital.
Coal Technology & Development 4
k) Setelah Percobaan selesai, setiap stockpile dipindahkan dan dicurahkan seperti
pada Gambar-1 untuk mengetahui perubahan ukuran partikel secara global. Pada
saat dicurahkan gambar diambil.
l) Ambil sample masing-masing stockpile tersebut dengan cara random sampling
m) Lakukan analisa seperti pada point (g).

VII. PERKIRAAN BIAYA

No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Rp


1 Batubara 600 ton
2. Rental Wheel Loader
3. Rental Dump Truck
4. Sampling
5 Analysis :
Total Moisture 2x6
Proximate 2x6
Total Sulfur 2x6
Calorific Value 2x6
HGI 2x6
Form Of Sulfur 1x6
Sizing 2x6

Total

Coal Technology & Development 5


TABLE DATA RECORD

HARI Room Stockpile Data Visual Gambar


Temperature Temperaturte Curah Weather Stockpile
Hujan

Coal Technology & Development 6

Anda mungkin juga menyukai