Anda di halaman 1dari 17

BORANG PORTOFOLIO

LAPORAN KEGIATAN
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (F4)
“DIET PADA LOW BACK PAIN DAN OBESITAS”

Pendamping:
dr. Riyono
NIP. 197110132010011001

Disusun oleh:
dr. Ginarsih Hutami

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG
PERIODE MEI 2017 – SEPTEMBER 2017
Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Jumat, tanggal 12 September 2017 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Ginarsih Hutami


Judul/ topik : F 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (Topik : Diet
pada Low Back Pain dan Obesitas)
Nama Pendamping : dr. Riyono
Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Diaz Ananta Putra …………….


2. dr. Geniza Gilda …………….
3. dr. Ginarsih Hutami . …………….
4. dr. Indah Febriyani …………….
5. dr. Lourensya Berta Joharlina …………….
6. dr. Riva Irlinda …………….

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Riyono
NIP.197110132010011001

BORANG PORTOFOLIO
F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Topik : Diet pada Low Back Pain dan Obesitas
Tanggal : 12 September 2017
Nama Pasien : . Ny.D No. RM : 07005904
Tanggal Presentasi : 12 September 2017 Nama Pendamping :

dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
 Keilmuan   Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan

Pustaka
 Diagnostik   Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil


 Deskripsi
Pasien, wanita, 53 tahun, datang dengan keluhan tengkuknya sering pegal
serta nyeri di bagian punggung.
 Tujuan
□ Menangani aspek gizi pada penderita obesitas
□ Mencegah terjadinya komplikasi
Bahan bahasan :  Tinjauan  Riset  Kasus   Audit

Pustaka
Cara membahas :  Diskusi  Presentasi dan  Email  Pos

diskusi 

Data pasien Nama : Ny.D Nomor Registrasi : 07005904


Nama Klinik : Puskesmas Telp. : - Terdaftar sejak : 2015

Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien, wanita, 53 tahun datang dengan keluhan nyeri di bagian punggung.
Nyeri dirasakan sejak lima hari yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditekan,
semakin berat bila beraktivitas, membaik dengan istirahat, kadang kaku bila
digerakkan.. Keluhan nyeri menjalar (-), kesemutan (-), merah pada
persendian (-), bengkak (-), keterbatasan gerak (-), riwayat jatuh (-), riwayat
dipijat (-).

2. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke mantri namun keluhan tidak membaik.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit


Pasien sudah pernah mengalami keluhan serupa.
Riwayat Darah tinggi : Disangkal
Riwayat Kencing manis : Disangkal
Riwayat Asam urat : Disangkal
Riwayat Kolesterol : Disangkal

4. Riwayat Keluarga
Riwayat Darah tinggi : Disangkal
Riwayat Kencing manis : Disangkal
Riwayat Asam urat : Disangkal
Riwayat Kolesterol : Disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi :


Pasien bekerja sebagai pedagang kelontong. Suaminya adalah seorang PNS
dan mereka memiliki 2 orang anak. Pasien tinggal serumah bersama suami,
anak dan menantunya. Pasien menggunakan asuransi kesehatan BPJS.. Pasien
juga sering mengkonsumsi makanan yang digoreng, menyukai makanan yang
berlemak dan bersantan jarang mengkonsumsi buah serta jarang berolahraga.
Makan teratur sehari 3 kali, terkadang mengkonsumsi kopi 1 gelas
perhari.Seminggu sebelum pemeriksaan, pasien sempat menghadiri acara
walimah tetangganya, dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak lumayan
banyak.
Dibawah ini adalah recall makanan Ny. Sally dalam sehari :
Pagi : nasi 200 gr, ayam goreng 2 ptg, sayur lodeh 1 mangkok, teh
manis 1 gelas
Snack : roti 1 biji
Siang : nasi 200 gr, sate kambing 10 tsk, sop kikil 1 mangkok, lalapan
(daun kemangi 50 gr).
Snack : juice jeruk 1 gls + biskuit 100 gr
Malam : Mie ayam 1 mangkok.

7. Lain-lain
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis.
.Tanda – Tanda Vital
 TD : 130/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Nafas : 16x/menit
 Suhu : 36,7 ◦C (Afebris)
 TB : 155 cm
 BB : 75 kg
 BBI = 90% x (155 – 100)
= 0,9 x 55 = 49,5 kg
 IMT = 75 kg/1.55 m2 = 31,21kg/m2 (Obesitas)

 Pemeriksaan Fisik
Status Generalis:
Kepala : Mesosefal
Mata : Bentuk normal, Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra
edema (-/-), reflek cahaya (+)
Telinga : Bentuk normal, discharge (-/-)
Hidung : massa (-), discharge (-/-)
Mulut : mukosa normal, arkus faring simetris, uvula di tengah, faring
hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher : Pembesaran KGB -/-
Paru
Inspeksi:Simetris statis dinamis, retraksi (-)
Palpasi :Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi :Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler + / +
Suara tambahan : wheezing -/-, ronkhi -/-.
Jantung
Inspeksi:Iktus kordis tidak tampak.
Palpasi :Iktus kordis teraba di sela iga V, 1 cm medial LMCS
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : Suara jantung I dan II normal, irama reguler, gallop (-) , bising (-)

Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, pekak sisi (-), pekak alih(+) normal
Palpasi : supel, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, nyeri tekan(-)
Ekstremitas
Superior Inferior
Edema - / - - / -
Sianosis - / - - / -
Akral dingin - / - - / -
CPR <2” <2” <2” <2”
Laseque (-/-) Bragard (-/-) Patrick (-/-)
Kontralateral laseque (-/-) Sicard (-/-) Kontrapatrick (-/-)
Nyeri ketok CVA (-/-)

Pemeriksaan Laboratorium :
 Kolesterol total = 198 mg/dl (normal)
 Asam urat = 4.9 mg/dl (normal)
 Glukosa puasa = 100 mg/dl (normal)

Hasil Pembelajaran

LOW BACK PAIN


Low back pain mekanik merupakan istilah untuk nyeri bagian posterior
trunkus antara batas bawah rongga dada (batas costae terbawah) dan lipatan
alinferior, yang tidak mengarah kepada kausa tunggal (kelainan patologik tentu,
seperti infeksi, neoplasma/tumor, osteoporosis, fraktur) dan terjadi akibat struktur
anatomik normal punggung bawah (khususnya otot-otot punggung) yang
digunakan secara berlebihan. LBP merupakan gangguan muskuloskeletal terkait.
Nyeri yang dirasakan bisa tumpul atau tajam, tersebar atau terlokalisir. Bila nyeri
bersifat akut dan berat disebut lumbago. Bila nyeri menjalar ke pantat sampai
paha belakang dan kaki disebut sciatica. Umumnya episode LBP berlangsung
singkat, namun resiko kekambuhanya sangat tinggi. 1
Gejala LBP meliputi sakit, kaku, rasa baal / mati rasa, kelemahan, rasa
kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum). Nyeri tersebut bisa berawal dari
pada punggung, namun nyeri dapat menjalar turun ke bokong, tungkai bahkan ke
kaki. Faktor risiko mengalami LBP yaitu usia. Dari berbagai studi epidemiologik,
kejadian Low back pain meningkat dan mencapai puncakya pada usia sekitar 55
tahun. Pada umumnya keluhanotot skeletal mulai dirasakan pada usia kerja 25-65
tahun. Faktor kedua yaitu jenis kelamin. Laki-laki dan wanita mempunyai resiko
Low back pain yang sama sampai usia sekitar 60 tahun. Diatas 60 tahun wanita
mempunyai resiko Low back pain yang lebih besar karena cenderung terjadinya
osteoporosis.6,7 Faktor selanjutnya yaitu Pekerjaan. Pekerjaan fisik yang berat,
terutama yang memberikan tekanan yang cukup besar pada tulang belakang.
Pekerjaan yang berhubungan dengan posisi statis yang berkepanjangan, seperti
duduk atau berdiri dalam waktu lama. Pekerjaan yang dilakukan dengan gerakan-
gerakan membungkukkan atau memutar tubuh secara berulang-ulang. 10 Faktor
lainnya yaitu kebiasaan merokok dan pola hidup.2
Penatalaksanaan LBP memiliki tujuan untuk mengatasi nyeri, meningkatkan
lingkup gerak sendi, memperbaiki kekuatan otot, meningkatkan atau
mempertahankan fungsi. Ada 2 kategori penatalaksanaan LBP yaitu
1. Konservatif
a. Tirah baring 18,19. Tirah baring berguna untuk mengurangi rasa nyeri
mekanik dan tekanan intradiskal yang dianjurkan pada pasien HNP.
b. Medikamentosa
Obat – obatan yang diberikan dapat berupa analgetik dan NSAID, muscle
relaxant,opioid, kortikosteroid oral maupun analgetik adjuvan.
c. Terapi Modalitas
Modalitas terapi yang digunakan pada kasus LBP pada umumnya TENS,
SWD, MWD, arus interfensi, maupun traksi. Selain itu diberikan back
exercise, pemakaian korset lumbal untuk membantu mengatasi
permasalahan yang muncul karena LBP.
2. Terapi Bedah
Operasi merupakan pilihan terakhir.Operasi dilakukan pada kondisi dimana
konservatif tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Dilakukan
operasi apabila pasien dengan nyeri yang persisten 2-3 bulan setelah onset
dilakukan.2

OBESITAS
Obesitas ialah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh. Sering dihubungkan dengan overweight (kelebihan
berat badan), walaupun tidak selalu identik, oleh karena obesitas mempunyai ciri-
ciri tersendiri. Obesitas umumnya disebabkan oleh masukan energi yang lebih dari
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme basal, specific dynamic action
terhadap berbagai makanan yang dimakan, pengeluaran ekskreta, pertumbuhan
dan perkembangan,kegiatan jasmani. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Kelebihan
berat badan dihubungkan dengan timbulnya berbagai macam penyakit bisa berupa
penyakit kardiovaskular dan respiratori (obstructive sleep apnea), diabetes
mellitus tipe dua, dislipidemia, stroke, penyakit kandung empedu, kanker, sampai
osteoartritis. Obesitas akan menurunkan ekspektansi hidup.7
Faktor risiko
Berikut ini yang merupakan faktor resiko dari obesitas adalah
a. Genetik. Genetik memainkan peran sangat besar terhadap kejadian
obesitas. Pada suatu studi didapatkan kesimpulan umum yaitu ketika ibu
biologis mengalami obesitas, maka kira-kira 75 persen anak-anaknya akan
mengalami obesitas. Sedangkan jika ibu biologis memang kurus atau tidak
mengalami obesitas, kira-kira 75 persen anak-anaknya juga berbadan
kurus. Maka mereka yang memang memiliki “bakat” genetik seperti ini
sudah seharusnya dapat dilakukan manajemen yang baik.

b. Usia. Ketika seseorang menginjak usia tua, tubuh mengalami penurunan


kemampuan untuk metabolisme makanan atau kalori. Makanan lebih lama
diolah, karena aktivitas dan metabolisme tubuh yang sudah menurun.

c. Gender. Wanita dikatakan mengalami tendensi lebih sering menjadi


overweight dibanding laki-laki.Pada wanita, terutama yang sudah
mengalami menopause, rasio metabolisme mereka justru akan menurun,
sehingga jelas mereka akan mengalami penambahan berat badan setelah
menopause.

d. Lingkungan. Walaupun genetik merupakan faktor utama pada obesitas,


namun pada beberapa kasus, lingkungan juga merupakan faktor signifikan.
Yang termasuk faktor lingkungan adalah gaya hidup seperti apa yang
dimakan dan seberapa aktif seseorang.

e. Aktivitas fisik. Seseorang yang aktivitas fisiknya tinggi membutuhkan


kalori untuk dibakar jauh lebih besar untuk menyeimbangkan kebutuhan
tubuhnya. Sebagai tambahan, aktivitas fisik rupanya membantu seseorang
dengan obesitas untuk ‘menggunakan’ lemak sebagai sumber energinya.
Sehingga ketika lemak tersebut dibakar, berkurang pula bobot tubuhnya.

f. Penyakit. Ada beberapa penyakit yang juga berhubungan dengan kejadian


obesitas. Diantaranya hipotiroidisme (kerja hormon tiroid yang menurun
sehingga metabolisme tubuh ikut menurun), sindroma prader willi,
gangguan syaraf lapar di otak, dan depresi.

g. Psikologis. Kebiasaan makan terkait dengan faktor psikis pada seseorang.


Banyak orang melarikan diri dari rasa sedih, bosan, depresi atau marah
dengan makan berlebihan. Binge eating adalah sebagai contoh dimana
orang tersebut makan berlebihan tanpa ia sadari dan pada akhirnya ia akan
mencari pengobatan serius karena masalah ini. Hampir 30 persen orang
dengan binge eating terkait faktor psikis menyerah dengan pergi ke dokter
untuk mencari bantuan akan masalah ini.

h. Obat-obatan. Beberapa obat seperti steroid dan anti-depresan memiliki


efek samping penambahan berat badan.3

Diagnosis Obesitas

Keadaan gizi penderita dapat dinilai dengan melakukan beberapa


pengukuran antropometrik, yaitu yang terpenting:
1. Pengukuran berat badan
2. Pengukuran panjang badan
3. Pengukuran lingkaran lengan atas
4. Pengukuran tebal lipatan kulit yang dilakukan pada lengan atas kanan bagian
belakang tengah, diatas otot triseps.4
Secara sederhana, metode untuk estimasi jumlah lemak atau body fat adalah
dengan mengukur ketebalan lapisan lemak yang berada dibawah lapisan kulit pada
beberapa bagian tubuh. Karena dalam mengukur body fat dan berat badan pasti
seseorang itu sulit, maka selama beberapa dekade, para ahli hanya bergantung
pada tabel berat badan dan tinggi yang merupakan ukuran rata-rata pada semua
orang.

Pengukuran berat badan menurut WHO ( 2010) dapat dilakukan dengan


membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Hal ini dinamakan dengan
Indeks Masa Tubuh ( IMT) Atau Body Mass Index (BMI). Body Mass Index
(BMI) sangat sederhana dan digunakan untuk estimasi massa lemak pada
seseorang. Pada abad ke-19, seorang ahli statistik dan antropometris Adolphe
Quetelet mengembangkan pengukuran dengan cara ini. BMI merupakan refleksi
dari persentase body fat mayoritas orang dewasa pada populasi besar dan
universal. Walaupun begitu, tingkat akurasi BMI menurun jika digunakan pada
pengukuran ibu hamil atau orang dengan body builder yang massa atau bobot
tubuhnya terpengaruh dari komposisi ‘tambahan’. 5,6

BMI = [berat badan (kg)] / [tinggi (dalam meter)]4

BMI Classification
Less than 18.5 underweight
18.5–24.9 normal weight
25.0–29.9 is Overweight
30.0–34.9 is class I obesity
35.0–39.9 class II obesity
Over 40.0 class III obesity
Tabel 1 : BMI menurut WHO (1997) 6
Beberapa modifikasi (WHO) 6 :
- BMI 35.0 atau lebih dengan adanya satu atau lebih kormobiditas
dimasukkan kedalam kelas III BMI.
- Untuk orang Asia, ukuran overweight adalah antara 23 dan 29.9, obesitas
adalah BMI > 30.
Literatur ilmu bedah membagi kelas III obesitas menjadi beberapa kategori6 :
- BMI > 40.0 dimasukan kedalam kategori obesitas berat (severe)
- BMI 40.0 – 49.9 dimasukkan kedalam kategori obesitas morbid
- BMI > 50.0 dimasukkan kedalam kategori super obesitas.

Terapi pada Obesitas


Penanganan secara Umum

Penanganan obesitas tergantung tingkatan obesitas menurut BMI, kondisi


medis umum dan kesiapan untuk program secara khusus. Penanganan ini
termasuk diantaranya kombinasi diet, latihan atau olahraga, modifikasi perilaku
dan kadang juga dibutuhkan obat penurun berat badan (weight-loss drugs). Dalam
keadaan sangat parah kadang dibutuhkan bedah bariatric. Program penurunan
berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan
stabil. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Program yang diikuti harus meliputi
pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan
berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program
yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang
permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya
penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan
perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana
jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan. Adanya motivasi untuk
menurunkan berat badan hingga ideal cukup membantu keberhasilan terapi.( 8,9)

1. Diet. Program diet dapat menurunkan berat badan secara cepat, namun
untuk mempertahankan berat badan ideal yang sudah dicapai sangat sulit.
Rata-rata penurunan berat badan kurang lebih tiga kilogram atau tiga
persen dari jumlah total massa tubuh dalam sebulan sudah cukup baik.
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh
penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko
kesehatan yang berhubungan denganobesitas akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya angka BMI :

 Resiko rendah : BMI < 27


 Resiko menengah : BMI 27-30
 Resiko tinggi : BMI 30-35
 Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
 Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap
penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan
keadaan penderita.
 Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang
(1200-1500 kalori/hariuntuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk
pria) disertai dengan olah raga
 Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah
kalori (800-1200kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari
untuk pria) disertai olah raga
 Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi,
mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah
raga.Memilih program penurunan berat badan yang aman dan
berhasil. 7
Empat kategori dalam program diet diantaranya : rendah lemak (low-
fat),rendah karbohidrat (low-carbohydrate),rendah kalori (low-calorie) dan
very low-calorie.

a. Rendah lemak. Mengurangi presentase jumlah lemak yang dikonsumsi


normalnya dapat mengurangi hingga 3.2 kg berat badan per bulannya.

b. Rendah karbohidrat. Atkins dan Protein Power merupakan diet tinggi


lemak dan protein namun rendah karbohidrat. Diet jenis ini sangat
populer di masyarakat namun tidak menjadi rekomendasi American
Heart Association.

c. Rendah kalori. Diet rendah kalori akan menghasilkan defisit kalori dari
sebelumnya sekitar 500 – 1000 kalori. Artinya, dengan mengubah
asupan sehari-hari menjadi dominan protein dan limitasi karbohidrat
juga lemak, tubuh akan mengalami kelaparan dan imbasnya akan
terjadi penurunan berat badan sekitar 1.5 - 2.5 kilogram. Diet jenis ini
juga tidak menjadi rekomendasi mengingat efek sampingnya yaitu
kehilangan massa otot, peningkatan resiko penyakit Gout dan
ketidakseimbangan elektrolit. Kalaupun diet ini mau dilakukan, harus
ada pengawasan secara ketat dari dokter.8

2. Latihan atau olahraga. Kerja otot sangat bergantung dari lemak dan
glikogen dalam tubuh. Besarnya otot dipengaruhi dari aktivitas yang
dilakukan, seperti berjalan, berlari, bersepeda, dan aktivitas itu pula yang
dapat menurunkan lemak dalam tubuh. Dengan latihan yang benar dan
rutin, lemak akan digunakan sebagai energi. Dari suatu meta-analisa yang
dilakukan oleh Cochrane Collaboration, didapatkan dalam 43 kontrol yang
diambil secara random, dengan latihan saja sudah dapat menurunkan berat
badan. Jika dikombinasikan dengan diet, maka akan didapatkan penurunan
berat badan 1 kilogram.8 Aktivitas fisik bermanfaat untuk menjaga
kesehatan, meningkatkan kebugaran jasmani, menjaga postur tubuh yang
baik, meningkatkan keseimbangan tubuh, menjaga berat badan ideal,
menjaga agar otot dan tulang yang kuat, meningkatan rasa percaya diri,
dan menurunkan stress. Klasifikasi aktivitas fisik adalah :

a. Aktivitas fisik ringan (low intensity physical activity): 0-3 METs.


b. Aktivitas fisik sedang (moderate-intensity physical activity): 3-6
METs. Bekerja cukup keras untuk meningkatan denyut jantung dan
berkeringat, namun masih bisa bercakap-cakap. Contoh: jalan 4,8
km/jam (4,5 METs) badminton-santai (4,5 METs), bersepeda- lahan
datar dan pelan 16,1-19,3 km/jam (6,0 METs), dan saslow (3,0
METs), renang santai (6,0 METs), tenis double (5,9 METs).
c. Aktivitas fisik berat (vigorously intensity physical activity): >6 METs.
Contoh: Jalan cepat (setengah jam) 7,2 km/jam (6,3 METs), Jogging
8,1 km/jam (8,0 METs), lari 11,3 km/jam (11,5 METs), basket-game
(8,0 METs), sepak bola kompetisi (10,0 METs), Tenis-tunggal (8,0
METs). 1 METs adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk aktivitas
duduk diam dan seimbang dengan konsumsi kalori sebesar 1
kkal/kg/jam.
3. Medikamentosa. Orlistat (Xenical) dan Sibutramine (Meridia) adalah obat
yang digunakan sebagai terapi untuk obesitas. Obat-obat ini bersifat
ananoreksia yang sifatnya menekan nafsu makan dan bekerja pada satu
atau lebih neurotransmitter yang berperan mengatur hal ini. Secara spesifik
kerja obat ini adalah meningkatkan sekresi neurotransmitter yaitu
dopamin, norepinefrin, serotonin, dan menghambat ambilan atau
kombinasi dari mekanisme neurotransmitter ini. Dalam jangka waktu yang
lama, penggunaan orlistat akan menurunkan berat badan sekitar 2.9 kg,
sibutramine 4.2 kg dan rimonabant 4.7 kg. Orlistat dan rimonabant juga
mengurangi insidensi diabetes karena efek penurunan kolesterol.
Metformin, obat diabetes, dapat memberikan efek penurunan berat badan
yang ringan dan juga menurunkan resiko kardiovaskular.8

4. Pembedahan. Pembedahan bariatrik adalah intervensi lain yang digunakan


dalam terapi obesitas. Pembedahan ini digunakan hanya pada kasus pasien
dengan obesitas berat / severe (BMI > 40) yang gagal dalam terapi diet,
latihan ataupun obat. Pembedahan dengan mengurangi volume dari gaster,
atau pemendekan usus (gastric bypass) sehingga terjadi penurunan
absorpsi dari makanan. Pembedahan untuk kasus seperti ini berhubungan
dengan efektifitas dari penurunan berat badan jangka panjang dan
penurunan resiko kematian. Yang terlihat jelas adalah resiko
kardiovaskular, diabetes mellitus dan kanker menurun signifikan.8

5. Terapi kebiasaan.Terapi ini termasuk dengan mengubah pola makan


(makan dengan porsi kecil namun sering), mengurangi konsumsi lemak
dan kalori, meningkatkan aktivitas fisik dan bergabung dengan kelompok
yang bertujuan sama dalam mendukung satu sama lain dan diskusi hal-hal
yang dapat membantu mereka mencapai target penurunan berat badan. 8

Daftar Pustaka

1. Lumbantobing, S.M., 2006 ; Neurologi klinis ; FKUI, Jakarta, hal 88-90


2. Mardjono & Sidharta. 2010; Neurologi Klinik Dasar, cetakan ke 15; Dian
Rakyat, Jakarta.
3. Obesity and Anesthesia, Yes There is a Connection. [cite 2010 June 10]
Available from : www.health.am/ab/more/obesity-and-anesthesia-yes-
there-is-a-connection.
4. Understanding Cholelithiasis. [cite 2010 June 10] Available from :
http://win.nidkk.nih.gov/publications/understanding.htm.
5. What is obesity?.[cite 2010 June 10] Available from :
www.webmd.com/diet/what-is-obesity.
6. Body Mass Index. [cite 2010 June 10] Available from:
www.cdc.gov/nccdphp/dnpa/healthyweight/assesing/bmi/adult_BMI/about
_adult_BMI.html.
7. Obesity and Consequences.[cite 2010 June 10] Available from :
www.cdc.gov/nccdphp/dnpa/obesity/consequences.html
8. Obesity. [cite 2010 June 10] Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/obesity.
9. Buku: Staf pengajar ilmu kesehatan anak FK-UI 1985. Ilmu Kesehatan
Anak.Jakarta:UI

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO


1. SUBYEKTIF
Pasien, wanita, 53 tahun datang dengan keluhan nyeri di bagian punggung.
Nyeri dirasakan sejak lima hari yang lalu. Nyeri dirasakan seperti ditekan,
semakin berat bila beraktivitas, membaik dengan istirahat, kadang kaku bila
digerakkan.. Keluhan nyeri menjalar (-), kesemutan (-), merah pada
persendian (-), bengkak (-), keterbatasan gerak (-), riwayat jatuh (-), riwayat
dipijat (-).
2. OBJEKTIF
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Composmentis
 Tanda – Tanda Vital
 TD : 130/80 mmHg
 Nadi : 80x/menit
 Nafas : 16x/menit
 Suhu : 36,7 ◦C (Afebris)
 TB : 155 cm
 BB : 75 kg
 BBI = 90% x (155 – 100)
= 0,9 x 55 = 49,5 kg
IMT = 75 kg/1.55 m2 = 31,21kg/m2 (Obesitas)

 Pemeriksaan Fisik
Status Generalis: dalam batas normal
Status Lokalis : Ekstremitas
Superior Inferior
Edema - / - - / -
Sianosis - / - - / -
Akral dingin - / - - / -
CPR <2” <2” <2” <2”
Laseque (-/-) Bragard (-/-) Patrick (-/-)
Kontralateral laseque (-/-) Sicard (-/-) Kontrapatrick (-/-)
Nyeri ketok CVA (-/-)
 Pemeriksaan Laboratorium :
 Kolesterol total = 198 mg/dl (normal)
 Asam urat = 4.9 mg/dl (normal)
 Glukosa puasa = 100 mg/dl (normal)

3. ASSESSMENT
Low back pain dengan Obesitas
4. PLAN
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
telah dilakukan, maka diagnosis pasien adalah Low back pain dengan Obesitas
Pengobatan
a. Farmakologi :
− Pemberian NSAID : Piroxicam 2 x 1 P.O

b. Non farmakologi : Diet dan Perubahan Perilaku Obesitas


Tujuan Diet
Jangka pendek : Mengubah perilaku klien mengenai pola makan
seimbang
Mengenalkan jenis makanan, teknik olahan dan masakan
yang beragam
Membiasakan klien untuk berolahraga
Jangka panjang : Menurunkan berat badan menjadi berat badan ideal
secara bertahap agar mencapai IMT normal
Jenis Diet : Diet Rendah Energi, Rendah Garam

Prinsip Diet : rendah energi, protein sedikit lebih tinggi, lemak sedang,
karbohidrat sedikit lebih rendah, vitamin dan mineral
cukup sesuai kebutuhan, serat tinggi cairan cukup
Syarat Diet Energi diberikan rendah, sebesar 1679,55 kkal untuk
menurunkan berat badan. Pengurangan dilakukan
secara bertahap untuk mempertimbangkan kebiasaan
Monitoring dan evaluasi
1. Memonitor asupan
makan makanan
dari segi pasien
kualitasapakah sudah
maupun sesuai dengan
kuantitas.Protein
kebutuhan atau tidak cukup, untuk memberi rasa kenyang dan
diberikan
2. Memonitor penurunan
sumbanganberat
energibadan
untukklien sebayakaktivitas.
menunjang 0,5-1 kg/minggu
Lemak
apakah sudahdiberikan
berjalan dengan
sedangbaik ataupelarut
untuk tidak vitamin larut lemak
3. Memonitor asupan energi yang
dan mengontrol dikurangi
kolesterol sebanyak
dalam darah. 500-1000 kkal
Karbohidrat
apakah sudahdiberikan
bisa diterima ataulebih
sedikit tidakrendah, sebesar gram sebagai
4. Memonitor jenis makanan
sumber yang beraktivitas.
energi untuk diberikan apakah
Vitaminsesuai dengan
dan mineral
anjuran atau tidak
diberikan cukup untuk menunjang proses metabolisme
tubuh. Serat diberikan tinggi untuk memelihara sistem
5. Memonitor aktivitas fisik klien seperti membiasakan berolahraga 30
menit sehari minimal 3 kali seminggu

Pendidikan
Dijelaskan kepada pasien tentang penyakit low back pain, obesitas,
kemungkinan penyebab, cara konsumsi obat yang tepat, makanan yang harus
dihindari, dan olahraga secukupnya.
Magelang, 12 September 2017

Dokter Internsip Dokter Pendamping

dr. Ginarsih Hutami dr. Riyono


NIP. 197110132010011001

Anda mungkin juga menyukai