Anda di halaman 1dari 5

LSU (Leaf Sampling Unit) atau KCD (Kesatuan Contoh Daun) yaitu kegiatan pengambilan

contoh daun untuk mendiagnosa nilai nutrisi yang ada pada tanaman kelapa sawit,dan untuk
mengetahui jenis dan dosis pupuk yang tepat.

A. Penentuan lokasi sampel


Penggabungan antara beberapa blok yang seragam,dan luasnya ± 25-50 ha yang dikelompokkan
berdasarkan :
 Tahun tanam  Bentuk lahan / topografi
 Jenis tanah  Batas alam (sungai,rawa)
 Jenis bibit  Kultur tanam (pola tanam)

B. Penentuan pohon contoh


Tanaman yang tidak boleh dijadikan pohon sampel
 Tanaman sakit (ganoderma)  Dekat areal kosong
 Tanaman kerdil  Pinggir jalan & parit
 Tanaman sisipan
Metode penentuan pohon contoh dapat dilakukan sesuai keadaan dilapangan,
 10 x10 atau 10x20  Random (acak)
 Terpusat  Diagonal (zig zag)

Pada pokok contoh yang ditetapkan, ditentukan daun contoh yang akan diambil. Daun contoh yang akan
diambil adalah daun no 17 (TM) untuk tanaman menghasilkan dan daun no 9 (TBM) untuk tanaman
belum menghasilkan. Untuk tanah gambut, yang mana tanah ini belum terdekompisisi dengan
sempurna maka dilakukan juga pengambilan sampel daun no 3 untuk menganalisa kekurangan unsur
hara mikro pada tanaman kelapa sawit dan berlaku untuk tanaman menghasilkan maupun tanaman
belum menghasilkan, jadi dalam 1 pohon diambil 2 sampel yaitu daun no 3 dan no 17 untuk tanaman
menghasilkan serta daun no 3 dan daun no 9 untuk tanaman belum menghasilkan. Daun ke-3
berada diantara daun ke-1 dan daun ke-6 sesuai dengan spiral dari tanaman kelapa sawit. Daun kelapa
sawit memiliki rumus daun 1/8, lingkaran atau spiralnya ada yang berputar ke kiri (Left Handed) dan
kekanan tetapi kebanyakan putar ke kanan (Right Handed) . Pengenalan ini penting diketahui agar kita
dapat mengetahui letak daun ke-3, ke-9, dan ke-17. Daun yang ke-9 berada pada sumbu yang sama
dengan daun no.1 agak ke kanan pada spiral pelepah kiri dan agak ke kiri pada spiral kanan. Daun no.
1 adalah daun yang paling muda dan telah terbuka sempurna.
C. Penomoran pohon contoh
No LSU : 123 LSU 123
No pohon : 001 001
Baris : 010 020

D. Penentuan Pelepah Ke-17


E. Cara pengambilan contoh daun
 Temukan nomor daun yang akan diambil.
 Potong pelepahnya ( bila masih dapat dijangkau pelepah tidak perlu dipotong cukup dikait saja).
 Ambil 4 anak daun dari titik ujung yang datar pada posisi tengah pelepah yang biasanya ditandai
dengan adanya duri (ekor kadal), jumlah anak daun yang diambil pada posisi tersebut adalah 2 kiri
dan 2 kanan.
 Buang atau potong 1/3 bagian pangkal dan ujung anak daun, dan yang dipakai adalah 1/3 bagian
tengah ± 20 cm.
 Kemudian dibelah dengan membuang lidinya dan posisi helai anak daun di kiri diletakkan di kiri dan
yang kanan di kanan sehingga dari masing-masing LSU akan diperoleh 2 kumpulan contoh daun
yang sama jumlah dan pembagiannya.
 Masukkan kedalam kantong atau amplop yang telah disediakan dan diberi kode (nomor daun, tahun
tanam, nomor blok, serta tanggal pengambilan contoh daun).
 Lakukan kembali seperti tahap awal pada pohon contoh selanjutnya hingga seluruh pohon contoh.
Jumlah anak daun yang terkumpul sekitar 160 lembar dari 40 pohon contoh.
 Selain pengambilan pohon contoh kita juga harus mengamati keadaan tanaman dan lahan sebagai
data tambahan tentang kondisi tanaman maupun lahan.
F. Waktu pengambilan sampel
 Dilakukan pada akhir musim hujan.
 Dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-11.00
 Jika terjadi hujan pengambilan contoh daun segera dihentikan.
 Jarak atau waktu pengambilan dilakukan minimal 2 bulan sebelum atau sesudah pemupukan.

G. Penanganan sampel daun setelah diambil


 Anak daun yang sudah terkumpul dalam 1 LSU dilanjutkan pembersihan dengan kapas dan aquadest.
 Kemudian dimasukkan kedalam amplop dengan diberi kode ( nama kebun, nomor daun, tahun tanam,
tanggal pengambilan, nomor blok ).
 Pengeringan pada suhu 70-80o C
 Waktu dapat berkisar 12-24 jam
 Daun yang sudah dikeringkan dimasukkan ke dalam kantong sambil menunggu semua contoh daun
siap dikeringkan.
 Siap semua contoh daun dikeringkan akan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisa.

H. Parameter yang dianalisa laboratorium


 Parameter Kimia Jaringan Tanaman Lahan Gambut
Daun : N, P, K, Mg, Ca, B, Cu, Zn
Rachis : P, K, Mg
 Parameter Kimia Jaringan Tanaman Lahan Mineral
Daun : N, P, K, Mg, Ca, B
Rachis : P, K, Mg
Menurut Von Uexkull (1991), kriteria kandungan unsur hara dapat dirincikan sebagai berikut :

Tabel 1.Hasil analisis daun batas kritis konsentrasi nutrisi makro pada tanaman kelapa sawit.
Persentase (%)
Umur Tanaman Batas
N P K Mg
Kekurangan < 2.50 < 0.15 < 1.00 < 0.20
Tanaman Muda (dibawah 6 Thn) Optimal 2.0-2.90 0.1-0.19 1.10-1.30 0.30-0.45
Kelebihan > 3.20 > 0.25 > 1.80 > 0.70
Kekurangan < 2.30 < 0.14 < 1.80 < 0.20
Tanaman Tua (diatas 6 Thn) Optimal 2.40-2.80 0.15-0.18 0.90-1.20 0.25-0.40
Kelebihan > 3.00 > 0.60 > 1.60 > 0.70

Tabel 2.Hasil analisis daun batas kritis konsentrasi nutrisi makro pada tanaman kelapa sawit.
Persentase (%) ppm
Umur Tanaman Batas
Ca S Cl B Cu
Kekurangan < 0.30 < 0.20 < 0.25 <8 <3
< 6 Tahun Optimal 0.50-0.70 0.25-0.40 0.50-0.70 15-25 15-20
Kelebihan > 1.00 >0.60 > 1.00 > 35 > 15
Kekurangan < 0.25 < 0.20 < 0.25 <8 <3
> 6 Tahun Optimal 0.50-0.70 0.25-0.35 0.50-0.70 15-25 5-8,5
Kelebihan > 1.00 >0.60 > 1.00 > 40 > 15

Anda mungkin juga menyukai