Anda di halaman 1dari 7

Analisa Proses Interaksi Pasien Halusinasi

Nama Pasien : Ny. B


Fase/pertemuan : Fase Orientasi – Fase Terminasi
Desk. Kondisi Pasien : Ny. B berusia 40 tahun beralamat di Purworejo. Klien dibawa
oleh keluarga ke RSJ X. Klien sering mendengar suara-suara
aneh yang mengganggu tidur dan ketenangan dirinya. Saat ini,
klien sudah mulai kooperatif dengan petugas medis.

Lingkungan : Lingkungan bangsal tempat tinggal klien cukup kondusif,


namun halusinasi pendengaran masih sering terjadi pada Ny. B
meskipun mulai berkurang karena telah dilakukan tindakan
keperawatan SP 1 Menghardik Halusinasi dan SP 2 Menjelaskan
Obat.

Diagnosis : (medis) Skizofrenia


Tindakan Keperawatan : Strategi Pelaksanaan 3 Halusinasi : Bercakap-cakap
Tujuan : Mengontrol halusinasi dan mengubah focus perhatian klien
terhadap halusinasi, agar tercipta distraksi focus pasien pada
halusinasinya.

Verbal / Non-Verbal Verbal/Non-Verbal Analisi Perawat Komentar


Supervisor
(Perawat) (Pasien) (Justifikasi dan Rasional
“Assalamualaykum, “Iya wa’alaykumussalam. Saya memulai interaksi
Ibu. Bagaimana Saya baik” menanyakan kabar kepada
kabarnya hari ini?” (Menatap saya dengan pasien untuk membuat first
(Tersenyum ramah) pandangan curiga, dan impression yang baik dan
melirik-lirik ke sebelah membuat pasien merasa
kanan & kirinya) nyaman.
“Alhamdulilla, Ibu. “Iya.. saya B. Panggil itu Saya mengajak pasien
Perkenalan dulu, yuk. saja” berkenalan agar pasien bisa
Saya perawat Bertha. (Kadang tidak focus dan nyaman berbincang-
Saya suka dipanggil menunduk ke bawah bincang dengan saya,
Bertha. Saya sambil sesekali menutup dengan orang yang sudah
menggantikan Ners A telinga) dia kenal.
yang sering dating
kesini. Saya boleh tahu
nama Ibu siapa?
(Menatap kearah pasien
dan bersikap ramah)
“Baik, ibu B. Saya “Iya, boleh suster” Saya mengajar pasien
kesini mau mengajak (Mengangguk dan mengobrol dan sembari
ibu untuk ngobrol, ibu melihat kearah saya) tetap tersenyum untuk
bisa menceritakan menunjukkan sikap ramah
kepada saya apa yang saya agr pasien nyaman
masih ibu dengarkan, dan mau bercerita tentang
yang menganggu ibu. apa yang masih
Boleh, Ibu ? didengarnya.
(Melihat kepada pasien
sambil tersenyum)
“Baiklah, kira-kira ibu “Kalau 15 menit saja ya, Saya menawarkan waktu
ingin mengobrol berapa Suster. Saya sudah dan tempat agar bisa
lama dan mau dimana, merasa nyaman disini, menstimulus pasien terkait
Bu ?” Suster, tapi tolong apa yang nyaman baginya
(Tersenyum ke arah jendelanya dibuka, saya dan bisa meningkatkan
pasien dan mau angin segar” lingkungan terapeutik
menawarkan) (Menunjuk ke jendela dan
tersenyum pada saya)
“Tentu saja boleh, Ibu “Masih. Saya masih seing Saya bertanya tentang
(saya membuka mendengar suara itu suara yang pasien dengar
jendela). Nah kalau sekali-kali, saya kadang untuk memvalidasi apakah
begitu, Ibu, bisa kita takut kalau lagi duduk pasien masih mengalami
mulai ya. Ibu B, sendirian, Suster. Kalau halusinasi pendengaran
bagaimana keadannya, saya lagi menonton TV,
apakah masih tiba-tiba ada suara itu”
mendengar suara-suara (fokus bercerita kepada
yang sering menganggu saya)
Ibu itu ?”
(Meningkatkan kontak
mata ke arah pasien)
“Jadi, Ibu masih “Saya masih ingat, kalau Saya sedang
mendengarnya. Nah, ada suara-suara itu saya memklarifikasi apakah
kemarin sudah Ners X bilang Pergii kamu, kamu pasien masih ingat tentang
ajarkan tentang itu palsu, saya tidak SP 1 menghardik
menghardik halusinasi dengar, itu tidak nyata. halusinasi dan SP 2
dan meminum obat, Kalau minum obat saya meminum obat untuk
apakah Ibu rutin dan teratur, suster. Setiap mengetahui seberapa rutin
masih ingat melakukan habis makan pagi, siang, pasien melakukan strategi
hal tersebut ?” dan malam saya minum pelaksanaan itu.
(Tersenyum) obat.
(Pasien focus dan
bersemangat bercerita
kepada saya)
“Bagus sekali, Ibu “Kenapa saya harus Saya mengajak pasien
dilakukan latihannya. mengajak mereka suster, untuk menggunakan SP 3
Nah, Ibu, saya hari ini saya Cuma tutup telinga Halusinasi : Bercakap-
mau mengajarkan cara saja biasanya” cakap untuk meningkatkan
ketiga kepada ibu. Cara (Menatap balik kepada control halusinasinya,
ini supaya ibu bisa saya) sebab pasien sudah bagus
mengontrol halusinasi di SP 1 dan SP 2 halusinasi
Ibu dengan bercakap- saat dievaluasi.
cakap. Jika ibu
mendengar suara-suara
itu, ibu bisa mengajak
orang lain bercakap.
Bisa perawat disini, atau
mengajak teman ibu
yang dirawat disini
untuk mengobrol”
(Menatap kearah
pasien)
“Nah, dengan cara “Wah jadi begitu, suster” Saya mengajarkan kepada
menutup telinga itu (mengangguk-angguk) pasien cara untuk
bisa, ibu juga bisa menghindari focus
bercakap-cakap atau perhatian halusinasi
ngobrol dengan orang dengan cara bercakap
lain saat suara itu dengan orang lain
muncul. Dengan begitu
itu akan mengalihkan
focus perhatian ibu dari
halusinasi itu”
(Tersenyum dan
menatap kearah pasien)
“Iya, Bu. Bagaimana “Kalau misal saya Saya bertanya lagi pada
apakah ibu mengerti mendengar suara-suara pasien untuk
yang saya ajarkan tadi?” yang menganggu, saya mengklarifikasi apakah
(Menatap pada pasien) akan mengajak perawat pasien mengerti dengan
disini untuk mengobrol cara yang saya ajarkan.
dengan saya suster”
(Menatap balik kepada
saya dan mengangguk-
anggukkan kepala)
“Benar sekali, Ibu. “Saya merasa lebih Saya menanyakan
Alhamdulilla ibu senang dan saya bagaimana perasaan pasien
mengerti dengan yang bersemangat, Suster setelah saya ajarkan agar
saya ajarkan. Nah untuk melawan suara itu. saya tahu apakah pasien
bagaimana perasaannya Saya tidak sabar mau senang dan antusias untuk
setelah saya ajarkan mengobrol saja dengan melakukan cara yang saya
cara ini, Bu?” teman disini kalau suara ajarkan.
(Tersenyum ramah itu muncul”
kepada pasien) (Bersemangat sekali
bercerita dengan saya)
“Alhamdulilla, Ibu. “Saya mau 4 kali sehari, Saya menanyakan hal ini
Nah, kalau begitu, ibu Suster. Setelah saya agar saya tahu apakah
kan sudah ada jadwal makan pagi dan santai, pasien berminat untuk
kegiatan sehari-hari. kemudia jam 12 setelah melakukan latihan
Apakah ibu mau saya makan siang, jam 4 bercakap-cakap dan bisa
memasukkan latihan sore, dan jam 8 malam saya evaluasi hasil kegiatan
bercakap ini di kegiatan sebelum saya tidur” ini nantinya.
ibu? Jika ibu mau, ingin (Fokus menatap saya)
berapa kali dalam sehari
dan kapan saja
waktunya, Bu?”
(Menatap ramah kepada
pasien)
“Baiklah,kalau begitu, “Boleh, suster. Besok kita Saya membuat rencana
Bu. Nah, ibu besok saya ngobrol lagi di taman saja pertemuan kembali dengan
akan mengajarkan satu suster, setelah saya pasien untuk mengajarkan
lagi cara mengontrol makan pagi. Sekitar jam SP 4 Halusinasi : Aktivitas
suara-suara itu. Apakah 9.” dan untuk mengevaluasi SP
besok kita bisa (bersikap ramah dan 3 Halusinasi : bercakap-
mengobrol seperti ini tersenyum balik kepada cakap
lagi, Bu? Ibu ingin jam saya)
berapa dan dimana, jika
ibu mau ketemu saya
lagi ?”
(Tersenyum kearah
pasien)
“Baiklah, kalau begitu “Iya, suster..saya senang Saya mengingatkan
besok kita bertemu lagi ngobrol dengan suster” kembali kepada pasien
jam 9 di taman ya, Bu. (Tersenyum balik kepada untuk rencana bertemu
Nah karena kita hanya saya) keesokan hari dan
mengobrol 10 menit, memberikan reinforcement
waktunya hampir habis. positif kepada pasien agar
Kita cukupkan dulu pasien merasa dihargai dan
pertemuan hari ini. Tadi diapresiasi.
ibu bagus sekali
kerjasama dengan saya
dan bisa memahami apa
yang saya ajarkan.
(Tersenyum)

“Saya kembali ke “Baiklah, Suster. Saya mengakhiri


ruangan saya dulu, ya. Waalaikumussalam” pertemuan dengan
Ibu, sampai bertemu (Tersenyum kepada saya) mendoakan pasien, agar
besok. Saya doakan ibu pasien merasa nyaman
lekas sembuh ya, tidak dengan saya, merasa akrab,
mendengar suara-suara disupport, dan terciptanya
itu lagi. Syafakillah, hubungan yang terapeutik
Ibu. Saya permisi, ya. antara saya dengan pasien
Assalamualaikum. saya tersebut.
(tersenyum dan
menepuk pundak pasien
dengan pelan)

KESAN PERAWAT :
Perawat menganalisis bahwa dalam pertemuan tersebut perawat berhasil mencapai
hubungan saling percaya dengan klien. Hal ini ditandai dengan klien sudah mau bercerita
tentang apa yang dirasakannya dan bersedia belajar cara penyelesaian masalah. Hasil interaksi
menunjukkan kemampuan klien menerima dan mempraktikkan cara yang diajarkan, Interaksi
perlu ditingkatkan untuk membantu klien mengoptimalkan kemampuan sosialisasi (verbal dan
non verbal) yang telah dimiliki baik kognitif, psikomotor, afektif.

Anda mungkin juga menyukai