Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Nama : Laila Fahira Tanggal : 16 April 2019

NIM : 05071181823008 Asisten : 1. Chandra Wijaya

Kelas : Agroekoteknologi Indralaya 2. Ayomi Dyah N

Judul : Pembuatan Ombrometer 3. Pemi Yurdilah

A. PENGERTIAN
Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Namun,
permasalahan yang baru-baru ini terjadi adalah produksi yang tidak seimbang seiring
dengan bertambahnya jumlah dan kebutuhan penduduk, yang merupakan salah satu
penyebab kelangkaan komoditi kedelai. Untuk memenuhi kebutuhan kedelai maka
perlu adanya peningkatan dalam produktivitas yaitu dengan cara menerapkan
teknologi pembudidayaan yang lebih baik, ataupun dengan cara perluasaan areal
tanaman. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman
kedelai adalah kebutuhan air tanaman. Oleh karena itu, kebutuhan air tanaman
kedelai perlu diketahui agar pemberian air menjadi lebih efektif dan efisien serta
memberikan hasil panen yang lebih baik (Yuliawati, 2014).
Ombrometer adalah alat pengukur curah hujan yang umumnya dinamakan penakar
hujan. Alat ini dipasang di tempat terbuka, sehingga air hujan akan diterima langsung
oleh alat ini. Satuan yang digunakan adalah milimeter (mm) dan ketelitian
pembacaannya sampai dengan 0.1 mm. Pembacaan dilakukan sekali sehari pada
pukul 07.00 pagi hari. Alat ukur curah hujan ini terdapat juga versi manual.
Ombrometer ditemukan pertama kali oleh Menlo Park. Nama Menlo Park adalah
julukan nama Thomas Alva Edison (lahir 11 Februari 1847 – meninggal 18 Oktober
1931 pada umur 84 tahun) adalah penemu dan pengusaha yang mengembangkan
banyak peralatan penting. Si penyihir Menlo Park ini merupakan salah seorang
penemu pertama ombrometer dan ia yang menerapkan prinsip produksi massal pada
proses penemuan. Pengukur hujan (ombrometer) dalam standar Jumlah air hujan
diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai
kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih
0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan
penyingkatan dari liter per meter persegi (Yuliawati, 2014).
Pengukuran curah hujan yang terjadi di lokasi penelitian diukur menggunakan
ombrometer. Ombrometer yang digunakan dibuat secara sederhana dengan
menggunakan corong untuk menangkap hujan dan pipa untuk menampung air hujan
dan ditambahkan kran untuk membuka dan menutup air. Corong yang digunakan
memiliki diameter 25 cm, tinggi pipa 75 cm, dan diameter pipa sebesar 4 inch
(Okvidiantoro, 2016).
Pengukuran mulai dilakukan setelah 2 minggu pembuatan plot percobaan. Pembatas
petak ukur dilakukan dengan batu bata yang disemen dengan ukuran 20 cm ke dalam
tanah dan 10 cm ke bagian atas. Drum penampung aliran permukaan dipasang pada
bagian terendah, untuk mengukur curah hujan yang terjadi, penakaran hujan
sederhana (ombrometer) ditempatkan pada lahan terbuka di daerah penelitian.
Pengukuran volume aliran permukaan dilakukan pada setiap kejadian hujan dengan
cara mengukur tinggi air yang ada pada drum penampung utama di tambahkan
dengan air yang ada pada drum penampung luapan. Selanjutnya drum penampung
dibersihkan untuk pencatatan berikutnya (Rusli, 2012).

B. ALAT DAN BAHAN


Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum "Pembuatan Ombrometer" ini adalah
sebagai berikut 1) Cutter, 2) Parang.

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum "Pembuatan Ombrometer" adalah


sebagai berikut 1) Botol air mineral 1,5 liter, 2) Corong, 3) Kaleng biskuit berbentuk persegi,
4) Pipa Paralon ukuran 10 inch panjang 2 meter, 5) 2 meter selang.

C. CARA PEMBUATAN
Adapun cara pembuatan alat ombrometer adalah sebagai berikut
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Lubangi bagian bawah kaleng sesuai dengan ukuran pipa paralon.
3) Kemudian, lubangi bagian bawah pipa paralon sesuai ukuran selang.
4) Masukkan corong ke bagian atas kaleng serta bagian bawah kaleng digabungkan
dengan pipa paralon kemudian di dalam pipa dimasukkan pipa yang akan tersambung
dari ujung corong menuju ke botol.
5) Lakukan penggalian lubang pada tanah yang akan dijadikan tempat tegaknya
ombrometer dan juga gali lubang disebelahnya supaya ¾ bagian botol bisa masuk ke
dalam tanah.
6) Setiap terjadi hujan air akan masuk corong kemudian disalurkan ke botol yang ¾
bagiannya berada di dalam tanah.
7) Jika curah hujan maksimal maka botol akan terisi penuh, kemudian air akan tumpah
dari botol sehingga membuat tanah di sekitar ombrometer terkena air. Jika masih ada
hujan lagi maka air akan tetap masuk dan memenuhi isi dalam botol.

D. FUNGSI
Adapun fungsi dari alat ombrometer ini adalah dengan banyaknya air di dalam botol
menunjukkan jumlah curah hujan yang turun serta untuk mengetahui intensitas hujan
dalam jangka waktu tertentu.

E. LAMPIRAN

F. REFERENSI
Yuliawati, Tia. 2014. Penugasan Kebutuhan Air Tanaman dan Nilai Koefisien
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merril) Varietas Tanggamus dengan Metode
Lysimeter. Jurnal Teknik Pertanian Lampung. 3(3), 233-238.
Rusli, Abdul Rahman. 2012. Aliran Permukaan dan Erosi pada Penutupan Tanaman
Jati Unggul Nusantara (JUN) di Kebun Percobaan UNB, Cogreg. Jurnal Sains Natural
Universitas Nura Bangsa. 2(2), 169-178.
Okvidiantoro, Kiki Dwi. 2016. Aplikasi Irigasi Portabel Sprinkler pada Tanaman Pakcoy
(Brassica juncea L.) di Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan.
Jurnal Teknotan. 10(1), 30-36.

Anda mungkin juga menyukai