I. TUJUAN
ANGKA 1 SEJAJAR SAMA TUJUAN DAN PAKAI NUMBERING
1. Memperoleh pemakaian alat refraktometer yang dikombinasikan
dengan kolorimetristandar seri.
2. Menerapkan pengukuran dua besaran fisika non selektif dalam
analisis campuran tiga komponen.
3. Menggunakan sistem diagram untuk menentukan komposisi
campuran tiga komponen.
dan alkohol. Tetapi jika keduanya tidak dapat bercampur maka akan
membentuk lebih dari satu fasa, contohnya air dan minyak akan
membentuk dua fasa.
a. Campuran zat padat, sama dengan campuran cairan, dapat
membentuk satu fasa atau lebih. Zat-zat padat yang membentuk
larutan akan menjadi satu fasa, dan satu struktur kristal juga
merupakan satu fasa. Suatu zat yang berbeda sturktur kristalnya
berfasa sesuai jumlah struktur tersebut.
b. Jumlah komponen dalam sistem yang mengandung kesetimbangan
kimia tidak selalu sesuai dengan jumlah zat yang ada dalam
kesetimbangan itu. Jumlah komponen adalah jumlah zat minimum
yang diperlukan untuk menyatakan semua komposisi zat dalam
semua fasa sistem. Misalnya kesetimbangan gasa yng dibuat dari
penguraian NH3.
2 NH3(g) ↔ 3 H2(g) + N2(g)
Mempunyai tiga macam senyawa dan satu fasa. Sistem ini disebut
satu komponen, karena untuk mengetahui komposisi H2 dan N2
dapat dihitung dari nilai konstanta kesetimbangannya
Untuk kesetimbangan padat-gas yang dibuat dari penguraian
CaCO3,
CaCO3 (s) ↔ CaO (s) + CO2 (g)
Mempunyai tiga, yaitu satu fasa gasa dan dua fasa padat. [1]
2.2 Refraktometer
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernes Abbe seorang ilmuan dari
german pada permulaan abad 20. Refraktometer Abbe merupakan alat
mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan
indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0%95%.[2]
Prinsip kerja dari alat refraktometer ini berdasarkan hukum snellius
yang dituliskan dalam persaman
sin 𝑖 𝑛2
= → n1 sin i =n2 sin r
sin 𝑟 𝑛1
Keterangan :
r = reliabelitas intrumen
𝑋1 = data indeks bias alat refraktometer
𝑋2 = data indeks bias alat kaca planparalel
𝑛 = jumlah kaca
𝑡 = harga t hitung
̅̅̅
X1 = indeks bias kaca rata-rata alat refraktometer
̅̅̅
X2 = indeks bias rata-rata alat kaca planparalel
s1 = simpangan baku (alat refraktometer)
s2 = simpangan baku (alat kaca planparalel)
kurva kalibrasi sistem tiga komponen ini dalam bentuk diagram segitiga
dan dicantumkan nilai indeksi bias ke 15 titik larutan standar.
Larutan Standar
Indeks Bias
3
5
2
1
Gambar1.2Alat Refraktometer
Keterangan :
1. Sumber cahaya (lampu)
2. Prisma sampel
3. Tombol pengatur kemiringan prisma
4. Lensa okuler
5. Prisma emisi
4.1.1 Perhitungan
Indeks bias sampel merah = 1,4105
ᶯ terdekat = 1,3995
ᶯ terjauh = 1,4325
Indeks bias sampel orange = 1,3725
ᶯ terdekat (n biasa) = 1,3660
ᶯ terjauh = 1,3790
Volume akuades = 25%
Sirup Merah
ᶯ terdekat - ᶯ sampel
% komposisi = x 50%
ᶯ terdekat- ᶯ terjauh
1,3995 - 1,4105
= x 50%
1,3995 - 1,4325
= 16,65%
Komposisi = 50% - 16,65%
= 33,35%
33,35
Komposisi = x 4 mL
100
= 1,334 mL
V teori – V percobaan
% Kesalahan = x 100%
V teori
2 mL-1,334 mL
= x 100%
2 mL
= 33,3%
Sirup Orange
ᶯterdekat - ᶯ sampel
% komposisi = x 50%
ᶯ terdekat- ᶯ terjauh
1,3660 - 1,3725
= x 50%
1,3660 - 1,3790
= 25%
Komposisi = 50% - 25%
= 25%
25
ᶯKomposisi = x 4 mL
100
= 1 mL
V teori – V percobaan
% Kesalahan = x 100%
V teori
2 mL-1 mL
= x 100%
2 mL
= 50%
Akuades (Sirup Merah)
ᶯ terdekat - ᶯ sampel
% komposisi = x 25%
ᶯ terdekat- ᶯ terjauh
1,3995 - 1,4105
= x 25%
1,3995 - 1,4325
= 8,3325%
% komposisi = 25% - 8,3325%
= 16,6675%
16,6675
Volume komposisi = x 4 mL
100
= 0,6667 mL
V teori – V percobaan
% Kesalahan = x 100%
V teori
1 mL - 0,6667 mL
= x 100%
1 mL
= 33,33%
Akuades (Sirup Orange)
ᶯ terdekat - ᶯ sampel
% komposisi = x 25%
ᶯ terdekat- ᶯ terjauh
1,3660 - 1,3725
= x 25%
1,3660 - 1,3790
= 12,5%
% komposisi = 25% - 12,5%
= 12,5%
12,5
Volume komposisi = x 4 mL
100
= 0,5 mL
V teori – V percobaan
% Kesalahan = x 100%
V teori
1 mL - 0,5 mL
= x 100%
1 mL
= 50%
Etilen glikol (Sirup Merah)
ᶯ terdekat - ᶯ sampel
% komposisi = x 25%
ᶯ terdekat- ᶯ terjauh
1,3995 - 1,4105
= x 25%
1,3995 - 1,4325
= 8,3325%
% komposisi = 25% - 8,3325%
= 16,6675%
16,6675
Volume komposisi = x 4 mL
100
= 0,6667 mL
V teori – V percobaan
% Kesalahan = x 100%
V teori
1 mL - 0,6667 mL
= x 100%
1 mL
= 33,33%
Etilen glikol (Sirup Orange)
ᶯ terdekat - ᶯ sampel
% komposisi = x 25%
ᶯ terdekat- ᶯ terjauh
1,3660 - 1,3725
= x 25%
1,3660 - 1,3790
= 12,5%
% komposisi = 25% - 12,5%
= 12,5%
12,5
Volume komposisi = x 4 mL
100
= 0,5 mL
V teori – V percobaan
% Kesalahan = x 100%
V teori
1 mL - 0,5 mL
= x 100%
1 mL
= 50%
% Kesalahan rata-rata sirup merah
(33.33 + 33,33 +33,33) %
=
3
= 33,33 %
% Kesalahan rata-rata sirup orange
(50 + 50 + 50) %
=
3
= 50 %
1,4605
1,4430 1,4325
1,3955 1,3800
1,3985 1,3665
Et-Glikol Akuades
Lar. Sirup
Orange
4.2 PengamatanSetiapLangkahKerja
N Cara Kerja Foto Pengamatan Analisis
kalorimeter
hanya tampak
visual luarnya
saja.
TABEL LANDSCAPE
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini yaitu analisis campuran tiga komponen bertujuan
untuk memperoleh pemakaian alat refraktometer yang dikombinasikan
dengan kolorimetri standar seri yang merupakan pengukuran dua
nesaran non selektif dalam analisis campuran tiga komponen serta
menggunakan sistem diagaram untuk menentukan komposisi campuran
tiga komponen. Tiga komponen yang digunakan pada campuran yaitu
etilen glikol 50%, sirup merah dan akuades untuk larutan standard dan
larutan tugas 1, sedangkan untuk larutan tugas 2 digunakan sirup oren.
Langkah pertama yaitu pembuatan 15 buah deret standar dan
larutan tugas, kemudian dihomogenkan dan diamati warna larutan.Agar
komposisi dari campuran larutan tugas yang didapat hasilnya lebih tepat
selain dengan melihat kesamaan warna larutan juga diukur indeks
biasnya menggunakan refraktometer, sebelum diukur prisma pembias
dibersihkan terlebih dahulu dengan tisu beralkohol agar bersih dari
pengotor sehingga mudah diamati.Pengukuran dengan refraktometer
didasarkan pada prinsip pembiasan cahaya yang masuk melalui prisma
dan larutan serta prisma antisi dengan sudut tertentu.Skala yang diamati
adalah skala pada saat bidang terang dan bidang gelap yang dipisahkan
dengan garis hijau tepat berada ditengah.
Dari percobaan didapatkan hasil indeks bias yang berbeda-beda
untuk setiap larutan, hal ini karena komposisi dari larutan yang berbeda-
beda jika dibandingkan dengan hasil pengamatan pada kolorimetri
standar seri, indeks bias larutan terbesar memiliki tingkatan warna merah
yang paling besar. Hal ini sesuai dengan teori yaitu indeks bias dan warna
merupakan besaran non fisika selektif sehingga saling mempengaruhi.
Untuk larutan tugas 1 dan 2 didapatkan indeks bias yang berbeda
meskipun memiliki komposisi yang sama. Hal ini karena jenis sirup yang
digunakan berbeda, sehingga kekentalannya juga berbeda. Hasil yang
didapat yaitu 1,4150 untuk larutan tugas 1 dan 1,3725 untuk larutan tugas
5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode
percobaan ini adalah kolorimetri dan refraktometri.Larutan sampel yang
digunakan adalah campuran dari akuades, sirup, dan etilen glikol.Nilai
indeks bias larutan sebanding dengan konsentrasi larutan.Persentase
kesalahan rata-rata yang didapatkan larutan tugas 1 dan 2 berturut-turut
adalah 33% dan 50%. Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks bias yaitu
konsentrasi, berat jenis, temperatur dan jenis medium yang dilewati sinar.
1.2. Saran
Untuk percobaan selanjutnya agar didapatkan hasil lebih baik, maka
disarankan untuk :
1. Teliti saat mencampurkan larutan sampel dan mengamati warna
larutan.
2. Teliti saat membaca nilai skala analisatornya.
3. Pastikan prisma bebas dari pengotor.
4. Sebelum praktikum, dipelajari kembali cara pembacaan skala pada
Alat refraktometer.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rahayu Prasetyo, Dody dkk. Jurnal Fisika. Uji Kualitas Minyak
Goreng Berdasarkan Indeks Bias Cahaya Menggunakan AlatRefraktometer
Sederhana. 2014. Vol.4 No. 4
3 Akuades (H2O) O
H H