Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI KESEHATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Sistem Informasi Keperawatan di


Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Disusun oleh: Kelompok 1

Isnan Ma’ripah 220110180200


Gita Amoria Haelena Wibowo 220110180201
Eka Turjanah Alviani 220110180169
Ayu Siti Munigar 220110180157
Devi Nurrahmawati 220110180160
Falaq Aliman 220110180162
Agfa Ramadhany Munggaran 220110180163
Tri Karizma 220110180168
Astri Lufita sari 220110180171
Sahrul Nur Muhamad 220110180197
Muhamad Alishandi 220110180203
Siti Nurfazri Sodiqiah 220110180204
Fajar Aulia Kurniawan 220110180206
Widia Vaulita Ranasabila 220110180212
Muhamad Gustaf Al Fajar 220110180218
Siti Basiroh 220110180219

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji seta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Sistem Informasi dan Organisasi Kesehatan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sistem Informasi Keperawatan
di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Selama penulisan makalah ini
kami menemukan banyak kesulitan dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan
dukungan dari anggota kelompok dan semua pihak, makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa dalam mengerjakan
makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun, demi perbaikan kinerja kami dalam
pembuatan tugas lainnya dimasa yang akan datang. Dengan segala kekurangan
yang ada, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan baik
dalam isi, pengetikan, ejaan, dan lainnya mengingat kami saat ini dalam taraf
belajar.
Akhir kata, besar harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi diri kami sendiri, dan umumnya bagi pembaca sekalian.

Garut, 27 Februari 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian....................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 2
1.5 Metode Penelitian ............................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 4
2.1 Pengertian Sistem Informasi ......................................................................4
2.2 Sejarah Sitem Informasi Kesehatan .........................................................6
2.3 Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Kesehatan ..................................8
2.4 Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan ..........................................9
2.5 Fitur dan Model Sistem Informasi Kesehatan .......................................11
2.6 Organisasi Kesehatan di Dunia ...............................................................16
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 19
3.2 Saran ................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perubahan zaman semakin modern dan situasi dunia yang semakin
berkembang menimbulkan kebutuhan masyarakat akan sesuatu semakin
meningkat. Salah satunya adalah pada bidang sistem informasi yang sangat
dibutuhkan untuk mempermudah mengakses data secara umum, khususnya
adalah untuk mencari tahu mengenai tingkat kesehatan. Keadaan seperti itu
baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat menpengeruhi tingkat
kesehatan masyarakat. Sebagai contohnya yaitu jika sistem informasi
kesehatan pada suatu wilayah baik, maka akan membuat masyarakat tertarik
untuk memeriksakan kesehatannya dan juga sebaliknya. Sistem Informasi
Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan
dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Dengan maraknya perkembangan
teknologi saat ini, diharapkan sistem informasi kesehatan akan lebih efektif dan
efisien sehingga menjadi sistem informasi kesehatan yang tepat guna.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi
diseluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang
menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota. Dalam era seperti saat ini, begitu banyak sektor kehidupan
yang tidak terlepas dari peran serta dan penggunaan teknologi komputer,
terkhusus pada bidang-bidang dan lingkup pekerjaan. Pada saat ini susdah
banyak organisasi kesehatan yang ada serta mengikuti perkembangan zaman,
mereka bahkan ada yang telah membuat sistem informasi yang sangat
memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi. Sebagai mahasiswa

1
kesehatan, seharusnya lebih memahami lagi mengenai sistem informasi
kesehatan agar dapat diapliksikan pada organisasi kesehatannya dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh semua orang. Oleh karena itu, kami membuat
makalah dengan judul “Sistem Informasi dan Organisasi Kesehatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari sistem informasi?
2. Apa pengertian dan sejarah dari sistem informasi kesehatan?
3. Apa saja tujuan dan manfaat dari sistem informasi kesehatan?
4. Apa saja ruang lingkup sistem informasi kesehatan?
5. Apa saja model dan fitur sistem informasi kesehatan?
6. Apa saja organisasi kesehatan yang terdapat di dunia?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai sistem informasi dan organisasi kesehatan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem informasi
2. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah dari sistem informasi kesehatan
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari sistem informasi kesehatan
4. Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan
5. Untuk mengetahui model dan fitur sistem informasi kesehatan
6. Untuk mengetahui organisasi kesehatan yang terdapat di dunia
1.4 Manfaat Penelitian
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai sumber informasi yang menambah wawasan penulis dan
pembaca dalam memahami sistem informasi dan organisasi kesehatan.

2
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
metode studi pustaka dan diskusi antar anggota kelompok.
Metode studi pustaka dilakukan dengan cara mengambil data-data dari
buku, internet, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan permasalahan
yang sedang dibahas dalam makalah ini.
Diskusi kelompok dilakukan dengan mengemukakan pendapat masing-
masing anggota mengenai materi yang sedang dibahas dalam makalah ini.

1.6 Sistematika Penulisan


Makalah ini terdiri dari 3 bab diantaranya: bab I pendahuluan, bab II
pembahasan, bab III penutup, dan daftar pustaka.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi


Sistem merupakan kumpulan komponen yang saling berkaitan satu sama
lain yang menciptakan satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Informasi
merupakan hasil dari data yang telah diproses dan didapatkan dari setiap
komponen sistem tersebut menjadi sesuatu yang mudah dimengerti oleh orang
untuk memberikan pengetahuan terkait fenomena/gejala nyata yang terjadi.
Secara umum, sistem informasi diartikan sebagai suatu sistem yang terdapat di
dalam suatu organisasi yang merupakan gabungan dari orang-orang, fasilitas,
teknologi, media kebijakan-kebijakan dan pengelolaan yang diarahkan untuk
mendapatkan jalur komunikasi penting, menjalankan suatu jenis transaksi
rutin, menyampaikan sinyal pada manajemen dan sebagainya terhadap
kejadian-kejadian eksternal dan internal penting serta mempersiapkan suatu
dasar informasi untuk mengambil suatu hasil atau keputusan.
Adapun pengertian sistem informasi menurut para ahli sebagai berikut :
1. Menurut Mc Leod, Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai
kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan
menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.
2. Menurut Tata Sutabri (2005) Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam
kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
3. Menurut Erwan Arbie (2000), Sistem Informasi adalah sistem di dalam
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial dari
suatu organisasi dan membantu mempermudah penyediaan laporan yang
diperlukan.

4
4. Menurut Tafri D Muhyuzir, Sistem Informasi adalah data yang
dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga
menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan saling
mendukung sehingga menjadi suatu informasi yang berharga bagi yang
menerimanya.
5. Menurut O’Brien (2005), Sistem Informasi adalah suatu kombinasi
terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software
(piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan
komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah
dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
6. Leitch Rosses (2005) mengemukakan bahwa Sistem Informasi adalah suatu
sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
7. Menurut Lani Sidharta (1995: 11), sebuah Sistem Informasi adalah sistem
buatan manusia yang berisi himpunan terintegrasi dari komponen-
komponen manual dan komponen-komponen terkomputerisasi yang
bertujuan untuk mengumpulkan data, memproses data, dan menghasilkan
informasi untuk pemakai.
8. Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis dalam
buku Jogiyanto HM., (1999: 11), Sistem Informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
9. Menurut Gordon B. Davis (1991: 91), Sistem Informasi adalah suatu sistem
yang menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai
dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya.

5
2.2 Sejarah Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
kemunduran sistem informasi kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti
perkembangan sistem kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK ) bahkan mempengaruhi sistem pemerintahan yang berlaku
di suatu negara. Suatu sistem yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan
menghasilkan output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan
salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan
sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan. Sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana
sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan di semua jenjang. Bukan hanya data, namun
juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan
dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan
baik.
Perkembangan sistem informasi Kesehatan di Indonesia diawali dengan
sebuah sistem informasi Rumah sakit yang berbasis komputer (Computer
Based Hospital Information System), pada akhir dekade 80an. Departemen
kesehatan juga mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis komputer
dan dibantu oleh proyek luar negeri dengan bantuan beberapa tenaga ahli dari
Universitas Gadjah Mada (UGM). Akan tetapi perjuanagan diawal ini
mengalami kemerosotan, hal ini dilihat dari segi perencanaan yang tidak
tersusun dengan baik dimana identifikasi faktor penentu keberhasilan masih
sangat tidak lengkap juga tidak menyeluruh.
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3
pembagian masa sebagai berikut: era manual (sebelum 2005), era transisi
(tahun 2005 – 2011), era komputerisasi (mulai 2012). Masing-masing era
sistem informasi kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda sebagai bentuk

6
adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi – TIK).
1. Era Manual (sebelum 2005)
Pada era manual ini dimulai sebelum tahun 2005. Pada era manual Aliran
data terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke
pusat melalui berbagai jalan. Data dan informasi dikelola dan disimpan oleh
masing-masing Unit di Departemen Kesehatan. Bentuk data nya agregat.
Kelemahan nya adalah Sering terjadi duplikasi dalam pengumpulan data
dan Sangat beragamnya bentuk laporan. Kemudian Validitas nya masih
diragukan. Data yang ada sulit diakses. Karena banyaknya duplikasi,
permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit diolah dan
dianalisis. Dan terpenting dalam pengiriman data masih banyak
menggunakan kertas sehingga tidak ramah lingkungan.
2. Era Transisi (2005 – 2011)
Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai 2011 Komunikasi data sudah
mulai terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih
terfragmentasi). Peresebaran data sebagian besar data agregat dan sebagian
kecil data individual. Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian
masih manual. Keamanan dan kerahasiaan data kurang terjamin. Pada masa
transisi ini posisi nya masih setengah setengah karena mulai menggunakan
sistem komputerisasi tapi masih belum meninggalkan sistem manual.
3. Era Komputerisasi (mulai 2012)
Baru pada 2012 era komputerisasi dimulai , pada era ini pemanfaatan data
menjadi satu pintu (terintegrasi). Data yang ada adalah individual
(disagregat). Data dari Unit Pelayanan Kesehatan langgsung diunggah ke
bank data di pusat (e-Helath). Penerapan teknologi m-Health dimana data
dapat langsung diunggah ke bank data. Keamanan dan kerahasiaan data
terjamin (memakai secure login). Lebih cepat, tepat waktu dan efisien yang
pastinya lebih ramah lingkungan.
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi
yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain baik secara nasional

7
maupun internasional dalam rangka kerjasama yang saling mneguntungkan.
SIKNAS bukanlah suatu sistem yang berdiri sendiri, melainkan merupakan
bagian dari sistem kesehatan. Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat
merupakan bagian dari sistem kesehatan nasional, di tingkat provinsi
merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten
atau kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi
kesehatan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi di bangun dari
himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan kabupaten atau
kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi
kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya
bisa diakses bila telah dihubungkan. Jaringan SIKNAS merupakan
infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan
Wide Area Network (WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area
yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer
lainnya. Pengembangan jaringan komputer (SIKNAS) online ditetapkan
melalui keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007.
Dengan Tujuan pengembangan SIKNAS online adalah untuk menjembatani
permasalahan kekurangan data dari kabupaten/kota ke depkes pusat dan
memungkinkan aliran data kesehatan dari kabupaten/kota ke pusdatin
karena dampak adanya kebijakan desentralisasi bidang kesehatan di seluruh
Indonesia.
2.3 Tujuan dan Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
A. Tujuan
• Meningkatkan manajemen dalam pelayanan kesehatan.
• Mengetahui tingkat status kesehatan masyarakat.
• Sebagai dasar dalam mempermudah bukti-bukti bagi sistem kesehatan.
• Sebagai dasar proses mengambil keputusan dalam manajemen kesehatan.

8
• Menjadi subsistem dari SKN (Sistem Kesehatan Nasional) untuk
mempermudah dalam memberikan informasi dalam mengambil
keputusan pada setiap jenjang administratif kesehatan.
• Untuk mempermudah mentransformasi data melalui sistem pencatatan
rutin maupun tidak rutin menjadi informasi.
B. Manfaat
• Mendukung manajemen kesehatan.
• Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
• Mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
• Pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan
bukti (evidence-based decision).
• Mengalokasikan sumber daya secara optimal.
• Membantu peningkatan efektivitas dan efisiensi.
• Membantu penilaian transparansi.
2.4 Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
A. Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information (GIS)
Sistem Informasi Geografis atau Georaphic Information ( GIS ) merupakan
suatu sistem informasi yang berbasis computer, dirancang untuk bekerja
dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Sistem ini mengapture, mengecek, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial
mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan
operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan
kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan.
Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya
yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan
kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.
B. Sistem kewaspadaan Pangan dan Gizi
SKPG merupakan sistem yang tepat digunakan oleh pemerintah daerah
karena SKPG merupakan sistem pengelolaan informasi pangan dan gizi
dalam rangka menetapkan kebijakan program pangan dan gizi. Selain itu,

9
informasi pangan dan gizi dapat dipakai untuk menetapkan kebijakan
dan tindakan segera terutama dalam keadaan krisis pangan dan gizi.
Berdasarkan kenyataan ini analisis kerawanan pangan melalui kajian SKPG
sangat penting artinya bagi upaya pencegahan terjadinya beberapa dampak
negatif dari kerawanan pangan, terutama agar berbagai program dengan
sumberdaya terbatas dapat betul-betul efektif, efisien dan tepat sasaran dalam
menanggulangi masalah kerawanan pangan.
C. Sistem Kesehatan Pada Saat Bencana
Menghasilkan informasi kesehatan adalah sebuah fungsi yang penting dalam
sistem kesehatan, bisa dikatakan bahwa ini merupakan hal yang paling utama
dari sebuah sistem kesehatan saat terjadi bencana. Institusi kesehatan
masyarakat merupakan pelayanan dasar, umumnya berdiri sendiri yang
kehadirannya merupakan pekerjaan beskala nasional; informasi yang
dihasilkan dari sebuah lembaga biasanya menggunakan review program yang
sedang berjalan, walaupun memang berlandaskan kepada sebuah keputusan.
Ini akan diteruskan, dirubah atau tetap dengan menjalankan program yang
ada saat ini. Karena sistem informasi biasanya tidak terpadu, konsekuensinya
adalah data yang telah dihasilkan oleh suatu sistem kesehatan ini jadi non
integrasi, sering tidak lengkap, tidak bisa diagregasi dan tidak sesuai untuk
menaksir sebuah kebutuhan.
Pada saat kondisi terjadinya bencana memang sulit mengumpulkan data,
padahal informasi harus dimiliki, juga harus tepat waktu dan detil khususnya
saat datang pertanyaan yang begitu tajam, seperti “Apa status kesehatan dari
korban yang terkena? Di mana dan siapa saja mereka, apa resiko jangka
panjang dan sekarang yang mereka alami, sumber daya apa yang tersedia dan
apa yang mereka butuhkan, apa yang paling penting? Dan seberapa banyak
itu dibutuhkan?” Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut sistem
informasi kesehatan pada kondisi darurat harusnya bisa harmonis dengan
semua tokoh atau pelaku yang terlibat dalam kegiatan kemanusiaan termasuk
keikutsertaan penduduk setempat yang diyakini dapat meneruskan program
ini saat krisis telah berlalu.

10
D. Sistem pendidikan tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan memegang peranan yang sangat penting, karena tenaga
kesehatan merupakan sumber daya manusia yang amat menentukan terhadap
keberhasilan pelayanan kesehatan. Penyediaan tenaga kesehatan berkaitan
erat dengan pendidikan tenaga kesehatan yang diselenggarakan dengan
berorientasi kepada kecenderungan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu dan teknologi. Untuk itu pendidikan tenaga kesehatan
diarahkan agar mampu menghasilkan dan menyediakan tenaga kesehatan
yang bermutu. Dengan demikian keberadaan institusi pendidikan tenaga
kesehatan menjadi sangat penting sebagai penghasil tenaga kesehatan yang
bermutu dan terampil baik dalam jumlah maupun jenis yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mendukung dan mencapai tujuan pembangunan
nasional. Upaya peningkatan kualitas tenaga kesehatan sebagai sumberdaya
manusia hanya dapat dilakukan oleh institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
yang bermutu. Oleh karena itu, diperlukan pula upaya-upaya peningkatan
kualitas institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang ada secara
berkesinambungan. Dalam rangka perbaikan kualitas di institusi pendidikan
secara internal dapat dilakukan dengan mengadakan berbagai perubahan yang
meliputi mahasiswa, kurikulum, sistem perkuliahan, peningkatan kualitas
dosen dan perbaikan struktur organisasi. Peningkatan kualitas dosen sebagai
pengajar merupakan salah satu alternatif perbaikan mutu secara internal bagi
institusi pendidikan.
E. Sistem informasi kepegawaian
Sistem informasi kepegawaian merupakan sebuah sistem yang bertujuan
untuk mengelola data kepegawaian sebuah kebutuhan akan informasi pada
saat ini semakin meningkat hal ini menuntut kinerja sebuah informasi untuk
cepat dan dapat di dapat di percaya dalam mengelola informasi.
2.5 Fitur dan Model Sistem Informasi Kesehatan
A. Fitur SIK
Sistem informasi yang dipakai dalam sebuah rumah sakit, harus
memberikan kemudahan dalam mengaksesnya dan bisa menyelesaikan

11
masalah terkait pelayanan kepada pasien. Fitur-fitur yang diberikan dalam
aplikasi sistem informasi kesehatan adalah:
1. Modul Invoice Jaminan
Modul invoice jaminan merupakan modul pendukung aplikasi sistem
informasi rumah sakit yang mempunyai fitur sebagai berikut:
a. Perusahaan atau asuransi dan provider per pasien atau dalam tengang
waktu tertentu merupakan invoice gabungan dan otomatis tercatat di
piutang.
b. Dalam pembuatan invoice koreksi dan tidak mengubah invoice asal
dengan menu khusus (gabungan atau per-pasien)
c. Rincian invoice gabungan, cetak kuitansi, dan cetak ulang
2. Modul Kasir
Modul Kasir atau Billing merupakan modul pendukung aplikasi sistem
informasi rumah sakit yang mempunyai fitur sebagai berikut:
a. Satu kali registrasi bisa untuk beberapa invoice dengan jenis
pembayaran yang bisa dipilih
b. 2 pembayar dengan satu invoice ( sebagian cash dan sebagian jaminan)
c. Jaminan dibayar langsung atau cash tetapi tidak menghapus hak diskon
dari penjamin
d. Dengan hak khusus, bisa membatalkan invoice dan backdate invoice
3. Modul Rekam Medis (Medical Record)
Modul rekam medis merupakan modul pendukung aplikasi sistem informasi
rumah sakit yang mempunyai fitur sebagai berikut:
a. Standar IDC-10, ICD-9CM, dan DTD
b. Input tunggal per nomer rekam medis untuk seluruh keperluan laporan
rekam medis
c. Laporan DepKes dan rumah sakit
4. Modul Radiologi
Modul Radiologi merupakan modul pendukung aplikasi sistem informasi
rumah sakit yang mempunyai fitur sebagai berikut:

12
a. Data dari dokter dan petugas radiologi yang memberikan tindakan
kepada pasien akan diinput dan dihitung pembagian jasanya
b. Bahan/film akan terhitung secara otomatis sesuai standar yang diatur
dan bisa diinput kuantitas pemakaiannya
c. Cetak expertise dan Input
5. Modul Farmasi
Modul farmasi merupakan modul pendukung aplikasi sistem informasi
rumah sakit yang mempunyai fitur sebagai berikut:
a. Multi lokasi farmasi
b. Pengisian cadangan atau stok secara otomatis berdasarkan pengaturan
minimum
c. Cadangan opname per rak tanpa menghentikan operasional
d. Pembelian darurat tanpa menunggu lama atau PO terlebih dahulu
6. Modul Laboratorium
Modul Laboratorium merupakan modul pendukung aplikasi sistem
informasi rumah sakit yang mempunyai fitur sebagai berikut:
a. Fleksibel dalam mengisi nilai normal yang berupa rumus yang dapat
diedit
b. Nilai normal yang didapatkan setelah melakukan pemeriksaan dapat
diedit dan tidak memengaruhi nilai normal standar pada rumah sakit
c. Flag rujukan terhadap setiap jenis pemeriksaan
d. Interface untuk diintegrasikan dengan Laboratorium Information
system
7. Modul Jasa Dokter
Modul Jasa Dokter merupakan modul pendukung aplikasi sistem informasi
rumah sakit dan modul unggulan dengan fitur sebagi berikut:
a. Setiap dokter yang bertugas dibuatkan rumus pembagian pendapatan per
jenis tindakan atau jasa ataupun berdasarkan unit seperti RWJ, RWI,
UGD, MCU, ataupun berdasarkan kelas yang dirawat
b. Rumus bisa diedit tanpa merubah program (teknologi parsing)
c. Menghitung pendapatan jasa rujukan atau dokter tim secara otomatis

13
d. Slip jasa dokter yang berbentuk tabel dapat didefinisikan tanpa
mengubah program
e. Pajak dokter yang dihitung, dilengkapi tabel jasa dan tindakan yang
tidak kena pajak
8. Modul Paket Rawat Jalan dan Rawat Inap
Dengan fitur sebagai berikut:
a. Membuat paket untuk rawat jalan dan rawat inap yang didalamnya
terdapat jasa, obat Lab dengan berbagai potongan. Misalnya paket untuk
melahirkan, keterisasi jantung, circumsisi, dan lain lain
b. Tiap pembayaran dengan meregistrasi paket akan divalidisasi dan
otomatis ditambahkan ke tagihan pasien jika terjadi kelebihan jasa atau
obat ataupun jika tidak terdaftar
c. Jika batal melakukan transaksi paket, maka akan diubah menjadi
registrasi biasa dan seluruh transaksi akan otomatis menjadi harga
normal
9. Modul pemasaran
Dengan fitur sebagai berikut:
a. Melakukan manajemen kontrak dengan perusahaan atau asuransi
b. Sistem yang memberikan peringatan jika terdapat kode tindakan, obat,
dan alat kesehatan yang tidak di tanggung oleh perusahaan atau asuransi
c. Memberikan beberapa paket medikal check-up untuk individu ataupun
perusahaan
10. Modul Rawat Inap
Dengan fitur sebagai berikut:
a. Memanajemen ruang kamar dengan penggunaan status : Dipakai,
Dipersiapkan, dan Terpakai
b. Fleksibel untuk menentukan status kamar misalnya kamar kelas satu
dipakai sebagai kamar untuk kelas tiga
c. Backdated transaction dengan security log
d. Simulasi untuk menghitung pasien rawat inap yang berbeda dengan
jaminan dan bisa disimulasikan tiap transaksi

14
e. Mark up jika mutasi bisa ditentukan untk segala tindakan
B. Model SIK
Penguatan dalam Sistem Informasi Kesehatan dilakukan dengan cara
mengembangkan model Sistem Informasi Kesehatan nasional yaitu SIK
yang terintegrasi. Bentuk fisik dari Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi
adalah sebuah aplikasi sistem informasi yang berhubungan dengan aplikasi
yang lain (aplikasi dari sistem informasi puskesmas, aplikasi sistem
informasi dari rumah sakit, dan aplikasi yang lainnya) sehingga secara
interoperable akan terjadi pertukaran data yang terjadi antar aplikasi. Pada
model SIK ini terdapat tujuh komponen yang saling terhubung & saling
terkait, yaitu:

1. Sumber Data Manual, merupakan kegiatan pengumpulan data dari


sumber data yang masih dilakukan secara manual atau secara
komputerisasi offline. Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih
memakai sistem manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan dan
pelaporan berbasis kertas. Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy
(kertas) berupa data rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/
kota. Fasilitas pelayanan kesehatan dengan komputerisasi offline,
laporan dikirim dalam bentuk softcopy berupa data individual ke dinas
kesehatan kabupaten/kota.
2. Sumber Data Komputerisasi, yaitu pengumpulan data dari sumber data
yang sudah dilakukan secara komputerisasi online. Data individual
langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang
telah ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile
health (mHealth) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi
puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
3. Sistem Informasi Dinas Kesehatan, merupakan sistem informasi
kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan baik kabupaten/kota dan
provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan kabupaten/kota dari
semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah Provinsi dan

15
Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy.
Laporan hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan
softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya semua
bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional.
4. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan, dikelola oleh pemangku
kepentingan terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran data dilakukan
dengan mekanisme yang disepakati.
5. Bank Data Kesehatan Nasional, mencakup semua data kesehatan dari
sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit program tidak
perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber data.
6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan, data kesehatan yang sudah
diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat dimanfaatkan oleh
semua unit-unit program di Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta
dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.
7. Pengguna Data, emua pemangku kepentingan dapat mengakses
informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional melalui
website Kementerian Kesehatan.
2.6 Organisasi Kesehatan di Dunia
A. Organisasi Kesehatan Internasiaonal
World Health Organization (WHO) adalah salah satu badan PBB yang
bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan
bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948.
Direktur Jendral sekarang adalah Margaret Chan (menjabat mulai 8
November 2006). WHO mewarisi banyak mandat dan persediaan dari
organisasi sebelumnya.
B. Organisasi Kesehatan di Indonesia
1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
IDI merupakan organisasi profesi yang anggotanya adalah para Dokter
Indonesia. Organisasi ini menghimpun para dokter di Indonesia untuk
dapat mengembangkan ilmu kesehatan serta profesi. Ikatan Dokter

16
Indonesia juga aktif mengadakan kegiatan dalam bidang kesehatan.
Didirikan pada tanggal 24 Oktober 1950.
2. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
PDGI merupakan organisasi profesi yang menghimpun dokter gigi di
Indonesia yang didirikan di Bandung pada tanggal 22 Januari 1950.
Pengurus Besar PDGI berkedudukan di Ibukota Negara Republik
Indonesia.
3. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
PPNI merupakan perhimpunan seluruh perawat di Indonesia, yang
didirikan pada tanggal 17 maret 1974 sebagai fusi dari beberapa
organisasi keperawatan yang ada sebelumnya, PPNI mengalami
beberapa kali perubahan bentuk dan nama. Embrio PPNI adalah
Perkumpulan Kaum Verpleger Boemibatera (PKVB) tahun 1921.
4. Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
IBI merupakan organisasi profesi yang menghimpun para bidan di
Indonesia. bertujuan antara lain menggalang persatuan dan persaudaraan
antara sesama Bidan serta kaum wanita pada umumnya dalam rangka
memperkokoh persatuan bangsa. Membina pengetahuan dan
keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya dalam
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak serta kesejahteraan keluarga.
Didirikan pada tanggal 24 juni 1951 di Jakarta.
5. Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI)
PPGI merupakan organisasi yang menghimpun para perawat gigi di
Indonesia. Profesi ini, perawat gigi menambah kemahiran menjadi
tekniker/ teknisi gigi dengan melanjutkan pendidikan di SPTG.
6. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
IAI merupakan organisasi profesi resmi yang menaungi seluruh apoteker
di indonesia. Profesi Apoteker berperan dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang obat.
7. Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI)

17
PAEI merupakan organisasi profesi ilmiah di Indonesia yang bertujuan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan metoda epidemiologi untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kesehatan serta melindungi dan memperjuangkan
kepentingan profesi dan anggota.
8. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI)
PERSAGI merupakan organisasi yang menghimpun para ahli gizi di
Indonesia. Tujuan dari organisasi ini yaitu meningkatkan kesejahteraan
rakyat melalui perbaikan gizi dalam mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia.
9. Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI)
IPAI merupakan wadah profesi perawat anestesi dalam menghadapi
berbagai issue profesi baik dalam lingkungan internal dan eksternal
maupun dalam skala lokal dan global memerlukan legislasi profesi yang
bertujuan melindungi profesi dan masyarakat dari pelayanan kesehatan
yang substandar.
10. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
IDAI merupakan organisasi yang mewadahi Dokter Spesialis Anak di
Indonesia. IDAI bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan anak Indonesia dan pengembangan ilmu kesehatan anak.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
SIK mempunyai beberapa fitur, model, dan ruang lingkup guna mencapai
tujuan sistem informasi yang efektif dan efisien guna memperoleh manfaat
yang maksimal. Selain itu terdapat juga beberapa organisasi kesehatan yang
tentunya sangat membantu terwujudnya sistem informasi yang optimal
mengikuti perkembangan zaman diantaranya WHO (World Health
Organization), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Dokter Gigi Indonesia
(PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia
(IBI), Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI), Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Ikatan Perawat Anestesi
Indonesia (IPAI), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang telah dibahas
pada makalah ini.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan
di dalamnya. Oleh karena itu, diharapkan dalam penulisan makalah sistem
informasi dan organisasi kesehatan ini untuk lebih memahami, fokus, dan
detail lagi serta mencari sumber-sumber informasi yang lebih baik dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, kami pun menerima kritik saran yang
membnagun untuk menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lag kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ajie, M.D. (1996). Pengertian Sistem Informasi Manajemen.


Ahli, P.S.I.M.P. (2001). Sistem Informasi.
GryshaBio. (2017, Agustus 30). Sejarah Sistem Informasi Kesehatan.docx.
Retrieved from SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/357592140/Sejarah-Sistem-Informasi-
Kesehatan-docx
Kesehatan, S. I., Health, N., Repository, D., Warehouse, D., & Pengantar, K. (n.d.).
No Title.
Lestari, Indah. (n.d.). Pengertian Sistem Informasi Kesehatan. Diakses tanggal 27
Februari 2019, dari
https://www.academia.edu/34885471/Pengertian_Sistem_Informasi_Keseha
tan
Ngutra, R. N., & Kekri, P. N. (2015). Analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi Kabupaten Jayawijaya. Ekonomi & Pembangunan, 2(1).
realtimehealth. (2014, November 1). Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia.
Retrieved from wordpress:
https://realtimehealth.wordpress.com/2014/11/01/sistem-informasi-
kesehatan-di-indonesia/
Reza Fachlevi, Mohamad. & Syafariani, R.Fenny (2017).PERANCANGAN
SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEBSITE DI BAGIAN
KEPAGAWAIAN SDN BINAKARYA I KABUPATEN GARUT
https://www.researchgate.net/publication/321313445_PERANCANGAN_SI
STEM_INFORMASI_KEPEGAWAIAN_BERBASIS_WEBSITE_DI_BA
GIAN_KEPAGAWAIAN_SDN_BINAKARYA_I_KABUPATEN_GARU
T
Sutabri, T.(2012). Konsep sistem informasi. Yogyakarta : Cv Andi Offset.
https://www.academia.edu/35029155/PPT_SISTEM_INFORMASI_KESEHATA
N
academia.edu/https://scholar.google.co.id/scholar?q=related:WBMVohl_H1EJ:sc
holar.google.com/&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DWBMVohl_H1
EJ
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.upi.e
du
https://simkesugm07.wordpress.com/2007/09/17/sistem-informasi-kesehatan-
pada-saat-bencana-kelp-ii-eka-haris-l-marzuki-kartiawan-susilo-w/
https://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Kesehatan_Dunia
http://www.newsindo.com/suratkabar/a/org

20
http://dinkes.gunungkidulkab.go.id/jenis-tenaga-kesehatan-organisasi-profesi-
kesehatan-di-indonesia/

21

Anda mungkin juga menyukai