Anda di halaman 1dari 6

Name : Ricky Ilham Kurniawan

Student's Number : A1B217076

Penawar
Di lingkungan Pell Street, seorang lelaki, Alan Austen dengan gugup,
menaiki tangga tua yang gelap untuk mencari seseorang. Setelah sekian
lama mencari, akhirnya ia menemukan sebuah nama orang tersebut yang
tetulis samar samar pada salah satu pintu.
Seperti yang diperintahkan, ia lalu membuka pintu dan menemukan
sebuah ruangan kecil yang sangat sederhana, hanya sebuah meja dapur,
kursi, dan sebuah kursi goyang. Pada salah satu dinding yang agak kotor
terdapat sepasang rak yang berisi kira-kira satu lusin botol dan toples.
Tampak seorang bapak tua duduk di kursi goyang dan sedang membaca
koran. Tanpa sepatah katapun, Alan menyerahkan kartu yang telah
diberikan kepadanya pada bapak tua tersebut.
“Duduklah tuan Austen,” kata bapak tua tersebut dengan sopan.
“Senang bertemu dengan Anda.”
“Apakah rumor itu benar ? , bahwa Anda memiliki ramuan yang dapat
memiliki – emmm– efek yang luar biasa?” Tanya Alan.
Bapak tua tersebut menjawab “Tuan, barang-barang yang saya jual
tidaklah banyak. Saya tidak menjual obat pencahar maupun ramuan
penumbuh gigi – namun sesuatu yang seperti itu, banyak jenisnya.
Menurut saya barang yang saya jual tidak ada yang dapat dibilang biasa.”
“Hmm, tapi kenyataannya …” kata Alan.
“Ini, contohnya,” selaan bapak tua tersebut selagi menggapai sebuah
botol dari rak. “Ini adalah ramuan yang tak berwarna seperti air putih,
hampir tidak terasa, tidak akan terasa jika dicampur di dalam kopi,
anggur, maupun minuman yang lain. Ramuan ini juga tidak terlihat pada
metode autopsi apa pun.”
Name : Ricky Ilham Kurniawan
Student's Number : A1B217076

“Maksud bapak, ramuan ini racun?” teriak Alan dengan ketakutan.


“Sebutlah ini sarung tangan pembersih bila Anda mau,”. Mungkin
ramuan itu dapat membersihkan sarung tangan. Saya tidak pernah
mencobanya. Bahkan, ada juga yang menyebutnya pencerah kehidupan.
Terkadang hidup perlu pencerahan.” Dengan nada enteng bapak tua
tersebut berbicara.
“Saya tidak menginginkan ramuan seperti itu,” kata Alan.
“Mungkin lebih baik begitu,”kata bapak tuan tersebut. “Anda tahu berapa
harga ramuan ini? Untuk satu sendok teh saja, harganya tak kurang lima
ribu dollar.”
“Saya harap semua ramuan anda tidak semahal itu,” kata Alan dengan
khawatir.
“Oh tidak tuan,” kata bapak tua itu. “Harga itu tidak akan pantas untuk
jenis ramuan cinta. Orang muda yang membutuhkan ramuan cinta sangat
jarang memiliki lima ribu dolar. Sebaliknya, orang muda yang memiliki
lima ribu dolar tidak akan membutuhkan ramuan cinta.”
“Saya senang mendengarnya,” kata Alan.
“Prinsip saya adalah senangkan pelanggan dengan sebuah barang, dan ia
akan kembali lagi ketika ia membutuhkan yang lain. Meski barang yang
dibutuhkan mahal. Ia akan menabung, jika perlu.” kata bapak tua tersebut.
“Jadi, anda benar-benar menjual ramuan cinta?” tanya Alan.
“Jika saya tidak menjual ramuan cinta,” kata bapak tua itu, menggapai
botol yang lain, “tidak seharusnya saya menyebutkan permasalahan itu
pada Anda. Hanya ketika salah satu orang berada pada posisi membantu
orang yang dapat dipercaya.”
“Dan ramuan itu,” kata Alan. “Mereka hanya-hanya-emmm-”
“Oh, tidak,” kata bapak tua itu. “Efeknya permanen, dan berkembang
melebihi tekanan biasa. Termasuk kemurahan hati, keteguhan, dan
keabadian.”
Name : Ricky Ilham Kurniawan
Student's Number : A1B217076

“Ya ampun!” kata Alan, mencoba terlihat setenang mungkin. “Sungguh


sangat menarik!”
“Tapi pertimbangkan dari sisi rohaninya,” ucap bapak tua itu.
“Ya, tentu.” Kata Alan.
Selanjutnya bapak tua itu berkata, “Sifat ketidakacuhan akan berubah
menjadi kesetiaan. Penghinaan menjadi pemujaan. Berikan satu takaran
kecil ramuan ini untuk nona itu – ramuan ini tidak berasa pada jus jeruk,
sup maupun koktail dan mau bagaimanapun senang dan sembrononya
nona itu, ia akan berubah total. Ia tidak akan menginginkan apapun selain
ketenangan denganmu.”
“Sungguh sulit untuk kupercaya,” kata Alan. “Ia sangat suka berpesta.”
“Ia tidak akan menyukainya lagi,” ucap bapak tua itu. “Ia akan takut
dengan gadis-gadis cantik yang mungkin anda temui.”
“Ia akan benar-benar cemburu? Padaku?” teriak Alan kegirangan.
“Ya, ia menginginkan menjadi segalanya bagimu.”
“Ia telah menjadi milikku. Hanya saja ia tidak peduli.”
“Ia akan peduli, ketika ia telah meminum ramuan ini. Ia akan sangat
peduli. Anda akan menjadi satu-satunya yang penting dalam hidupnya.”
“Luar biasa !” teriak Alan.
“Ia ingin mengetahui semua yang anda lakukan,” kata bapak tua itu.
“Semua yang terjadi padamu sepanjang hari dan setiap kata. Ia akan
ingin mengetahui apa yang sedang anda pikirkan, mengapa anda tiba-tiba
tersenyum, mengapa anda terlihat sedih.”
“Itulah cinta!” teriak Alan.
“Ya,” kata bapak tua itu. “Betapa hati-hatinya ia akan menjagamu! Ia
tidak akan membiarkan anda lelah, duduk dipojok, dan membiarkan anda
kelaparan. Jika Anda terlambat satu jam, ia akan gelisah. Ia akan berpikir
bahwa Anda telah terbunuh, atau beberapa wanita penggoda telah
menyergapmu.”
Name : Ricky Ilham Kurniawan
Student's Number : A1B217076

“Saya sangat sulit membayangkan Diana seperti itu,” teriak Alan,


dipenuhi kegembiraan.
“Anda tidak perlu membayangkannya,” kata bapak tua itu. “Meskipun
banyak wanita penggoda, yang mungkin membuat anda terjerumus, anda
tidak perlu khawatir. Pada akhirnya ia akan memaafkanmu. tentu saja, Ia
akan sangat terluka. Tetapi ia akan memaafkanmu pada akhirnya.”
“Itu tidak akan terjadi,” kata Alan.
“Tentu saja tidak,” kata bapak tua itu. “Namun, bila itu terjadi, anda tidak
perlu khawatir. Ia tidak akan pernah menceraikan anda. Oh, tidak! Dan,
tentu saja, ia tidak akan pernah tidak mengacuhkanmu, paling tidak,
terkurung kegelisahan.”
“Dan berapa harganya,” kata Alan, “Ramuan yang sangat bagus ini?”
“Ini tidak berharga,” kata bapak tua itu, “seperti sarung tangan pembersih,
atau pencerah kehidupan, terkadang aku menyebutnya seperti itu. Tidak !.
Harganya tidak kurang dari lima ribu dolar. Seseorang harus lebih tua
darimu, agar tertarik dengan ramuan ini. Seseorang harus menabung agar
dapat membelinya.”
“Bagaimana dengan ramuan cintanya?”
“Oh, itu,” kata bapak tua itu, sambil membuka laci di meja dapur, dan
mengeluarkan sebuah botol obat kecil yang tampak kotor. “Harganya
hanya satu dolar.”
“Saya tidak dapat mengungkapkan betapa saya sangat berterima kasih,”
kata Alan melihat bapak tua yang sambil mengisi botol kecil tersebut.
“Senang dapat membantu,” kata bapak tua itu. “Kemudian para
pelanggan akan kembali, ketika mereka memiliki banyak uang, dan
menginginkan barang yang lebih mahal. Ini !. Anda akan tahu betapa
efektifnya ramuan ini.”
“Sekali lagi, terima kasih,” kata Alan. “Sampai jumpa.”
“Au revoir,” kata lelaki tua itu.
Name : Ricky Ilham Kurniawan
Student's Number : A1B217076

ANALYSIS
A lot of people will misinterpret the title "The Chaser". The meaning of
the title is very simple, although the term "Chaser" may not be as
commonly used as it was. A chaser is a drink that is taken to follow the
first alcoholic drink. The chaser may be alcoholic or non alcoholic. For
example, a person might drink a straight shot of whiskey and follow it
immediately with a small glass of water to dilute the whiskey already in
his/her stomach. One common combination at bars is a shot of straight
whiskey followed by a small glass of beer (Chaser).
The chaser in this short story is a love potion he bought from a merchant
(As alan's last resort) to his wife (Diana (The antagonist)) in order to
make her fall in love with him even more. The word chaser in this story
has nothing to do with chasing anybody or being chased; it is another
euphemism for the deadly poison the hero will probably be using to kill
his wife after suffocating him too much love and possessiveness.
The entire story takes place in a single room on Pell Street neighborhood.
The proprietor (Old man) is keeping a low profile because he is dealing
with illegal drugs and probably does not have a business license. This old
man does not seem to care about attracting customers. He gets all his
business through his words. We can see that Alan Austen has gotten the
name and address in confidence from some friend or that old man's
previous customers. He has been told to go directly inside without
knocking. This is probably because the old man does not want his
neighbors to get any notions about how many callers he has. In fact,
nobody in this neighborhood knows the he is selling anything. He is just
an old man living alone in a cheap little furnished room.
The old man running a shady business. We learn that the old man is
making all his money from selling poisons which cannot be detected in
autopsies. There is hardly any evidence that he might be running an
illegal operation. The bottles and jars on the shelves could contain
practically anything and are probably just there for show. None of these
bottles and jars may contain either the love potion or the poison.
Name : Ricky Ilham Kurniawan
Student's Number : A1B217076

He keeps some of his real merchandise out of sight. The fact that he calls
the poisonous "Chaser" a "Glove cleaner" underlines the secrecy of his
business.

Translated text identification


Type of text : Expressive
Translating approach : Domestication (Target language oriented)

Problems/Issues
For the title, i tranlated it from "The Chaser" to "Penawar" because
the chaser in this story is meant to be a drink as a neutralizer after
drinking an alcohol, but the main story does not include alcohol and this
chaser infers to the love potion. So i conclude it as "Neutralizer" as the
appropriate title.
There is also a reference that i need to include from Alan's line "Is it
true ?" to the old man, so i change "It" to "Rumor" because i assumed
it is a rumour from Alan's friend or that old man's previous customers.
There are several euphemisms that i can not translate due to they have
relating sentences, such as "Glove cleaner or Life cleaner" having a
followed up sentence "Maybe it can clean glove".

Anda mungkin juga menyukai