Anda di halaman 1dari 10

6.2 .

Pengertian Hukum Faraday dan Bunyi


Hukum Faraday
Pengertian Hukum Faraday dan Bunyi Hukum Faraday –
Hukum Faraday adalah Hukum dasar Elektromagnetisme yang
menjelaskan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet dan
sebaliknya bagaimana medan magnet dapat menghasilkan arus listrik
pada sebuah konduktor. Hukum Faraday inilah yang kemudian menjadi
dasar dari prinsip kerja Induktor, Transformator, Solenoid, Generator
listrik dan Motor Listrik. Hukum yang sering disebut dengan Hukum
Induksi Elektromagnetik Faraday ini pertama kali dikemukakan oleh
seorang Fisikawan Inggris yang bernama Michael Faraday pada tahun
1831.
Induksi Elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak
listrik (ggl) di dalam suatu kumparan bila terdapat perubahan fluks
magnetik pada konduktor pada kumparan tersebut atau bila konduktor
bergerak relatif melintasi medan magnet. Sedangkan yang dimaksud
dengan Fluks banyaknya jumlah garis gaya yang melewati luasan suatu
bidang yang tegak lurus garis gaya magnetik.
Percobaan Faraday

Dalam percobaan Faraday atau sering dikenal dengan istilah


Eksperimen Faraday ini, Michael Faraday mengambil sebuah magnet
dan sebuah kumparan yang terhubungkan ke galvometer. Pada awalnya,
magnet diletakkan agak berjauhan dengan kumparan sehingga tidak ada
defleksi dari galvometer. Jarum pada galvometer tetap menunjukan
angka 0. Ketika magnet bergerak masuk ke dalam kumparan, jarum pada
galvometer juga bergerak menyimpang ke satu arah tertentu (ke kanan).
Pada saat magnet didiamkan pada posisi tersebut, jarum pada
galvometer bergerak kembali ke posisi 0. Namun ketika magnet
digerakan atau ditarik menjauhi kumparan, terjadi defleksi pada
galvometer, jarum pada galvometer bergerak menyimpang berlawanan
dengan arah sebelumnya (ke kiri). Pada saat magnet didiamkan lagi,
jarum pada galvometer kembali ke posisi 0. Demikian juga apabila yang
bergerak adalah Kumparan, tetapi Magnet pada posisi tetap, galvometer
akan menunjukan defleksi dengan cara yang sama. Dari percobaan
Faraday tersebut juga ditemukan bahwa semakin cepat perubahan medan
magnet semakin besar pula gaya gerak listrik yang diinduksi oleh
kumparan tersebut.
Bunyi Hukum Faraday

Berdasarkan percobaan yang dilakukannya tersebut, Michael Faraday


menyimpulkannya dengan dua pernyataan seperti berikut ini yang juga
sering disebut dengan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday 1 dan
Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday 2.

Hukum Faraday 1
Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan
gaya gerak listrik (GGL) yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Hukum Faraday 2
Tegangan GGL induksi di dalam rangkaian tertutup adalah sebanding
dengan kecepatan perubahan fluks terhadap waktu.

Namun ada juga mengabungkan kedua hukum Faraday tersebut menjadi


satu pernyataan yaitu :

Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan


gaya gerak listrik (GGL) Induksi yang sebanding dengan laju
perubahan fluks.

Hukum Faraday tersebut dapat dinyatakan dengan rumus dibawah ini :

ɛ = -N (ΔΦ/Δt)

Keterangan :

ɛ = GGL induksi (volt)


N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t = selang waktu (s)
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik (ggl) induksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Gaya Gerak Listrik (GGL)

Berikut dibawah ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar
kecilnya Gaya Gerak Listrik (GGL).

1. Jumlah lilitan pada kumparan, semakin banyak lilitan pada kumparan


semakin besar tegangan yang diinduksikan.
2. Kecepatan gerak medan magnet, semakin cepat garis gaya medan magnet
atau fluks yang mengenai konduktornya semakin besar pula tegangan
induksinya.
3. Jumlah garis gaya medan magnet atau fluks, semakin besar jumlah garis
gaya medan magnet atau fluks yang mengenai konduktor, semakin besar
juga tegangan induksinya.
Contoh Kasus Hukum Faraday
Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan, fluks magnet dalam kumparan berubah
sebesar 5 x 10-3 weber dalam selang waktu 10ms (milidetik). Hitunglah Gaya
Gerak Listrik atau GGL induksi pada kumparan tersebut.

Penyelesaian

Diketahui :

Jumlah Lilitan (N) = 50


Selang waktu (Δt) = 10ms = 10 x 10-3 second
ΔΦ = 5 x 10-3 weber
GGL induksi (ɛ ) = ???

Jawaban :

ɛ = -N (ΔΦ/∆t)
ɛ = -50 (5 x 10-3 wb / 10 x 10-3)
ɛ = -50 (0,5)
ɛ = -25V

Jadi Gaya Gerak Listrik Induksinya adalah -25V.


6.4 PRINSIP KERJA ELEKTRO MEKANIS
MAGNETIK (DASAR NO & NC)

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan


penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari
kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam
menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya.
Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil
relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu
juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja
tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan
tombolnya.

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO (Normally Open= Bila
coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak
internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC
(Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan
pada gambar dibawah ini.
Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi
pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada
arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai
sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada
beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga
terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik
sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A,
15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

gambar kontak internal pada Kontaktor

gambar kontak internal


pada relay
Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:

Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan


ke sumber listrik. Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk
menyalakan sebuah lampu bohlam? Mengapa rangkain ini menggunakan dua
buah sumber listrik yang berbeda?
Itulah yang disebut Rangkain Pengendali dan Rangkain Utama.
Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)v

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini
Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang
membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika
timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan
pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita
telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik
setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik. Perhatikan
gambar Timer di bawah ini.

Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer,


padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja
karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya.
Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih
besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC
berubah menjadi kontak NO.
Kegunaan NO dan NC
Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada
peralatan tersebut diatas, maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana
kontak NO NC tersebut digunakan semaksimal mungkin untuk sebuah
rangkaian pengendali pada rangkaian utama.
Rangkaian Magnetik Ekivalen

Anda mungkin juga menyukai