Praktikum Survei Tanah dan Evaluasi Lahan merupakan suatu kegiatan yang
terintegrasi untuk mendukung perkuliahan mata kuliah Survei Tanah dan
Evaluasi Lahan. Kegiatan praktikum meliputi praktek pembuatan peta dan
intepretasi foto udara di labratorium serta praktek deskripsi dan klasifikasi tanah
di lapangan. Akhir kegiatan praktikum dikemas dalam bentuk presentasi
laporan akhir dari kegiatan mandiri survei tanah dan evaluasi lahan. Di dalam
pelaksanaan praktikum, maka dibutuhkan suatu panduan yang dapat membantu
mahasiswa dalam melakukan praktek baik di lapangan maupun di laboratorium.
Panduan praktikum Survei Tanah dan Evaluasi Lahan ini merupakan pedoman
bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Survei Tanah dan Evaluasi
Lahan. Panduan ini berisikan tentang materi kegiatan praktikum selama satu
semester.
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan kelancaran dan
kemudahan dalam penyusunan buku panduan praktikum ini. Buku ini
merupakan penyempurnaan dari buku panduan sebelumnya. Ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada asisten praktikum yang telah membantu
dalam penyusunan panduan praktikum ini. Kami juga menerima kritik dari
pengguna untuk penyempurnaan panduan praktikum ini.
Terima kasih
Tim Penyusun
PESERTA DAN JADWAL PELAKSANAAN
Peserta dari praktikum Survei Tanah dan Evaluasi Lahan berjumlah 19 kelas
(1 kelas berkapasitas 40 orang) dan merupakan mahasiswa Agroekoteknologi
2016. Dari 40 orang dalam satu kelas tersebut selanjutnya dibagi menjadi 2
kelompok (kelompok 1: mahasiswa no. urut 1-20 dan kelompok 2: mahasiswa
dengan no. urut 21-40). Total kelompok mencapai 32 kelompok dengan jadwal
sebagai berikut:
Materi 2. Pendahuluan
13 Tidak boleh share modul Modul hanya digunakan untuk mahasiswa yang
mengambil MK pada saat itu jika menyebarkan ke
orang lain maka akan dibatalkan seluruh projectnya.
14 Menjaga kelas agar tetap kondusif Mahasiswa diperingatkan, kemudian jika masih terjadi
lagi mahasiswa dipersilakan keluar ruangan.
Tata Tertib Khusus Ruang SIG
(PSISDL)
1 Jika masuk ke ruang SIG (PSISDL) Jika melanggar maka sepatu anda akan hilang secara
letakkan sepatu ditempat yang telah otomatis
disediakan.
2 Tidak boleh mengcopy data kecuali Project akan dibatalkan
diminta oleh asisten
3 Melakukan prosedur penggunaan Mahasiswa diperingatkan, kemudian jika masih terjadi
komputersesuai dengan instruksi kerja lagi mahasiswa dipersilakan keluar ruangan.
yang terdapat di laboratorium
4 Tidak boleh meminum air di dispenser Mengganti 1 galon penuh.
7 Setelah mengikuti Pra Survei Praktik lapangan. Tugas: 100 Mahasiswa melakukan pra Hasil Fieldtrip 5.0%
praktik ini mahasiswa Tanah II: 1. mahasiswa mengisi form menit survei dilokasi rencana
mampu: 1. Mahasiswa Penentuan Simbol pengamatan di lapangan survei utama. Disini
mampu memberikan Horizon. 2. mahasiswa akan
kode horizon dari data Fieldwork 1 mengevaluasi diri mereka
morfologi tanah yang (Pengamatan dan dibantu oleh asisten
disediakan oleh Minipit di mengenai kesiapan
asisten. 2a. Mahasiswa Lapangan) melakukan survei.
mampu menentukan
lokasi pengamatan
secara mandiri. 2b.
Dapat menggunakan
peta dan hasil
delineasi foto udara
untuk crosscheck
kondisi aktual 2c.
Mahasiswa terampil
melakukan penentuan
titik lokasi di lapangan
dengan menggunakan
GPS dan Peta,
deskripsi tanah di
lapangan.
8-9 Mahasiswa mengingat UTS Menjawab soal tentatif Mahasiswa mengerjakan Jawaban UTS
kembali dan soal yang berisi tentang
merefleksi materi- materi-materi perkuliahan
materi perkuliahan yang telah didapatkan.
yang telah didapatkan
serta mampu
menjawab pertanyaan
dari soal UTS.
10 1. Mahasiswa mampu Pelaksanaan Praktik lapangan. Tugas: 100 Mahasiswa dengan Hasil Fieldtrip 25.0%
menyusun peta SPL Survei Tanah: 1. mahasiswa mengisi form menit pendampingan asisten
beserta titik Penyusunan peta pengamatan di lapangan melaksanakan fieldwork di
pengamatannya. 2. project 2. lapangan selama 2 hari 2
Mahasiswa terampil Persiapan malam untuk melakukan
membaca peta dan Fieldwork. 3. survei tanah di lapangan.
fotoudara dalam Fieldwork 2 Disini kedisiplinan,
kegiatan fieldwork, ketangkasan, ktrampilan
mampu menganalisis dan teamwork mahasiswa
komponen fisiografi sangat diperlukan.
lahan dan morfologi
tanah, mampu mengisi
formulir pengamatan,
mampu melakukan
klasifikasi tanah di
lapangan
11 1. Mahasiswa mampu Pasca Survei: Praktik. Tugas 100 Selesai melakukan Praktik dan Tugas 2.5%
memanajemen data Tabulasi data dan Mahasiswa: membawa menit fieldwork dilapangan,
dalam database 2. Interpretasi Data data morfologi tanah dan selanjutnya data yang
Mahasiswa mampu fisiografi lahan kelompok didapatkan ditabulasi ke
melakukan klasifikasi masing-masing dan dalam format yang benar
tanah sesuai dengan mengerjakan secara dan diintepretasikan
tahapan yang benar berkelompok. dengan panduan asisten
praktikum.
12 1. Mahasiswa bisa Kesimpulan Praktik. Tugas 100 Hasil tabulasi data Praktik dan Tugas 2.5%
melakukan sharing Hasil Survei Mahasiswa: membawa menit selanjutnya diklasifikasi
data 1 angkatan untuk Tanah: data morfologi tanah dan oleh mahasiswa. Secara
penyusunan SPT. Penyusunan fisiografi lahan, buku berkelompok mahasiswa
Berdasarkan data Satuan Peta Tanah keys to soil taxonomy akan berinisiatif
lapangan mahasiswa (SPT) 12ed, Peta SPL, Peta mengerjakan pekerjaan
mampu melakukan Relief, dan spidol warna. secara efektif dan efisien.
klasifikasi tanah dan Hasil klasifikasiselanjutnya
penyusunan peta SPT. dikomunikasikan ke
kelompok yang lain
sehingga melatih
kemampuan komunikasi
mahasiswa. Data
klasifikasi selanjutnya
diplot ke dalam peta SPT.
13 1. Mahasiswa terampil Klasifikasi Praktik. Tugas 100 Pengalaman mahasiswa Praktik dan Tugas 2.5%
dalam mengevaluasi Kemampuan Mahasiswa: membawa menit pada minggu ke 13 ini
kemampuan lahan. 2. Lahan: (1) data morfologi tanah dan adalah mampu melakukan
mahasiswa bisa Penyusunan data fisiografi lahan, buku secara mandiri evaluasi
meakukan plotting pada tabel metode inventarisasi kemampuan lahan dan
hasil evaluasi kemampuan, (2) sumberdaya lahan, Peta melakukan plotting ke
kemampuan lahan ke Pengkelasan SPL, dan spidol warna. dalam peta.
dalam peta masing-masing
karakteristik
kemampuan
lahan, (3)
Klasifikasi
Kemampuan
Lahan
14 1. Mahasiswa mampu Klasifikasi Praktik. Tugas 100 Pengalaman mahasiswa Praktik dan Tugas 2.5%
mengevaluasi lahan Kesesuaian Mahasiswa: membawa menit pada minggu ke 13 ini
secara aktual dan Lahan: (1) data morfologi tanah dan adalah mampu melakukan
potensial . 2. Penyusunan data fisiografi lahan, buku secara mandiri evaluasi
Mahasiswa melakukan pada tabel kesesuaian lahan kesesuaian lahan dan
plotting hasil evaluasi kemampuan, (2) (Djaenudin), Peta SPL, melakukan plotting ke
kesesuaian lahan ke Pengkelasan dan spidol warna. dalam peta.
dalam peta. masing-masing
karakteristik
kesesuaian lahan,
(3) Klasifikasi
Kesesuaian Lahan
Aktual dan
Potensial, (4)
Zonasi
15 1. Mahasiswa mampu Penyusunan Praktik. Tugas 100 Mahasiswa menyusun Praktik dan Tugas 2.5%
menyusun hasil survei Laporan Akhir Mahasiswa: Mahasiswa menit laporan kerja survei tanah
tanah dan evaluasi mengumpulkan laporan dan evaluasi lahan ke
lahan ke dalam akhir secara tepat waktu dalam suatu laporan
laporan yang sesuai dengan instruksi sistematis yang mencakup
sistematis dengan dari asisten praktikum. peta dan legenda peta
lampiran berupa peta Mahasiswa menyusun didalamnya.
dan informasi- powerpoint yang ringkas
informasi lain terkait dan sistematis terkait
hasil survei. dengan hasil kegiatan
Fieldwork 2.
16 Setelah mengikuti Presentasi Hasil Presentasi dan Ujian. 100 Pengalaman mahasiswa Presentasi dan 30.0%
praktik ini mahasiswa dan UAP Tugas Mahasiswa: menit untuk menyajikan hasil Jawaban UAP
mampu: 1. Mahasiswa menyusun powerpoint pekerjaannya di depan
mampu menyajikan yang digunakan untuk audien terdapat pada
hasil survei tanah dan presentasi selama 15-20 pertemuan 16. Setelah itu
evaluasi lahan di menit dan laporan akhir mahasiswa melaksanakan
depan asisten ujian akhir praktikum
praktikum dan tutorial untuk menerapkan
serta mahasiswa dari ketrampilan dan
kelompok yang lain, 2. pengetahuan yang telah
Mahasiswa mampu didapatkan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan seputar
materi kegiatan
praktikum dari awal
hingga akhir yang
telah diikuti dan
dilaksanakan dalam
bentuk soal
17-18 Mahasiswa mengingat UAS Menjawab soal tentatif Mahasiswa mengerjakan Jawaban UAS
kembali dan soal yang berisi tentang
merefleksi materi- materi-materi perkuliahan
materi perkuliahan yang telah didapatkan.
yang telah didapatkan
serta mampu
menjawab pertanyaan
dari soal UAS.
1.5. Lembar Kerja Mahasiswa
1. Apa yang dimaksud basis mata dan basis obyek?
Jawab :
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
NO UNSUR KETERANGAN
1. Rona Tingkat kegelapan/kecerahan obyek, menggunakan spektrum
lebar 0.4-0.7 µm (Hitam – Putih)
2. Warna Wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum
sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
3. Bentuk Wujud spesifik suatu obyek
4. Ukuran Atribut obyek yang berupa: jarak, tinggi, lereng, dan volume
5. Tekstur - Frekuensi perubahan rona pada citra
- Pengulangan rona kelompok obyek terlalu kecil untuk
dibedakan secara individual.
6. Pola - Susunan Keruangan
- Susunan yang berulang
7+8 Bayangan +
Bersifat menyembunyikan detil obyek
Tinggi
9. Situs Letak obyek dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya
10. Asosiasi Keterkaitan obyek satu dengan yang lainnya
Gambar 3.1. Urutan Pekerjaan Intepretasi Citra (Umali, 1983)
b. Bahan
Foto yang digunakan adalah
1. Stereogram dari Buku Catalogue of Landform for Indonesia
(Desaunnetes, 1977), sesuai dengan topik yang sedang dibahas.
2. Foto udara skala 1:50.000 Jawa Timur.
c. Pelaksanaan
1. Siapkan stereoskop dan stereogram yang akan dipelajari.
2. Letakkan foto udara yang memiliki batas dan anotasi di sebelah
kanan. Orientasikan stereogram pada stereoskop cermin sampai
didapatkan gambaran 3-D secara jelas.
3. Perhatikan nama landform yang tertera pada foto udara.
Perhatikan relief, lereng, torehan (dissection) dan vegetasi yang
ada pada foto dengan yang tertera pada legenda (lembar
terpisah).
4. Amati ciri-ciri foto yang terdapat pada masing-masing
landform yang ada pada stereogram. Catat pada lembar
pengamatan.
Kemiringan Lahan
Panjang Lereng
Kerapatan Drainase
Tingkat Torehan
Klasifikasi tingkat torehan secara kuantitatif mengikuti Stahler
(1964) berdasarkan panjangnya alur-alur drainase per satuan luas
tertentu.
Pola drainase dendritik (Dendritic Drainage Pattern). Modifikasi Pola Dendritik (Modification of Dendrtic
Juga disebut pola drainase mirip pohon (tree like). Pattern). Cabang sungai orde ke tiga dan empat
Pola drainase yang banyak dijumpai. F menunjukkan berbentuk seperti spatula. FF dikontrol oleh retakan.
tekstur halus, C tekstur kasar. Tidak terkontrol oleh Terjadi pada intrusi batuan beku.
struktural.
Pola Dendritik setengah paralel (Subparallel Dendritic Pola Dendritik-Pinatte (Dendritic Pinate Pattern)
Pattern). Tipe dataran pantai. Dasar sungai datar. Tidak dikontrol oleh struktural. Bahan induk tanah
Sungai yang memanjang di bagian kanan karena berpasir dan berliat
permukaan yang miring (arah panah). Pola drainase ini
berkembang pada bahan berpasir halus
Pola Dendritik-Pinatte (Dendritic Pectinate Pattern). Modifikasi Pola Dendritik (Modification of Dendrtic
Pola drainase yang banyak dijumpai pada bahan Pattern). Pola drainase yang berkembang pada
gumuk pasir.Dasar sungai umumnya datar. P adalah Clayshale (C), berpasir atau liat berdebu (SC), dan
permukaan gumuk pasir pasir atau batupasir (Ss).
POLA DRAINASE INTERNAL
Pola Drainase Angular (Angular Drainage Pola Angular (Angular Pattern) pada sungai
Pattern). Sering juga disebut dengan pola yang memiliki batuan batupasir. Saluran yang
drainase trelis. A dan B adalah blok batupasir dikontrol oleh retakan adalah membulat pada
yang miring. Pola drainase dikontrol oleh bagian atas dan bersudut pada bnagian bawah.
struktural. Dijumpai pada deposit granular yang Erosi gully terjadi di sepanjang retakan.
retak atau intrusif.
Radial Annu
Pol91 Pol92
4.4 Lembar Kerja Mahasiswa
1. Jelaskan perbedaan koordinat Geographic dan Universal Transverse
Mercator (UTM)
Jawab :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Tujuan:
a. Alat
Plastik transparan yang telah diberi grid 1 cm dan 0,5 cm
Alat tulis
b. Bahan
Peta RBI Indonesia skala 1 : 25.000
Peta Tematik
Foto Udara
Pelaksanaan
TinjauanPustaka
Pengertian Peta
Peta didefinisikan sebagai suatu representasi atau gambaran unsur-
unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan
bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu
bidang datar dan diperkecil/diskalakan (International Cartography
Association, 1973).
Syarat-syarat peta:
Tidak membingungkan
Mudah dimengerti atau ditangkap maknanya oleh Pembaca Peta
Memberikan gambaran yang sebenarnya
Penampilan peta harus sedap dipandang: Rapi & Bersih
Jenis Peta
Contoh: Peta Rupa Bumi, Peta Jaringan Jalan, Peta Kontur dll.
b) Peta Foto/Citra
Objek-objek yang ada dipermukaan bumi ditampilkan sebagai objek
atau kumpulan objek yang memiliki nilai kecerahan tertentu.Contoh:
Peta Orthofoto, Peta Citra
2. Peta menurut Isi
a) Peta Topografi
Berisikan berbagai informasi tentang bentukan alami permukaan
bumi, dikenal sebagai peta dasar dan sebagai referensi
b) Peta Tematik
Berisikan informasi spesifik tentang suatu bentukan alami atau
fenomena yang ada pada permukaan bumi
b) Digital
Tersimpan sebagai file-file Basis Data Spasial (Disk, CD, DVD)
Klasifikasi Peta
1. Berdasarkan skala
a) Peta skala sangat besar(>1 : 10.000)
b) Peta skala besar (1 : 10.000- <1 : 100.000)
c) Peta skala sedang (1 : 100.000 - <1 : 1.000.000)
d) Peta skala kecil (> 1 : 1.000.000)
2. Berdasarkan tujuan
a) Pendidikan
b) Ilmu pengetahuan
c) Informasi umum
d) Turisme
e) Navigasi
f) Aplikasi teknik
g) Perencanaan
3. Berdasarkan Isi
a) Peta topografi
b) Peta tematik
c) Peta navigasi
a. Judul Peta
3. Skala Garis
Perbandingan antar skala peta:
Petunjuk arah gunanya untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur, dan
Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari
kekeliruan.
Latihan:
Simbol Titik
Simbol Luasan Simbol yang bersifat kuantitatif
(Area/Poligon)
Simbol daratan
Simbol perairan
Warna
Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta
Contoh:
1. Jalan,berwarna merah
2. Untuk laut, danau digunakan warna biru.
3. Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
4. Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
5. Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 – 3000 meter) digunakan
warna coklat tua.
6. Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan
laut digunakan warna hijau.
Warna kualitatif, penggunaan warna banyak memperlihatkan perbedaan
Simbol garis
Simbol titik
Simbol poligon
Simbol titik, kualitatif Simbol titik, kuantitatif
e. Legenda
60º east of PM
55º north of equator
1o= 60 menit
60 menit = 60detik
Sistem koordinat UTM
1. Berdasarkan pada proyeksi Transverse Mercator
2. 60 zones (setiap lebar 6° di ekuator)
3. Arah timur palsu
4. Y-0 pada kutub selatan atau ekuator
5. Satuan meter
Menentukan koordinat:
Membaca Kontur
Kontur adalah garis khayal untuk menggambarkan semua titik yang mempunyai
ketinggian yang sama di atas atau di bawah permukaan laut.
Tabel Interval dan Indeks Kontur
Kontur indeks
dan titik-titik
tinggi
Foto Udara
Foto Udara merupakan sebuah gambar yang dicetak dalam media kertas foto
yang dihasilkan dari hasil pemotretan dengan perekaman secara fotografi.
1. Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum
ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer.
2. Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan
spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4-0,56
mikrometer).
3. Foto pankromatik yaitu foto yang dengan menggunakan spektrum
tampak mata.
Foto infra merah yang terdiri dari foto warna asli (true infra red photo) yang
dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat sampai panjang
gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra merah modifikasi
(infra merah dekat) dengan sebagian spektrum tampak pada saluran merah dan
saluran hijau.
Tugas
Bahan:
Alat:
1. Scanner,
2. Program ArcGIS
Langkah:
3. Atur scan peta sehingga ada pertampalan di tiap bagian peta yang
discan,
4. Gabung tiap bagian peta menjadi satu bagian utuh peta analog yg
telah discan menggunakan photoshop.
Rektifikasi / Georeference
1. Buka ArcMap
… 2. GEOREFERENCE\BAHAN.
Klik Add
Aktifkan toolbar Georeferencing. Klik kanan pada toolbar dan pilih
Georeferencing.
9. Setelah selesai zoom to layer, dan buka view link table (klik)
Tiap koordinat yg telah dimasukkan akan muncul di Link Table. Total RMS
Error menunjukkan tingkat keakuratan posisi peta, semakin besar nilainya
makan posisi peta kurang tepat. Apabila terjadi salah pengisian koordinat,
entri data pada tabel ini dapat dihapus sekaligus secara bersamaan, sehingga
memudahkan dalam melakukan koreksi.
Icon delete
10. Klik OK
update georeferencing.
12. Simpan hasil georeference dengan meng-klik Rectify pada toolbar
Georeferencing.
Untuk menambah data gambar ke dalam ArcMap, File > Add Data di
toolbar menu. Kemudian pilih gambar yang di perlukan
Digitasi
Snapping
Snapping adalah suatu tool yang sangat berguna untuk m/endeteksi titik
(Vertex), ujung garis (End), atau tepi (Edge) dari vektor shapefile. Tool ini
sangat bermanfaat untuk menghubungkan atau menghimpitkan antar garis atau
titik dalam proses digitasi, sehingga bisa mereduksi kesalahan dalam digitasi
berupa garis yang tidak bersambung atau berhimpit.
10-
1212
.
Memulai Digitasi
1. Pada Menu utama pilih View > Toolbars > Editor, kemudian pilihlah
layer yang akan didigitasi di dropdown list Target. Misalnya layer jalan,
pada dropdown list Task pastikan Anda memilih Create New Feature.
Kemudian pilih tombol Sketch Tool, seperti pada gambar dibawah ini :
Layer yg didigitasi
Untuk memulai digitasi arahkan mouse ke objek “jalan” dalam gambar, klik
pada sebuah titik permulaan, kemudian ikuti sepanjang jalan tersebut dengan
mouse, klik pada tiap-tiap belokan atau persimpangan jalan (setiap klik akan
menghasilkan vertex), sehingga tergambar garis hasil digitasi tersebut.
Proses Digitasi:
Digitasi Line:
Digitasi Polygon :
Untuk mendigitasi layer-layer yang lain, ganti nama layer pada menu Target di
toolbar menu Editor.
4. Untuk menghentikan digitasi, cukup double click pada titik akhir digitasi.
5. Untuk menyimpan hasil digitasi, klik menu Editor > Save Edits. Untuk
menghentikan digitasi pilih Stop Editing.
13. Akan muncul window Add Field. Pada kotak Name isikan Bangunan,
pada Type pilih Text. Klik OK
14. Mulai Start Editing lagi, kemudian pilih feature yang akan diberi data
atribut menggunakan tombol Edit Tool. Klik pada tiap titik di map
display, sehingga tersorot warna biru pada display dan tabel.
15. Ketik nama bangunan yang tertera pada gambar di field Bangunan.
6. Lakukan hal yang sama pada tiap feature titik di map display.
Symbologi
Value
(value) atribut
beberapa value
3. Pilih berdasarkan Categories > Unique Value. Value yang digunakan Field
Bangunan. Untuk menampilkan isi Field Bangunan klik tombol Add All
Value.
. 4. Ubah symbol tiap value dengan: klik dua kali pada value
kemudian muncul window symbol selector.
Jika anda mempunyai data koordinat ASCII untuk fitur titik, anda dapat
mengimportnya ke dalam Arcmap. Data perlu di simpan dengan ekstensi .txt.
1. Buka ArcMap.
3. Anda akan melihat bahwa tabel dimasukkan ke data frame, tapi karena
ini bukan data spasial, maka tidak akan ditampilkan :
4. Buka tabel (klik kanan > Open). Record dalam data hanya ada koordinat X
dan Y yang menunjukkan lokasi titik.
5. Tutup tabel.
6. Buat XY Event layer dengan mengklik kanan dan pilih Display XY Data.
Klik OK
7. Field X dan Y akan secara otomatis di-set. Record jika anda memiliki field
yang tidak sesuai standard penamaan layer X dan Y, anda perlu menentukan
di dialog ini. Klik OK. Layer baru akan ditambahkakn ke data frame dengan
nama dari file text itu.
8. Perbesar kembali menjadi full extent . Layer ini menampilkan
centroid (label titik) dari data poligon yang telah dimasukkan sebelumnya.
10-
1010
PRAKTIKUM
Materi 6(D). Pembuatan SPL dan Penentuan Titik Pengamatan
Sasaran Kompetensi
1. Mahasiswa mampu mengenali perbedaan-perbedaan bentuk lahan
2. Mahasiswa mampu memnyusun peta SPL
3. Mahasiswa mampu menentukan titik pengamatan, transek dan key area
10-
1111
- Foto udara skala 1:50.000 Jawa Timur.
4. Pelaksanaan, yaitu :
a) Siapkan stereoskop dan stereogram yang akan dipelajari.
b) Letakkan foto udara yang memiliki batas dan anotasi di sebelah
kanan. Orientasikan stereogram pada stereoskop cermin sampai
didapatkan gambaran 3-D secara jelas.
c) Perhatikan nama landform yang tertera pada foto udara. Perhatikan
relief, lereng, torehan (dissection) dan vegetasi yang ada pada foto
dengan yang tertera pada legenda (lembar terpisah).
d) Amati ciri-ciri foto yang terdapat pada masing-masing landform yang
ada pada stereogram. Catat pada lembar pengamatan.
10-
1212
Materi 7. Penentuan Simbol Horizon, Fieldwork 1
(Pengamatan Minipit di Lapangan)
Sasaran Kompetensi
1. Mahasiswa mampu memberikan kode horizon dari data morfologi tanah
yang disediakan oleh asisten.
2. Mahasiswa mampu menentukan lokasi pengamatan secara mandiri.
3. Dapat menggunakan peta dan hasil delineasi foto udara untuk crosscheck
kondisi aktual
4. Mahasiswa terampil melakukan penentuan titik lokasi di lapangan dengan
menggunakan GPS dan Peta, deskripsi tanah di lapangan.
Pendahuluan
Horizon genetik sangat penting dipelajari untuk mengetahui tingkat
perkembangan tanah. Pada kegiatan fieldtrip mahasiswa telah melakukan
deskripsi tanah dan memberi tanda pada horizon satu dengan yang lain. Pada
praktikum ini mahasiswa akan dilatih memberi nomenclature pada masing-
masing horizon tanah. Karena pada minggu ke-7 ini fieldtrip baru dilaksanakan
pada hari sabtu-minggu, maka mahasiswa dapat berlatih memberikan
nomenclature pada monolit tanah yang sudah tersedia.
Monolit Merupakan contoh tanah tidak terganggu yang diawetkan dan
sengaja dibuat sebagai alat bantu visual untuk pengajatan tentang sifat-sifat dan
jenis tanah. Monolit tanah menggambarkan penampang vertikal dari profil
tanah di lapang yang direkatkan pada kerangk a yang terbuat dari papan, untuk
dipajang. Monolit tanah menggambarkan irisan vertikal tanah dengan posisi
alaminya di lapangan. Contoh profil tanah diambil di lapangan menggunakan
kotak yang terbuat dari papan berukuran lebar 15 -30 cm dengan tinggi 130-
150cm dan tebal 10-15 cm.
Monolit yang ada di Jurusan Tanah di buat pada tahun 1980 -an. Sudah
barang tentu simbol horison maupun klasifikasi tanah yang tertera pada
monolit tersebut menggunakan terminologi yang berlaku pada saat itu. Dengan
diterbitkanya Soil Survey Manual (Soil Devision Survey Staf, 1993), Deskripsi
Profil Tanah di Lapang (Rayes, 2006) dan kunci Taksonomi Tanah (Soil Survey
Staf, 1998; 2003), beberpapa perubahan yang cukup nyata sangat terlihat. Oleh
karena itu, tugas anda adalah melakukan Deskripsi Ulang monolit-monolit
tersebut.
Landasan Teori
Horison adalah lapisan tanah yang telah berkembang dan hampir sejajar
dengan permukaan tanah, terbentuk karena proses pembentukan tanah.
Sedangkan lapisan tanah yang tidak atau belum mengalami proses pembentukan
tanah (pedogeniesis) tidak sebagai Horison, tetapi sebagai lapisan tanah.
SimbolHorison
Horizon genetik tidak setara dengan horizon penciri. Horizon ini
menggambarkan tentang sifat kualitatif yang menjelaskan tentang perubahan-
perubahan yang telah terjadi di dalam tanah. Horizon genetik utama pada tanah
disimbolkan dengan huruf kapital sebagai A, B, C, E, L, M, O, R dan W. Soil
Survey Staff (2014) mendeskripsikan horizon-horizon tersebut seperti yang
tersaji pada Tabel 11 dan secara mendetail mengenai tata cara penamaan simbol
horizon dapat dilihat pada Keys to Soil Taxonomy 12ed.
Fieldwork
Alat :
1. Survei Sets
2. Peta dan GPS
3. Buku Kunci Taksonomi Tanah
4. Buku Diskripsi Profil Tanah di Lapangan (Rayes. 2006)
5. Panduan Praktikum dan Fieldtrip
6. Alat tulis
7. Kartu diskripsi profil
Prosedur : Mahasiswa melakukan deskripsi dan klasifikasi tanah di lapangan di 2
minipit tanah dengan kondisi yang berbeda (bisa satuan peta, bisa landuse dsb)
menggunakan peralatan yang tertera di atas. Mahasiswa juga berlatih menggunakan
peta dan GPS untuk menuju titik pengamatan. Pelaksanaan Fieldwork berada di
Desa Tawang Argo.
Lembar Kerja Mahasiswa
Jelaskan hasil survei tanah anda selama 1 hari di Kawasan UB Forest pada
saat Fieldwork 1!.
Jawab :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Sasaran Kompetensi
Pendahuluan
Pelaksanaan
Tabel. Contoh Tabulasi Data
Ket:
SiL : Silty Clay (lempung berdebu) AP : Agak Plastis
ClL : Clay Loam (lempung berliat) M : Makro (Ba: Banyak, S: Sedikit, Bi: Biasa)
SB : SubAngular Blocky (gumpal membulat) H : Mikro (Ba: Banyak, S: Sedikit, Bi: Biasa)
AB : Angular Blocky (gumpal bersudut) J : Jelas
G : Gembur R : Rata
AT : Agak Teguh O : Ombak
AL : Agak Lekat
Tabel. Contoh Persiapan Data Untuk Klasifikasi
Kode : A1.1
Lokasi : 200 m arah utara lapangan sepak bola di Ds. Tawangargo,
Kec.Bumiaji, Kota Batu, Prov. Jawa Timur
Koordinat : 0674027 mE; 9134966 mN
Kode Geologi : Qvaw
Elevasi : 1.275 mdpl
Kelerengan : 26,5 %
Relief : teras (mikro), berombak (makro)
Fisiografi : Footslope
Vegetasi : Pinus, Pisang, Rumput gajah
Erosi : Alur
Pengelolaan air : Tadah Hujan
Drainase : Sedang
Dideskripsikan : Mahrez, dkk (Sabtu, 10-3-2016)
Fieldwok
Jawab :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Pendahuluan
Evaluasi Lahan merupakan suatu kegiatan melakukan interpretasi
data lapangan untuk menentukan suatu rancangan penetapan tata guna
lahan. kemampuan atau kelas kesesuaiannya untuk penggunaan tertentu.
Evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan lahan
yang berpotensi, sehingga produktivitas juga dapat dimaksimalkan.
Berdasarkan pada tujuan evaluasi, klasifikasi lahan dapat berupa klasifikasi
kemampuan lahan atau klasifikasi kesesuaian lahan. Klasifikasi kesesuaian
lahan bersifat spesifik untuk suatu tanaman atau penggunaan tertentu.
Klasifikasi kemampuan lahan merupakan klasifikasi potensi lahan untuk
berbagai sistem pertanian secara umum tanpa peruntukan untuk jenis
tanaman tertentu maupun tindakan pengelolaannya. Kegiatan yang
dilakukan dalam evaluasi lahan meliputi penentuan kemampuan lahan,
penentuan kesesuaian lahan dan penentuan kesuburan tanah.
Kemampuan Lahan
Pengelompokan kelas kemampuan lahan didasarkan pada besarnya
faktor pembatas atau kendala. Dalam klasifikasi ini, tanah atau lahan
dikelompokkan ke dalam kelas menggunakan huruf Romawi (I-VIII).
Tanah dalam kelas I tidak memiliki pembatas utama bagi pertumbuhan
tanaman, sedangkan tanah yang termasuk dalam kelas VIII memiliki
pembatas yang sangat berat sehingga tidak memungkinkan untuk pertanian
atau produksi tanaman secara komersial. Maka, semakin tinggi kelasnya
(semakin besar angka) semakin rendah kualitas lahannya.
Kelas I : Tanah yang termasuk sesuai untuk berbagai penggunaan
(pertanian, hutan dan cagar alam). Lahan ini mempunyai
sedikit kendala yang membatasi penggunaannya.
Kelas II : Tanah yang memiliki beberapa kendala yang mengurangi
pilihan penggunaannya atau memerlukan praktik/ tindakan
konservasi yang sedang.
Kelas III : Tanah yang mempunyai kendala yang berat sehingga
mengurangi pilihan penggunaan atau memerlukan tindakan
konservasi khusus atau keduanya.
Kelas IV : Tanah yang mempunyai kendala yang sangat berat sehingga
membatasi pilihan penggunaan atau memerlukan tindakan
pengelolaan yang sangat hati-hati atau keduanya.
Kelas V : Tanah yang sedikit memiliki bahaya erosi, tetapi memiliki
pembatas yang sulit dihilangkan sehingga pilihan
penggunaannya menjadi sangat terbatas.
Kelas VI : Tanah yang memiliki penghambat yang berat sehingga tanah
ini tidak sesuai untuk pertanian. Penggunaan tanah ini hanya
terbatas untuk padang rumput atau padang penggembalaan,
hutan produksi, hutan lindung atau cagar alam.
Kelas VII : Tanah yang memiliki penghambat yang berat sehingga tanah
ini tidak sesuai untuk pertanian dan penggunaannya sangat
terbatas untuk padang rumput, hutan produksi dan suaka
alam.
Kelas VIII : Tanah yang memiliki pembatas yang menghalangi
penggunaan tanah ini untuk produksi tanaman secara
komersial dan membatasi penggunaannya hanya untuk
pariwisata dan suaka alam.
Sangat
intenif
Produksi
Terbatas
Terbatas
Lahan
terbatas
Intensif
Intensif
Sedang
Sedang
Cagar
alam
I
Hambatan meningkat
II
Penggunaan Lahan
III
dan Pilihan
Menurun
IV
V
VI
VII
VIII
Sasaran Kompetensi:
1. Mahasiswa mampu menyajikan hasil proyek ke dalam suatu
laporan yang sistematis sesuai dengan format yang telah
disediakan.
2. Mahasiswa mengetahui bahwa laporan yang dimaksud berisikan
FORMAT
laporan LAPORAN
dan lampiran AKHIR
(peta, data PRAKTIKUM
morfologi, data fisiografi, hasil
SURVEI
evaluasi lahan,TANAH
dsb). DAN EVALUASI LAHAN
Materi 2016
Contoh Format Laporan
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (Geomorfologi Lahan)
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
II. METODE PELAKSANAAN
2.1 Tempat dan Waktu
2.2 Alat dan Bahan (jelaskan fungsinya)
2.3 Metode Penentuan Titik Pengamatan [penjelasan metode yang digunakan
(analitik (grid) atau sintetik, fisiografi/bebas dan mengapa demikian)]
2.4 Metode Pengamatan Tanah (Profil/Minipit/Bor)
2.5 Klasifikasi Tanah
2.6 Evaluasi Lahan
2.6.1 Metode Analisis Kemampuan Lahan (sumber, menurut siapa)
2.6.2 Metode Analisis Kesesuaian Lahan (sumber, menurut siapa)
III. KONDISI UMUM WILAYAH
3.1 Lokasi, Administrasi Wilayah (disertai koordinat lokasi)
3.2 Fisiografi Lahan (uraian tentang bentuk lahan/fisiografinya)
3.3 Karakteristik Tanah (uraian dari sifat fisik tanah)
3.4 Penggunaan Lahan
3.5 Sebaran SPT di Lokasi Survei (satu angkatan di ringkas berdasarkan point
pentingnya saja)
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Morfologi Tanah (Titik yang diamati, dibentuk tabel rinci)
4.2 Klasifikasi Tanah (Titik yang diamati, dibentuk tabel rinci)
4.2.1 Epipedon dan Endopedon
4.2.2 Ordo – Sub Grup
4.3 Kemampuan Lahan
4.4 Kesesuaian Lahan
4.4.1 Kesesuaian Lahan Aktual
4.4.2 Kesesuaian Lahan Potensial
4.4.3 Rekomendasi (perbaikan lahan)
V. KESIMPULAN dan SARAN
VI. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Deskripsi Tanah (Penampang dan penjelasan tiap horison : format
sesuai contoh)
Lampiran 2 : 1. File asli deskripsi tanah dari lapangan
2. Foto kondisi umum lahan
3. Peta SPT, Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian Lahan Aktual
(Apel, Pilihan dan Zonasi)
Lamiran 3 : Dokumentasi kegiatan Formal (mulai persiapan survei, deskripsi,
klasifikasi) dan Non Formal di muat dalam bentuk softcopy (CD)
Sasaran Kompetensi:
1. Mahasiswa mampu menyajikan hasil proyek di depan asisten
praktikum serta mahasiswa dari kelompok yang lain
2. Mahasiswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar
materi kegiatan praktikum dari awal hingga akhir yang telah
diikuti dan dilaksanakan dalam bentuk soal
Materi:
Presentasi