Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA PROFESI TEKNIK LISTRIK

Disusun Oleh :

Nama : Lukman Juliantoro


NIM : 11/315144/NT/14982
Kelas : TL-A

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
i
DAFTAR ISI

Lembar Judul………………………………………………………………….. i

Daftar Isi............................................................................................................. ii

Abstrak................................................................................................................1

Bab I Pendahuluan.............................................................................................3

1.1. Latar belakang.............................................................................................3

1.2. Rumusan masalah........................................................................................3

1.3. Tujuan..........................................................................................................3

Bab II Pembahasan……………………………………………………………..4

2.1.Pengertian Teknik Listrik..............................................................................4

2.2. Pengertian Etika............................................................................................4

2.3. Pengertian Profesi dan Profesional...............................................................7

2.4. Pengertian Kode Etik Profesi........................................................................8

2.5. Tujuan Kode Etik..........................................................................................9

2.6. Fungsi Kode Etik..........................................................................................10

2.7. Kode Etik Teknik Listrik...............................................................................11

Bab III Penutup....................................................................................................15

Daftar Pustaka......................................................................................................16

ii
Abstrak

Engineer adalah sebuah profesi yang memegang peran penting dalam proses
pembangunan ekonomi, khususnya didalam mengembangkan infrastruktur ekonomi dalam era
industrialisasi maupun informasi. Dianggap penting karena profesi ini banyak terkait dengan
aktivitas perekayasaan yang dilandasi oleh sebuah filosofi tujuan yang semata demi dan untuk
kepentingan umat manusia. Sebagai profesional dibidangnya, maka seorang engineer harus
memiliki kompetensi dan latar belakang profesi keengineeran yang diperolehnya melalui sebuah
proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus dan disamping itu pula harus memiliki
semangat pengabdian didalam melaksanakan suatu kegiatan atas dasar panggilan profesi.

Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap) profesional,
dan (paham) profesionalisme maka nampak jelas kalau ruang lingkup aktivitas rekayasa
keengineeran yang dilakukan oleh profesi engineer per definisi bisa disejajarkan dengan
kegiatan keprofesian yang lain seperti dokter, pengacara, guru dan sebagainya. Profesionalisme
keengineeran akan dapat ditunjukkan melalui penerapan keahlian khusus seperti yang telah
dirancang dalam kurikulum pendidikan ilmu keteknikan (Engineering), yang ditopang kuat oleh
ilmu matematika, fisika, kimia dan pengetahuan dasar keteknikan lainnya, untuk melakukan
perencanaan, perancangan (design), konstruksi, operasi maupun perawatan produk, proses,
maupun sistem kerja tertentu secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien guna memberikan
kemaslahatan manusia.

Didalam penerapan kepakaran dan keahliannya, seorang engineer acapkali akan terlibat
dalam berbagai macam aktivitas yang tidak lepas dari konflik kepentingan yang akhirnya bisa
menggoyahkan nilai-nilai idealisme dan tujuan mulia untuk “kepentingan umat manusia” yang
telah dirumuskannya. Sebagai sebuah profesi yang memiliki tanggung jawab besar bagi
kemaslahatan umat manusia, penerapan kepakaran dan keahlian engineer sudah sepatutnya untuk
selalu mengindahkan norma, budaya, adat, moral dan etika yang berlaku universal. Seperti
halnya dengan profesi-profesi lainnya, profesi engineer sudah saatnya untuk menata dirinya
didalam sebuah wadah organisasi profesi (bisa bersifat umum dan/atau spesifik) dan sekaligus
menerapkan norma-norma etika profesi seperti yang teruang dalam kode etik profesi untuk
menjaga martabat, kehormatan dan/atau itikad-itikad etis yang harus ditaati oleh mereka yang
akan menerapkan keahlian serta kepakarannya. Berangkat dari kepentingan ini, maka sudah
sepatutnya pula kalau substansi mengenai etika profesi (keengineeran) ini dimasukan dalam
kurikulum pendidikan tinggi keteknikan termasuk dalam hal ini kurikulum Pendidikan Tinggi
Teknik/Teknologi. Tujuan utamanya adalah memberikan pengertian dan pemahaman mengenai

1
etika, profesi dan etika profesi dengan segala macam permasalahan serta relevansinya berkenaan
dengan penerapan keahlian dan kepakaran dalam praktek-praktek keengineeran.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama ini banyak sekali berbagai macam penyimpangan atau pelanggaran yang
dilakukan oleh tenaga profesional kelistrikan sehingga merugikan orang lain. Seperti
pemasangan instalasilistrik yang tidak memenuhi standar dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
dalam bidang kelistrikan. Dari penyimpangan atau pelanggaran tersebut sebagian
besar masayarakat merasa tidak puas dengan hasil kerja tenaga profesional kelistrikan
tersebut. Hal ini mendorong beberapa organisasi/ikatan profesi dalam bidang kelistrikan
untuk melakukan survey. Sehingga dari hasil survey tersebut dibuat beberapa peraturan /
kode etik untuk mengurangi dampak terjadinya kesalahan dan kecelakaan yang dapat
merugikan tenaga profesional itu sendiri maupun orang banyak.

1.2 Rumusan Masalah


Berangkat dari latar belakang yang sebelumnya telah di bahas, maka rumusan
masalah pada makalah ini ialah, Apakah yang dimaksud dengan etika profesi dan seperti
apakah kode etik profesi seorang Tenaga Profesional Kelistrikan.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
- Menjelaskan pengertian kode etik dalam bekerja.
- Menjelaskan seperti apa kode etik profesi Teknik Listrik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Listrik


Teknik listrik atau teknik elektro (electrical engineering) adalah salah satu
bidang ilmu teknik mengenai aplikasi listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Teknik listrik melibatkan konsep, perancangan, pengembangan, dan produksi perangkat
listrik dan elektronik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Insinyur listrik adalah kaum
profesional yang memegang peranan penting dalam mengembangkan dan memajukan
teknologi tinggi dalam dunia komputer, laser, penjelajahan angkasa, telekomunikasi,
energi, dan aplikasi lainnya dari perangkat dan sistem elektronik. Teknik listrik bekerja
sama dengan insinyur dari area lain seperti teknik kimia, teknik mesin, dan teknik
sipil untuk merancang, mengembangkan, dan membantu produksi berbagai macam produk
dan jasa seperti sistem distribusi energi, komputer pribadi, sistem satelit, radio genggam,
sistem radar, mobil listrik, jantung buatan, dan lain-lain yang melibatkan komponen listrik
dan elektronik.
Teknik tenaga listrik memiliki sejarah yang panjang, dimulai pada
tahun 1879, saat Thomas Alva Edison berhasil menciptakan lampu pijar yang dapat
digunakan secara praktis. Dalam waktu beberapa tahun Edison membangun sistem
distribusi tenaga listrik arus searah di seputaran kota New York yang dapat menyuplai
sekitar 400 lampu. Pada akhir tahun 1880an distribusi arus listrik menggunakan arus
bolak-balik mulai berkembang dan digunakan hingga saat ini. Teknik tenaga listrik adalah
satu-satunya bidang yang secara khusus berkaitan dengan pembangkitan dan transmisi
daya listrik dari satu tempat ke tempat lain. Ini adalah spesialisasi tertua dari teknik tenaga
listrik.
2.2 Pengertian Etika
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana
yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS
yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku
manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :
1. Drs. O.P. Simorangkir : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

4
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika


member manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak
secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk
mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan
kita, dengan demikian etika ini dapatdibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek
atau sisi kehidupan manusianya.

Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta
sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau
diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola
prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi
manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya
suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang
membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya

5
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan
khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip
moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya
menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan
khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia
bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau
tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
1. Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.
2. Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku
manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan
satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai
anggota umat manusia saling berkaitan.
Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung
maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa
pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap
lingkungan hidup.
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau
terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual
saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
Sistem Penilaian Etika :
1. Titik berat penilaian etika sebagai suatu ilmu, adalah pada perbuatan baik atau
jahat, susila atau tidak susila.
2. Perbuatan atau kelakuan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah
mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Budi tumbuhnya
dalam jiwa, bila telah dilahirkan dalam bentuk perbuatan namanya pekerti. Jadi
suatu budi pekerti, pangkal penilaiannya adalah dari dalam jiwa; dari semasih

6
berupa angan-angan, cita-cita,niat hati, sampai ia lahir keluar berupa perbuatan
nyata.
3. Burhanuddin Salam, Drs. menjelaskan bahwa sesuatu perbuatan di nilai pada 3
(tiga) tingkat :
a. Tingkat pertama, semasih belum lahir menjadi perbuatan, jadi masih berupa
rencana dalam hati, niat.
b. Tingkat kedua, setelah lahir menjadi perbuatan nyata, yaitu pekerti.
c. Tingkat ketiga, akibat atau hasil perbuatan tersebut, yaitu baik atau buruk.
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa Etika Profesi merupakan bidang
etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial. Kata hati atau niat
biasa juga disebut karsa atau kehendak, kemauan, wil. Dan isi dari karsa inilah yang akan
direalisasikan oleh perbuatan. Dalam hal merealisasikan ini ada (4 empat) variabel yang
terjadi :
1. Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya yang tidak baik.
2. Tujuannya yang tidak baik, cara mencapainya kelihatannya baik.
3. Tujuannya tidak baik, dan cara mencapainya juga tidak baik.
4. Tujuannya baik, dan cara mencapainya juga terlihat baik.
2.3 Pengertian Profesi dan Profesional
Ciri- Ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu
profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan
dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak
orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari

7
pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek. PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan
purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan
suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut
keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk
senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “Pekerjaan / Profesi” dan
“Profesional” terdapat beberapa perbedaan :

Profesi :

 Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.


 Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
 Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
 Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.

Profesional :

 Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.


 Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
 Hidup dari situ.
 Bangga akan pekerjaannya.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidangbidang pekerjaan seperti
kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup
pula bidang seperti manajer, wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya.
Sejalan dengan itu, menurut DE GEORGE, timbul kebingungan mengenai pengertian
profesi itu sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini
timbul karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam
pengertian profesi.
2.4 Pengertian Kode Etik Profesi
Sebelum kita masuk pada Kode Etik Seorang Tenaga Profesional alangkah baiknya
kita mengetahui apa itu kode etik. Kode yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa
kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksudmaksud tertentu, misalnya

8
untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode
juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis
Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan
yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan
nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku
anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.
Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis. (Chung, 1981)
mengemukakan empat asas etis, yaitu :
1. Menghargai harkat dan martabat
2. Peduli dan bertanggung jawab
3. Integritas dalam hubungan
4. Tanggung jawab terhadap masyarakat.

Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut sekaligus
sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai perdoman dengan
tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota profesi. Bias interaksi
merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa yang
melindungi kepentingan pribadi yang betentangan dengan masyarakat. Oteng/ Sutisna
(1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis
anggota profesi.

Konvensi nasional IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan,
aturan, tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu
profesi. Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta mejiwai akan Pola, Ketentuan,
aturan karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode etik akan
berhadapan dengan sanksi.

2.5 Tujuan Kode Etik


Secara umum tujuan kode etik adalah agar seorang profesional dapat memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada konsumen dan mencegah perbuatan yang tidak profesional. Tujuan
dari rumusan kode etik profesional antara lain :
1. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

9
2. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan mutu profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
5. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
6. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
7. Menentukan baku standarnya sendiri.
2.6 Fungsi Kode Etik
Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok
yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang
tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu
profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan
kerja (kalangan sosial).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa
para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Dalam bidang kelistrikan, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai
prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara profesional dengan klien,
antara para profesional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan
pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa)
misalnya pemasangan atau perancangan instalasi listrik.

Seorang profesional tidak dapat memasang atau merencanakan suatu instalasi listrik
semaunya, tetapi harus mengacu pada norma-norma standarisasi kompetensi personil dan
pelatihan yang berlaku secara internasional, dan juga mengacu pada peraturan-peraturan
dan situasi keahlian teknik di dalam negeri.

10
2.7 Kode Etik Profesi Teknik Listrik
A. SISTEM TENTANG KETENAGALISTRIKAN (UU RI NO. 30 /2009 )
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penedia dan
pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, tetapi tidak
meliputi listrik yang dipakai untuk komunikasi, elektronika, atau isyarat.
3. Usaha penyedia tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik meliputi
pembangkit, transmisi, distribusi dan penjualan tenaga listrik kepada konsumen.
4. Pembangkit tenaga listrik adalah kegiatan memproduksi tenaga listrik.
5. Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke
sistem didtribus atau ke konsumen, atau penyalur tenaga listrik antarsistem.
6. Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi atau
dari pembangkit ke konsumen.
7. Konsumen adalah setiap orang atau badan yang membeli tenaga listrik dari
pemegang izin usaha penyediantenaga listrik.
8. Usaha penunjang tenaga listrik adalah kegiatan usaha penunjang tenaga listrik
kepada konsumen.
9. Rencana umum ketenagalistrikan adalah rencana pengembangan sistem penyedia
tenaga listrik yang meliputi bidang pembangkitan, transmisi, dan didtribusi tenaga
listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik.
10. Izin usaha penyedia tenaga listrik adalah izin untuk melakukan usaha penyedia
tenaga listrik untuk kepentingan umum.
11. Izin orasi adalah izin untuk melakukan penyediaan tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri.
12. Wilayah usaha adalah wilayah yang ditetapkan pemerintah sebagai tempat badan
usaha distribusi dan/atau penjualan tenaga listrik melakukan usaha penyediaan
tenaga listrik.
13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian atas pelepasan atau penyerahan hak
atas yanah berikut bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang terdapat di atas
tanah tersebut.
14. Kompensasi adalah pemberia sejumlah uang kepada pemegang hak atas tanah
berikut bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang terdapat di atas tanah
tersebut karena tanah tersebut digunakan digunakan secara tidak langsung untuk

11
pembangunan ketenagalistrikan tanpa dilakukan pelepasan atau penyerahan hak
atas tanak.
15. Pemerintah pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemegang kekuasaan pemerintah negara
Republik Indonesia segagaimana dimaksud dalam UUD RI tahun 1945.
16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
17. Menteri adalah mentri yang membidangi usaha ketenagalistrikan.
18. Setiap orang adalah orang perorangan atau badan baik yang berbadan hukum
maupun yang bukan berbadan hukum.

B. Kode Etik Engineering dengan 10 Kode Etik IEEE beserta contohnya :

1. Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat asas
keamanan, kesehatan dan kesejahteraan publik dan segera menyatakan secara terbuka
faktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan !
 Contoh sikap : ada seorang engineer, dia diberi tugas untuk membuat gedung baru
bertingkat di perawang , dalam bekerja ia selalu mengigatkan anggota nya tentang
keamanan serta ia bersedia menerima segala resiko yang terjadi terhadap keputusan
yang diambilnya, ia juga terbuka kepada publik, dengan cara memberitahukan
kepada masyarakat tentang kemungkinan yang dapat terjadi pada saat proyek ini
berjalan yang dapat membahayakan mayarakat itu sendiri.
2. Menghindari konflik interess nyata atau yang terperkirakan sedapat mungkin , dan
membukanya pada para pihak yang terpengaruh ketika muncul !
 Contoh sikap :alan bekerja di suatu perpustakaan , sehingga yang mengatur buku
yang masuk keperpustakaan adalah alan, pada saat itu afgan yang merupakan adek
alan ingin memasukan buku ke perpustakaan tersebut ! alan berdasarkan kode etik
ini harus mengatakan kepada adeknya tersebut untuk tidak sekali-kali mencoba
memasukkan buku ke perpustakaan tempat dia bekerja , karena bila hal itu terjadi
maka pada saat ada orang lain yang ingin memasukkan buku yang memiliki
kualitas yang sama seperti afgan maka , alan sebagai abang tidak akan bisa
membantu afgan untuk dapat memasukkan buku tersebut !
3. Akan jujur dan realistis dalam bekerja !
 Contoh sikap : engineer yang bekerja di perusahaan export import, dia bertugas
menjual barang dan menerima keluhan . pada saat menawarkan barang ini kepada
Negara yang baru kali ini mendengar barang tersebut, engineer ini harus bersikap
12
jujur terhadap barang yang dijualnya, dan tidak mengada-ada terhadap barang
tersebut. Baik itu dari segi kualitas maupun dari segi kekurangan barang ini, jangan
hanya untuk mendapatkan pelanggan , maka hanya kualitas yang disebutkan serta
menyatakan bahwa barang yang dijualnya tidak memiliki kekurangan . karena hal
tersebut akan merugikan Negara tersebut.
4. Menolak sogokan dalam segala hal !
 Contoh sikap : seorang engineer,yang bekerja di perusahaan listrik negara (PLN)
dia bertugas sebagai pekerja lapangan dimana tugas nya yaitu memasang instalasi
kerumah-rumah warga serta menaikan daya. Pada saat itu ada seorang pelanggan
PLN yang ingin menaikan daya , tapi pelanggan ini tidak mau mengurus hal
tersebut ke kantor pln , karena pelanggan ini beranggapan proses nya kan lama ,
lalu pelanggan ini memberikan sogokan kepada engineer tersebut agar mau
menaikan daya rumahnya lebih cepat. Sikap engineer ini yaitu harus menolaknya ,
hal ini disebabkan karena engineer ini tau, bahwa harus ada prosedur untuk hal
tersebut. Sehingga apabila ada seseorang yang ingin jalan pintas dia harus dapat
mengatasinya
5. Mengembangkan pemahaman teknologi aplikasi yang sesuai dan kemungkinan
konsekuensinya!
 Contoh sikap : engineer ini bekerja dalam pembuatan ac,kemudian dia menyadari
bahwa bila pengunaan ac yang begitu dingin pada suatu ruangan dapat
menimbulkan penyakit pada pengunanya! Sehingga engineer ini harus
mengevaluasi ac tersebut bagaimana ac tersebut tetap dingin dan tetap sehat bagi
pengunanya .pengunaan ac yang begitu banyak di setiap wilayah indonesia juga
berdampak bagi keshatan lingkungan sekitar, dimana ac dapat merusak lapisan
ozon di bumi kita, sehingga engineer harus berfikir bagiamana agar pengunaan ac
tidak merusak lapisan ozon di bumi kita !
6. Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis dan mengambil tugas teknologi yang
lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui pelatihan atau pengalaman atau setelah
menyatakan secara terbuka keterbatasan relansi kami !
 Contoh sikap : alan seorang engineer yang biasa bekerja dengan mesin !
kemudian alan diundang untuk debat bersama ulama besar Indonesia, debat yang
dibahas yaitu tentang poligami versus perzinahan yang ada diindonesia , alan
sebagai engineer berdasarkan kode etik harus bersikap boleh mengambil tugas ini
apabila memiliki pengalaman dan pelatihan sebelumnya, jika memang terpaksa
juga alan harus menyatakan keterbatasan pengetahuan nya tentang hal tersebut.
13
7. Mencari , menerima dan menawarkan kritik , pekerjaan teknik harus mengakui dan
memperbaikinya !
 Contoh sikap : alan bekerja disuatu perusahaan besar dibidang perancangan mesin
baru, pada saat itu, alan mempersentasikan mesin baru tersebut, tentu saja mesin
yang dpresentasikan alan tersebut akan mendapat tanggapan berupa kritik, alan
sebagai engineer yang bersikap berdasarkan kode etik harus bersikap menerima
kritik tersebut, untuk membuat dirinya lebih baik !
8. Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada factor-faktor seperti
ras, agama , jenis kelamin keterbatasan fisik , umur dan asal kebangsaan .
 Contoh sikap : alan adalah bos disuatu perusahaan , di perusahaan ini , alan
memperkerjakan banyak karyawan , karyawan ini berbeda-beda, baik itu segi
agama, jenis kelamin, ras dan umur ! alan yang merupakan seorang muslim selalu
bersikap adil, pada saat hari idul fitri alan memberikan THR kepada karyawan
muslim , pada saat orang non muslim juga merayakan natal, alan sebagai bos juga
memberikan THR. Sehingga alan tidak membeda-bedakan karyawan nya ,
walaupun dia beragama islam, dia tetap bersikap adil kepada agama selain islam.
9. Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain , milik reputasi
 Contoh sikap : alan yang bekerja dalam pembuatan gedung baru, dimana tentu saja
alan bekerja sama dengan orang lain untuk dapat menyelesaikan proyek ini . dalam
bekerja alan harus memperhatikan keamanan diri sendiri dan orang lain . bila pada
saat bekerja, alan bekerja pada lantai dua, maka alan harus menjaga keselamatan
rekan kerja di lantai satu , dengan menjaga alat yang digunakan dalam bekerja
tidak jatuh mengenai rekan kerja di lantai satu !
10. Membantu rekan sejawat dan rekan kerja dalam penggembangan profesi mereka dan
mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini !
 Contoh sikap : alan soerang pilot di maskapai garuda , dia termasuk pilot yang
cukup senior . dia sudah sering menerbangkan pesawat, baik dalam negeri atau pun
luar negeri. Pada saat itu, putra adalah pilot baru di maskapai garuda , dia belum
memahami betul aturan penerbangan seperti alan. Alan dalam kode etik ini , harus
membantu putra agar memahami lagi cara penerbangan dan aturan di maskapai
tersebut. Sikap alan tersebut merupakan membantu rekan kerja, sedangkan kalau
membantu rekan sejawat, yaitu alan memiliki teman pilot yang sudah lama dia
kenal , nama nya yaitu budi, tetapi budi bekerja di maskapai lion air, dalam kode
etik ini . alan harus membantu budi jika dia mengalami masalah dalam menjalankan
pekerjaannya, walau pun budi dan alan bekerja di maskapai yang berbeda.
14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Kode
etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada
kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma
hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik
ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi
sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.

Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah
bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop
begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan
dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi
dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu
dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi
yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus
menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih
niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan
pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilainilai dan cita-cita
yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi
tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan
konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik
adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus.

15
Daftar Pustaka

1. UURI. No. 30 /2009 Tentang Ketenagalistrikan


2. Sritomo Wignjosoebroto. Etika Profesi (Insinyur): Perlukah Diusulkan Untuk
Dimasukkan Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Teknik/Teknologi?. Anggota Komite
Pembinaan & Pengembangan Kompetensi – Persatuan Insinyur Indonesia Dosen (Lektor
Kepala) dan Kepala Laboratorium Ergonomi & Perancangan Sistem Kerja Jurusan
Teknik Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_listrik
4. http://www.ieee.org/about/corporate/governance/p7-8.html
5. http://id.scribd.com/doc/129895361/Kode-Etik-Profesi-Teknik-Listrik
6. http://5a5mutaba.blogspot.com/2012/04/etika-profesi.html

16

Anda mungkin juga menyukai