Anda di halaman 1dari 50

BPP

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

PATOLOGI ANATOMI

BLOK 4
SEMESTER 2

TAHUN AKADEMIK 2018-2019

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS
FAKULTAS BRAWIJAYA
KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM
BLOK 4

PATOLOGI ANATOMI
SEMESTER 1
TAHUN AKADEMIK 2018-2019

PENYUSUN :
1. Nenny Prasetyaningrum, drg., M.Ked

CETAKAN : APRIL 2019


FKG UB

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2


BAB 1

1.1 TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa wajib hadir 15 menit sebelum jadwal mulai praktikum.


2. Mahasiswa wajib menggunakan jas praktikum berwarna putih dan “name tag” saat
mengikuti praktikum
3. Mahasiswa yang terlambat datang, lupa membawa jas praktikum/ name tag, wajib
melapor kepada instruktur yang sedang bertugas.
4. Selama praktikum mahasiswa wajib menaati semua peraturan yang berlaku di
laboratorium Oral Biology Fakultas Kedokteran Gigi.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 3


BAB 2

2.1 Tujuan Pembelajaran


Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memahami secara komprehensif konsep sel adaptasi, keradangan dan neoplasma


serta aplikasinya secara klinis
2. Mampu menjelaskan perubahan morfologi sel adaptasi, keradangan dan neoplasma
secara makroskopis maupun miksroskopis.

2.2 Metode Pembelajaran


Praktikum dilakukan melalui aktivitas pembelajaran sebagai berikut:

1. Kuliah overview
2. Observasi mikroskopis dengan preprarat demo yang telah disediakan
3. Diskusi dengan dosen
4. Tugas Kelompok

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 4


BAB 3

ADAPTASI SEL

1. FIBROADENOMA
Fibroadenosis merupakan suatu bentuk perubahan hiperplasia pada kelenjar
mammae. Paling banyak ditemui pada kelompok umur muda.

Makroskopis :
Berasal dari kelenjar mammae dengan gambaran jaringan berbatas tegas dan kenyal.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 5


Mikroskopis :
Terdapat hiperplasia duktus hampir memenuhi jaringan eksisi. Proliferasi duktus
dilapisi selapis epitel atau lebih , polimorfik, ratio inti dan sitoplasma normal.
Disekitar ductus terdapat jaringan lemak dan jaringan fibrouskolagen yang padat.

Pembesaran 100x

Pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 6


2. BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Benign Prostat Hiperplasia merupakan hiperplasia dari sel stroma dan sel
epitel kelenjar prostat. Hal ini dipengaruhi oleh hormon testoteron yang ada pada
kelenjar prostat.

Predileksi umur pada pria usia 60-80 tahun dengan yang mengakibatkan gangguan
pada aliran urin.

Makroskopis :
Berasal dari jaringan prostat dengan gambaran putih padat.

Mikroskopis :
Terlihat jaringan prostat dengan kelenjar-kelenjar besar kecil yang sangat proliferatif
dan dilapisi epitel silindris serta membentuk papillary budding. Beberapa lumen
berisi secret dan corpora amylase. Stroma padat dengan hiperplasia fibromuskuler.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7


Pembesaran 100x

Pembesaran 400x
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 8
3. HIPERPLASIA GLANDULAR KISTIK ENDOMETRIUM
Proliferasi berlebihan pada kelenjar endometrium yang disebabkan oleh peningkatan
hormone estrogen

Makroskopis :

Diterima jaringan kerokan dari endometrium

Mikroskopis :

Terlihat jaringan endometrium dengan kelenjar berbentuk tubuler dan dilapisi epitel
yang sangat proliferatif serta sebagian membentuk rongga-rongga dari dilatasi kistik,
stroma padat dengan serbukan sel limfosit.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 9


Pembesaran 100x

Pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 10


4. ATROFI ENDOMETRIUM
Atrofi endometrium didefinisikan penyakit degeneratif dari sel epitel
endometrium yang kehilangan fungsinya dan terdiri dari basalis tipis dengan
beberapa kelenjar tubular sempit yang dilapisi oleh epitel kuboid yang tidak
menunjukkan aktivitas proliferatif maupun sekret.

Makroskopis :
Didapatkan uterus tanpa kedua adneksa dan mioma intramural, kemudian dilakukan
sampling salah satunya ditemukan atrofi endometrium.

Mikroskopis :
Terlihat jaringan endometrium mengalami degenerasi dan atrofi pada kelenjar
maupun ketebalan stroma.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 11


Pembesaran 100x

Pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 12


KERADANGAN

1. EPULIS FIBROMATOSA
Epulis ini sering ditemukan pada rongga mulut terutama pada tepi gingiva,
mukosa pipi dan lidah. Etiologinya karena iritasi kronis. Gambaran klinis
menunjukkan massa dapat bertangkai/ tidak, warna lebih pucat dari sekitarnya,
konsistensi kenyal/ padat, tidak mudah berdarah dan tidak sakit.

Makroskopis :
Berasal dari jaringan gingiva putih padat.

Mikroskopis :
Terlihat jaringan dilapisi epitel skuamous dengan stroma fibrotik sebaran sedang sel
radang limfosit, makrofag dan plasma.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 13


Pembesaran 40x

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 14


Pembesaran 400x

2. GRANULASI GINGIVA
Bentukan dari reaksi jaringan karena inflamasi yang disebabkan oleh iritasi
dalam waktu yang lama pada gingiva.

Makroskopis :
Diterima jaringan kecil putih, konsistensi padat

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 15


Mikroskopis :
Terlihat jaringan dengan dilapisi epitel skuamous kompleks serta dibawahnya
terdapat jaringan fibrous yang luas dengan sebaran sel-sel radang kronis dan terdapat
pembuluh darah kecil-kecil.

Pembesaran 100x

Pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 16


3. APENDISITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT
Apendiksitis kronis merupakan lanjutan apendiksitis akut supuratif sebagai
proses radang yang persisten akibat infeksi mikroorganisme dengan virulensi rendah,
khususnya obstruksi parsial terhadap lumen.

Makroskopis :
Sediaan berasal dari jaringan appendiks yang mengalami keradangan kronis

Mikroskopis :
Terlihat jaringan appendiks dengan lumen menyempit, mukosa baik, stroma fibrotik
beradang menahun serta terdapat pembuluh-pembuluh darah yang melebar-melebar
di serosa.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 17


Pembesaran 40x

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 18


Pembesaran 1000x

4. APENDIKSITIS AKUT
Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub mukosa disebabkan
obstruksi. Sekresi mukosa menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi
peningkatan tekanan dalam lumen yang mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks
jadi menebal, edema, dan kemerahan.

MakroskopiS :
Sediaan berasal dari jaringan apendiks

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 19


Mikroskopis :

Terlihat jaringan appendiks dengan lumen melebar, stroma sembab, dan terdapat
banyak sel-sel PMN serta terdapat proliferasi pembuluh darah di serosa.

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 20


Pembesaran 400x

5. APENDIKSITIS AKUT SUPURATIF PERFORATA


Pecahnya apendiks yang sudah gangren yang menyebabkan pus masuk ke
dalam rongga perut sehingga terjadi peritonitis umum. Pada dinding appendiks
tampak daerah perforasi dikelilingi oleh jaringan nekrotik.

Makroskopis :
Diterima jaringan appendiks sebesar 6cm diameter 2cm, nekrotik.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 21


Mikroskopis :

Terlihat jaringan apendiks dengan lumen melebar, mukosa nekrotik beradang


menahun menanah sampai menembus serosa serta terdapat banyak pembuluh-
pembuluh darah yang dilatasi di serosa

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 22


Pembesaran 400x

6. LYMPHADENITIS TUBERCULOSA KASEOSA


Limfadenitis tuberkulosis adalah peradangan granulomatosa spesifik kronik
dengan nekrosis kaseasi. Unsur morfologi yang khas adalah granuloma tuberkulosis:
sel multinuklear raksasa (sel Langhans), dikelilingi oleh agregat sel epiteloid, limfosit
sel T, dan beberapa fibroblas. Tuberkulosis granulomatosa berevolusi menjadi nekrosis
caseous sentral dan cenderung menjadi konfluen, menggantikan jaringan limfoid

Makroskopis :

Diterima jaringan putih padat

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 23


Mikroskopis :

Terlihat potongan jaringan KGB mengandung tuberkel-tuberkel yang terdiri dari sel-
sel epitheloid dan sel datia Langhans membentuk granuloma. Ditengahnya terdapat
nekrosis kaseosa dan ditepinya terdapat sel-sel limfosit.

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 24


Pembesaran 400x

NEOPLASMA DAN KISTA

1. MUKOKELE
Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya
saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya. Paling
sering terjadi pada bibir bawah dan dapat terjadi juga di mukosa bukal, anterior lidah,
dan dasar mulut. Penyebab Umumnya disebabkan oleh trauma lokal, misalnya bibir
yang sering tergigit pada saat sedang makan atau dapat juga disebabkan karena
adanya penyumbatan pada duktus (saluran) kelenjar liur minor.

Makroskopis :Diterima jaringan kecil putih padat sebesar 1/2cm.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 25


Mikroskopis :

Terlihat jaringan berlapiskan epitel skuamous kompleks dengan hiperplasi,


dibawahnya terdapat jaringan ikat beradang menahun dengan kelenjar mukus
sebagian duktus melebar di daerah sub epitel serta setempat terdapat bagian
berbentuk rongga berisi sel-sel radang menahun dengan dinding terdiri dari jaringan
ikat dilapisi selapis sel kuboid.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 26


Pembesaran 40x

Pembesaran 100x

Pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 27


2. SQUAMOUS CELL CARCINOMA
Squamous cell carcinoma merupakan neoplasma ganas keratinosit yang
terbentuk dari sel epitel skuamous epidermis. SCC dapat tumbuh pada setiap organ
yang dilapisi sel epitel skumous, seperti kulit, bibir, rongga mulut, traktus urinarius,
prostat, paru-paru, vagina dan serviks.

Makroskopis :
Diterima jaringan sebesar 1,5cm pada irisan tampak terdapat ulcus sebesar 1cm.
(foto gross tidak ada)
Mikroskopis :
Terlihat sel anaplasia epithelial dengan membentuk skuamous menembus jaringan
ikat. Banyak terdapat proliferasi pembuluh darah

Pembesaran 40x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 28


Pembesaran 100x

Pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 29


3. KERATINIZING SQUAMOUS CELL CARCINOMA
Merupakan variasi dari skuamus sel karsinoma yang menghasilkan keratin

Makroskopis :

Diterima jaringan kecil sebesar 1cm putih rapuh.

Mikroskopis :

Terlihat jaringan serviks dilapisi epitel skuamous kompleks dengan terdapat sel-sel
yang menunjukkan anaplasi, banyak mitosis, dan sebagian menembus basal
membrane serta terdapat bentukan mutiara tanduk.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 30


Pembesaran 40x

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 31


Pembesaran 400x

4. ADENOID CYSTIC CARCINOMA


Karsinoma kistik adenoid (ACC) adalah bentuk tidak umum dari neoplasma
ganas yang muncul dalam kelenjar sekretorik, paling sering kelenjar ludah utama dan
kecil di kepala dan leher. Tempat asal lainnya termasuk trakea, kelenjar lakrimal,
payudara, kulit, dan vulva

Makroskopis :

Diterima jaringan dengan tanda benang sebesar 1 1/2cm padat.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 32


Mikroskopis :
Terlihat jaringan tumor ganas epitelial yang tersusun kribriformis (bentuk seperti
saringan) dan telah infiltrasi ke stroma. Sel tumor berinti bulat, hiperkromatik,
dengan anak inti sebagian nyata, dan sitoplasma eosinofilik.

Pembesaran 40x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 33


Pembesaran 100x

Pembesaran 400x
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 34
5. PAPILLOMA
Papiloma adalah tumor jinak yang terbentuk dari jaringan epitel skumous yang
hiperplasia atau akantotik dan membentuk papil2

Makroskopis :Diterima jaringan berkulit sebesar 3x3x2cm padat

Mikroskopis :
Terlihat jaringan berbentuk tonjolan dengan dilapisi epitel skuamous yang
papilomatik, akantotik, dan hiperkeratotik. Dermis fibrotik dan bersebukan sel
radang kronik.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 35


Pembesaran 40x

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 36


Pembesaran 400x

6. KISTA RADIKULER
Kista radikular merupakan kista yang terjadi dari sisa epitel Malassez pada
ligamen periodontal sebagai akibat dari peradangan kronis, biasanya setelah
kematian pulpa gigi. Kista radikuler adalah lesi kistik odontogenik yang paling umum
dari inflamasi.

Makroskopis :

Diterima jaringan kecil-kecil sebesar 1cm dan 1/2 cm serta disertai 1 buah gigi.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 37


Mikroskopis :

Terlihat jaringan ikat dengan terdapat sebaran sel-sel radang menahun yang diffuse
dan ditengah terdapat bentukan seperti epitel skuamous.

Pembesaran 40x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 38


Pembesaran 100x

Pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 39


7. FIBROMA
Fibroma adalah tumor jinak yang terdiri dari proliferasi jaringan ikat fibrosa.
Mereka dapat tumbuh di semua organ, yang timbul dari jaringan mesenkim.

Fibroma pada rongga mulut sering terjadi karena iritasi yang kronis oleh
karena trauma. Muncul sebagai benjolan halus di mulut, biasanya warna yang sama
dengan daerah sekitarnya, tetapi kadang-kadang lebih pucat atau, jika sudah
berdarah, mungkin terlihat warna gelap. Biasanya berbentuk kubah atau seperti polip
(bertangkai).

Makroskopis :

Diterima jaringan berkulit sebesar 1x1x1/2cm padat.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 40


Mikroskopis :
Terlihat jaringan kulit dengan epidermis tanpa kelainan tertentu. Dermis terdapat
jaringan tumor berbatas tegas yang terdiri atas sel-sel epindel.

pembesaran 40x

pembesaran 100x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 41


pembesaran 400x

8. FIBROLIPOMA
Fibrolipoma merupakan tumor jinak yang terdiri dari Lipoma dengan bundel
yang menonjol dari jaringan fibrosa dewasa yang melintasi lobulus berlemak. Kasus
ini sangat jarang terjadi pada rongga mulut.

Makroskopis :

Diterima jaringan berlapiskan kulit sebesar 5x3x3cm yang terdiri atas lemak padat.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 42


Mikroskopis :

Terlihat jaringan tumor jinak mesenkimal yang terdiri dari sel-sel lemak mature yang
sangat proliferatif diantara jaringan ikat.

pembesaran 40x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 43


pembesaran 100x

pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 44


9. OSTEOMA
Tumor jinak yang terbentuk dari tulang trabecular yang padat atau matang.
Pada rongga mulut, kasus sering terjadi pada tulang kraniofasial, terutama sinus
paranasal

Makroskopis :
Diterima jaringan tulang sebesar 3 1/2x2x2cm.

Mikroskopis :

Terlihat jaringan tulang dengan komponen osteoid yang proliferatif serta stroma
fibrous yang padat.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 45


pembesaran 40x

pembesaran 100x
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 46
pembesaran 400x

10.PLEOMORFIK ADENOMA
Adenoma Pleomorfik adalah tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai
pada kelenjar parotid. Tumor ini merupakan tumor campuran (benign mixed tumor),
yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim dan tersusun dalam
beberapa variasi komponennya.

Makroskopis :

Diterima jaringan sebesar 7x4x4cm putih padat dan bernodule.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 47


Mikroskopis :

Terlihat jaringan tumor kelenjar liur yang terdiri dari jaringan ikat fibrous
mixomatik yang luas, dengan terdapat jaringan tulang rawan, dan terdapat
kelompok-kelompok sel-sel epitel yang sangat proliferatif serta sebagian
membentuk acini-acini.

pembesaran 40x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 48


pembesaran 100x

pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 49


pembesaran 400x

pembesaran 400x

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNIVERSITAS BRAWIJAYA 50

Anda mungkin juga menyukai