Anda di halaman 1dari 15

Pengendalian Mutu Konstruksi Belt Truss

Proyek Menara Astra


1
Ahmad Abidin

ABSTRAK.
Pembangunan gedung tinggi dan super tinggi di Indonesia tumbuh pesatnya beberapa tahun terakhir
ini. Dimana proses pembangunan gedung sangat perlu pengendalian mutu, terutama gedung tinggi
yang mempunyai konstruksi khusus salah konstruksi khusus adalah Belt Truss. Pengendalian mutu
meliputi erction plan sequare, lifting study colomn, beam & diagonal, lifting study colomn, beam &
diagonal, konstruksi Belt Truss mulai proses pabrikasi di workshop, inspection of trial assembled
components, set up embedded & anchor, final checklist dimension, erection lower column & lower
beam, Tightening terque HTB (thorshear A 490/ASTM A 490) lower beam, Install rebar column, Finish
casting & curing compund column, finish install rebar coupler beam, Erection install rebar coupler
beam, Erection upper beam, tightening terqeu HTB column & install rebar column, Tightening terque
HTB (thorshear A 490/ASTM A 490) upper beam, 23 Install rebar slab, Erection rebar column,
Welding using flux cord arc welding (FCAW), dan ultrasonic test (UT Test).

Makalah ini menyajikan pengendalian mutu konstruksi Belt Truss proyek menara astra dimana semua
team bekerjasama antara kontraktor, konsultan perencana struktur, sub kontraktor, konsultan
pengawas dan owner, sehingga yang direncanakan untuk pengendalian mutu kontrsuksi Belt Truss
tercapai. Makalah ini diharapkan bisa berguna untuk kita semua untuk masa yang akan datang.

KATA KUNCI : Pengendalian mutu erction plan sequare, lifting study colomn, beam & diagonal,
lifting study colomn, beam & diagonal, konstruksi Belt Truss mulai proses pabrikasi di workshop,
inspection of trial assembled components, set up embedded & anchor, final checklist dimension,
erection lower column & lower beam, Tightening terque HTB (thorshear A 490/ASTM A 490) lower
beam, Install rebar column, Finish casting & curing compund column, finish install rebar coupler
beam, Erection install rebar coupler beam, Erection upper beam, tightening terqeu HTB column &
install rebar column, Tightening terque HTB (thorshear A 490/ASTM A 490) upper beam, 23 Install
rebar slab, Erection rebar column, Welding using flux cord arc welding (FCAW), dan ultrasonic test
(UT Test).

1) Senior Site Structure QA/QC Engineer Astra Property (Proyek Menara Astra)
1. Pendahuluan.
Menara Astra salah satu gedung tinggi yang sudah selesai dibanguan di Jl. Jend. Sudirman
Kav. 5-6 duku atas Jakarta Pusat dengan ketinggian 260 meter dengan jumlah lantai adalah
50 lantai dan 6 lapis basement gedung katagori gedung tinggi untuk perkantoran, dengan
katagori Green Platinum A.

Gambar 1 : Gedung Menara Astra

Proses konstruksi yang digunakan di gedung Menara Astra adalah, untuk pekerjaan
konstruksi lantai 22 dan lantai 35 memakai konstruksi Belt Truss dengan menggunakan
profil baja Box-WF 500x700x30mm dan Extra Plate for H-Beam 30mm Plate, dan kolom
lantai 21-24 dan lantai 34-37 dengan profil H500x500x30x30mm, serta baloknya di lantai 22-
24 dan lantai 35-36 konstruksi komposit dengan profil H500x500x30x30mm.

Belt Truss lantai 35

Belt Truss lantai 22

Gambar 2 Tampilan bangunan saat proses konstruksi


Gambar 3 Tampilan bentuk Belt Trus keseluruhan

Hal yang disajikan dalam makalah ini, bagaimana pengendalian mutu konstruksi Belt Truss.
Dimana konstruksi ini pertama gedung tinggi saat ini di indonesia, perlu dijelaskan
bagaimana menjalankan praktek konstruksi yang benar.

2. Erection Plan Sequence.


Sebelum mulai proses konstruksi dibuatkan erction plan sequare dimana di evaluasi oleh
team Owner, konsultan perencana struktur, kontraktor, konsultan pengawas dan sub
kontraktor meliputi :
 Penempatan material Belt Truss, kolom dan balok baja yang bisa dijangkau dan
beban material kuat di angkat tower crane.
 Proses erection Belt Trus dimulai zone 1 s/d zone 4 seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4 Proses Erection Plan


Keterangan : Erection start from zone 1 – 3 – 2 – 4
• Install lower column – Lower horisontal beam from zone 1 – 3 – 2 – 4.
• Casting slab finish.
• Install diagonal beam & Survey alignment diagonal beam.
• Install upper column then upper horisontal beam from zone 1 – 3 – 2 – 4.

3. Lifting Study Colomn, Beam & Diagonal.


Studi dilakukan dan menganalisa proses erection material, saat proses erection sebagai
berikut :

Gambar 5 Lifting study colomn, beam & diagonal

Gambar 6 Lifting study colomn, beam & diagonal


4. Proses Fabrikasi Belt Truss di Workshop.
Untuk proses fabrikasi Belt Truss dilaksanakan di workshop seperti gambar di bawah ini :

Gambar 7 Proses fabrikasi Belt Truss di workshop

Gambar 8 Proses fabrikasi Belt Truss di workshop

Keterangan : Material pengelasan dengan FCAW (Flux Cord Arc Welding) dan lulus 100%
dengan pengetesan UT (Ultrasonic Test).

5. Inspection of Trial Assembled Components Belt Truss.


Sebelum pengiriman material ke proyek dilaksanakan Inspection of trial assembled
components Belt Truss dilaksanakan bersama antara konsultan perencana struktur,
kontraktor, konsultan pengawas, sub kontraktor dan owner, untuk lebih jelasnya seperti
gembar di bawah ini :
Gambar 9 Inspection of trial assembled components Belt Truss

Gambar 10 Inspection of trial assembled components Belt Truss

6. Proses Pengendalian Mutu Konstruksi Belt Truss.


Untuk proses pengendalian mutu konstruksi Belt Truss dimulai dengan pekerjaan sebagai
berikut :

6.1. Set Up Embedded & Anchor.


Untuk pekerjaan set up embedded & anchor dilaksanakan dengan metode pengukuran arah
X dan arah Y pada semua kolom sehingga sama dengan shop drawing yang telah disetujui
oleh konsultan perencana struktur, sehingga proses pengendalian mutu tercapai seperti
gambar berikut :
Gambar 11 Set up embedded & anchor
Setelah selesai pengecekkan bersama antara kontraktor, konsultan pengawas, konsultan
perencana struktur dan owner dengan status ok, maka semua anchor di proteksi sebelum
pelaksanaan pengecoran balok dan lantai.
Selama proses pengecoran lantai dengan mutu beton Fc’ 40 MPa, di monitor terus supaya
tidak terganggu anchor kolom tersebut sampai selesai pengecoran.

6.2. Manju Grouting Marking Center.


Setelah selesai pengecoran lantai serta curing beton berjalan maka proses manju grouting
marking center untuk kedudukan kolom dilaksanakan secara bersama-bersama seperti
berikut :

Gambar 12 Manju grouting marking center


Setelah selesai pekerjaan manju grouting marking center di cek ulang lagi dan hasilnya ok
maka dilanjutkan pekerjaan selanjutnya.

6.3. Final Checklist Dimension Belt Truss.


Material baja Belt Truss yang sampai di proyek selanjutnya dilaksanakan pengecekkan final
dimensi Belt Truss tersebut seperti gambar berikut :
Gambar 13 Final checklist dimension Belt Truss

6.4. Erection Lower Colomn & Lower Beam.


Pekerjaan erection lower colomn dilaksanakan dengan menggunakan tower crane dengan
memperhatikan sefety di area jalur pengakutan serta saat jalannya install lower colomn
tersebut :

Gambar 14 Erection lower column & lower beam

Saat kolom sudah diinstall di angkur selanjutnya dipasangkan balok penyangga ke core wall
serta pemasangan kabel sling untuk sementara sampai selesai pemasangan kolom, setelah
kolom terpasang 1 (zone) dilanjutkan install lower beam untuk pekerjaannya seperti
penjelasan di gambar 5.

6.5. Tightening Terque HTB (Torshear A 490/ASTM A 490) Lower Beam.


Proses tightening Terque HTB (Torsheara 490/ASTM A490) beam, yang dilaksanakan
mengikuti metode kerja yang disetujui oleh konsultan perencana struktur. Untuk lebih
jelasnya pekerjaan seperti gambar berikut.
Gambar 15 Tightening terque HTB (thorshear A 490/ASTM A 490) lower beam
6.6. Install Rebar Colomn Belt Truss.
Proses pemasangan besi kolom Belt Truss dilaksanakan dengan pabrikasi di area
pembesian, setelah itu di angkat pakai tower crane, selanjutnya pemasangan dua sengkang
kolom sistem bolak-balik dan dilanjutkan pemasangan tie kolom.

Gambar 16 Install rebar column Belt Truss

6.7. Finish Casting & Curing Compound Colomn Belt Truss.


Setelah selesai pengecoran kolom dengan mutu beton Fc’ 55 MPa dan buka buka bekesting
dilanjutkan curing kolom dengan bahan compound supaya pengendalian mutu beton
terkendali, seperti gambar berikut :
Gambar 17 Finish casting & curing compund column Belt Truss

6.8. Finish Install Rebar Coupler Beam.


Semua sambungan balok dengan metode mekanis dengan coupler seperti berikut :

Gambar 18 Finish install rebar coupler beam

6.9. Erection Upper Colomn & Diagonal Beam.


Setelah selesai pengecoran balok dan pelat lantai dilanjutkan pemasangan kolom sampai
selesai satu zona dan dilanjutkan pemasangan balok diagonal seperti gambar berikut :
Gambar 19 Erection install rebar coupler beam

6.10. Erection Upper Beam, Tightening Tetqeu HTB (Torshear A 490/ASTM A


490) Colomn & Install Rebar Colomn.
Untuk selanjutnya pemasangan balok paling atas sampai terpasang satu zona setelah
selesai dilanjutkan tightening Terque HTB (Torsheara 490/ASTM A490) kolom, proses
tightening kolom sama seperti tightening lower beam sama dengan gambar 15. Selanjutnya
pemasangan besi kolom, sengkang dan tie seperti gambar berikut :

Gambar 20 Erection upper beam, tightening terqeu HTB column & install rebar column

6.11, Tightening Terqeu HTB (Torshear A 490/ASTM A 490) Upper Beam.


Proses tightening Terque HTB (Torsheara 490/ASTM A490) upper beam sama seperti
tightening Terque HTB (Torsheara 490/ASTM A490) lower beam sama dengan gambar 15,
proses pengendalian mutu pekerjaan sebagai berikut.
Gambar 21 Tightening terque HTB (thorshear A 490/ASTM A 490) upper beam

Selanjutnya pemasangan bekesting kolom tahap dua serta pengecoran kolom tahap kedua
dilanjutkan sambungan mekanis dengan copuler sama seperti gambar 18.

6.12. Install Rebar Slab.


Selanjutnya install balok dan pelat lantai seperti gambar berikut.

Gambar 22 Install rebar slab

6.13. Erection Rebar Colomn.


Setelah selesai pengecoran kolom tahap kedua serta pembesian sambungan sebagai
berikut.
Gambar 23 Erection rebar column

6.14. Welding Using Flux Cord Arc Welding (FCAW).


Proses pengelasan balok diagonal dengan balok bawah (lower beam) dengan metode
pengelasan FCAW, sebelum dilaksanakan pengelasan terlebih dahulu dibersikan dan
dilaksanakan pengecekkan bersama. Untuk jelasnya proses pengelasan FCAW seperti
gambar berikut.

Gambar 24 Welding using flux cord arc welding (FCAW)


6.15. Ultrasonic Testing (UT Test).
Sebelum dilaksankan ultassonic test (UT Test) dimana alat tersebut dilakukan pengetesan
kalibrasi sebelum dilaksanakan pengetesan tersebut, untuk lebih lanjutnya seperti gambar
berikut.
Gambar 25 Ultrasonic test (UT Test)

6.16. Proses Konstruksi Belt Truss Selesai.


Proses konstruksi Belt Truss selesai dengan hasil pengendalian mutu proses konstruksi
tercapai sesuai dengan yang ditargetkan bersama. Konstruksi Belt Truss seperti gambar
sebagai berikut.

Gambar 26 Proses kontruksi Belt Truss selesai


Proses pengendalian mutu konstruksi Belt Truss ini atas kerjasama antara team kontraktor,
konsultan perencana struktur, konsultan pengawas, sub kontraktor dan owner.

7. Kesimpulan.
Gedung Menara Astra adalah gedung yang pertama di Indonesia memakai konstruksi
khusus Belt Truss dilantai 22 dan lantai 35. Sebelum pelaksanaan konstruksi dilaksanakan
studi erection method statement meliputi : General outline and schedule, temporary site
plan, erection procedure, inspection testing procedure.
Semua proses fabrikasi dilaksanakan inspeksi dan testing material lolos 100%, serta
pelaksanaan konstruksi harus lolos 100% dari ceklist bersama. Hal ini dilaksanakan supaya
pengendalian mutu kontruksi Belt Truss tercapai.
Daftar Pustaka.
Arup dan Kinematika (2016), Revisi Laporan Perencana Struktur Atas Proyek Menara Astra,
Laporan Desain Konsultan Perencana Struktur.

Choi H. Sun, H., Goman, Josep L. & Mathias N. (2016), Outrigger Design for Hign-Rise
Buildings, 2nd Edition An output of the CTBUH Outrigger Working Group.

Dewobroto, W. (2016), Struktur Baja – Perilaku, Analisis & Desain – AISC 2010, Edisi ke-2,
Penerbit Jurusan Teknik Sipil UPH, Tangerang.
Golesorkhi R., Joseph L., Klemencic R., Shook D. & Viise J. (2017), Performance-Based
Seismic Design for Tall Buildings, An output the CTBUH - Based Seismic Design Working
Group.

Shimizu Total Joint Operation (2016), Metode Kerja Konstruksi Belt Truss, Proyek Menara
Astra Jakarta.

Shimizu Corporation (2008), Mode Gakuen Cocoon Tower’ Makalah Konstruksi Baja Belt
Truss, Japan.

Tamboli R. Akbar. (2014), Tall and Supertall Buildings : Planing and Design, Council on Tall
Buildings and Urban Habitat (CTBUH), and International Code Council (ICC).

Tumilar, S. (1988), Peranan Teknisi Penangan Konstruksi Beton, PT. Wiratman &
Associates.

Anda mungkin juga menyukai