DAN
TARGET PASAR
Kelompok 7:
1) Daffa Fikri Erdiansyah (21180000180)
2) Dessy Hidayatul Fazjriyah (21180000269)
3) Devita Silviana (21180000348)
4) Istnaini Nurul Hanifah (21180000397)
5) Muajalah (21180000366)
MODEL KONVERSI
Model konversi mengukur kekuatan dari komitmen psikologis konsumen terhadap
merek dan keterbukaan merekaterhadap perubahan. Untuk menentukan seberapa
mudah seorang konsumen dapat dialihkan ke pilihan lain, model menilai komitmen
berdasarkan faktor-faktor seperti sikap konsumen terhadap pilihan merek, dan
kepuasan dengannya, pilihan merek saat ini dalam satu kategori dan pentingnya
keputusan untuk memilih merekdalam kategori tersebut.
Model ini mengsegmentasikan pengguna merek menjadi empat kelompok
berdasarkan kekuatan komitmen,dari rendah sampai tinggi, sebagai berikut :
1. Mudah Berubah (sangat mungkin untuk beralih)
2. Rendah (tidak mempunyai komitmen terhadap merek dan dapat beralih-
beberapa pengguna aktif mempertimbangkan alternatif)
3. Rata-rata (jugs mempunyai komitmen terhadap merek yang terlalu kuat-
mereka tidak suka beralih merek dalam jangka pendek)
4. Tak tergoyahkan (mempunyai komitmen yang kuat terhadap merek yang
yang mereka gunakan saat ini – mereka sangat tidak suka beralih merek dalam
waktu dekat.
Model ini juga mengklasifikasikan nonpengguna merek menjadi empat kelompok lain
berdasarkan “keseimbangan disposisi” mereka dan keterbukaan untuk mencoba
merek dari rendah sampai tinggi, sebai berikut :
1. Sangat tidak bersedia (tidak mau beralih ke merek tersebut- preferensi
mereka sangat kuat terhadap merek sekarang)
2. Tidak terlalu bersedia (tidak mau beralih ke merek karena lebih menyukai
merek sekarang meskipun tidak kuat)
3. Ambivalen (tertaik pada merek seperti mereka tertarik pada merek mereka
sekarang)
4. Bersedia (sangat mudah didapatkan dalam jangka pendek)
Perusahaan dapat mengidentifikasi peluang segmen pasarnya, dengan cara perusahaan tersebut
harus memutuskan berapa banyak dan segmen pasar mana yang dibidik. Sejumlah peneliti pasar
mendukung pendekatan segmentasi pasar berdasarkan kebutuhan. Adapun cara dalam menentukan
target pasar, yaitu:
Setelah mengevaluasi berbagai segmen, ada lima pola pemilihan pasar sasaran yang dapat
dipertimbangkan oleh perusahaan , yaitu:
3. Spesialisasi Produk
Perusahaan membuat produk tertentu kemudian dijual ke beberapa segmen pasar. Misalnya,
Pembuat mikroskop yang menjual produknya ke universitas, pemerintah, dan laboratorium
komersial. Risiko buruk yang dapat diterima bahwa produk dapat digantikan oleh teknologi yang
seluruhnya baru.
4. Spesialisasi Pasar
Perusahaan berkonsentrasi untuk melayani berbagai kebutuhan dari satu kelompok pelanggan
tertentu. Misalnya, perusahaan dapat menjual satu koleksi produk hanya ke laboratorium
universitas. Risiko buruknya bahwa kelompok pelanggan biasa mengalami pemotongan anggaran
atau penyusutan ukuran.
Dalam pemasaran terdiferensiasi, perusahaan beroperasi dibeberapa segmen pasar dan merancang
produk yang berbeda untuk setiap segmen. Misalnya, perusahaan kosmetik Estee Lauder
memasarkan merek yang menarik wanita dan pria yang memiliki selera berbeda. Pemasaran
terdiferensiasi menciptakan lebih banyak total penjualan dibandingkan pemasaran tanpa
diferensiasi. Karena pemasaran terdiferensiasi menyerah pada peningkatan penjualan juga
peningkatan biaya.
1. Pertimbangan Tambahan
Terdapat dua pertimbangan tambahan dalam mengevaluasi dan memilih segmen, yaitu :
Sayangnya, terlalu banyak perusahaan yang gagal mengembangkan rencana invasi jangka panjang
kecuali PepsiCo. Misalnya, Toyota memulai dengan meluncurkan mobil kecil (Tercel, Corolla),
lalu berekspansi ke mobil menengah (Camry, Avalon), dan akhirnya ke mobil mewah (Lexus).
Rencana invasi perusahaan dapat terbentur ketika menghadapi pasar yang tertutup. Oleh karena
itu, penyerang harus menemukan cara untuk masuk, yang memerlukan pendekatan
megapemasaran. Megapemasaran (megamarketing) adalah koordinasi strategis dari keahlian
ekonomi , psikologi, politik, dan hubungan masyarakat, untuk mendapatkan kerjasama sejumlah
pihak untuk memasuki atau beroperasi di pasar tertentu. Misalnya, pepsi.
Tidak semua usaha yang membidik anak-anak, minoritas, atau segmen khusus lainnya yang
menuai kritik. Misalnya, Pasta gigi Colgate Junior dari Colgate –Palmolive mempunyai fitur
khusus yang dirancang untuk membuat anak-anak menyikat gigi lebih lama dan lebih sering. Maka
masalahnya bukan siapa yang dibidik, tetapi bagaimana dan untuk apa. Pemasaran yang
bertanggung jawab secara sosial memerlukan penentuan sasaran yang tidak hanya melayani
kepentingan perusahaan, tetapi juga kepentingan mereka yang menjadi target.