Laporan Praktikum Mikroskop PDF
Laporan Praktikum Mikroskop PDF
SERAT TEKSTIL
IDENTIFIKASI SERAT CARA MIKROSKOPIS
PENDAHULUAN
Dalam mengidentifikasi serat terdapat tiga cara pengujian yaitu pengujian dengan
pelarutan, pembakaran & berat jenis, dan pengujian mikroskopis. Pada pengujian
mikroskop ini dapat diketahui karakteristik yang khas pada morfologi serat untuk
ditentukan jenisnya. Identifikasi serat mikroskopis dimaksudkan untuk menentukan
jenis serat yang sama karakteristiknya pada pengujian pelarutan atau pembakaran.
DASAR TEORI
2.1 Mikroskop
Dengan alat ini dapat dilakukan untuk memeriksa morfologi serat, di mana
terdapat campuran serat yang berbeda jenisnya. Morfologi serat yang penting dalam
pengamatan dengan mikroskop adalah bentuk penampang membujur dan melintangnya,
dimensinya, adanya lumen dan bentuk serta struktur bagian dalam dan permukaan serat.
1. Lensa Okuler
Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian
ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi
untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif.
Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali.
2. Lensa Objektif
Lensa obJektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama.
Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada
bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan
obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran
daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen,
sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua
benda yang terpisah.
3. Kondensor Cahaya
Bagian ini dapat diputar naik turun untuk mengumpulkan cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke objek.
Untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan
difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya
pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak
menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop
kurang baik.
4. Diafragma
Bagian yang berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk dan mengenai preparat.
5. Cermin
Bagian yang berfungsi untuk menerima dan mengarahkan cahaya yang
diterima. Cermin mengarahkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya
tersebut.
Bagian-Bagian Mekanik (Non-Optik) adalah sebagai berikut :
1. Revolver
Bagian yang berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif yang
diinginkan.
2. Tabung Mikroskop
Bagian yang berfungsi untuk menghubungkan lensa objektif dan lensa
okuler mikroskop.
3. Lengan Mikroskop
Bagian yang berfungsi untuk tempat pengamat memegang mikroskop.
4. Papan Letak Objek/Sampel/Preparat yang Dilihat
Bagian yang berfungsi untuk tempat menempatkan objek yang akan
diamati, pada meja benda terdapat penjepit objek, yang menjaga objek tetap
ditempat yang diinginkan.
5. Sumber Cahaya
Bagian yang berfungsi untuk menyinari objek, mikroskop elektrik.
6. Pengatur Fokus (Makrometer)
Bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara
cepat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang
diinginkan.
7. Pengatur Fokus secara Halus (Mikrometer)
Bagian yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tabung secara
lambat untuk pengaturan mendapatkan kejelasan dari gambaran objek yang
diinginkan .
8. Kaki Mikroskop
Bagian yang berfungsi sebagai penyagga yang menjaga mikroskop
tetap pada tempat yang diinginkan, dan juga untuk tempat memegang
mikroskop saat mikroskop hendak dipindahkan.
9. Penjepit Sampel
2.1.4 Penggunaan Mikroskop
2.1.4.1 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikroskop
adalah (IPB, 2010):
1. Peganglah erat-erat lengan atau badan mikroskop dengan tangan
kanan, sedangkan tangan kiri digunakan untuk menyangga kaki
mikroskop agar mikroskop tidak jatuh.
2. Meja preparat diposisikan tetap horisontal untuk mencegah agar
preparat (slide) tidak jatuh.
3. Bersihkan lensa mikroskop dengan menggunakan kertas
lensa/tissue atau kain lap flanel.
4. Pengamatan sebaiknya dilihat dengan menggunakan kedua mata
(untuk mikroskop dengan dua lensa okuler/binokuler)
5. Gunakanlah perbesaran lemah terlebih dahulu, kemudian setelah
obyek yang akan anda amati ditemukan, gunakan perbesaran yang
lebih besar
6. Bersihkan semua kotoran yang ada pada mikroskop dengan
menggunakan kertas tissue.
2.1.4.2 Langkah-langkah Menggunakan Mikroskop
Langkah-langkah mengunakan Mikroskop dengan benar adalah (Wijaya,
2006):
1. Membawa mikroskop dengan hati-hati dengan cara memegang
lengan mikroskop dengan 1 tangan dan tangan lain digunakan
untuk menyangga dasar mikroskop. Kemudian rendahkan dan
letakkan pada meja yang datar.
2. Duduklah pada tempat yang nyaman. Bila menggunakan
mikroskop cahaya, maka carilah tempat yang cukup sinar.
Perhatikan dan posisikan lengan mikroskop berseberangan dengan
tubuh dengan cara memutar bagian kepala lensa okuler.
3. Sebelum menempatkan slide preparat pada meja preparat, gunakan
tombol pengatur kasar (makrometer) untuk menurunkan meja
preparat sampai posisi paling bawah. Perhatikan arah putaran.
Aturlah cermin pada bagian bawah sampai ada cahaya yang
memantul, melewati diafragma sehingga terlihat dari lensa okuler.
Perhatikan, titik fokus mata setiap orang berbeda-beda, sehingga
setiap orang harus mencari sendiri pencahayaan sesuai kondisi
mata.
4. Letakkan slide preparat di atas meja preparat dengan baik. Pastikan
slide pada posisi yang telah disediakan (bagian berbentuk siku) dan
tahan dengan penjepit.
5. Pastikan bahwa pembesaran lensa objektif adalah pembesaran
paling rendah (biasanya 10 kali). Jika belum, maka putar knob
lensa objektif itu untuk mendapatkan pembesaran paling rendah.
6. Mulailah melakukan pengamatan dengan mengatur fokus amatan,
yaitu dengan memutar tombol pengatur kasar (makrometer) sampai
mendapat bayangan benda yang jelas sesuai mata. Perhatian,
biasakan membuka kedua mata saat mengamati, agar tidak terjadi
kerusakan/gangguan pada mata.
7. Geserlah siku penahan preparat untuk mengamati berbagai sisi
preparat. Pastikan bahwa kita mendapatkan bayangan dari bagian
preparat yang akan kita amati.
8. Untuk mendapatkan perbesaran yang lebih, putar kembali knob
lensa objektif sampai perbesaran lensa berikutnya (biasanya 40
kali). Untuk mendapatkan perbesaran berikutnya, biasanya arah
putar knob adalah berlawanan arah jarum jam.
9. Lakukan kembali pengamatan seperti pada tahap 7. Tetapi
perhatikan, panjang tabung lensa objektif lebih panjang dari
sebelumnya dan hampir berimpit dengan preparat. Agar saat
mencari fokus bayangan lensa tidak menekan preparat, maka
gunakan tombol pemutar halus (mikrometer). Jika lensa menekan
preparat, maka slide bisa pecah.
10. Jika telah mendapat bayangan gambar yang paling jelas,
gambarlah bayangan tersebut.
11. Jika telah selesai dan akan mengakhiri pengamatan, turunkan meja
preparat dengan memutar tombol pengatur kasar sampai posisi
paling bawah. Ingat dan perhatikan arah putaran, jangan sampai
justru memutar ke arah atas. Setelah itu putar knob lensa objektif
sampai lensa perbesaran paling rendah, lalu ambil slide preparat.
12. Simpan kembali mikroskop pada tempatnya.
2.2 Serat Tekstil
Serat adalah material yang berbentuk halus dan memiliki perbandingan panjang
dengan diameter yang sangat besar.
2.2.1 Serat Alam
Serat alam adalah serat yang berasal dari alam dan sudah tersedia dalam
bentuk serat.
2.2.1.1 Serat Selulosa
Selulose merupakan bahan utama pada tumbuh-tumbuhan.
Jumlah kandungan selulose pada serat berbeda-beda, rayon
mengandung 100%, kapas 91% dan lenan 70% selulose. Jumlah
kandungan selulose yang besar pada serat yang berbeda menyebabkan
serat-serat ini mempunyai sifat-sifat kimia yang sama.
1. Kapas
Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang
termasuk dalam jenis gossypium, yaitu 1) Gossypium arboreum, 2)
Gossypium herbareum, 3) Gossypium barbadense, dan 4)
Gossypium hirsutum. Tiap jenis tanaman kapas tersebut
menghasilkan kapas yang mutunya sangat khas.
Gossypium barbadense disebut juga kapas sea island,
merupakan jenis yang menghasilkan kapas yang bermutu sangat
tinggi karena panjang serat 38 - 55 mm, halus dan berkilau.
Gossypium arboreum dan gossypium herbareum menghasilkan
serat yang pendek yaitu 7 - 25 mm. Gossypium hirsutum disebut
juga kapas upland, menghasilkan serat panjang 25 - 35 mm.
Serat kapas diperoleh dari buah kapas. Buah kapas yang
sudah matang dipetik, bulu-bulunya dipisahkan dari bijinya,
dibersihkan dan dipintal. Bulu-bulu pendek yang masih melekat
pada biji-biji kapas tersebut disebut linter.
Kapas terutama tersusun atas selulose. Selulose dalam
kapas mencapai 94 % dan sisanya terdiri atas protein, pektat, lilin,
abu dan zat lain. Proses pemasakan dan pemutihan serat akan
mengurangi jumlah zat bukan selulose dan meningkatkan
persentase selulose.
Gambar 2.3 berikut adalah struktur serat kapas:
Penampang Serat
Apabila dilihat dari mikroskop, serat wol mirip dengan
rambut manusia, bersisik menghadap keatas. Terdisi dari protein
yang dibentuk dari karbon, hidrogen, oksigen dan belerang.
Bentuk penampang lintang serat wool bervariasi dari bulat sampai
lonjong. Penyimpangan dari bentuk bulat biasanya dinyatakan
dengan perbandingan antara sumbu panjang dengan sumbu
pendek. Perbandingan tersebut untuk bermacam-macam wool
mempunyai harga tetap. Gambar 2.7 berikut adalah penampang
serat wool.
2.2.2.2 Poliester
Serat poliester dibuat dari asam tereftalat dan etilena glikol.
Poliester pertama yang dibuat adalah terylene, kemudian menyusul
dacron. Asam tereftalat dan etilena glikol diolah dalam tempat hampa
udara dan dengan suhu yang tinggi, maka terjadilah larutan. Larutan
kemudian disemprotkan melalui alat pemintalan leleh menghasilkan
filament poliester. Reaksi pembuatan poliester:
Penampang serat
Bentuk memanjang serat poliester seperti silinder dan penampang
lintangnya bulat. (Lihat Gambar 2.12).
Penampang serat
Bentuk memanjang serat seperti silinder yang rata dan penampang
lintangnya hampir bulat. (Lihat Gambar 2.14).
METODE PRAKTIKUM
1) Serat diletakkan sejajar diatas kaca objek (slide glass) dan dipisahkan satu
sama lain dengan menggunakan jarum.
2) Kumpulan serat yang berada diatas slide glass diatur supaya rata dan
renggang (jangan terlalu menumpuk/rapat).
3) Serat yang berada diatas slide glass ditutup dengan cover glass.
4) Angkat satu sisi dari cover glass lalu tetesi dengan air.
5) Kelebihan air pada preparat dihisap dengan kertas hisap/kertas saring.
6) Letakkan diatas meja mikroskop.
7) Amati contoh serat dibawah mikroskop.
8) Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan dimulai dengan
menggunakan lensa objektif terkecil dahulu, lalu dengan tidak menggeser
objek dimeja mikroskop, citra objek diperbesar dengan mengubah lensa
objektifnya, dan fokuskan citra objeknya (dari pembesaran 5x,lalu dirubah
ke 10X, dan 40x)
9) Tentukan serat yang diamati termasuk jenis serat apa. Bila tidak ada yang
sesuai lakukan uji lanjutan.
3.2.2 Identifikasi serat cara mikroskopis penampang membujur
1) Jarum mesin jahit yang panjang berisi benang dtusukkan melalui tengah-
tengah gabus.
2) Suatu kawat kecil dimasukkan pada lengkungan benang yang menonjol,
kemudian jarum ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang
pada gabus.
3) Sekelompok serat yang telah disejajarkan dan diberi lak diletakkan dalam
lengkungan benang dan dengan hat-hati ditarik masuk kedalam gabus
dengan cara menarik ujung-ujung benang. Jumlah serat yang ditarik harus
cukup tertekan sehingga serat akan terpegang oleh gabus yang baik, tanpa
terjadi perubahan bentuk serat.
4) Permukaan gabus yang mempunyai ujung serat yang menonjol dipotong
rata dengan pisau silet tajam.
5) Setelah laknya kering, gabus diiris setipis mungkin menggunakan pisau
silet tajam.
6) Irisan gabus yang mengandung potongan serat ditempelkan pada kaca
penutup dengan setetes air suling.
7) Kaca penutup dengan potongan gabus dibawahnya diletakkan pada kaca
objek, sehingga seluruh irisan dapat terletak dalam satu fokus.
8) Amati contoh serat dibawah mikroskop.
9) Untuk mempermudah penggunaan mikroskop, pengamatan dimulai dengan
menggunakan lensa objektif terkecil dahulu, lalu dengan tidak menggeser
objek dimeja mikroskop, citra objek diperbesar dengan mengubah lensa
objektifnya, dan fokuskan citra objeknya (dari pembesaran 5x,lalu dirubah
ke 10x, dan 40x)
10) Tentukan serat yang diamati termasuk jenis serat apa. Bila tidak ada yang
sesuai lakukan uji lanjutan.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Terlampir.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan didapatkan kelemahan dan kelebihan dalam
mengidentifikasikan suatu serat melalui penampang membujur atau penampang melintang.
Pada serat alam lebih mudah untuk diidentifikasi melalui penampang membujur misalnya
pada serat kapas dan serat wool. Namun, terdapat serat alam lain seperti serat rami dan serat
sutera yang jika diidentifikasi dengan penampang membujur kurang akurat karakteristiknya
sehingga untuk mengidentifikasikan serat tersebut digunakan cara penampang melintang.
Seperti halnya serat alam, serat buatan seperti spesies rayon dapat diidentifikasikan
dengan jelas dengan cara penampang membujur. Pada poliester, poliakrilat dan poliamida
yang diidentifikasi dengan penampang membujur kurang didapat karakteristiknya. Serat
campuran seperti poliester: kapas, poliester: wool, poliester: rayon merupakan gabungan dari
kedua serat misalnya poliester dan kapas. Karena, serat tidak dapat dicampur seratnya namun
dapat dipintal secara bersama-sama. Oleh sebab itu, pada serat campuran terdapat dua serat
yang karakteristiknya berbeda saat diamati secara penampang membujur atau penampang
melintang. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut karakteristik serat-serat yang dapat
diidentifikasi melalui penampang membujur dan penampang melintang:
1. Serat Kapas
Serat kapas yang telah diamati dibawah mikroskop dapat diketahui
karakteristiknya, pada penampang membujur serat kapas seratnya terlihat pipih
berpilin atau pita yang terpuntir dan pada penampang membujur serat kapas terlihat
bentuknya seperti ginjal dan terdapat lumen. Dari hasil pengamatan ini serat kapas
dapat diidentifikasi dengan baik melalui penampang membujur dan penampang
melintang karena bentuknya yang khas. Apabila hasil pengamatan dibandingkan
dengan literatur (Gambar 2.4) hasilnya tidak jauh berbeda. Berikut ini bentuk
penampang serat kapas yang telah diamati secara membujur dan melintang:
3. Serat Sutera
Serat Sutera yang telah diamati dibawah mikroskop dapat diketahui
karakteristiknya, pada penampang membujur serat sutera terlihat berbentuk silinder
dengan permukaan bergaris garis dan terdapat bercak pada permukaan serat dari air
ludah ulat atau serisin. Pada penampang membujur serat sutera terlihat berbentuk
segitiga dengan sudut-sudut yang membulat. Dari hasil pengamatan ini serat sutera
lebih mudah diidentifikasi dengan baik melalui penampang melintang, karena pada
penampang membujur apabila serat di merser tidak terlihat bercak serisinnya sehingga
sulit diidentifikasi. Pada sampel kali ini serat sutera yang digunakan ialah serat sutera
bombyx mori, dilihat dari penampang melintang. Apabila hasil pengamatan
dibandingkan dengan literatur (Gambar 2.8) hasilnya tidak jauh berbeda. Berikut ini
bentuk penampang serat sutera yang telah diamati secara membujur dan melintang:
5. Rayon Viskosa
Serat Rayon Viskosa yang telah diamati dibawah mikroskop dapat diketahui
karakteristiknya, pada penampang membujur serat rayon viskosa terlihat bentuknya
silinder dan terdapat bergaris pada permukaannya, sedangkan pada penampang
melintang terlihat bentuknya yang bergerigi. Dari hasil pengamatan ini serat rayon
viskosa dapat diidentifikasi dengan baik melalui penampang membujur dan
penampang melintang namun karena karakteristiknya mirip dengan spesies rayon
yang lain, maka diperlukan identifikasi lebih lanjut dengan uji pelarutan. Serat rayon
viskosa ini dapat larut pada H2SO4 59,5% dan 70%. Apabila hasil pengamatan
dibandingkan dengan literatur (Gambar 2.9) hasilnya tidak jauh berbeda. Berikut ini
bentuk penampang serat sutera yang telah diamati secara membujur dan melintang:
6. Rayon Kupraamonium
Serat Rayon Kupraamonium yang telah diamati dibawah mikroskop dapat
diketahui karakteristiknya, pada penampang membujur serat rayon kupraamonium
terlihat seperti silinder yang lurus panjang, sedangkan pada penampang melintang
terlihat bentuknya bulatan yang sama besar. Dari hasil pengamatan ini serat rayon
kupraamonium dapat diidentifikasi dengan baik melalui penampang membujur dan
penampang melintang Apabila hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur
(Gambar 2.11) hasilnya tidak jauh berbeda. Berikut ini bentuk penampang serat rayon
kupraamonium yang telah diamati secara membujur dan melintang:
8. Poliester
Serat Poliester yang telah diamati dibawah mikroskop dapat diketahui
karakteristiknya, pada penampang membujur serat poliester terlihat berbentuk
silinder, sedangkan pada penampang melintang telihat berbentuk bulat-segitiga. Dari
hasil pengamatan ini serat poliester dirasa cukup sulit untuk diidentifikasi dengan cara
mikroskopis ini karena, terdapat beberapa serat yang dibuat bentuknya berbeda-beda
sesuai yang diinginkan pembuatnya. Misalnya pada sampel serat yang diujikan
memiliki bentuk celah berbentuk silinder panjang sehingga pada penampang
melintangnya seratnya berbentuk seperti segitiga. Sehingga pengujian cara
mikroskopis dilanjutkan dengan uji pelarutan, di mana serat poliester larut dalam
larutan metil salisilat didih. Apabila hasil pengamatan dibandingkan dengan literatur
(Gambar 2.12) hasilnya terdapat perbedaan pada penampang melintangnya. Berikut
ini bentuk penampang serat asetat rayon yang telah diamati secara membujur dan
melintang:
9. Serat Poliakrilat
Serat Poliakrilat yang telah diamati dibawah mikroskop dapat diketahui
karakteristiknya, pada penampang membujur serat poliakrilat terlihat berbentuk
silinder bergaris-garis sedikit, sedangkan pada penampang melintang filamennya
berbentuk dumbel atau tulang anjing. Dari hasil pengamatan ini serat poliakrilat dapat
diidentifikasi dengan penampang melintangnya, karena penampang membujur serat
poliakrilat menyerupai penampang membujur asetat rayon. Apabila hasil pengamatan
dibandingkan dengan literatur (Gambar 2.13) hasilnya terdapat perbedaan pada
penampang melintangnya. Berikut ini bentuk penampang serat asetat rayon yang telah
diamati secara membujur dan melintang:
KESIMPULAN
Dari praktikum pengujian identifikasi serat cara mikroskopis ini dapat dilihat bentuk
serat melalui penampang melintang dan penampang membujur. Dapat disimpulkan bahwa
serat alam mudah diidentifikasi dengan cara mikroskop ini karena serat alam memiliki
karakteristik yang khas pada penampang melintang atau membujur yang terlihat dibawah
mikroskop. Sedangkan serat buatan kurang spesifik untuk diidentifikasi dengan cara ini,
sehingga harus dilakukan pengujian lebih lanjut dengan uji pada larutan zat kimia tertentu.
Dari penjelasan yang telah dipaparkan dipembahasan, dapat diringkas bahwa:
1. Serat Kapas dapat diidentifikasi dengan penampang melintang dan penampang
membujur.
2. Serat Rami dapat diidentifikasi dengan penampang melintang dan penampang
membujur.
3. Serat Sutera lebih terlihat karakteristiknya dengan penampang melintang.
4. Serat Wool lebih terlihat karakteristiknya dengan penampang membujur.
5. Serat Rayon Viskosa lebih terlihat karakteristiknya dengan penampang membujur.
Namun diperlukan pengujian pelarutan untuk membedakan rayon viskosa dengan
rayon lainnya, serat rayon viskosa larut dalam larutan H2SO4 59,5% dan 70%.
6. Serat Rayon Kupraamonium dapat diidentifikasi dengan penampang melintang
dan penampang membujur.
7. Serat Asetat Rayon dapat diidentifikasi dengan penampang melintang dan
penampang membujur. Namun diperlukan pengujian pelarutan untuk
membedakan asetat rayon dengan rayon lainnya, serat asetat rayon larut dalam
larutan aseton.
8. Poliester lebih terlihat karakteristiknya dengan penampang membujur. Namun
diperlukan pengujian pelarutan,poliester larut dalam larutan metil salisilat didih.
9. Poliakrilat lebih terlihat karakteristiknya dengan penampang membujur.
10. Poliamida, seperti halnya polieseter pada pengujian mikroskopis poliamida kurang
akurat sehingga perlu dilakukan pengujian pelarutan dengan larutan H2SO4 59,5%
dan 70%, HCl 1:1, HNO3 dan Asam Formiat.
DAFTAR PUSTAKA
Komalasari, Maya., & Khairul, U. (2013). BAHAN AJAR PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL.
Bandung: SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL.
Singh, N. (t.thn.). Fabric studies. Dipetik April 10, 2017, dari https://s3.amazonaws.com:
https://s3.amazonaws.com/ppt-download/fabricstudiesfinal-130118045748-phpapp02