MAKALAH MARISA NURHALIZA - Pilihan Pengobatan Alternatif Pada Masyarakat Indonesia
MAKALAH MARISA NURHALIZA - Pilihan Pengobatan Alternatif Pada Masyarakat Indonesia
Masyarakat Indonesia
PENDAHULUAN
Sistem pengobatan asli Indonesia, penyakit biasanya diklasifikasikan sebagai penyakit yang
“biasa” (alami) dan “luar biasa” (disebabkan oleh kekuatan gaib), sedangkan ilmu kedokteran
biomedis tidak mengenal penyakit yang “luar biasa” seperti itu. Sekarang ini semakin banyak
masyarakat yang memilih penyembuhan penyakitnya melalui pengobatan alternatif. Pengobatan
alternatif menjadi salah satu rujukan masyarakat untuk menyembuhkan berbagai penyakit yang
diderita oleh sebagian masyarakat kita, dan ini berimbas pada makin menjamurnya tempattempat
pengobatan alternatif yang menawarkan jasa pengobatan mereka (Dugang: 2011) Sarana tenaga
medis di Indonesia sangat kurang dan fasilitasnya juga belum lengkap, setiap mau berobat orang
jarang kerumah sakit, tetapi orang pergi ke klinik atau rumah praktek dokter. Masyarakat disana
setiap berobat kerumah sakit itu penyakit yang sudah tidak bisa berobat ke klinik misalnya sakit
perut, mencret, dan penyakit lainnya yang tidak bisa ditangani oleh dokter itu sendiri, bahkan
Rumah Sakit disana tidak bisa menangani masyarakat yang sakit parah, yaitu orang yang lagi
berobat karena kecelakaan, orang melahirkan, dan orang pendarahan karena tidak bisa menangani
pasien dan fasilitas juga kurang lengkap. Tenaga medis di Rumah Sakit Kubu bervariatif
jumlahnya, tetapi pekerjaannya kurang di Rumah Sakit dan pelayanannya juga kurang terhadap
masyarakat. Beberapa Masyarakat di Indonesia dari dulu sampai sekarang masih menggunakan
pengobatan tradisional dan sudah menjadi kepercayaan secara turun temurun, masyarakat di
Indonesia juga melakukan pengobatan medis, tetapi pengobatan tradisional juga dilakukan karena
mereka berfikir adanya penyebab yang lain anaknya sakit misalnya, penyebab sakitnya
ladang/tekono dan penyebab yang lainnya. Setiap hari banyak banyak yang berobat ditempat
dukun tersebut, setiap berobat ada jam tertentu. Pengobatan yang dilakukan disana yaitu, melihat
air jeruk dalam mangkuk sabun, buat tetangkalan, telur ayam kampung dicampur garam atau air
kelapa muda, dan pengobatan lainnya. Pelayanan pengobatan tradisional yang beroperasi di
masyarakat cukup banyak, selain adanya pengobatan secara medis. Kepercayaan masyarakat
terhadap pengobatan tradisional terbilang lumayan. Jika sakit, tak sedikit masyarakat langsung
memilih pengobatan itu sering terjadi, pengobatan tradisional dipilih masyarakat, meskipun obat-
obatan secara tradisional yang pengolahannya masih sederhana dan digunakan secara turun
temurun berdasarkan resep nenek moyang adat istiadat. Kepercayaan atau kebiasaan setempat.
ISI
Sub Topik 1: Tingkah laku manusia
Tingkah laku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan bukanlah suatu tingkah
laku yang acak (random behaviour), tetapi suatu tingkah laku yang selektif, terencana, dan terpola
dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan bagian integral dari budaya masyarakat
yang bersangkutan. Tingkah laku yang selektif tersebut merupakan suatu strategi adaptasi
sosial-budaya yang timbul sebagai respon terhadap ancaman penyakit. Perilaku tersebut
terpola dalam pranata sosial dan tradisi budaya yang ditujukan untuk meningkatkan
kesehatan (Dunn 1976:133-156).
Setiap manusia pada hakikatnya ingin terhindar dari gangguan apapun, salah satunya
adalah kondisi abnormalitas atau keadaan yang menyebabkan seseorang sakit. Hidup sehat
merupakan suatu jaminan untuk dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan. Sehat merupakan suatu
keadaan yang sangat dibutuhkan semua orang, jika seseorang berada dalam situasi sakit, maka ia
akan mengalami kendala-kendala dalam melakukan aktivitas sehari-hari (Marimbi 2009). Agar
selalu dalam kondisi tubuh yang sehat itulah, maka manusia senantiasa berusaha semaksimal
mungkin untuk menjaga kesehatan, baik kesehatan yang bersifat individu atau pribadi, maupun
kesehatan yang bersifat umum, yakni menyangkut lingkungan sekitarnya. Sebab antara kesehatan
pribadi dengan kesehatan lingkungan saling mempengaruhi secara timbal balik. Semakin banyak
manusia yang memperhatikan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dirinya, maka akan
semakin baik pulalah kesehatan masyarakat, begitu juga sebaliknya (Entjang 1993:19). Upaya
seseorang untuk mendapatkan kesehatan merupakan suatu pranata khusus yang terus dipelihara
dan dikembangkan pada masa primitif, pemahaman dan kepercayaan tentang kesehatan
dipengaruhi budaya dan peradaban primitif pula (Foster dan Anderson 1986:15). Budaya manusia
tentang kesehatan juga berkembang, lebih lanjut dijelaskan Foster dan Anderson bahwa
pemahaman masyarakat tentang kesehatan berpengaruh terhadap tindakan yang dilakukannya
Sub Topik 2: Pengobatan komplementer atau alternative
Kurangnya bukti medis ini dapat diartikan bahwa penggunaan pengobatan alternatif tidak
direkomendasikan. Terlebih, masing-masing metode pengobatan tradisional dapat menimbulkan
reaksi yang berbeda antar satu orang dan lainnya. Meski punya keluhan sama, belum tentu
pengobatan yang ternyata cocok untuk Anda akan memberikan khasiat yang sama pada anak atau
tetangga Anda. Selain itu, banyak pakar kesehatan profesional yang percaya bahwa potensi efek
samping dari pengobatan tradisional lebih besar dari manfaatnya.
Sub Topik 3: Pengobatan tradisional
Terdapat 3 sektor sumber pengobatan yang memiliki hubungan satu sama lain, yaitu:
pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri, pengobatan tradisional, dan pengobatan
professional. Kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan, menurut Young (1980)
yaitu: pengetahuan tentang sakit dan obatnya, keyakinan efektivitas pengobatan, biaya yang
dikaitkan dengan ketersediaan dana dan waktu, serta keparahan sakit. Sedangkan menurut
Kalangie (1984), yaitu: pengetahuan tentang sakit dan obatnya, biaya yang berkaitan dengan
pengobatan, keparahan sakit, serta nasehat keluarga. Proses pengambilan keputusan dimulai
dengan penerimaan informasi, memproses berbagai informasi dan kemungkinan dampaknya,
kemudian mengambil keputusan dengan berbagai dampaknya.
Program Departemen Kesehatan yang berkaitan dengan penggunaan obat dalam upaya
pengobatan sendiri di masyarakat antara lain dilakukan melalui Pos Pelayanan Terpadu,
sedangkan yang berkaitan dengan penggunaan obat tradisional melalui Taman Obat Keluarga.
Mengingat cukup besar persentase anggota masyarakat yang melakukan pengobatan sendiri,
maka perlu addanya upaya meningkatkan mutu pengobatan tersebut.
Dari beberapa penjelasan diatas, perlu diketahui beberapa definisi operasional, yaitu
sebagai berikut:
SIKAP, yaitu tanggapan dari seseorang terhadap mudah atau tidaknya obat medis dan obat
tradisional, harga dari masing-masing jenis obat, kemudahan dalam pemakaiannya, dan manjur
serta amannya obat-obatan tersebut.
JARAK, yaitu jarak seberapa jauh lokasi sumber obat medis dan obat tradisional dari rumah
seseorang.
TUJUAN PENGGUNAAN. yaitu tujuan seseorang dalam menggunakan obat medis dan obat
tradisional. Tujuan ini dapat dibagi menjadi 2, yakni Pengobatan dan Peningkatan Kesehatan.
NASEHAT KELUARGA, yaitu ada/tidaknya anggota keluarga yang memberi saran atau nasehat
kepada seseorang untuk memilih obat medis dan tradisional
PEMILIHAN OBAT MEDIS DAN OBAT TRADISIONAL, yaitu tindakan responden memilih
penggunaan jenis obat medis dan tradisional dalam upaya pengobatan diri.
Sub Topik 5: Peningkatan derajat kesehatan
Misalnya saja, meski pada umumnya pijat refleksi itu aman, teknik ini dapat
menimbulkan kontraksi dini pada ibu yang usia kehamilannya kurang dari 38 minggu.
Kontraksi dini menempatkan ibu hamil pada risiko kelahiran prematur dan keguguran.
Lain lagi ceritanya dengan metode akupunktur. Jika dilakukan sembarangan oleh terapis
yang tidak bersertifikat, jarum berisiko didorong terlalu dalam sehingga bisa menusuk
organ internal, khususnya paru-paru. Ini adalah komplikasi yang sangat jarang terjadi di
tangan dokter yang berpengalaman.
Bahkan tak menutup kemungkinan pula jika pengobatan tradisional yang Anda
jalani dapat menghambat efektivitas obat kimia yang diresepkan dokter. Akibatnya,
proses pemulihan pun akan berjalan lebih lama atau mungkin malah memburuk.
Penelitian yang dilakukan oleh tim periset di Yale University menemukan bahwa risiko
pasien kanker untuk meninggal justru lebih tinggi ketika mengutamakan pengobatan
komplementer untuk mengobati kankernya. Dari 560 partisipan yang memiliki kanker
payudara, prostat, paru-paru dan kanker usus besar yang mencoba pengobatan alternatif
daripada dirawat oleh dokter, 281 orang meninggal karena komplikasi kanker yang tidak
tertangani secara menyeluruh.
KESIMPULAN
1. Sebagian masyarakat sudah menjadi kebiasaan untuk melakukan pengobatan tradisional
bahkan sudah sekarang orang melakukan dua pengobatan yaitu pengobatan kemedis dan
tradisional, karena masyarakat tahu sudah dari nenek moyang mereka yang dahulu, dan
ada juga orang yang baru tahu tentang pengobatan tradisional yaitu orang perantauan dari
luar Indonesia, banyak orang yang luar masuk Indonesia sudah tahu bagaimana
pengobatan tradisional.
2. Fasilitas kesehatan yang tersedia bervariatif. Aktifitas berobat tidak efektif karena
sebagian besar warga berobat melalui pengobatan tradisional.
3. Jenis penyakit masyarakat yang berobat ke dukun yaitu ada beberapa macam jenis
penyakit yang dilakukan ke dukun yaitu penyakit demam, sakit kepala, bisul, sakit gigi,
keteguran, gangguan dari makhluk halus, sakit lambung/perut, sakit mata.
4. Tindakan yang dilakukan oleh masyarakat itu sudah menjadi keputusannya untuk
melakukan pengobatan. Tindakan juga sebagian dari apa yang ingin dilakukan, sebagian
masyarakat dalam mengambil sebuah tindakan itu tidak memilih penyakit yang dia
derita, karena setiap sakit mereka langsung berobat ke dukun, dan ada sebagian
responden melihat penyakit yang dia derita baru mereka melakukan pengobatan yang
seharusnya dia lakukan.
SARAN
1. Pemerintah harus memperhatikan kondisi bangunan kesehatan, bahkan dirumah
sakit besar peralatan atau perlengkapan medis belum lengkap. Sehingga masyarakat
disana berobat dirumah sakit luar dari kubu karena medis di Kubu tidak sanggup
menangani pasien.
2. Dinas kesehatan harus mensosialisasikan tentang pengobatan medis, agar pola pikir
masyarakat tentang pengobatan berubah dari kebiasaan berobat ke dukun dan
beralih kepengobatan medis
3. Dengan dilakukan penelitian ini diharapakan kepada masyarakat agar melakukan
dua pengobatan yaitu kemedis dan tardisional, agar kita ketahui juga pengobatan
kemedis juga baik untuk dilakukan dulu supaya kita (Mulyanti, 2016) tahu apa
penyakit yang kita derita.
DAFTAR PUSTAKA