Draf Perjanjian Pembagian Harta Bersama PDF
Draf Perjanjian Pembagian Harta Bersama PDF
FORMAT FILE
Word File
HAK CIPTA
Konten file Draf Perjanjan Pembagian Harta Bersama ini dilindungi oleh Hak Cipta
berdasarkan Undang-undang Hak Cipta.
Hak Cipta konten file Draf Perjanjan Pembagian Harta Bersama ini ada pada
redaksi situs http://legalakses.com.
Setiap orang dilarang memperbanyak atau mengumumkan konten file Draf
Perjanjan Pembagian Harta Bersama ini dalam bentuk dan format apapun tanpa
izin dari redaksi situs http://legalakses.com.
DISKLAIMER
File Draf Perjanjan Pembagian Harta Bersama ini berisi materi umum tentang
pembagian harta bersama diantara suami istri yang sedang dalam proses
perceraian hanya dari sudut pandang keilmuan dan peraturan hukum, dan bukan
dari sudut pandang praktis kepentingan hukum pengguna.
Penggunaan file ini oleh pengguna perlu dilakukan secara cermat dan bijaksana
sesuai dengan kondisi dan kepentingan hukum pengguna yang merupakan
tanggung jawab pengguna sendiri, dan karenanya redaksi http://legalakses.com
tidak bertanggung jawab atas segala akibat hukum dari penggunaan konten file ini
oleh pengguna.
Dengan digunakannya konten file ini oleh pengguna, maka pengguna dengan ini
menyetujui seluruh ketentuan diatas.
http://legalakses.com
DAFTAR ISI
1 Nama : ___________________________________________
Agama : ___________________________________________
Tempat/Tanggal lahir : ___________________________________________
Alamat : ___________________________________________
___________________________________________
No. KTP : ___________________________________________
2 Nama : ___________________________________________
Agama : ___________________________________________
Tempat/Tanggal lahir : ___________________________________________
Alamat : ___________________________________________
___________________________________________
No. KTP : ___________________________________________
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut sebagai
“Para Pihak”. Para Pihak dengan ini terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa, PIHAK PERTAMA adalah suami yang sah dari PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA adalah istri yang sah dari PIHAK PERTAMA, hubungan suami-istri mana
lahir sebagai akibat dari perkawinan yang sah diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA yang dilangsungkan pada tanggal __ _______________ ____ berdasarkan
akta nikah nomor _______________;
2. Bahwa, setelah berlangsungnya perkawinan tersebut, dalam kurun waktu kurang lebih
__ (__________) tahun, Para Pihak telah hidup rukun dan tinggal bersama di Jalan
_____________ No. __ RT/RW ___/___, Kelurahan ______________, Kecamatan
___________, Propinsi _____________, dan Para Pihak juga telah dikarunia seorang
anak ________ yang bernama _____________ yang lahir pada tanggal ___
____________ ____ sebagaimana dimaksud dalam akta kelahiran nomor
____________ tanggal __ _____________ ______;
3. Bahwa, dalam kurun waktu kurang lebih __ (____________) tahun terakhir, diantara
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sering terjadi pertengkaran dan percekcokan,
dan meskipun Para Pihak telah melakukan usaha-usaha perdamaian, termasuk
melibatkan anggota keluarga sebagai mediator, namun Para Pihak tetap tidak berhasil
memperbaiki hubungan perkawinan diantara Para Pihak;
4. Bahwa, pada tanggal __ ______________ _____ PIHAK KEDUA telah mengajukan
Gugatan Cerai kepada Pengadilan Agama _____________ yang terdaftar dalam
perkara Nomor ____________;
Selanjutnya, berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak dengan ini sepakat untuk
membuat PERJANJIAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA ini dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut (“Perjanjian”):
Pasal 1
Pembagian Harta Bersama
(1) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini sepakat bahwa dengan putusnya
perkawinan diantara Para Pihak berdasarkan Putusan Pengadilan Agama, maka
pembagian Harta Bersama diantara Para Pihak akan ditentukan sebagai berikut:
(2) PIHAK KEDUA dengan ini sepakat untuk menganggap lunas haknya atas pemberian
Nafkah Iddah yang merupakan kewajiban PIHAK PERTAMA terhadap PIHAK
KEDUA, dan karenanya PIHAK KEDUA tidak akan menuntut kepada PIHAK
PERTAMA pemenuhan atas pemberian hak atas Nafkah Iddah tersebut.