Anda di halaman 1dari 2

Apa itu hipertensi ?

Gejala Hipertensi
Hipertensi merupakan
Hipertensi atau tekanan
darah tinggi adalah peningkatan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada
tekanan darah sistolik lebih dari masing-masing individu yang hampir sama dengan
140 mmHg dan tekanan darah gejala penyakit lainnya. Gejala hipertensi yaitu sakit
diastolik lebih dari 90 mmHg pada kepala di tengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar,
2 kali pengukuran dengan selang mudah Ieiah, penglihatan kabur, telinga berdenging
waktu lima menitdalam keadaan (tinnitus), dan mimisan (Anonim, 2014)
cukup istirahat / tenang
(Anonim, 2014).

Klasifikasi Hipertensi
1.Berdasarkan penyebab
a. Hipertensi Primer/Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui
(idiopatik), walaupun dikaitkan dengan kombinasi
faktor gaya hidup.

HIPERTENSI
b. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar
5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah
penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya yaitu Pencegahan Hipertensi
kelainan hormonal.

2. Berdasarkan bentuknya
Upaya pencegahan & penanggulangan hipertensi
a.Hipertensi diastolik {diastolic hypertension}
didasarkan pada perubahan pola makan dan
b. Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi)
gaya hidup yang meliputi:
c. Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertention)
1. Pembatasan penggunaan garam hingga 4-6 gram
3. Berdasarkan jenisnya
per hari.
a. Hipertensi Pulmonal
2. Mengurangi makanan yang mengandung
Ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
kolesterol tinggi.
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan
3. Menghentikan kebiasaan merokok dan minum
sesak nafas, pusing dan pingsan pada saat melakukan
alkohol.
aktivitas. Berdasar penyebabnya, hipertensi pulmonal
4. Olah raga teratur dan hindari stress.
dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan
penurunan toleransi dalam melakukan aktivitas dan
(Nuraini, 2015)
gagal jantung kanan.
b. Hipertensi Pada Kehamilan
(Anonim, 2014)
PATOFISIOLOGIS FAKTOR RESIKO MONITORING DAN EVALUASI
1. Genetik: Individu dengan
orang tua hipertensi
mempunyai risiko 2 kali
TERAPI
lebih besar menderita Evaluasi penggunaan obat dilihat dari
hipertensi.
tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, dan
2. Obesitas: Hubungan
tepat dosis
antara kelebihan berat
badan dan tekanan darah Serum potasium dan kreatinin harus dimonitor
yaitu terjadinya resistensi setidaknya 1-2 kali pertahun hingga mencapai
insulin dan hiperinsulinemia kadar normal.
aktivasi saraf simpatis dan
sistem renin-angiotensin. Evaluasi luaran terapi hipertensi :
1. Tekanan darah sistolik <140mmHg dan tekanan
3. Jenis kelamin: Wanita darah sistolik <90mmHg
sebelum menopause 2. Kadar normal kreatinin untuk pria dewasa
cenderung lebih terlindung
kira-kira adalah 0,6-1,2 miligram per deciliter
dari hipertensi dibanding pria.
(mg/dL) dan 0,5-1,1 mg/dL untuk wanita dewasa.
4. Stres: stres meningkatkan
tekanan darah sewaktu.

Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui 5. Kurang olahraga


terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh TERAPI
angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE 6. Kebiasaan merokok FARMAKOLOGIs
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur
tekanan darah. Angiotensin II mempunyai dua Menggunakan Obat Anti
pengaruh utama yang dapat meningkatkan terapi hipertensi, misalnya:
tekanan arteri yaitu dengan vasokonstriksi dan non-farmakologis
dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan
ekskresi garam dan air.
a. Beta‐bloker, DAFTAR PUSTAKA
(misalnya propanolol,
atenolol)
TUJUAN TARGET TERAPI
Anonim, 2014, Pusat Data dan Informasi, Kementerian
b. Penghambat Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
angiotensin converting Nuraini, Bianti, 2015, Risk Factor of Hypertention, J
enzymes (misalnya
Majority Volume 4 Nomor 5, Universitas
Mencegah morbiditas dan mortalitas dengan captopril, enalapril)
c. Antagonis angiotensin Lampung.
menurunkan tekanan darah (Blood Pressure)
II (misalnya candesartan,
Target Terapi losartan)
1. Tekanan darah dibawah 140/90 mmHg d. Calcium channel blocker
2. Pada penderita Diabetes mellitus dan
(misalnya amlodipin, Z a n a h t ya R u s t i k a S u k aya ( 1 1 3 1 0 )
nifedipin)
gangguan ginjal kronis tekanan darah M a r i n a E l sa i da H a r i a n ja ( 1 1 3 6 1 )
e. Alpha‐blocker (misalnya
dibawah 130/80 mmHg M e u t i a Fa z a M e I t r i k a ( 1 1 3 6 4 )
doksasozin) (Nuraini, 2015)

Anda mungkin juga menyukai