Anda di halaman 1dari 3

“KAWIN PAKSA, BOLEHKAH?

Selama dua hari ini group wa saya dipenuhi informasi berita kehilangan. Sebenarnya, berita
kehilangan yang tersebar di wa saya itu hampir tiap mingguan dan biasanya tak ramai direspos.
Kalaupun ada ; mungkin satu atau dua orang saja, seperti kehilangan dompet berisikan rekening,
HP dan lain sebagainya. Tapi berita kali ini sangatlah berbeda, yang hilang adalah anak gadis
cantik bernama “Mar’atu salehah” umur 19 tahun asal pamekasan Madura, karenanya ada yang
berkomentar “emannah ! aku rela mencarinya”. 😁
Dalam mengatasi masalah dengan cara yang cepat itu membutuhkan cara berfikir yang bagus
dan bisa gunakan dengan mengembangkan pola fikir. Agar mempunyai kemampuan berfikir
yang bagus, ada beberapa mitode ilmu yang harus dipelajari, misalnya belajar ilmu yang
berhubungan dengan cara berfikir bijaksana seperti filsafat dan sering melatih mental.
mengetahui cara berfikir yang irasional dapat mengubah mengubah pola hidup lebih baik.

Sampai saat ini, belum diketahui pasti apa motivnya, ada yang bilang hilang dicuri orang, dicuri
gentayangan, dan ada yang berpendapat hilang karena tak mau dijodohkan. Entahlah pendapat
manakah yang benar, namun setelah saya lihat indikatornya, rupanya disana ada undangan
walimah yang akan di dihalalkan pada bulan sekarang. entah apakah karena motiv inikah atau
tidak, namun yang ingin saya angkat dalam terma disini adalah seputar NIKAH PAKSA,
sebagaimana disinggung dalam konsep fikih pernikahan.
Banyak sekali orang yang ingin pintar, ingin menyelesaikan masalah dengan baik, jadi orang
yang kritis, tapi tidak tau struktur berfikir yang baik. Mereka tidak sadar behwa ada tokoh-tokoh
yang memang mempunyai keahlian dalam berfikir sehingga mereka membuat konsep keilmuan
cara berfikir yang baik. Hingga sekarang tokoh-tokoh itu sangat dikenal dan menjadi orang yang
dikenal dalam dunia akademis.

Sampai saat ini, pemerintah belum ada komentar serius tentang teknologi yang merusak moral.
Ada yang hanya berkomentar keras, tapi tidak ada tindakan sama sekali. Negri ini penuh dengan
omong kosong. Bahkan ilmuan di negri ini banyak yang menilai bahwa teknologi saat ini banyak
di manfaatkan untuk hal yang negatif. Mereka cuman ngumong doang, tidak ada usaha dalam
menyelesaikannya. Negri ini punuh dengan bayaran, serba uang. Ilmuan saat ini banyak yang
berperinsip “Tidak ada uang tidak akan ada tindakan”

Pernikahan merupakan ikatan kedua mempelai yang sewajarnya dijalani atas dasar cinta dan
kasih sayang. Di dalam fikih munakahat, Betapa ia menjadi kajian serius dan utuh agar sejalan
dengan misi utamanya yaitu membangun ikatan rumah tangga sakinah mawaddah warahmah
yang pada akhirnya melahirkan generasi baik dan penyayang.

Teknologi merupakan benda sarana instan dalam menjalankan aktifitas-aktifitas apapun, baik
digunakannya untuk hal baik ataupun tidak. Dosa dan tidaknya tergantung pada pemakainya.
Ketika orang memanfaatkan teknologi pada hal yang baik, maka orang itu akan menadapatkan
imbalannyan begitupun sebaliknya.
Ketika Rasul ditanya tentang kriteria wanita, beliau menjawab “yaitu wanita yang memberi
tatapan menyejukkan”. Redaksi ini menandakan bahwa jalinan perjodohan sewajarnya
berlandaskan saling mencintai bukan saling memaksa sehingga benar-benar merekontruksi
ikatan keluarga antar kedua mempelai.
Ketika ilmuan ditanya Terkait dengan teknologi, mereka mejawab “teknologi
sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan
menyistem untuk memecahkan masalah”. Lihat pendapat mereka bagus sekali. Seketika kita
membaca pendapat itu orang-orang mulai terbayang jawaban itu dijawab dengan cara enteng
dengan suara yang rendah dan bijaksana. Itulah gaya rezim dan ilmuan saat ini. Penuh janji dan
ungkapan bagus yang tidak terbukti.

Dari sini barangkali kita bertanya-tanya, lalu bagaimanakah status kawin paksa di dalam Islam?

Sebelum mengomentari pertanyaan diatas, perlu diketahui bahwa Islam senantiasa mengajarkan
umatnya agar saling bermusyawarah, memberi nasehat dan memberi pilihan sebagaimana kita
masuk Islam tanpa adanya paksaan. Karenanya, selaku umat Muhammad yang baik sepantasnya
kita tunduk dan mengikuti perintahnya.

Mengenai pertanyaan diatas memang benar, fikih memberi hak memilih kepada wali supaya
menjodohkan anak gadisnya dengan calon pilihannya. Berbeda dengan yang sudah janda, hak
prioritas mencari jodoh diberikan kepada dirinya bukan pada walinya. Yang demikian
berdasarkan pesan Nabi saw.
‫أبوه يزوجها والبكر وليها ممن بنفسها أحق الثيب‬
“wanita janda lebih berhak memilih jodohnya sendiri dari pada walinya sementara anak gadis
lebih berhak dijodohkan oleh ayahnya”.

Dalam prakteknya, tidak sedikit para kalangan yang menelan mentah-mentah hadist diatas dan
menganggapnya telah final seraya menyimpulkan, bahwa “seorang wali lebih berhak
menikahkan anak gadisnya dengan siapa saja yang ia sukai, terlepas karena faktor hubungan
bisnis, travel, dan lain sebagainya yang terpenting anaknya sudah ia jodohkan dan sudah lepas
dari tanggungannya sebagai orang tua tanpa memperhatikan dampak lain sekiranya dapat
mengganggu psikologi anaknya.

Disebutkan dalam kitab “Fiqhul Manhaji”, bahwa hadist diatas semata-semata bukan
mengindikasikan keberpihakan atau yang lebih utama adalah “memaksakan untuk menikah
dengan pilihannya lalu mengabaikan pendapat anaknya”. Pemahaman yang benar adalah yang
lebih utama dan bahkan yang sunnah ialah meminta pandangan dan meminta idzin kepada
anaknya terlebih dahulu demi menjaga perasaan buah hatinya. Bukankah kalam bijak berkata
“hati yang dipaksakan akan menjadi buta”? kira-kira demikian.

Pengarang fiqhul Manhaji juga menambahkan, boleh jadi praktek nikah paksa ini diberlakukan
asal memenuhi beberapa kriteria berikut :

Pertama : harus tidak ada gesekan/ pertikaian diatara kedua calon mempelai
Kedua : harus sekufuk dan
Ketiga : calon laki-laki harus mampu membayar mahar secara kontan.

Pandangan ini diperkuat oleh beberapa hadist Nabi yang lain, diantaranya:

ْ ‫ي ه َُري َرْةَ أَ ِبي َع‬


‫ن‬ َْ ‫ض‬ ِ ‫ّللاُ َر‬ َْ َ ‫ل أ‬
َْ ‫ن َعن ْهُ تَ َعالَى‬ َْ ‫سو‬ َْ ‫صلَى‬
ُْ ‫ّللاِ َر‬ َْ ‫سلَ َْم َعلَي ِْه‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ل َو‬ َْ ‫ قَا‬: { ‫ل‬ ُْ ‫ تُست َأ َم َْر َحتَى اْل َ ِي ُْم تُن َك‬، ‫ل‬
َْ ‫ح‬ ُْ ‫َحتَى ال ِبك ُْر تُن َك‬
ْ َ ‫ح َو‬
ُ
َْ‫ قَالوا تُستَأذَن‬: ‫ل يَا‬ َْ ‫سو‬ُ ‫ّللاِ َر‬ َْ ‫ل ؟ إذنُ َها َوكَي‬
َْ ، ‫ف‬ َ
َْ ‫ قَا‬: ْ‫َعلَي ِْه ُمتَ َفقْ } ت َس ُكت أن‬
Rasulullah saw. bersabda “tidaklah dinikahkan wanita janda sampai memilih sendiri, dan
tidaklah dinikahkan anak gadis sampai meminta izin darinya, para sahabat bertanya, bagaimana
cara mengetahui idzinnya, Rasul menjawab, manakala ia diam”.
dalam kondisi yang lain beliau menegaskan :

‫ وليها من بنفسها أحق اْليم عنه هللا رضي عباس ابن عن‬، ‫نفسها فى تستأذن والبكر‬, ‫)مسلم رواه( صماتها وإذنها‬
“Seorang janda lebih berhak memilih (calonnya) sendiri dari pada walinya, dan untuk anak gadis
(sewajarnya) meminta idzin kepadanya, cara (mengetahui) idzinnya ialah apabila dia diam”.

Dari beberapa paparan diatas, jelas kiranya bahwa sebaiknya prosesi pernikahan harus
dilandaskan atas rasa suka sama suka, saling mencintai dan saling mendapat restu antar kedua
mempelai. Kalaupun harus melalui jalur paksa, maka sewajarnya mempertimbangkan banyak hal
sebagaimana kriteria diatas. Apalagi konteksnya zaman milenial, dimana seorang anak tidak
hanya hidup di dunia nyata melainkan juga hidup di dunia maya sehingga tidak sedikit yang
menghayal ingin mencari tempat pelarian. Begitu pula dengan sikap anaknya, ia seharusnya juga
meng-iyakan pilihan orang tuanya selama sesuai dengan kriteria calon suami yang sekufuk, baik
dan ahli beragama. Kalaupun tidak menerima, sebaiknya juga harus menginformasikan dengan
cara yang sopan sekiranya tidak sampai menyakiti hati orang tuanya. Lebih-lebih sampai egois
pada satu pilihan saja sementara tak ada pilihan lain selain dirinya. (Cieehhh) 😃

Oleh karena itu, dalam ikatan pernikahan kekompakan antara anak dan orang tua sangatlah
diharapkan. Saling mengerti, tetap merendah diri, dan saling menerima.
‫لخير في بينكما وجمع لكما هللا بارك‬
Kira-kira demikian semoga bermanfaat.
Waa Allahu A’lam
________________________
Berikut bonus foto-foto yang tersimpan dalam galery saya selama dua hari terakhir ini, HP saya
kebetulan pengertian jadi dia selalu menyimpan apa yang saya sukai secara otomatis tanpa saya
suruh untuk menyimpannya 😄😄

Anda mungkin juga menyukai