Anda di halaman 1dari 23

UJI HISTOKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikroteknik


Yang dibimbing oleh Drs. Soelisetijono, M. Si

Oleh:
Kelompok 8
Ratri Arum Apsari (160342606243)
Offering GHK 2016

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019
UJI HISTOKIMIA
No. Uji Reagen Bahan Hasil Pengamatan Gambar Pengamatan Hasil Keterangan
1. Amilum IKI Jagung Preparat pejetan biji jagung + Setelah ditetesi
IKI terlihat
adanya warna
hitam yang
menunjukkan
adanya amilum.

Ket :
A : Amilum
B : Lamela
C : Hilum
Perbesaran 10 x 10
Ketela Preparat tusukan umbi singkong + A : Amilum
Pohon

Perbesaran 40 x 10
Kentang Preparat tusukan umbi kentang sebelum + Ket :
pewarnaan A : Amilum
B : Parenkim
C : Xylem

Perbesaran 10 x 10
Preparat tusukan umbi kentang setelah
pewarnaan

Perbesaran 40 x 10
Biji Kelapa Irisan melintang biji kelapa + A : Amilum
B : Noktah

Perbesaran 40 x 10

Perbesaran 40 x 10
Daun Irisan melintang daun binahong + A : Amilum
Binahong

Perbesaran 40 x 10

2. Protein Millon Buah Adas Irisan melintang buah adas - Setelah ditetesi
reagen millon
irisan melintang
buah adas ini
tidak ditemukan
adanya bulir
protein.

A : Bekas
pembuluh
vibrosa
B : Minyak
C : Wadah
Perbesaran 10 x 10 minyak
D : Parenkim
3. Minyak/ Sudan III Kunir Irisan melintang rimpang kunir + Setelah ditetesi
Lemak Sudan III
terdapat bulatan-
bulatan berwarna
kuning yang
merupakan
minyak.

Ket :
A : Minyak
B : Parenkim

Perbesaran 10 x 10
Laos Irisan melintang rimpang jahe + A : Minyak
B : Parenkim

Perbesaran 10 x 10
Jahe Irisan melintang rimpang jahe + A : Minyak
B : Parenkim
C : Xylem

Perbesaran 10 x 10

Perbesaran 40 x 10
Kunci Irisan melintang rimpang kunci + A : Minyak
B : Parenkim
C : Amilum

Perbesaran 10 x 10

Perbesaran 40 x 10
Biji Jarak Irisan melintang biji jarak + A : Minyak

Perbesaran 10 x 10

Daun Irisan melintang daun kemangi + A : Minyak


Kemangi

Perbesaran 10 x 10
Daun Sirih Irisan melintang daun sirih + A : Minyak
B : Amilum

Perbesaran 10 x 10
4. Tanin FeCl3 Daun Irisan melintang daun Nerium oleander + Setelah ditetesi
Nerium FeCl3 berwarna
Oleander kehitaman yang
menunjukkan
adanya
kandungan tanin.

Ket :
A : Tanin
B : Xylem
C : Floem
D : Kolenkim
E : Epidermis
Perbesaran 10 x 10
Biji Preparat irisan melintang biji alpukat + A : Tanin
Alpukat B : Minyak
C : Amilum

Perbesaran 40 x 10

5. Lignin Floroglu- Daun sirih Preparat irisan melintang daun sirih + Setelag dtetesi
sin + HCl fluroglusin dan
25% HCl 25%
terdapat partikel
berwarna merah
yang merupakan
lignin.

Ket :
A : Lignin
B : Minyak
Perbesaran 10 x 10
Batang Irisan melintang batang Nerium oleander + A : Lignin
Nerium B : Sklerenkim
Oleander

Perbesaran 40 x 10

6. Ca- Asam Daun Irisan melintang daun singkong + Setelah ditetesi


oksalat asetat + singkong asam asetat
HCl 25% terlihat bentukan
seperti Kristal
Kalsium Oksalat

Ket :
A : Ca-Oksalat
B : Paradermal
C : Trikoma

Perbesaran 40 x 10
Perbesaran 40 x 10

Lidah Irisan melintang daun lidah buaya + Setelah ditetesi


Buaya asam asetat
terlihat bentukan
seperti Kristal
Kalsium Oksalat

Ket :
A : Ca-Oksalat
B : Sel lendir

Perbesaran 40 x 10
Perbesaran 40 x 10

Buah Pir Irisan melintang buah pir + A : Ca-oksalat


B : Sklereid
C : Lignin

Perbesaran 10 x 10
Daun Irisan paradermal daun pepaya + A : Ca-oksalat
Pepaya B : Stomata
C : Sel Penjaga

Perbesaran 40 x 10

Daun Suji Irisan melintang daun suji + A : Kloroplas


B : Ca-oksalat
C : Sel berbentuk
segi empat
memanjang

Perbesaran 10 x 10
Perbesaran 10 x 10
7. Kromo- Buah Irisan melintang buah lombok + A : Kromoplas
plas Lombok

Perbesaran 40 x 10
Perbesaran 40 x 10
Wortel Irisan melintang wortel + A : Kromoplas

Perbesaran 10 x 10
PEMBAHASAN
1. Uji Amilum
Amilum merupakan hasil cadangan makanan pada sebagian sel tumbuhan dalam bentuk butiran padat yang terdiri dari amilosa dan
amilopektin. Amilosa dan amilopektin merupakan molekul yang disimpan sebagai semi kristalin dan lapisan amorf yang membentuk lamela.
Variasi ukuran bentuk amilum berbeda-beda tergantung pada jenis tanamannya. Amilum dibentuk dalam amiloplas, butir amilum memiliki
titik pusat yaitu hilum yang dikelilingi oleh lapisan melingkar yang disebut lamela. Jumlah dan ukuran lamela yang terbentuk berhubungan
dengan jumlah pati yang tersedia untuk biosintesis. Pada umumnya butir amilum yang berasal dari umbi dan akar termasuk dalam kategori
amilum besar (Ahmed, dkk., 2012) . Lapisan yang mengelilingi sebuah titik ditengah disebut hilum. Hilum terletak di tengah atau di tepi pada
butir amilum, terjadinya lapisan diakibatkan letak molekul yang lebih padat pada awal pembentukan lapisan, dan secara bertahap menjadi lebih
renggang di sebelah luar, hal ini menyebabkan perbedaan kadar air yang terkandung di dalamnya. Pada butir amilum kecil, hilum bertempat
di pusat lapisan yang mengelilinginya, sedangkan pada butir amilum lebih besar, hilum biasanya menjadi eksentris (tidak di pusat) (Hidayat,
1995).
Reagen IKI merupakan suatu reagen yang digunakan untuk menguji adanya kandungan amilum dalam suatu bahan. Bahan uji yang positif
amilum akan menunjukkan adanya perubahan warna menjadi biru atau ungu kehitaman. Adanya perubahan warna dikarenakan adanya ikatan
antara amilosa (salah satu penyusun amilum) dengan yodium yang terdapat didalam reagen IKi (LibreTexts, 2017). Amilum berwarna biru
keunguan atau hitam dengan lugol atau iodium. Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana
asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna
biru sampai tidak berwarna. Jika amilosa direaksikan dengan iodium maka akan berwarna biru, sedangkan jika amilofektin direaksikan dengan
iodium akan memberikan warna ungu kehitaman (Mustaqim, 2012). Dalam uji histokimia menggunakan reagen IKI bahan yang positif
mengandung amilum antara lain umbi kentang, umbi singkong, daun singkong, biji alpukat, biji kelapa, buah jagung dan daun binahong. Selain
itu bahan lain yang mengandung amilum yakni rimpang jahe, kunci, dan daun sirih.
2. Uji Protein
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein
yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah
oleh pemanasan. Tetapi khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan berwarna merah. Endapan yang
terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang dianalisis ada dalam suasana basa, maka terlebih dahulu
harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion merkuri dalam pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini
digunakan asam selain HCl, karena ion Cl– dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak
kompleks berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang
berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif (Girindra, 1993). Namun pada uji protein ini pada buah adas
tidak ditemukan adanya kandungan protein.

3. Uji Minyak/ Lemak


Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang
sama dengan pelaut tersebut (Herlina dan Ginting, 2002). Pereaksi sudan III digunakan untuk menunjukkan bahan makanan yang mengandung
lemak / minyak. Asam lemak dibedakan atas asam lemak jenuh (padat) dan asam lemak tak jenuh (cair). Zat makanan yang mengandung lemak
dapat dideteksi dengan menggunakan larutan sudan III 0,5% dalam alkohol. Larutan sudan III larut dalam lemak dan akan menimbulkan warna
merah pada larutan bahan makanan yang diuji dengan larutan tersebut, dalam alkohol akan memberikan warna merah pada dinding sel yang
mengandung suberin atau lilin, karena suberin dan lilin larut dalam alkohol seperti Sudan III (Sen, 2015). Dalam uji histokimia menggunakan
reagen sudan III bahan yang positif mengandung minyak antara lain rimpang jahe, laos, kunir, kunci, biji alpukat, biji jarak, dan daun kemangi.
4. Uji Tanin
Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa tanaman. Tanin mampu mengikat protein, sehingga protein pada
tanaman dapat resisten terhadap degradasi oleh enzim protease di dalam silo ataupun rumen (Kondo et al., 2004). Tanin selain mengikat protein
juga bersifat melindungi protein dari degradasi enzim mikroba maupun enzim protease pada tanaman (Oliveira et al., 2009), sehingga tanin
sangat bermanfaat dalam menjaga kualitas silase. Tanin merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam senyawa polifenol (Deaville et al.,
2010). Suatu bahan dapat dikatakan positif mengandung tanin, jika diberi FeCl3 akan berubah warna menjadi biru kehitaman. Adanya
perubahan warna menjadi biru kehitaman dikarenakan adanya reaksi FeCl3 yang terlibat dalam struktur tanin yang merupakan snyawa
polifenol. Gugus fenol akan berikatan dengan FeCl 3 membentuk suatu kompleks yang berwarna biru kehitaman. Perubahan wana menjadi
biru kehitaman juga menunjukkan bahwa tanin yang terkandung didalam bahan uji merupakan jenis tanin terhidrolisis. Warna biru hitam
menunjukkan tidak terbentuknya katekol apabila tanin dalam bahan uji ditambahkan FeCl3, adanya katekol dapat ditandai dengam
terbentuknya warna hijau (Robinson, 1995). Dalam uji histokimia bahan yang positif mengandung tanin adalah daun Nerium oleander dan biji
alpukat.

5. Uji Lignin
Lignin mengisi ruang di dalam dinding sel antara selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Lignin berfungsi sebagai bagian penting dalam
dsitribusi air di tanaman batang. Polisakarida komponen tanaman dinding sel sangat hidrofilik sehingga permeabel terhadap air, sedangkan
lignin lebih hidrofobik. Lignin ada dalam semua tumbuhan vaskular, tapi tidak di bryophyta, mendukung gagasan bahwa fungsi asli lignin
dibatasi untuk transportasi air (Setiati et al., 2016). Warna merah dalam uji lignin menggunakan fluoroglusin dan HCl 25% dikarenakan
pewarna dalam reagen berhasil mewarnai lignin, sehingga lignin akan berubah warna menjadi merah (Amrita, 2018). Dalam uji histokimia
bahan yang positif mengandung lignin adalah daun sirih dan batang Nerium Oleander.
6. Uji Kristal Ca-Oksalat
Bentuk dari Kristal kalsium oksalat bervariasi dan umumnya dideskripsikan dalam bentuk rafida, druse, stiloid, prisma, dan Kristal pasir
(Ilarslan dkk., 1997). Bentuk rafida biasanya terhimpun dalam berkas. Kristal oksalat kadang dibentuk di sel khusus yang hanya berfungsi
untuk membentuk kristal, sel tersebut dinamakan idioblas kristal (Franceschi dan Nakata, 2005). Bentuk morfologi dari kristal kalsium
oksalat yang dihasilkan oleh tumbuhan dapat terdiri dari satu bentuk maupun bervariasi pada organ-organ tertentu dan distribusinya
terdapat di jaringan tertentu, misalnya hipodermis (Hidayat 1995). Distribusi dari kristal kalsium oksalat juga bervariasi pada berbagai
spesies. Kristal-kristal tersebut dapat ditemukan pada organ vegetatif, reproduktif, penyimpan dan organ-organ yang masih berkembang,
serta pada jaringan fotosintetik dan non fotosintetik (Franceschi dan Nakata, 2005). Untuk menentukan adanya kandungan Ca-oksalat
dalam suatu tanaman digunakan reagen asam asetat dan HCl. Kristal Ca-oksalat mempunyai sifat tidak larut dalam asam asetat. Sehingga jika
suatu preparat ditetesi oleh asam asetat maka ca-oksalat akan terlihat jika diamati dengan menggunakan mikroskop. Sedangkan HCl
mempunyai sifat dapat melarutkan ca-oksalat. Preparat yang sebelumnya ditetesi dengan asam asetat sehingga ca-oksalatnya teramati apabila
ditetesi dengan HCl maka ca-oksalat akan hilang, sehingga tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop. Preparat positif mengandung
ca-oksalat apabila ditetesi asam asetat dapat terlihat, dan ketika ditetesi HCl kristal tersebut akan menghilang (Tim Pengampu Anatomi
Tumbuhan, 2013). Dalam uji histokimia bahan yang positif mengandung Kristal Ca-Oksalat antara lain.
DAFTAR RUJUKAN

Ahmed, J., B.K. Tiwari, S.H. Imam, & M.A. Rao. 2012. Starch-Based Polimeric Materials and Nanocomosites. United States of America: CRC
Press.

Deaville, E.R., D.I. Givens., I. MuelerHarvey. 2010. Chesnut and Mimosa Tannin Silages: Effect In Sheep Differ for Apparent Digestibilty,
Nitrogen Utilitation and Losses. Anim. Feed Sci. Technol. 157:129- 138.

Girindra, Aisyah.1993. Biokimia I. Jakarta: PT. Gramedia

Hawaian Etnobotany. 2004. Anatomy ground tissue-1 (Parenchyma and Schlerenchyma). (Online), (www.botany.hawaii.edu.../BishopWeb/
BMW-11.htm). Diakses pada 18 Februari 2019

Herlina, N. dan Ginting M.H.S. 2002. Lemak dan Minyak. (Online), (http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1320/tkimia-
Netti.pdf;jsessionid=D7795C49EB0FB3DF83E1BBC6E810ACBF?sequence=1). Diakses pada 18 Februari 2019.

Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Oliveira C, Bernardo RT, Capelozza ALA. 2009. Mandibular condyle morphology on panoramic radiographs of asymptomatic temporomandibular
joints. Int J Dent 2009; 8 (3): 114-8.

Kondo, M., N. Naoki, K. Kazumi & H. O. Yokota. 2004 . Enhanced lactic acid fermentation of silage by the addition of green tea waste. J. Sci.
Food Agric. 84: 728 – 734.
LibreTexts. 2017. Starch and Iodine. (Online) (https://chem.libretexts.org/Core/Biological_Chemistry/Carbohydrates/Case_Studies/Starch_-
and_Iodine). Diakses pada 16 Februari 2019.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Hal 191-216. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Bandung: ITB.

Sari, A. K., Indriyani, S., Ekowati, G., & Batoro, J. 2017. Keragaman Struktur Butir Amilum, Kadar Tepung, dan Clustering Delapan Taksa
Tanaman Berumbi di Desa Simo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. Jurnal Bioptrika. Vol. 5 No. 1

Sen, Dhrubo Jyoti.. Rutvi Patel, Clive Dadida, Kinsuk Sarker. 2015. Sudan Dyes As Lipid Soluble Aryl-Azo Naphthols For
Microbial Staining. Journal Of Pharmaceutical And Medical Research, (2)3: 417-425.

Setiati, et al. 2016 Optimasi Pemisahan Lignin Ampas Tebu Dengan Menggunakan Natrium Hidroksida. Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat): 257-264

Tim Pengampu Anatomi Tumbuhan. 2013. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai