Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HALL EFFECT

Mata Kuliah : Sistem Instrumentasi


Dosen Pengampu : Joko Slamet Saputro, S.Pd., M.T

Disusun oleh :
Abdhul Gani 1610631160002
Ahmad Zuaib 1610631160012
Anta Wijaya 1610631160029

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena saya masih diberikan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dan saya juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengasuh saya yaitu bapak Joko Saputro selaku dosen pengasuh mata kuliah sistem
instrumentasi.

Tak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekalian yang
masih memberikan dukungan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Dan saya
berharap adanya kritik dan saran tentang kualitas dari makalah saya, sebab makalah ini masih
jauh dari titik kesempurnaan.

Terima kasih.

Karawang, 4 Oktober 2018


Penulis,

Tim

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................I


DAFTAR ISI ...................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
I.1. Latar Belakang ...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................2
II. 1. Pengertian Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor) ...............................................2
II. 2. Bentuk dan Simbol Sensor Efek Hall ...............................................2
II. 3. Prinsip Kerja Sensor Efek Hall (Sensor Hall Effect) ...............................................3
II. 4. Penerapan Efek Hall ...............................................6
II. 5. Pengukuran Tegangan Hall ...............................................8
BAB III PENUTUP ...............................................................................................10
III.1. Kesimpulan ...............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Efek Hall merupakan suatu peristiwa berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam
pelat konduktor karena pengaruh medan magnet. UGN3503 merupakan salah satu sensor yang
bekerja dengan prinsip Efek Hall.
Penyelidikan tentang efek hall sulit dilakukan karena tegangan hall yang dihasilkan
nilainya sangat kecil, tetapi dengan kemajuan dan perkembangan teknologi semikonduktor,
akhirnya dihasilkan tegangan hall dengan orde magitudo yang lebih besar dibandingkan dengan
tegangan hall yang dihasilkan pada material-material sebelumnya.
Untuk dapat mengamati efek hall, maka dibutuhkan sensor efek hall. Sensor efek hall
dapat merespon perubahan medan magnet, sedangkan medan magnet yang ditimbulkan oleh
arus listrik berbanding lurus dengan besar arus listriknya.
Jarak sensor efek hall terhadap konduktor mempengaruhi tingkat keakurasian
pengukuran arus listrik. Secara teori medan magnet berbanding terbalik denga jarak
pengukuran, semakin jauh jarak pengukuran maka nilai medan magnetnya akan semakin kecil
dan apabila semakin dekat jarak pengukurannya maka nilai medan magnetnya akan semakin
besar. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk mendapatkan jarak yang tepat agar
dihasilkan pengukuran arus listrik yang akurat.

1
BAB II
HALL EFFECT SENSOR

II. 1. Pengertian Sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor)

Sensor Efek Hall atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Hall Effect Sensor adalah
komponen jenis transduser yang dapat mengubah informasi magnetik menjadi sinyal listrik
untuk pemrosesan rangkaian elektronik selanjutnya. Sensor Efek Hall ini sering digunakan
sebagai sensor untuk mendeteksi kedekatan (proximity), mendeteksi posisi (positioning),
mendeteksi kecepatan (speed), mendeteksi pergerakan arah (directional) dan mendeteksi arus
listrik (current sensing).

Sensor Magnetik yang terbuat dari bahan semikonduktor ini merupakan komponen
populer pilihan para perancang elektronika untuk aplikasi-aplikasi non-contact mereka karena
kehandalannya dan mudah dirawat. Sensor Efek Hall juga tahan terhadap air, debu dan getaran
apabila dibungkus dengan pelindung yang benar.

Salah satu penggunaan Hall Effect Sensor ini adalah pada produk otomotif seperti
mendeteksi posisi jok mobil, sensor sabuk pengaman, indikator minyak dan kecepatan roda
untuk sistem pengereman ABS (Anti-Lock Braking System). Selain pada produk otomotif, Hall
Effect Sensor ini juga dapat kita temukan di produk Smartphone (ponsel pintar) yang memiliki
fitur deteksi Cover atau Penutup ponsel.

Sensor Efek Hall ini merupakan perangkat atau komponen yang diaktifkan oleh medan
magnet eksternal. Seperti yang kita ketahui bahwa medan magnet memiliki dua karakteristik
penting yaitu densitas flux (flux density) dan Kutub (kutub selatan dan kutub utara). Sinyal
masukan (Input) dari Sensor Efek Hall ini adalah densitas medan magnet disekitar sensor
tersebut, apabila densitas medan magnet melebihi batas ambang yang ditentukan maka sensor
akan mendeteksi dan menghasilkan tegangan keluaran (output) yang disebut dengan Tegangan
Hall (VH).

II. 2. Bentuk dan Simbol Sensor Efek Hall

Sensor yang namanya diambil dari nama penemunya (Hall) ini umumnya berbentuk
petak tipis dan ada yang terdiri dari tiga kaki terminal ataupun empat kaki terminal. Berikut
adalah bentuk dan simbol sensor Efek Hall (Hall Effect Sensor).

2
II. 3. Prinsip Kerja Sensor Efek Hall (Sensor Hall Effect)

Sensor Efek Hall pada dasarnya terdiri dari potongan tipis semikonduktor yang bertipe
P dengan bentuk persegi panjang. Bahan semikonduktor yang digunakan biasanya
adalah gallium arsenide (GaAs), indium antimonide (InSb), indium phosphide (InP) atau
indium arsenide (InAs). Potongan tipis semikonduktor tersebut dilewati oleh arus listrik secara
berkesinambungan (terus-menerus). Ketika didekatkan dengan medan magnet atau
ditempatkan pada lokasi yang bermedan magnet, garis fluks magnetik akan menggunakan gaya
pada semikonduktor tersebut untuk mengalihkan muatan pembawa (elektron dan holes) ke
kedua sisi pelat semikonduktor. Gerakan pembawa muatan ini merupakan hasil dari gaya
magnet yang melewati semikonduktor tersebut.

Karena Elektron dan Holes bergerak masing-masing ke kedua sisi semikonduktor,


maka akan timbul perbedaan potensial diantara kedua sisi tersebut. Pergerakan elektron yang
melalui bahan semikonduktor ini dipengaruhi oleh adanya medan magnet eksternal pada sudut
atau posisi yang benar. Bentuk yang terbaik agar mendapatkan sudut atau posisi yang tepat
adalah menggunakan bentuk persegi panjang yang pipih (Flat Rectangular) pada komponen
Sensor Hall Effect ini.

Peristiwa berbelok atau beralihnya aliran listrik (elektron) dalam pelat konduktor
karena pengaruh medan magnet ini disebut dengan Efek Hall (Hall Effect). Efek Hall ini
ditemukan oleh Dr. Edwin Hall pada tahun 1879. Untuk dapat menghasilkan perbedaan
potensial diseluruh perangkat, garis fluks magnetik harus tegak lurus (90 derajat) terhadap
aliran listrik dengan kutub yang benar. Nama “Hall” ini diambil dari nama penemu efek ini
yaitu Dr. Edwin Hall. Dasar dari prinsip kerja Efek Hall ini adalah gaya Lorentz yaitu gaya
yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak dalam suatu medan magnet (B).

3
a. Sensor Magnetik Efek Hall

Tegangan output, yang disebut tegangan Hall, (VH) dasar Elemen Hall berbanding lurus
dengan kekuatan medan magnet yang melewati bahan semikonduktor (output α H).

Tegangan output ini bisa sangat kecil, hanya beberapa microvolt bahkan ketika dikenai
medan magnet yang kuat sehingga perangkat efek Hall yang paling tersedia secara komersial
dihasilkan dengan penguat DC built-in, rangkaian switching logika dan regulator tegangan
untuk meningkatkan sensitivitas sensor, histeresis dan output tegangan. Hal ini juga
memungkinkan sensor efek Hall untuk beroperasi pada rentang yang lebih luas dari catu daya
dan kondisi medan magnet.

b. Sensor Efek Hall

Efek Hall tersedia dengan output linier atau digital. Sinyal output untuk sensor linier
(analog) diambil langsung dari output penguat operasional dengan tegangan output yang
berbanding lurus dengan medan magnet yang melewati sensor Hall. Tegangan Hall output ini
diberikan sebagai:

Dimana:

4
 VH adalah Tegangan Hall dalam volt

 RH adalah efek Hall co-efficient

 I adalah aliran arus melalui sensor di amp

 t adalah ketebalan sensor dalam mm

 B adalah kerapatan Fluks Magnetik di Teslas

Sensor linier atau analog memberikan output tegangan kontinu yang meningkat dengan
medan magnet yang kuat dan menurun dengan medan magnet yang lemah. Pada output linier
sensor efek Hall, karena kekuatan medan magnet meningkatkan sinyal output dari penguat juga
akan meningkat sampai mulai jenuh dengan batas yang dikenakan padanya oleh catu daya.
Setiap kenaikan tambahan di medan magnet tidak akan berpengaruh pada output namun
mendorongnya lebih ke saturasi/jenuh.

Sensor output digital di sisi lain memiliki pemicu Schmitt dengan hysteresis yang
terpasang terhubung ke op-amp. Bila fluks magnet yang melewati sensor Hall melebihi nilai
yang telah ditentukan, output dari perangkat akan beralih dengan cepat antara kondisi "OFF"
ke kondisi "ON" tanpa jenis kontak yang dipantulkan.

Histeresis built-in ini menghilangkan osilasi dari sinyal output saat sensor bergerak
masuk dan keluar dari medan magnet. Kemudian sensor output digital hanya memiliki dua
bagian, "ON" dan "OFF".

Ada dua tipe dasar sensor efek Hall digital, Bipolar dan Unipolar. Sensor bipolar
memerlukan medan magnet positif (kutub selatan) untuk mengoperasikannya dan medan
negatif (kutub utara) untuk melepaskannya sementara sensor unipolar hanya membutuhkan
satu kutub selatan magnet tunggal untuk keduanya beroperasi dan melepaskannya saat mereka
bergerak masuk dan keluar dari medan magnet.

Sebagian besar perangkat efek Hall tidak dapat secara langsung mengalihkan beban
listrik besar karena kemampuan penggerak outputnya sangat kecil sekitar 10 sampai 20mA.
Untuk beban arus besar, sebuah open-collector (current sink) Transistor NPN ditambahkan
ke output.

Transistor ini beroperasi di daerah jenuhnya sebagai switch sink NPN yang
memendekkan terminal output ke ground setiap kali densitas fluks yang diaplikasikan lebih
tinggi dari pada titik "ON" yang telah ditentukan sebelumnya.

Output transistor switching dapat berupa transistor open emitter, konfigurasi transistor
open-collector atau keduanya memberikan konfigurasi tipe output push-pull yang dapat
memperlambat arus yang cukup untuk mengarahkan banyak beban, termasuk relay, motor,
LED, dan lampu secara langsung.

5
II. 4. Penerapan Efek Hall

Sensor efek hall diaktifkan oleh medan magnet dan pada banyak aplikasi, perangkat
dapat dioperasikan oleh satu magnet permanen yang terpasang pada poros atau perangkat yang
bergerak. Ada berbagai jenis gerakan magnet, seperti gerakan "Head-on", "Sideways", "Push-
pull" atau "Push-push" dll.

Setiap jenis konfigurasi yang digunakan, untuk memastikan sensitivitas maksimum,


garis magnetik fluks harus selalu tegak lurus terhadap area penginderaan perangkat dan harus
memiliki polaritas yang benar.

Juga untuk memastikan linieritas, magnet kekuatan medan tinggi diperlukan yang
menghasilkan perubahan besar dalam kekuatan medan untuk gerakan yang dibutuhkan. Ada
beberapa kemungkinan jalur gerak untuk mendeteksi medan magnet, dan di bawah adalah dua
konfigurasi penginderaan yang lebih umum dengan menggunakan magnet tunggal: Deteksi
Head-on dan Deteksi Sideways.

a. Deteksi Head-on

Sesuai namanya, "head-on" mengharuskan medan magnet tegak lurus terhadap alat
pengindera efek hall dan bahwa untuk deteksi, sensor mendekati langsung ke wajah aktif.
Semacam pendekatan "langsung".
Pendekatan head-on ini menghasilkan sinyal output, VH yang pada perangkat linier
mewakili kekuatan medan magnet, densitas fluks magnetik, sebagai fungsi jarak jauh dari
sensor efek hall. Semakin dekat dan karena itu semakin kuat medan magnetnya, semakin besar
pula tegangan outputnya dan sebaliknya.

Perangkat linier juga bisa membedakan antara medan magnet positif dan negatif.
Perangkat non linier dapat dibuat untuk memicu output "ON" pada jarak jeda udara yang
ditentukan sebelumnya dari magnet untuk menunjukkan deteksi posisi.

6
b. Deteksi Sideways

Konfigurasi penginderaan kedua adalah "deteksi sideways". Hal ini membutuhkan


penggerak magnet di wajah elemen efek Hall dalam gerakan menyamping.

Sideways atau deteksi slide-by berguna untuk mendeteksi keberadaan medan magnet
saat bergerak melintasi permukaan elemen Hall dalam jarak celah udara tetap misalnya,
menghitung magnet rotasi atau kecepatan putaran motor.
Bergantung pada posisi medan magnet saat melewati garis pusat medan nol dari sensor,
tegangan output linier yang mewakili output positif dan negatif dapat dihasilkan. Hal ini
memungkinkan untuk deteksi gerakan terarah yang bisa vertikal maupun horizontal.

Ada banyak aplikasi yang berbeda untuk Sensor Efek Hall terutama sebagai proximity
sensor. Mereka yang bisa digunakan sebagai pengganti sensor optik dan cahaya adalah kondisi
lingkungan yang terdiri dari air, getaran, kotoran atau minyak seperti pada aplikasi otomotif.
Perangkat efek hall juga bisa digunakan untuk penginderaan arus.

Kita tahu dari tutorial sebelumnya bahwa ketika arus melewati sebuah konduktor,
medan elektromagnetik melingkar dihasilkan di sekitarnya. Dengan menempatkan sensor Hall
di samping konduktor, arus listrik dari beberapa mililiter menjadi ribuan ampere dapat diukur
dari medan magnet yang dihasilkan tanpa memerlukan transformator/trafo dan kumparan besar
atau mahal.

Serta mendeteksi adanya atau tidak adanya magnet dan medan magnet, sensor efek Hall
juga dapat digunakan untuk mendeteksi bahan feromagnetik seperti besi dan baja dengan
menempatkan magnet permanen "biasing" kecil di belakang area aktif perangkat.

Sensor sekarang berada dalam medan magnet permanen dan statis, dan setiap
perubahan atau gangguan pada medan magnet ini dengan pengenalan bahan ferrous akan
terdeteksi dengan sensitivitas serendah mungkin mV/G.

Ada banyak cara untuk menghubungkan sensor efek Hall ke rangkaian listrik dan
elektronik tergantung pada jenis perangkat, baik digital maupun linier. Salah satu contoh yang
sangat sederhana dan mudah dibangun adalah menggunakan (Dioda Pemancar Cahaya (LED)
seperti gambar di bawah ini.

7
c. Detektor Posisi

Detektor posisi head-on ini akan "OFF" bila tidak ada medan magnet yang ada, (0
gauss). Bila kutub selatan magnet permanen (gauss positif) dipindahkan tegak lurus terhadap
area aktif sensor efek Hall, perangkat akan menghidupkan "ON" dan menyalakan LED. Setelah
diaktifkan "ON" sensor efek Hall tetap "ON".
Untuk menghidupkan perangkat dan karena itu LED "OFF" medan magnet harus
dikurangi sampai di bawah titik pelepas untuk sensor unipolar atau terkena kutub utara
magnetik (gauss negatif) untuk sensor bipolar. LED dapat diganti dengan transistor daya yang
lebih besar jika output dari Sensor Efek Hall diperlukan untuk mengganti beban arus yang
lebih besar.

II. 5. Pengukuran Tegangan Hall

Dengan mengukur tegangan Hall yang melalui bahan, kita dapat menentukan kekuatan
medan magnet yang ada. Hal ini bisa dirumuskan :

8
Dimana VH adalah tegangan yang melalui lebar pelat, I adalah arus yang melalui
panjang pelat, B adalah medan magnet, d adalah tebal pelat, e adalah elektron, dan n adalah
kerapatan elektron pembawa. Dalam keberadaan kekuatan medan magnetik yang besar dan
temperatur rendah, kita dapat meneliti quantum Hall effect, yang dimana adalah kuantisasi
tahanan Hall.

Dalam bahan ferromagnetik (dan material paramagnetik dalam medan magnetik),


resistivitas Hall termasuk kontribusi tambahan, dikenal sebagai Anomalous Hall Effect
(Extraordinary Hall Effect), yang bergantung secara langsung pada magnetisasi bahan, dan
sering lebih besar dari Hall Effect biasa. Walaupun sebagai sebuah fenomena yang dikenal
baik, masih ada perdebatan tentang keberadaannya dalam material yang bervariasi. Anomalous
Hall Effect bisa berupa efek ekstrinsik bergantung pada putaran yang menyebar dari beban
pembawa, atau efek intrinsik yang dapat dijelaskan dengan efek Berry phase dalam momentum
space kristal.

Hall effect menghasilkan level sinyal yang sangat rendah dan membutuhkan
amplifikasi. Amplifier tabung vakum pada abad 20 terlalu mahal, menghabiskan tenaga dan
kurang andal dalam aplikasi sehari-hari. Dengan pengembangan IC berharga murah maka Hall
Effect Sensor menjadi berguna untuk banyak aplikasi. Alat Hall Effect saat disusun dengan
tepat akan tahan dengan debu, kotoran, lumpur dan air. Sifat ini menyebabkan alat Hall Effect
lebih baik untuk sensor posisi daripada alat alternatif lainnya seperti sensor optik dan
elektromekanik.

Hall effect sensor sering dipakai untuk Split ring clamp-on sensor, Analog
multiplication, Power sensing, Position and motion sensing, Automotive ignition dan fuel
injection serta Wheel rotation sensing. Sensor ini banyak tersedia di berbagai macam pabrik,
dan digunakan untuk sensor-sensor yang bervariasi seperti sensor aliran cairan, sensor power
dan sensor tekanan.

Sensor Efek Hall digunakan untuk mendeteksi kedekatan (proximity), kehadiran atau
ketidakhadirannya suatu objek magnetis (yang) menggunakan suatu jarak kritis. Pada dasarnya
ada dua tipe Hall-Effect Sensor, yaitu tipe linear dan tipe on-off. Tipe linear digunakan untuk
mengukur medan magnet secara linear, mengukur arus DC dan AC pada konduktor dan fungsi-
fungsi lainnya. Sedangkan tipe on-off digunakan sebagai limit switch, sensor keberadaan
(presence sensors), dsb. Sensor ini memberikan logika output sebagai interface gerbang logika
secara langsung atau mengendalikan beban dengan buffer amplifier.

9
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan

Sensor Efek Hall dapat digunakan sebagai sakelar elektronik ini memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya adalah :

 Relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sakelar mekanik dan lebih handal.
 Dapat beroperasi hingga 100 kHz.
 Tidak terpengaruh pada kondisi lingkungan karena sensor berada di dalam paket
tertutup (dibungkus) sehingga dapat digunakan pada lingkungan yang kurang
bersahabat.
 Dapat mendeteksi rentang medan magnet yang luas.
 Dapat mendeteksi kutub utara atau kutub selatan.
 Berbentuk pipih/datar sehingga dapat digunakan pada perangkat elektronik yang lebih
tipis.

Namun Hall Effect Sensor ini juga memiliki kelemahan, yaitu tingkat akurasi
pengukuran yang lebih rendah jika dibandingkan dengan sensor sejenisnya seperti
Magnetometer ataupun sensor yang berbasis Magnetoresistance.

10
DAFTAR PUSTAKA

 https://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-efek-hall-hall-effect-sensor-prinsip-
kerja-efek-hall/
 http://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-fungsi-sensor-efek-hall/
 Dokumen.tips_makalah-efek-hall-567ae7094106a.PDF
 http://www.tespenku.com/2018/01/prinsip-sensor-efek-hall-magnet.html

Anda mungkin juga menyukai