Anda di halaman 1dari 11

Rangkuman Sejarah Radio Dunia dan Indonesia

Dan
Rangkuman Segmentasi Radio di Indonesia

Nama : Nadiyah
Nim : 2017070021
Dosen : A.Richie Rinaldie S.Sos
Matkul : Radio Announcing (07.00-09.30)
Sejarah radio adalah sejarah teknologi yang menghasilkan peralatan radio yang
menggunakan gelombang radio. Awalnya sinyal pada siaran radio ditransmisikan melalui
gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitudo (AM), maupun modulasi
frekuensi (FM). Metode pengiriman sinyal seperti ini disebut analog. Selanjutnya, seiring
perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan sinyal digital yang kemudian mengubah
cara transmisi sinyal radio.

Sejarah Penggunaan Radio[


Rata-rata pengguna awal radio adalah para maritim, yang menggunakan radio untuk
mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal dan darat. Salah satu
pengguna awal termasuk Angkatan Laut Jepang yang memata-matai armada Rusia saat Perang
Tsushima pada tahun 1901. Salah satu penggunaan yang paling dikenang adalah saat
tenggelamnya RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang
tenggelam dengan kapal terdekat dan komunikasi ke stasiun darat. Radio digunakan untuk
menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut di kedua pihak
pada Perang DuniaII; Jerman menggunakan komunikasi radiountuk
pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania. Amerika
Serikat menyampaikan Program 14 Titik Presiden Woodrow
Wilson kepada Jerman melalui radioketika perang. Siaran mulai dapat dilakukan pada 1920-an,
dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, titik-ke-
titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-
an Penggunaan radio dalam masa sebelum perang adalah untuk mengembangan pendeteksian
dan pelokasian pesawat dan kapal dengan penggunaan radar. Sekarang, radio banyak bentuknya,
termasuk jaringan tanpa kabel, komunikasi bergerak di segala jenis, dan juga penyiaran radio.
Sebelum televisi terkenal, siaran radio komersial termasuk drama, komedi, beragam show, dan
banyak hiburan lainnya; tidak hanya berita dan musik saja.

Radio AM
Radio AM (modulasi amplitudo) bekerja dengan prinsip memodulasikan gelombang radio dan
gelombang audio. Kedua gelombang ini sama-sama memiliki amplitudo yang konstan. Namun
proses modulasi ini kemudian mengubah amplitudo gelombang penghantar (radio) sesuai dengan
amplitudo gelombang audio.
Pada tahun 1896 ilmuwan Italia, Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas
telegraf nirkabel yang menggunakan dua sirkuit. Pada saat itu sinyal ini hanya bisa dikirim pada
jarak dekat. Namun, hal inilah yang memulai perkembangan teknologi radio. Pada tahun 1897
Marconi kembali mempublikasikan penemuan bahwa sinyal nirkabel dapat ditransmisikan pada
jarak yang lebih jauh (12 mil). Selanjutnya, pada 1899 Marconi berhasil melakukan komunikasi
nirkabel antara Prancis dan Inggris lewat Selat Inggris dengan menggunakan osilator Tesla.
John Ambrose Fleming pada tahun 1904 menemukan bahwa tabung audion dapat digunakan
sebagai receiver nirkabel bagi teknologi radio ini. Dua tahun kemudian Dr. Lee
deForest menemukan tabung elektron yang terdiri dari tiga elemen (triode audion). Penemuan ini
memungkinkan gelombang suara ditransmisikan melalui sistem komunikasi nirkabel. Tetapi
sinyal yang ditangkap masih sangat lemah. Barulah pada tahun 1912 [[Edwin Howard
Armstrong menemukan penguat gelombang radio disebut juga radio amplifier. Alat ini bekerja
dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio dan memberikan sinyal balik
dari tabung. Dengan begitu kekuatan sinyal akan meningkat sebanyak 20.000 kali perdetik.
Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa
menggunakan earphone. Penemuan ini kemudian menjadi sangat penting dalam sistem
komunikasi radio karena jauh lebih efisien dibandingkan alat terdahulu. Meskipun demikian hak
paten atas amplifier jatuh ke tangan Dr. Lee deforest. Sampai saat ini radio amplifier masih
menjadi teknologi inti pada pesawat radio.
Awalnya penggunanaan radio AM hanya untuk keperluan telegram nirkabel. Orang pertama
yang melakukan siaran radio dengan suara manusia adalah Reginald Aubrey Fessenden. Ia
melakukan siaran radio pertama dengan suara manusia pada 23 Desember 1900 pada jarak 50
mil (dari Cobb Island ke Arlington, Virginia) Saat ini radio AM tidak terlalu banyak digunakan
untuk siaran radio komersial karena kualitas suara yang buruk.

Radio FM
Radio FM (modulasi frekuensi) bekerja dengan prinsip yang serupa dengan radio AM, yaitu
dengan memodulasi gelombang radio (penghantar) dengan gelombang audio. Hanya saja, pada
radio FM proses modulasi ini menyebabkan perubahan pada frekuensi.
Ketika radio AM umum digunakan, Armstrong menemukan bahwa masalah lain radio terletak
pada jenis sinyal yang ditransmisikan. Pada saat itu gelombang audio ditransmisikan bersama
gelombang radio dengan menggunakan modulasi amplitudo (AM). Modulasi ini sangat rentan
akan gangguan cuaca. Pada akhir 1920-an Armstrong mulai mencoba menggunakan modulasi
dimana amplitudo gelombang penghantar (radio) dibuat konstan. Pada tahun 1933 ia akhirnya
menemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yang menghasilkan suara jauh lebih jernih, serta
tidak terganggu oleh cuaca buruk.
Sayangnya teknologi ini tidak serta merta digunakan secara massal. Depresi ekonomi pada tahun
1930-an menyebabkan industri radio enggan mengadopsi sistem baru ini karena mengharuskan
penggantian transmiter dan receiver yang memakan banyak biaya. Baru pada tahun 1940
Armstrong bisa mendirikan stasiun radio FM pertama dengan biayanya sendiri. Dua tahun
kemudian Federal Communication Comission (FCC) mengalokasikan beberapa frekuensi untuk
stasiun radio FM yang dibangun Armstrong. Perlu waktu lama bagi modulasi frekuensi untuk
menjadi sistem yang digunakan secara luas. Selain itu hak paten juga tidak kunjung didapatkan
oleh Armstrong.
Frustasi akan segala kesulitan dalam memperjuangkan sistem FM, Armstrong mengakhiri
hidupnya secara tragis dengan cara bunuh diri. Beruntung istrinya kemudian berhasil
memperjuangkan hak-hak Armstrong atas penemuannya. Barulah pada akhir 1960-an FM
menjadi sistem yang benar-benar mapan. Hampir 2000 stasiun radio FM tersebar di Amerika,
FM menjadi penyokong gelombang mikro (microwave), pada akhirnya FM benar-benar diakui
sebagai sistem unggulan di berbagai bidang komunikasi.

Radio internet
Penemuan internet mulai mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan oleh radio
konvensional. Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-radio)
bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan radio konvensional yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan
menggunakan medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem kerja ini
memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki perangkat
internet. Itulah sebabnya banyak kaum ekspatriat yang menggunakan radio internet untuk
mengobanti rasa kangen pada negara asalnya. Di Indonesia, umumnya radio internet
dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun radio teresterial untuk memperluas
jangkauan siarannya.

Radio Satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. Berbeda dengan
sinyal analog yang menggunakan gelombang kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui
sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah
jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja siaran radio hanya dapat
diterima oleh perangkat khusus yang bisa menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit
juga hanya bisa diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki garis
pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja yang tidak memiliki
penghalang besar seperti terowongan atau gedung. Oleh karena itu perangkat radio satelit banyak
dipromosikan untuk radio mobil. Untuk mendapat transmisi siaran yang baik, perlu dibuat
stasiun repeater seperti di Amerika agar kualitas layanan prima.
Perangkat yang mahal (karena menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. Pendengar
harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang
dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio konvensional. Selain itu
sebagian besar isi siaran juga bebas iklan dan pendengar memiliki jauh lebih banyak
pilihan kanal siaran (lebih dari 120 kanal).
Perusahaan penyedia satelit radio dunia adalah Worldspace yang melayani siaran radio satelit di
Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Worldspace memiliki tiga satelit yang melayani
wilayah berbeda. Di Indonesia, samapai tahun 2002 Worldspace telah bekerja sama dengan RRI,
Radio trijaya, Borneo Wave Channel (Masima Group), goindo.com dan Kompas Cyber Media
sebagai pengisi konten layanan radio satelit dengan menggunakan satelit Asia Star. mbs fm suci
manyar gresik

Radio berdefinisi tinggi (HD Radio)


Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan menggabungkan sistem analog
dan digital sekaligus. Dengan begitu memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi
frekuensi yang sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi yang sama.
Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya dengan radio satelit, tetapi layanan yang
ditawarkan gratis. Namun untuk dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki
perangkat khusus yang dapat menangkap sinyal digital.

Perkembangan Radio di Indonesia


Perkembangan radio di Indonesia mengalami proses yang sangat panjang, yaitu dari zaman
kekuasaan Hindia Belanda, zaman pendudukan Jepang, dan berikutnya zaman Indonesia
Merdeka. Kemajuan di bidang teknologi amat mempercepat penyebaran informasi. Pada masa
ini radio juga telah masuk ke Indonesia., dan siarannya dapat diterima sampai ke desa-
desa.[1] Baik radio pemerintah seperti RRI maupun radio-radio non pemerintah.
Zaman Hindia-Belanda[
Pada zaman kekuasaan Hindia Belanda, radio mulai berkembang di Indonesia. Radio yang
pertama muncul di Indonesia yaitu Bataviasche Radio Vereeniging (BRV) di Jakarta(Batavia).
Pada 16 Januari 1925, Bataviasche Radio Vereeniging (BRV) melakukan siaran radio amatir
pertama di Hindia Belanda. Sejak BRV berdiri, muncul radio siaran lainnya
seperti Nederlandsch Indishce Radio Omroep Mij (NIROM) di Jakarta, Bandung, dan Medan. Di
Surakarta berdiri Solossche Radio Vereeniging (SRV) dan di Yogyakarta berdiri
radio Mataramse Vereeniging voor Omroep (MAVRO). SRV dapat dipandang sebagai pelopor
munculnya radio siaran yang diusahakan oleh bangsa Indonesia. SRV didirikan
oleh Mangkunegara VII dan Sarsito Mangunkusumo pada tanggal 1 April 1933. Kemudian pada
tanggal 29 Maret 1937, atas usaha Sutarjo Kartohadikusumo dan Sarsito
Mangunkusumoberdirilah Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) di Bandung.
Tujuan PPRK adalah berupaya memajukan kesenian dan kebudayaan nasional guna kemajuan
rohani dan jasmani masyarakat Indonesia.
Zaman Pendudukan Jepang
Pada zaman Pendudukan Jepang, perkembangan radio mengalami kemunduran. Pemerintah
pendudukan Jepang mengatur penyelenggaraan radio siaran secara ketat. Penyelenggaraan radio
siaran diatur oleh jawatan khusus bernama Hoso Kanri Kyoku, dan merupakan radio siaran yang
berkedudukan di Jakarta. Cabang-cabangnya dinamakan Hoso Kyoku, terdapat
di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Pada waktu itu semua siaran radio diarahkan untuk kepentingan militer Jepang. Akan tetapi,
selama pendudukan Jepang kebudayaan dan kesenian mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Rakyat mendapat kesempatan yang sangat banyak untuk mengembangkan kebudayaan dan
kesenian. Kesempatan ini menyebabkan pula munculnya seniman-seniman pencipta lagu-lagu
Indonesia baru.

Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia


Pada masa Indonesia merdeka, perkembangan radio mengalami perkembangan kemajuan yang
sangat pesat. Orang-orang yang berkecimpung di bidang radio menganggap penting untuk
mengorganisasikan radio siaran. Pada tanggal 10 September 1945 para pemimpin radio dari
seluruh Jawa berkumpul di Jakarta untuk membicarakan masalah tersebut. Pada tanggal 11
September 1945, para pemimpin radio sepakat untuk mendirikan radio siaran yang bernama
Radio Republik Indonesia (RRI). Ketika didirikan, RRI memiliki 8 stasiun radio siaran yang
terdapat di delapan kota di Jawa (bekas Hoso Kyoku).

Radio pasca-Orde Baru[


Angin reformasi yang bertiup di Istana negara Jakarta telah menjatuhkan kekuasaan rezim
otoriter Orde Baru. Soeharto mundur tanggal 21 mei 1998 dari sii angin itu berembus kencang
hingga kantor menteri penerangan, Tempat media penyiaran di kendalikan, Dalam tempo tidak
lebih dari enam bulan keluar SK mempen No 134/1998 yang menghapus semua aturan ketat
materi siaran radio.pada tahun 1999 Departemen penerangan dilikuidasi oleh presiden
Abdurrahman Wahid dengan alasan penerangan adalah urusan masyarakat. Likuidasi ini
motomatis mencabut semua kewenangan yang dimiliki lembaga itu dalam UU No 24/1997
tentang penyiaran. Sejak itu dimulailah masa-masa kebebesan tanpa regulasi dalam dunia
penyiaran hingga disahkan UU No. 32/2002 tentang penyiaran. Pada masa tersebut jumlah
stasiun radio terutama radio komersial meningkat tajam, setajam materi informasi yang
disajikannya. Radio memsuki masa keemasan sebagai "media berorientasi pasar".
Reformasi radio artinya perubahan secara mendasar struktur kepemilikan, visi, misi, orientasi,
dan format siaran radio dalam tiga aras:

1. pelepasan kendali sosial ekonomi dan politik radio dari kewenangan penuh pemerintah
kepada pihak swasta, kepada mekanisme pasar atau kontrol internal media penyiaran.
2. pengakuan dan penyediaan akses yang lebih terbuka kepada publik sebagai pemilik
frekuensi untuk menjadi pendengar, partisipan interaktif, hingga pemilik radio siaran.
3. mendorong pertumbuhan gerakan untuk menjadikan radio sebagai medium
pemberdayaan sosial melalui pendirian radio-radio alternatif diluar radio komersial dan
RRI, dengan program siaran yang lebih berkarakter, kritis, dan edukatif.
Ketiganya memiliki karakteristik tersendiri dan berkekuatan hukum setara.
Sejak akhir 1998, siaran radio di Indonesia mengalami "modernisasi" dan penguatan peran sosial
politik yang amat signifikan. Sebagaimana internet, koran, majalah, dan televisi, radio adalah
medium komunikasi massa yang dapat digunakan setiap orang untuk tujuan tertentu. Di
Indonesia ada tiga tujuan dominan pendirian radio:

1. pelayanan kebutuhan pendengar pendirian diawali dengan penelitian khalayak untuk


mengetahui bagaimana kebutuhan pendengar terhadap media radio baik isi siaran, waktu
siar, maupun kemasan acaranya
2. aktualisasi kepentingan pengelola. Setiap orang yang berkiprah dibidang keradioan pasti
memilii motivasi pribadi misalnya: ingin populer, memperluas relasi, atau ingin
memperkuat eksistensi dirinya dalam kancah pergulatan politik. Tidak ada yang salah
dari motivasi itu, tetapi apabila terlalu dominan maka yang terjadi adalah personifikasi
seluruh program siaran radio.
3. perolehan pendapatan ekonomi, inilah tujuan paling populer, radio telah menjadi objek
mencari keuntungan dan lapangan kerja yang mengharuskan pemilik mengelokasikan
keuntungannya untuk gaji karyawan. Radio merupakan pusat interaksi antara pengiklan
dan pengelola, pengiklan berkepentingan agar produk-produk komersialnya ditebar ke
khalayak serta mencari keuntungan dari pembelian produk-produk tersebut setelah
disiarkan di radio. sementara itu pengelola radio membutuhkan keuangan dari iklan agar
mampu untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas acara serta SDM-nya.
Ketiga tujuan itu dapat berpadu dalam sebuah pendirian radio, meskipun tujuan terakhir
umumnya lebih dominan. Maraknya pendirian radio nonkomersial bertumpu pada pada tujuan
pertama, yaiyu kebutuhan pendengar medium aktualisasi dan interaksi sosial di antara mereka.
Tujuan hakiki pendirian radio sebetulnya adalah pelayanan kebutuhan pendengar. Hanya saja,
seringkali yang lebih tampak menonjol adalah sisi komersialnya. Pengusaha yang cerdik
menangkap peluang dengan memperkuat basis bisnisnya melalui pendirian radio.
Dampak negatif komersialisasi radio membuat semua siaran cenderung selalu diposisikan
sebagai komoditi, pertama, seluruh acara siaran dikelola menurut prinsip mencari keuntungan
dengan standartertentu sehingga menegasi program yang secara kreatif melayani kebutuhan
publik, namun dalam jangka pendek belum memberikan keuntungan ekonomi.[2]
Radio sebagai industri yang pada modal menempatkan diri dalam posisi sebagai industry yang
bersaing untuk memperoleh keuntungan demi kelangsungan hidupnya. Pendengar adalah
komoditas (commodified audience) yang ditawarkan kepada pengiklan, rating acara yang tinggi
identic dengan keuntungan ekonomi, meskipun acaranya belum tentu informatif dan edukatif.
Wajah komersial yang tampak dominan pada pengelolaan radio siaran sejak reformasi 1998
hingga sepuluh tahun kedepan akan selalu menempatkan informasi dan mata acara siaran publik
sebagai instrument pelengkap saja dari program siaran.
Menurut R. franklin smith, ada lima kriteria stasiun penyiran radio yang modern:

1. siaran radio ditransmisikan dengan teknologi tanpa kabel


2. interaksi siaran radio berlangsung melalui komonikasi telepon
3. program radio ditujukan untuk public
4. program radio berlangsung secara konsisten dan bersinambungan
5. radio memeiliki izin yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga indenpenden atas
nama public
Di Amerika Serikat diwakili oleh federal communication commission (PCC) dan di Indonesi
diwakili oleh komisi penyiaran Indonesia (KPI). Lima kriteria ini akan terus berubah seiring
perkembangan teknologi radio. Periode antara tahun 1930 sampai 1948 disebut masa kemasan
radio sebagai medium sumber utama berita dan hiburan di Amerika Serikat sampai televisi hadir
menggantikannya. Di Indonesia masa keemasan itu sempat terjadi antara tahun 1998-2000,
namun kini radio siaran memasuki masa kembali.
Kompetisi antar stasiun terjadi dalam dua lingkup, yaitu internal, dan eksternal. Lingkup internal
meliputi kualitas produksi on air, system rotasi rekaman atau seleksi musik, ruang komersial,
dan promosi melalui on air. Sedangkan lingkup eksternal meliputi koleksi baru music, liputan
aktual peristiwa, dan pasar tenaga kerja. Bittner menyarankan bahwa idealnya sebuah radio harus
selalu bersifat lokal dan melayani setiap komonitasnya dengan program-program khusus. Radio
adalah media lokal lebih utama lagi radio adalah media sosial.
Periode antara 1998 hingga 2005 adalah masa transisi radio siaran dengan dipandu oleh
Sregulasi yang lebih baik melalui UU penyiaran No. 32/ 2002, bergeser dari kemurnian sebagai
institusi komersial menjadi institusi komersial yang hadir pada saat bersamaan sebagai institusi
sosial. Menjadi SDM di radio siaran dalam situasi yang masih transisional semacam ini sungguh
membutuhkan sikap konsisten dan tegas dalam menentukan orientasi keterlibatan sejak awal.
Manajemen radio dalam bentuk yang “kontemporer” masih baru di Indonesia. Kontemporer
maksudnya adalah secara teknologi mengadopsi model jaringan (networking) dan ranah digital,
radio bebas digunakan untuk pemberdayaan masyarakat, tanpa control dan kendali penguasa.
Keberadaan radio kontemporer mulai terasa pasca reformasi 1998. Tujuan penyiaran program di
radio siaran secara tradisonal adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to
inform), memberikan pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberi
dorongan perubahan diri (provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation).
Menurut UU No. 32/2002 tentang penyiaran, ada tiga bentuk radio yang boleh beroperasi di
Indonesia:

1. Radio siaran publik, yaitu RRI


2. Radio siran komersial
3. Radio siaran komunitas
Beda di antara ketiganya radio komunitas dibedakan dengan radio publik karena radio komunitas
melayani komunitas yang secara geografis melingkupi seluruh nasional, kepemilikan dana dan
pengelola radio komunitas dilakukan sendiri, sedangkan radio publik memperoleh dukungan
formal dari Negara dalam bentuk anggaran rutin. Radio komunitas dibedakan dengan radio
komersial karena (1) segenap olah siar radio komunitas tidak untuk mencari keuntungan
komersial sebagaimana radio komersial; (2) rado komunitas muncul dari komunitas karena
kebutuhan setempat, sedangkan radio komersial dapat didirikan oleh individu yang mampu
secara finansial sebagai bentuk usaha yang sah.
Konsep radio publik baru ada di UU No. 32/2002. Sebelumnya radio publik dikenal dengan
konsep radio pemerintah RRI merupakan radio publik tertua di Indonesia. Radio komersial hadir
lebih awal di Indonesia dibandingkan dengan radio komunitas.
Di Indonesia, untuk tujuan politik RRI menjadi pelopor radio berjaringan nasional. Disusul pada
tahun 1990-an oleh radio Trijaya, Sonora, CPP Radionet, SMART, dan Elshinta.
Jenis-jenis segmentasi siaran radio – Layaknya seperti media televisi. Media radio juga
mempunyai beberapa jenis atau genre, dan ciri khasnya masing-masing. Bisa jadi ciri khas pada
radio ini yang membuatnya jadi semakin digandrungi. Lalu apa saja sih jenis-jenis radio yang
ada di Indonesia. Berikut saya paparkan jenis-jenis radio di Indonesia.
Jenis-jenis segmentasi siaran radio

Radio Anak Muda


Radio dengan segmen anak muda, outomatis paling banyak disimak oleh para anak muda. Siapa
sebenarnya yang disebut anak muda itu ? Lalu apa saja ciri radio anak muda ini.

Radio yang mempunyai sekmentasi ke anak muda sebetulnya sangat banyak. Beberapa
diantarannya ada radio OZ Fm, Radio Prambors, Radio Mustang, Kisi FM Radio, Hard Rock
Radio, dan Debest Radio merupakan salah satu radio yang berada pada segmentasi anak muda
kekinian.

Sesuai dengan cirinya sebagai radio anak muda. Segmentasi radio dengan jenis ini yaitu yang
berumur 15-25 tahun. Biasannya, radio anak muda kerap kali menyuguhkan acara-acara
berformat kekinian. Misalnya acara curhat remaja, ngulik life style, hingga kehidupan seputar
cinta monyet.

Baca juga: Karakter Berita Radio


Radio Dewasa
Disebut radio dewasa karena musik yang diputar dan program acara yang disajikan layak
dikonsumsi orang dewasa. Misalnya saja pemutaran lagu-lagu sekitar tahun 60-90 an, pemutaran
lagu-lagu tersebut menjadi ciri khas dari tayangan radio dewasa.

Program acara radio-radio dewasa juga seputar masalah ekonomi, politik, persoalan keluarga.
Beberapa radio yang telah lama dikenal menyediakan konten-konten yang agak dewasa salah
satunya yaitu Radio Ramako FM, Radio Kayumanis, Radio Sonora, Radio Kis FM, hingga Radio
Delta ini dikenal sebagai salah satu dari sekian ribu radio-radio dewasa yang sudah cukup
terkenal.

Beberapa nama tenar, penyiar radio-radio dewasa banyak di dominasi oleh angkatan tua. Salah
satunya ada Dokter Lula Kamal, Syahnaz Haque, Dewi Huges, hingga Imam Prasodjo
merupakan salah satu dari sekian banyak penyiar radio beken.

Intinya. Para penyiar radio dewasa dituntut supaya bisa paham betul, dengan permasalahan
sosial-politik-ekonomi yang ada di Indonesia. Radio dewasa menggunakan gaya siaran formal,
tapi tetap santai dan sopan.

Radio Religi
Kini sudah banyak stasiun radio yang bercirikan pada pemahaman agama tertentu. Beberapa
radio yang mengidentifikasikan dirinya sebagai radio religi cukup banyak.
Salah satunya ada Radio Dakta, Radio Attahiriyah, Radio MQ FM, hingga yang bercorak
kekristenan seperti Radio Pelita Kasih.

Acara-acara yang ada di Radio Religi biasannya seputar study keagamaan, dialog keagamaan,
hingga format musik yang menyuguhkan lagu-lagu timur tengah.

Radio Berita
Dikatakan radio berita karena content acaranya 80 persen didominasi berita. Salah satu contoh
dari sekian banyak radio berita ada Radio Elshinta, Radio RRI, dan Radio Trijaya.

Gaya siaran di radio berita sama seperti siaran di TV Berita. Ada laporan, pemberitaan yang
dibacakan oleh penyiar. Pemutaran musik hanya sekedar selingan saja, biasanya tidak lebih dari
2 sampai 4 lagu saja.

Radio Dangdut
Namanya saja radio dangdut. Sudah pasti isi lagu yang diputar banyak yang bergenre dangdut.

Salah satu radio yang konsisten hanya berada di jalur musik dangdut salah satunya bisa ditemui
pada Radio Cosmo. Agar kesan dangdut, dan merakyat. Gaya siaran radio dangdut sengaja
dibuat ceplas-ceplos.

Selain Radio Cosmo. Ada juga radio khusus ke dunia dangdut lainnya. Salah satunya Radio
Swara, Radio Elganga, hingga Radio Antasalam. Ciri khas lain dari radio dangdut yaitu
penggunaan bahasa-bahasa berlogat ke daerahan.

Anda mungkin juga menyukai