BC TV KPI 5C
Nim : 11170510000127
1904 J.A. Fleming menemukan tabung hampa dua elektroda (two electrode
vacuum tube) pada November. Alat ini dapat mengubah arus listrik bolak
– balik menjadi arus searah, dapat digunakan untuk mendeteksi informasi
yang ditumpahkan pada gelombang radio frekuensi tinggi. Disebut
thermionic value/vacuum diode/fleming valve.
1906 Reginald Aubrey Fessenden yang merupakan “Bapak Penyiaran Radio”
karena menemukan cikal bakal sistem modulasi amplitudo (AM) yakni unit
alternator penghasil sinyal frekuensi tinggi yang akan menghasilkan
gelombang radio yang kontinu (continuous radio wave). Unit ini
merupakan penyempurnaan sistem yang didesain oleh Marconi, sistem
pemancar Aubrey berhasil mengirim siaran suara dan musik melintasi
Samudra Atlantik ke kapal – kapal pada 24 Desember 1906.
1906 Lee de Forest, salah satu “Bapak Dunia Elektronik” menemukan tabung
hampa trioda (trode vacuum tube) yang dikenal sebagai audion. Vacuum
tube ini dapat digunakan sebagai komponen penguat sinyal yang relatif
lemah dalam amplifier. Dia juga sebagai pelaku penyiaran dengan
mendirikan stasiun pemancar radio di kota New York pada 1916.
Sehingga dia dikenal juga sebagai “Bapak Radio dan Kakek
Pertelevisian.”
Radio siaran pertama yang muncul pada saat itu bernama Radio Ampera.
Setelah itu bermunculan radio-radio siaran amatir lainnya, seperti Radio
Mahasiswa Tebet, Radio Swanara, Radio Menteng, Radio Pancasila RC77,
Radio Kebebasan, Radio G8BB, dll.
KUIS 1
B. Sebagai Industri
Akibat dari ditemukannya beberapa sistem dan konsep teknologi televisi dari
tahun ke tahun yang dipelopori oleh paul g nipkow pada 1884 dengan teknologi
piringan putarnya maka industri penyiaran televisi juga dengan sendirinya ikut
berkembang.
Tonggak sejarah perkembangan industri televisi selanjutnya yang dimulai dari
berdirinya stasiun televisi bbc di london antara lain :
C. Pertelevisian di Indonesia
a. Masa Persiapan
Diawali dengan lahirnya Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960, yang
menyebutkan pada Bab I Pasal 18, bahwa pembangunan siaran televisi untuk
keperluan pendidikan hanya dalam tahap pertama dibatasi pada tempat-
tempat yang ada pada universitas di indonesia. Atas dasar inilah pemerintah
pada 1961 memutuskan untuk mengadakan medium televisi keputusan ini
segera disusul dengan diterbitkannya sk menpen no. 20/SK/M/61 tertanggal
25 juli 1961 tentang pembentukan panitia persiapan televisi (P2TV).
Kepmenpan ini berlaku mulai 1 juli 196.
P2TV hanya mempunyai waktu 13 bulan untuk pengadaan medium
televisi sementara masih harus menunggu keputusan presiden tentang
peralatan apa yang akan digunakan dan dari negara mana harus dibeli.
Pada 23 oktober 1961 baru ada kepastian peralatan yang harus
digunakan dengan datangnya kawat dari presiden Soekarno.
P2TV mengikuti arahan Menteri Penerangan RI. Beberapa ketentuan
teknis yang harus diperhatikan :
1. Stasiun TV yang dibangun minimal harus dapat menyiarkan acara -
acara Asian Games IV, satu event setiap hari
2. Tinggi menara pemancar tak lebih dari 60m dan bersifat dari serat
karena menara tv yang permanen akan dibangun pemerintah pusat.
3. Untuk rincian untuk sementara jadi tv tidak dibangun dan akan
dipikirkan setelah asian gamesIV selesai
4. P2TV tidak dibenarkan menentukan merek peralatan dan dari
negara manakah dibeli.
5. Pembangunan sarana dan prasarana dilaksanakan oleh PN
Adikarya dan PN Sabang-merauke di bawah pengawasan KUPAG
P2TV melakukan beberapa kali rapat untuk menentukan dimana menara
pemancar akan dibangun ada yang di atas Hotel Indonesia, ada yang di bekas
gedung Perfini (oleh Siemens) yang akhirnya mendapatkan persetujuan di
kompleks Senayan, tepatnya di tanah tempat gedung akademi penerangan akan
dibangun.
Pemasangan antena tersebut berhasil dirampungkan pada buku 04.00 dini
hari tanggal 22 agustus 1962 yakni 2 hari sebelum Asian Games dibuka sisa waktu
2 hari tersebut digunakan untuk memasang antena serta diadakan pengecekan dan
ujicoba pemencarannya pada petang hari berikutnya.
Siaran percobaan dilangsungkan dari halaman istana merdeka dengan acara
tunggal peringatan HUT XVII proklamasi RI.
Pada saat mengudara dalam siaran percobaan ini TVRI menggunakan
identitas (identification station call): ‘seksi televisi-Biro Radio dan televisi-Organizing
Committee Asian Games IV. Dengan suksesnya siaran percobaan ini indonesia
menjadi negara ke-4 di asia yang memiliki medium televisi setelah jepang, filipina,
dan thailand.
KUIS 2
Alasan didirikannya TVRI : Sebagai salah satu infrastruktur Negara RI dalam
rangka diadakannya Asian Games ke IV, untuk menyiarkan berbagai turnamen.
KUIS 3