Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Rembang merupakan salah satu kota yang terletak di pesisir


utara Pulau Jawa yang dilalui jalan Pantura yang merupakan jalur utama
dalam transportasi darat dari Jawa Timur sampai Jawa Barat. Oleh karena
itu, terdapat banyak kendaraan bermotor berlalu – lalang sehingga
masyarakat di Kota Rembang merasakan dampaknya seperti kebisingan,
asap, dan debu yang disebabkan oleh kendaraan bermotor. Asap dan debu
yang terkontaminasi terus menerus, akan menimbulkan dampak negatif
bagi kesehatan kulit khususnya pada kulit wajah. Maka dari itu, untuk
mencegah kulit kusam dan menjaga kesehatan, diperlukan produk
pencerah kulit wajah.

Dewasa ini, banyak ditemukan produk – produk kecantikan yang


mengandung bahan berbahaya, salah satunya produk pencerah kulit wajah.
Menurut data BPOM, pada tahun 2013 temuan peredaran obat ilegal
(termasuk kosmetika, obat tradisional, dan obat ilegal) sebanyak 71 item
dengan nilai Rp 5,67 miliar. Setahun kemudian, tahun 2014 bertambah
menjadi 3.656 item dengan nilai Rp 31,6 miliar. Pada tahun 2015
ditemukan 3.671 item dengan nilai Rp 20,8 miliar. Sedangkan pada tahun
2016 sampai bulan Maret, telah ditemukan 4.441 item temuan dengan nilai
mencapai Rp 49,83 miliar. Hal ini menunjukkan betapa bahayanya apabila
masyarakat kurang teliti dalam memilih produk kecantikan. Untuk
menanggulangi penggunaan bahan kimia dalam produk kecantikan, kini
banyak masyarakat yang beralih pada produk kecantikan berbahan dasar
alami atau herbal yang dapat dibuat sendiri di rumah.

Bentuk produk toner cair merupakan salah satu bentuk produk


kecantikan yang dinilai paling efektif dalam mencerahkan kulit. Selain
pengaplikasian yang mudah dan dapat dilakukan di mana saja, toner

1
2

memungkinkan terhindarnya produk dari kontaminasi bakteri karena


produk diaplikasikan dari botol menuju kulit melalui kapas wajah. Kini,
masyarakat Kota Rembang dapat menggunakan toner pencerah kulit
khususnya wajah yang aman dan tidak mengandung zat kimia berbahaya.
Sehingga toner dapat dipakai terus-menerus untuk merawat dan mencegah
terjadinya kulit kusam akibat asap dan debu yang ditimbulkan kendaraan
bermotor.

Pare merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di daerah


tropis Indonesia khususnya di Kabupaten Rembang. Pare mengandung
vitamin C, yang merupakan antioksidan alami. Antioksidan akan
memerangi dan menghilangkan radikal bebas berbahaya bagi tubuh.
Antioksidan dapat membantu untuk mencegah keriput dengan
memperlambat proses penuaan. Antioksidan juga melindungi kulit dari
kerusakan oleh polusi udara dan sinar ultraviolet matahari. Kandungan
protein yang tinggi dan vitamin lain dapat mencerahkan serta
menyehatkan kulit kusam.

Kurangnya pemanfaatan terhadap tanaman pare serta tingginya


kebutuhan masyarakat akan produk pencerah wajah, mendorong penulis
untuk meneliti pembuatan toner pencerah wajah berbahan dasar tanaman
pare.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah toner tanaman pare efektif dalam mencerahkan kulit wajah?
2. Bagaimana cara membuat toner pencerah wajah dari ekstrak tanaman
pare?
3. Manfaat apa sajakah yang diperoleh dari toner pencerah wajah dari
ekstrak tanaman pare?
3

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Mengetahui manfaat tanaman pare dalam mencerahkan wajah.


2. Mengetahui cara pembuatan tanaman pare menjadi toner pencerah
wajah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan sumber daya alam di Kabupaten Rembang.
2. Mengurangi pencemaran akibat penggunaan bahan kimia dalam
produk kecantikan.
3. Trobosan baru dalam bidang kosmetika.
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Landasan Teori
1. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan


mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Ditjen POM, 1995). Untuk memperoleh sebuah ekstrak diperlukan
proses ekstraksi. Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa
bahan dari suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari
penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara
bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan
ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi.
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah
menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan
ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan
ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi
larutan dengan larutan di luar bahan (Sudjadi, 1988).

Ada dua cara dalam melakukan ekstraksi dengan pelarut yaitu


dengan cara dingin dan cara panas. Jenis – jenis ekstraksi dengan cara
dingin sebagai berikut:

a. Maserasi
Maserasi merupakan proses ekstraksi simplisia yang paling
sederhana, menggunakan pelarut yang cocok dengan beberapa
kali pengadukan pada temperatur ruangan (Ditjen POM, 2000).
Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang

4
5

konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh


cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan
penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan
filtratnya dipekatkan. Metode maserasi digunakan untuk
menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang
mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin (Sudjadi, 1988). Keuntungan dari metode ini
adalah peralatannya sederhana. Sedangkan kerugiannya antara
lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup
lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks dan lilin.

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi yang dilakukan dengan


mengalirkan pelarut melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi. Prosesnya terdiri dari tahap pengembangan dan
perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) secara
terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat).

c. Soxhletasi

Merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan,


cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan
penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh
pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong
dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat
setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988).
6

Jenis- jenis ekstraksi cara panas sebagai berikut :

a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Umumnya dilakukan pengulangan pada residu pertama
sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi
sempurna. Keuntungan dari metode ini adalah digunakan
untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai
tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya
adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan
sejumlah manipulasi dari operator (Sutriani,L . 2008).

b. Destilasi uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk


ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel
tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk
menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau
mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih
tinggi pada tekanan udara normal (Sutriani,L . 2008).

2. Tanaman Pare

Pare merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di


daerah tropis Asia. Berikut klasifikasi tanaman pare.

Kingdom : Plantae

Devisio : Spermatophyta

Sub-Devisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae
7

Ordo : Cucurbitaceae

Genus : Momordica

Spesies : Momordica charantia L.

Tanaman pare termasuk tanaman terna setahun, yang tumbuh


merambat dengan sulur (alat pembelit) berbentuk spiral, bercabang
banyak, dan berbau tidak sedap. Tanaman pare memiliki batang
berusuk lima dengan panjang kurang lebih 2 meter sampai 5 meter.
Batang tanaman pare memiliki rambut-rambut rapat ketika masih
muda. Tanaman pare berdaun tunggal dengan tangkai panjang mulai
dari 1,5 sentimeter sampai 5,3 sentimeter, kedudukannya saling
berseling, berbentuk bulat panjang. Daun pare berwarna hijau tua.
Sedangkan bunga tanaman pare merupakan bunga tunggal dan
memiliki 2 kelamin dalam satu pohon. Tangkai bunga panjang dan
mahkota bunga berwarna kuning. Buah pare berwarna hijau muda
sampai jingga tua, berbentuk bulat memanjang dengan 8 sampai 10
rusuk, permukaan buah berbintil-bintil tidak beraturan, panjang 8
sentimeter sampai 30 sentimeter. Buah pare memiliki rasa yang pahit
apabila dikonsumsi secara langsung. Dalam satu buah pare memiliki
banyak biji yang berwarna coklat kekuningan, bentuk pipih
memanjang, dan keras.

Berdasarkan hasil penelitian, dalam 100 gram buah pare


mengandung kalori (29,00 kal), lemak (0,3 gram), protein (1,1 gram),
karbohidrat (6,6 gram), kalsium (45 miligram), fosfor (64 miligram),
zat besi (1,4 miligram), vitamin A (180,00 SI), vitamin B (0,68
miligram), vitamin C (52,0 miligram),dan air (91,20 gram).

Selain itu, buah pare mengandung albiminoid, karbohidrat dan


zat warna. Buah pare yang masih muda digunakan sebagai obat
diabetes, gangguan pencernaaan, obat malaria, penyakit kuning dan
bronkhitis. Daunnya mengandung zat pahit, minyak lemak, asam
8

dammar, protein, besi, kalsium, fosfor, vitamin A, B1 dan C yang


berfungsi untuk mecegah kerusakan kulit yang diakibatkan oleh
sengatan sinar utra violet sehingga dapat mencegah munculnya noda
hitam dan kerutan pada wajah. Sementara akarnya mengandung asam
momordial dan asam aleonolat. Akar pare ini berkasiat untuk
mengobati disentri amuba dan wasir. Biji pare mengandung saponin,
alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial. Pada bagian biji
mengandung atioksidan yang cukup kuat yang dapat menghambat
pembentukan sel kanker dan mencegah penuaan dini.

Pare juga diketahui banyak dimanfaatkan sebagai ramuan alami


perawatan kulit wajah. Kandungan yang berperan dalam merawat
kesehatan kulit yang terdapat pada buah pare yaitu vitamin A, vitamin
B, vitamin C, asam amino, kalsium, fosfor, dan beta karoten. Tidak
hanya itu, pare juga memiliki kandungan zat antioksidan yang dapat
menangkal radikal bebas. Adapun salah satu manfaat pare untuk kulit
yaitu mengatasi masalah jerawat dan mencerahkan kulit. Masalah
jerawat disebabkan oleh kelenjar minyak yang berlebih serta kotoran
yang tersumbat dalam pori-pori wajah, nah pare inilah yang dapat
mengangkat kotoran dan minyak berlebih pada wajah, sehingga dapat
mencegah timbulnya jerawat. Selain itu, kotoran dalam pori-pori akan
menghilang sehingga kulit menjadi bersih dan cerah.

3. Toner

Toner adalah cairan berbasis air dengan konsistensi seperti


asam asetat (CH3COOH) yang mengandung bahan – bahan aktif untuk
membantu mengatasi masalah kulit yang spesifik. Toner bagus untuk
merawat kulit berjerawat dan mencerahkan wajah karena mengandung
bahan – bahan yang dapat meng – eksfoliasi sel kulit mati seperti
amino fruit acid atau glicolyc acid. Selain itu, toner juga berfungsi
9

mengembalikan kelembapan kulit. Secara umum, berikut adalah


beberapa fungsi toner.

a. Menyegarkan wajah,
b. mencegah kulit kering,
c. membersihkan wajah,
d. melembabkan kulit,
e. melindungi kulit dari sinar ultraviolet,
f. membantu penyerapan krim atau kosmetik lainnya,
g. mengecilkan ukuran pori-pori wajah,
h. menstabilkan ph wajah,
i. mencerahkan wajah,
j. menghaluskan kulit.

Jenis toner yang sering beredar di masyarakat adalah


exfoliating toner (acid toner). Toner ini memiliki fungsi mengangkat
sel kulit mati yang membuat kulit wajah terlihat kusam. Kandungan
acid membantu meregenerasi kulit dengan sel kulit baru sekaligus
membersihkan pori-pori tersumbat yang jadi penyebab jerawat,
whiteheads, blackheads, atau komedo. Jenis acid toner yang saat ini
beredar di pasaran Indonesia adalah:

a. AHA (Alpha Hydroxy Acids)

AHA adalah acid atau asam yang berasal dari buah-buahan,


kacang, susu, dan gula. Golongan yang masuk dalam kategori
AHA adalah Glycolic Acid, Lactic Acid, Mandelic Acid, Citric
Acid dan Malic Acid. AHA diperuntukkan untuk kulit normal
sampai kering dan menghilangkan kerutan (anti aging).
10

b. BHA (Beta Hydroxy Acids)

BHA lebih dikenal juga dengan Salicylic Acid dan


BetaineSalicylate. BHA lebih ditujukan untuk kulit berminyak. Ini
karena Salicylic Acid memiliki sifat lipophilic (menarik minyak)
dan keratolytic yang mampu menembus dan membersihkan folikel
dari sisa kotoran minyak di kulit wajah.

c. PHA (Poly Hydroxy Acids)

PHA lebih ringan dibandingkan dengan AHA dan BHA.


PHA tidak menyebabkan iritasi di kulit wajah, sehingga cocok
untuk kulit wajah sensitif dan pengguna baru exfoliating toner.

Berdasarkan kadar alkoholnya toner dapat dibagi menjadi tiga :

a. Toner Astringent

Astringen merupakan jenis toner paling kuat untuk kulit


yang sangat berminyak atau berjerawat. Astringen mengandung
20-60% alkohol, air, humektan, dan biasanya mengandung witch
hazel. Astringen memiliki sifat yang mengeringkan sehingga tidak
dianjurkan digunakan setiap hari. membuahkan hasil maka
penggunaan harus dihentikan, jika anda ingin menggunakan jangka
waktu lama pemakaian

b. Toner Face Tonik

Tonik merupakan toner yang sedikit lebih kuat,


mengandung sekitar 20% alkohol, humektan, dan air. Toner jenis
ini ditujukan untuk kulit kombinasi atau berminyak. Biasanya
mengandung air bunga jeruk.
11

c. Toner Penyegar

Toner penyegar atau biasa disebut dengan hydrating


tonermerupakan jenis toner yang sangat ringan, mengandung 0-
10% alkohol dan humektan seperti glycerin yang akan menjaga
kelembaban kulit dari penguapan melalui kulit. Hal ini akan
membantu kulit lembab lebih lama. Karena mengandung bahan
yang ringan, maka toner jenis ini ditujukan untuk kulit normal,
kulit kering atau sensitif. Toner yang tidak mengandung alkohol
aman digunakan setiap hari.

4. Madu
Madu adalah cairan yang menyerupai sirup, madu lebih kental
dan berasa manis, dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari
nektar bunga. Berikut adalah fungsi madu bagi kulit.
a. Melindungi kulit
Khasiat madu yang cukup terkenal yaitu dapat melindungi
kulit. Madu memiliki kandungan antioksidan, anti-jamur dan anti-
mikroba yang dapat menyembuhkan bintik merah, infeksi kulit dan
juga menyembuhkan luka.
b. Melembabkan kulit
Untuk membuat kulit menjadi lebih lembut Anda bisa
menggunakan madu ssecara teratur untuk melembutkan kulit
ataupun rambut pada keadaan yang kering sekalipun. Anda bisa
mengoleskan madu pada daerah leher dan juga wajah untuk
melembutkan kulit Anda bahkan bisa menggunakan bahan alami
lainnya sebagai campuran.
c. Mencegah penuaan pada kulit
Tanda-tanda penuaan dapat dikurangai dengan menggunakan
madu, sehingga Anda akan terlihat menjadi lebih muda karena
madu memiliki manfaat sebagai penangkal radikal bebas. Bahkan
madu bisa dibuat menjadi toner dengan mencampurnya dengan
12

beberapa bahan alami lainnya. Caranya dengan mencampur dua


sendok teh lemon, dua sendok teh madu dan campurkan air
secukupnya kemudian masukan campuran tadi kedalam botol yang
bersih selanjutnya kocok hingga merata dan Anda bisa
menggunakan toner ini pada umumnya. Anda bisa menggunakan
beberapa tetes toner pada kapas dan usapkan pada wajah yang telah
dibersihkan.
d. Memelihara kecantikan kulit
Selain menggunakan pada kulit, Anda juga dapat meminum
madu secara berkala juga. Madu memiliki kandungan magnesium,
potasium dan juga kalsium yang dapat membantu dalam regenerasi
sel kuit sehingga kulit akan nampak sehat dan juga indah.
5. Air Mawar
Ekstrak mawar atau biasa disebut dengan air mawar merupakan
sediaan cair yang diperoleh dari proses ekstraksi bunga mawar. Air
mawar banyak digunakan dalam bidang kosmetika karena
mengandung bahan antiseptik dan antibakteria umtuk menghindari
terjadinya iritasi. Air mawar juga mengandung vitamin A, C, dan E
yang sangat baik untuk kulit dan rambut. Kandungan vitamin C pada
bunga mawar dinilai delapan kali lebih banyak dari sumber vitamin C
pada umumnya karena adanya kandungan Roses Hip Seeds.
Kandungan tersebut memberikan efek anti oksidan dan sangat baik
untuk mencegah penuaan serta mencerahkan kulit. Berikut adalah
manfaat dari air mawar.
a. Baik untuk kulit berjerawat
Air mawar dinilai cukup efektif dalam menangani masalah
kulit berjerawat. Cukup dengan membasuhkan air mawar pada pagi
dan malam hari, mampu mengatasi masalah peradangan jerawat.
Air mawar sebagai antiseptik dapat membunuh bakteri yang sangat
rentan pada bagian yang berjerawat tersebut, sehingga pori-pori
yang awalnya tersumbat dapat bersih kembali.
13

b. Menyegarkan kulit
Air mawar sangat menyegarkan ketika diaplikasikan pada
permukaan kulit. Air mawar mampu melembutkan sekaligus
menyegarkan kulit. Kandungan anti inflamasinya mampu
menyamarkan bagian kemerahan kulit, khususnya kulit yang
sensitif.
c. Mencerahkan kulit wajah
Kandungan vitamin A dan vitamin E pada air mawar yang
bekerja secara optimum mampu membantu mengelupas sel kulit
mati pada kulit wajah. Air mawar juga membantu meregenerasi
kulit sehingga kulit wajah akan lebih cerah dan bercahaya.
d. Mencegah penuaan dini
Kandungan lain yang sangat di unggulkan dari air mawar
adalah Rose Hip Seeds. Zat tersebut sangat kaya akan kandungan
vitamin C. Rose Hip Seeds merupakan salah satu anti oksidan yang
nutrisinya mampu meresao hingga kulit terdalam. Hal tersebut,
membuat kulit wajah menjadi lebih elastis dan mampu mencegah
kerutan akibat dari efek penuaan.
14

B. Kerangka Berpikir

Letak Rembang
Banyak produk
yang dilalui Jalan
kosmetik yang
Pantura sehingga
menggunakan bahan
kulit dapat
kimia berbahaya.
terkontaminasi
polusi dan debu
berbahaya.

Kulit kusam dan tidak


sehat akibat
kontaminasi debu.

Dibutuhkan kosmetik Pemanfaatan pare


pencerah wajah. yang kurang optimal.

Ekstrak pare sebagai


toner pencerah kulit
wajah.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


15

Kontaminasi terhadap asap kendaraan bermotor debu membuat


masyarakat khususnya kota Rembang membutuhkan perawatan ekstra
bagi kulit wajah. Masyarakat semakin waspada karena maraknya kosmetik
yang menggunakan bahan kimia berbahaya untuk memperoleh hasil
instan. Banyak ditemukan tanaman pare yang mengandung berbagai
nutrisi yang bermanfaat untuk kulit. Hal tersebut mendorong peneliti untuk
menciptakan inovasi baru dalam produk kecantikan pencerah wajah
berupa ekstrak pare sebagai toner pencerah kulit wajah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penyusunan karya ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Ekstrak


Pare (Mormodica charantia L.) Sebagai Toner Pencerah Kulit Wajah”
jenis penelitian berdasarkan metode yang digunakan merupakan penelitian
experimental. Penelitian experimental adalah salah satu jenis penelitian
yang spesifikasinya adalah memanipulasi terhadap obyek penelitian,
memberikan kontrol terhadap variabel tertentu untuk mengetahui
hubungan antar variabel. Penelitian secara experimental pada karya ilmiah
ini akan dilakukan dengan eksperimen yang sistematis. Dimana membuat
ekstrak dari tanaman pare dan mencampur dengan berbagai bahan
sehingga membentuk toner hingga melakukan uji coba terhadap sample
penelitian. Berdasarkan kegunaan dan hasilnya, jenis penelitian ini
merupakan jenis penelitian terapan karena hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat memberikan dampak positif yaitu menjaga kesehatan
kulit dan mengurangi penggunaan produk berbahan dasar kimia berbahaya
khususnya perncerah kulit wajah.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian : Dukuh Mah Ireng RT 03/RW I, Desa


Sidomulyo, Kecamatan Gunem,
Kabupaten Rembang dan SMA Negeri 1
Rembang.

Waktu Pelaksanaan Penelitian : 20 Januari 2017 sampai 10 Januari 2018

C. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah tanaman pare spesies Mormodica charantia L.


Bagian pare yang digunakan adalah bagian buahnya, kemudian diolah

16
17

dengan air mawar dan madu, sehingga menghasilkan toner pencerah kulit
wajah.

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang meliputi


semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda
yang tinggal bersama dalam suatu lokasi atau wilayah dan secara
terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.
Jadi, jika seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah
tempat dimana suatu veriabel melekat. Variabel penelitian adalah
objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1


Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan


diteliti dan dianggap mampu mewakili populasi (bersifat
representatif). Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil
penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi.

Sampel pada penelitian ini adalah perwakilan dari setiap kelas XII
MIPA SMA Negeri 1 Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 sebanyak
2 siswa.

E. Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara kuantitatif. Data primer merupakan data yang
dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi secara
18

langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang
besangkutan. Cara pengumpulannya berupa interview, observasi, dan
eksperimen. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
eksperimen dan observasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam karya ilmiah ini adalah eksperimen.


Eksperimen merupakan riset yang berusaha memanipulasi satu atau lebih
variable kausal, kemudian mengukur efek manipulasi tersebut terhadap
satu atau lebih variable dependen (Sudman & Blair, 1998). Eksperimen
dilakukan dengan cara percobaan dan pengamatan untuk menjawab
rumusan masalah pada penelitian ini.

Selain itu, teknik pengumpulan data pada karya ilmiah ini juga
menggunakan angket/kuesioner. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
(Sugiyono 2008). Berikut adalah pertanyaan yang akan disajikan peneliti
dalam kuesionernya :

1. Apakah Anda sudah pernah menggunakan produk kosmetik


sebelumya?
2. Seberapa seringkah Anda menggunakan kosmetik?
3. Bagaimana keadaan kulit wajah Anda sebelum menggunakan
toner pare?
4. Apakah terjadi perubahan pada kulit wajah Anda setelah
menggunakan toner pare Apakah toner pare tersebut layak
digunakan?
5. Bagaimana aroma toner pare?
6. Apakah toner pare tersebut efektif digunakan untuk mencerahkan
kulit?
7. Apakah toner pare tersebut layak diedarkan pada masyarakat?
19

8. Apa kekurangan dari toner pare tersebut?


9. Bagaimana saran anda terhadap kelangsungan produk toner pare
tersebut?
G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kali ini akan digunakan analisis multivariat. Analisis


multivariat pada penelitian kali ini akan dilakukan dengan cara ketika
ekperimen telah dilakukan, pengecekkan akan dilakukan pada seluruh
bahan yang digunakan dalam pembuatan toner pencerah kulit wajah dari
pare. Hal ini dilakukan untuk menguji keefektifan tanaman pare dalam
menjaga kesehatan kulit khususnya mencerahkan kulit wajah yang kusam.
Kemudian akan dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui
seberapa besar kelayakan produk dan nilai jualnya kepada masyarakat.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Peneliti perlu melakukan eksperimen untuk menampilkan hasil


penelitian. Eksperimen dilakukan dengan cara percobaan dan
pengamatan untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini.

1. Proses Pembuatan

Berikut adalah proses pembuatan toner pencerah wajah yang


berasal dari tanaman pare :

a. Alat :
1) Mangkok
2) Botol Spray
3) Sendok
4) Grinder
5) Saringan
b. Bahan :
1) Daging buah pare (Momordica charantia L.) 325gram.
2) Air mawar 650 mililiter.
3) Madu 4 sendok makan
c. Cara membuat :
1) Mencuci buah pare menggunakan air bersih mengalir.
2) Memisahkan daging buah dengan bijinya.
3) Mengaluskan daging buah pare, air mawar, dan madu
secara bersamaan dengan Grinder
4) Memeras/menyaring pare yang telah dihaluskan
sehingga terbentuklah ekstrak pare.
5) Mengendapkan ekstrak pare selama 2 jam.
6) Memasukkan ekstrak kedalam botol.

20
21

Perbandingan daging buah pare dengan air mawar


sebanyak 1 : 2 untuk menghilangkan bau pada tanaman pare.
Penggunaan air mawar dapat menambah kesegaran pada toner.
Penambahan madu ditujukan untuk mencegah alergi yang
terjadi ketika menggunakan toner. Madu juga dapat membantu
melembabkan kulit, sehingga setelah menggunakan toner tidak
menyebabkan kulit kering. Pengendapan dilakukan untuk
menghilangkan residu yang dihasilkan dari proses penyaringan.
Hasil pengendapan berupa filtrat berwarna hijau, kemudian
dimasukkan kedalam botol rapat untuk mencegah toner
terkontaminasi bakteri dan jamur.

2. Cara Pemakaian

Berikut adalah cara pemakaian toner berbahan dasar pare


yang benar.

a. Mencuci wajah dengan air bersih.


b. Mengaplikasikan toner dengan menuangkannya pada
kapas, dan mengusapkan pada wajah secara merata.
Toner pare dapat digunakan dengan
menyemprotkannya ke wajah secara langsung.
c. Menepuk-nepuk wajah dengan tangan agar toner
meresap kedalam kulit.
22

3. Hasil Eksperimen

Berikut adalah hasil eksperimen yang telah dilakukan :

Gambar 4.1 Toner Perncerah Wajah

4. Data Hasil Kuesioner


a. Apakah Anda pernah menggunakan produk kosmetik
sebelumnya?

Diagram 1
Ya Tidak

0%

100%

Diagram 4.2 Pengalaman Menggunakan Produk Kosmetik


23

b. Seberapa seringkah Anda menggunakan produk kosmetik

Diagram 2
Setiap hari Jarang Tidak pernah

0%

31%

69%

Diagram 4.3 Jangka Waktu Penggunaan Produk Kosmetik

c. Bagaimana kondisi kulit Anda sebelum menggunakan toner


pare?

Diagram 3
cerah berminyak kusam berminyak cerah kering
kusam kering lain - lain

13% 6%

31% 44%

6%

Diagram 4.4 Kondisi Kulit Sebelum Menggunakan Produk


Toner Pare
24

d. Apakah terjadi perubahan terhadap warna kulit wajah Anda


setelah menggunakan toner pare?

Diagram 4
Perubahan signifikan Sedikit perubahan
Tidak terjadi perubahan

12%
19%

69%

Diagram 4.5 Perubahan Setelah Penggunaan

e. Bagaimana aroma toner pare tersebut?

Diagram 5
Wangi Tidak beraroma Berbau menyengat

6%

31%

63%

Diagram 4.6 Aroma Toner Pare


25

f. Apakah toner pare layak digunakan untuk mencerahkan


wajah?

Diagram 6
Sudah layak Belum layak Tidak layak

0%

19%

81%

Diagram 4.7 Kelayakan Toner Mencerahkan Wajah

g. Apakah toner pare layak diedarkan dimasyarat?

Diagram 7
Ya Belum Tidak

9%

26%

65%

Diagram 4.8 Kelayakan Toner Pare Dalam Masyarakat


26

h. Apa kekurangan toner pare tersebut?

Diagram 8
Aroma Keefektifan mencerahkan Lain - lain

6%

19%

75%

Diagram 4.9 Kekurangan Toner Pare


27

B. Pembahasan
1. Data Kuesioner

Berikut adalah pembahasan berdasarkan kuesioner yang telah


diedarkan :

a. Pengalaman menggunakan kosmetik

Hasil data yang diperoleh, menunjukkan 100% responden


menyatakan bahwa pernah menggunakan kosmetik. Dari data yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa seluruh responden yang
berjumlah 16 orang menggunakan kosmetik. Hal tersebut
menunjukkan minat masyarakat terhadap kosmetik sangat tinggi.
b. Jangka waktu penggunaan kosmetik

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 69% responden


menyatakan rutin atau setiap hari menggunakan kosmetik, 31%
menyatakan jarang menggunakan, dan 0% menyatakan tidak
pernah menggunakan.Artinya, dari 16 responden 11 orang
menyatakan rutin menggunakan kosmetika sedangkan 5 orang
menyatakan jarang dan tidak seorang pun menyatakan tidak pernah
menggunakan kosmetik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kosmetik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari – hari dan
kosmetik berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit.

c. Kondisi kulit sebelum menggunakan toner pare

Menurut hasil yang diperoleh sebanyak 44% responden


menyatakan memiliki kulit kusam dan berminyak, 31%
menyatakan memiliki kulit kusam dan kering, 13% memilih option
lain-lain, 6% menyatakan memiliki kulit cerah dan berminyak,
serta 6% menyatakan memiliki kulit cerah kering.Dari 16
responden, sebanyak 7 orang menyatakan memiliki kulit kusam
berminyak, 5 orang menyatakan memiliki kulit kusam kering, 2
28

orang memilih option lain – lain, 1 orang menyatakan memiliki


kulit cerah kering, dan satu orang menyatakan memiliki kulit cerah
berminyak. Pada kolom lain – lain kedua responden menyatakan
memiliki kulit normal. Hal tersebut menunjukkan tingkat
keabnormalan kulit yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
misalnya polusi dan cuaca panas. Kabupaten Rembang yang
terletak di pesisir Pantai Utara Jawa menyebabkan banyak
ditemukan kendaraan berlalu – lalang di sepanjang jalan. Asap
kendaraan yang bercampur debu menerpa kulit setiap hari dan
menyebabkan kulit menjadi kusam. Kulit kusam dan berminyak
menyebabkan jerawat pada kulit wajah, sedangkan kulit kusam
kering akan menyebabkan kulit wajah pecah – pecah dan
mengelupas.

d. Perubahan setelah menggunakan toner pare

Menurut hasil yang diperoleh sebanyak 69% menyatakan


terjadi sedikit perubahan, 19% menyatakan tidak terjadi perubahan,
12% menyatakan terjadi perubahan signifikan. Dari 16 responden,
11 orang menyatakan terjadi sedikit perubahan, 3 orang
menyatakan tidak terjadi perubahan, dan 2 orang menyatakan
terjadi perubahan yang signifikan. Hal ini menunjukkan
keefektifan tanaman pare sebagai toner dalam mencerahkan wajah.
2 responden menyatakan perubahan yang terjadi pada kulit setelah
menggunakan toner pencerah wajah dari pare adalah kulit
bertambah cerah, lembab, dan memudarnya noda hitam pada
wajah. 11 responden menyatakan hilangnya bruntusan dan kulit
bertambah cerah.

e. Aroma toner pare

Berdasarkan data yang diperoleh 63% responden menyatakan


toner pare memiliki aroma wangi, 31% menyatakan tidak
29

beraroma, dan 6% menyatakan memiliki aroma menyengat. Dari


16 responden, 10 orang menyatakan toner pare memiliki aroma
wangi, 5 orang menyatakan tidak beraroma, sedangkan 1 orang
responden menyatakan toner pare memiliki aroma bau menyengat.
Hal ini menunjukkan toner pare memiliki aroma yang wangi.
Berdasarkan keterangan dari 8 responden, aroma wangi dari bunga
mawar dan aroma khas pare menghasilkan perpaduan aroma
menyegarkan dan unik. 2 responden menyatakan aroma bunga
mawar lebih dominan dan dapat menutupi aroma tak sedap pare,
sedangkan 5 responden lain menyatakan aroma khas pare sangat
dominan dan kurang menyegarkan. Dengan penambahan air
mawar, diharapkan mampu menghilangkan aroma tak sedap dari
tanaman pare dan menghasilkan aroma baru yang menyegarkan
sehingga dapat merelaksasi wajah. Lebih dari 50% responden
memberikan umpan balik positif, artinya aroma toner pencerah
wajah pare wangi dan menyegarkan.

f. Kelayakan toner pare dalam mencerahkan wajah

Menurut hasil penelitian, 81% responden menyatakan toner


pare sudah layak dalam mencerahkan wajah,1% responden
menyatakan belum layak, dan 0% menyatakan tidak layak. Dari 16
responden, 13 orang menyatakan toner pare sudah layak digunakan
dalam mencerahkan wajah, 3 orang menyatakan belum layak, dan
tidak seorang pun responden menyatakan tidak layak.Berdasarkan
keterangan dari 13 responden, toner pare sudah layak digunakan
karena tidak menimbulkan alergi pada kulit, mampu mencerahkan
dan mengatasi masalah – masalah kulit. 3 responden menyatakan
belum layak karena toner masih meninggalkan sedikit residu pada
wajah dan efek yang dihasilkan kurang menonjol. Lebih dari 50%
responden memberikan umpan balik positif artinyatoner pencerah
30

wajah berbahan dasar pare sudah layak digunakan untuk


mencerahkan wajah

g. Kelayakan edar toner pare dalam masyarakat

Menurut hasil penelitian, 65% responden menyatakan toner


pare sudah layak diedarkan di masyarakat, 26% menyatakan
belum layak edar, dan 9% menyatakan tidak layak edar. Artinya,
dari 16 responden pada penelitian sebanyak 10 orang menyatakan
toner pare sudah layak edar, 4 orang menyatakan belum layak,dan
2 orang menyatakan tidak layak.10 responden menyatakan bahwa
toner sudah memenuhi kriteia dan nilai jual dalam pasaran. 4
responden menyatakan belum layak karena warna toner keruh dan
kemasan yang digunakan kurang menarik. 2orang menyatakan
tidak layak karena produk toner pencerah wajah memiliki daya
tahan yang singkat yaitu selama 3 bulan atau kurang dari satu
tahun. Lebih dari 50% responden memberikan umpan balik positif
artinya toner pencerah wajah dari pare layak diedarkan
dimasyarakat.

h. Kekurangan toner pare

Hasil yang diperoleh 75% responden memilih optionlain –


lain, 19% memilih keefektifan mencerahkan, dan 6% memilih
aroma. Dari 16 responden, 12 orang memilih option lain-lain, 3
orang memilih keefektifan mencerahkan, dan 1 orang memilih
aroma. Berdasarkan keterangan 12 responden yang memilih option
lain – lain toner pencerah wajah berbahan dasar pare memiliki
kekurangan dalam warna yang keruh dan kurang menarik, daya
tahan toner yang relatif singkat, dan residu yang dihasilkan.

2. Manfaat Toner Pare


a. Mencerahkan kulit wajah
b. Menghilangkan bruntusan pada kulit wajah
31

c. Menyegarkan kulit wajah


d. Memudarkan noda hitam pada wajah
e. Memudarkan kerutan – kerutan akibat penuaan dini
f. Pelindung dari sinar ultraviolet
g. Menjaga kelembapan dan elastisitas kulit
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan adalah :

1. Proses pembuatan toner pare sangat mudah dan tidak memerlukan


waktu yang lama. Bahan – bahan baku yang digunakan alami dan
mudah ditemukan dilingkungan sekitar. Langkah – langkah
pembuatan yang sederhana dengan mencuci dan membersihkan pare,
mencampur bahan – bahan, menggiling pare, menyaring hasil
gilingan, mengendapkan filtrat, dan mengemasnya kedalam botol.
2. Toner pare merupakan produk yang efektif untuk menggantikan
kosmetik khususnya toneryang beredar di pasaran saat ini. Hal ini
dikarenakan toner pare memiliki manfaat yang tidak kalah dengan
produk pencerah lainnya. Toner pencerah wajah berbahan dasar pare
ini juga menggunakan bahan alami, sehingga tidak berbahaya bagi
tubuh.
B. Saran

Dalam pembuatan toner pencerah wajah berbahan dasar pare ini,


peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Dengan ini,
diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan dan instrospeksi diri serta
mampu meningkatkan kualitas produk di masa yang akan datang.
Kekurangan dari penelitian kali ini, diantaranya adalah :

1. Warna produk cenderung hijau keruh yang merupakan warna dasar


dari tanaman pare. Hal ini mengakibatkan produk kurang menarik dan
terlihat meragukan.
2. Produk menghasilkan sedikit residu jika diaplikasikan ke wajah secara
langsung.

32
33

3. Daya tahan produk yang relatif singkat yaitu selama 3 bulan dan
kurang dari satu tahun.

Berdasarkan kekurangan – kekurangan pada produk, peneliti ingin


memberikan saran, sebagai berikut :

1. Melakukan penyaringan secara berulang – ulang atau menggunakan


metode penyulingan. Hal ini bertujuan untuk memperkecil terciptanya
residu serta mencipatakan warna yang lebih menarik pada produk.
2. Perlu diadakannya studi lanjutan untuk menambah daya tahan produk.
Misalnya dengan menambahkan senyawa alami antibakteri dan antijamur
pada produk.
34

DAFTAR PUSTAKA

Cosmetik, Ocean. 2016. Jenis Toner untuk Memutihkan Wajah. Diunduh di :


http://oceantoko.com/jenis-toner-untuk-memutihkan-wajah/ (pada 12
Oktober 2017, 10:15)

Endriant, Yanuar. 2016. Manfaat Pare Untuk Kecantikan Wajah. Diunduh di


: http://www.duniainformasikesehatan.com/2016/11/5-manfaat-pare-
untuk-kecantikan-wajah.html (pada 24 September 2017, 13:36)

Hindayani. 2014. Ini Dia 3 Jenis Toner dan Kegunaannya, Wajib Tahu!.
Diunduh di : http://femalist.com/906/ini-dia-3-jenis-toner-dan-
kegunaannya-wajib-tahu/ (pada 12 Oktober 2017, 10:15)

Indra, Krisna.2017. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Pare. Diunduh di :


https://materipengetahuanumum.blogspot.co.id/2017/04/klasifikasi-dan-
morfologi-tanaman-pare.html (pada 24 September 2017, 14:14)

Manjadda. 2017. Manfaat Madu. Diunduh di :


https://www.manjadda.com/manfaat-madu (pada 12 Oktober 2017, 10:18)

Sehat Natural, Tim. 2017. Manfaat Toner Bagi Wajah. Diunduh di :


http://sehat-natural.com/manfaat-toner-bagi-wajah/ (pada 12 Oktober
2017, 10:12)

Suhendra, Hendra. 2017. Kenapa Pare Rasanya Pahit?. Diunduh di :


https://titisanprofesor.blogspot.co.id/2017/02/kenapa-pare-rasanya-
pahit.html (pada 24 September 2017, 13:40)

Yuli, Yana.2017. 13 Manfaat Air Mawar Untuk Wajah dan Kulit. Diunduh
di : https://manfaat.co.id/manfaat-air-mawar (pada 12 Oktober 2017,
10:17)
35

LAMPIRAN
36

Anda mungkin juga menyukai