Peran Manajer RS Dalam Menciptakan Komunikasi Yang Efektif
Peran Manajer RS Dalam Menciptakan Komunikasi Yang Efektif
Suko Widodo
Universitas Airlangga
Effective communication is about more than just exchanging information. It's about
understanding the emotion and intentions behind the information. As well as being able to clearly
convey a message, you need to also listen in a way that gains the full meaning of what’s being
said and makes the other person feel heard and understood
Bagi sebuah organisasi, --baik itu organisasi pemerintahan, organisasi sosial maupun
organisasi bisnis----, komunikasi merupakan urat nadi dari keberlangsungan hidupnya organisasi
tersebut. Sebuah organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam sebuah
organisasi didalamnya terdiri atas orang-orang (organ) yang memiliki tugas masing-masing serta
saling berkaitan satu sama lain sebagai suatu sistem tentu memerlukan komunikasi yang baik
agar kinerja oraganisasi berjalan dengan baik pula. Sehingga apa yang menjadi tujuanya dapat
tercapai.
Pada organisasi modern, bidang komunikasi telah mendapatkan posisi penting. Bidang
ini tidak hanya sekedar pelengkap belaka yang berada pada bagian sekretariat seperti di masa
lalu, tetapi telah setara dengan divisi dibawah langsung pimpinan utama.
Tuntutan publik dengan perkembangan dan trend kebutuhan masyarakat yang bisa
berubah-ubah setiap saat mengharuskan setiap perusahaan bergerak cepat mengantisipasi
perubahan-perubahan tersebut. Perubahan inilah yang mengharuskan organisasi melakukan
adaptasi dan sekaligus melakukan kebijakan komunikasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam konteks regulasi saja, adanya Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik (14/
2008), sebuah organisasi juga harus menyesuaikannya, dimana transparansi informasi publik
menjadi sebuah keharusan. Demikian juga relasinya dengan dunia luar di bidang media
Page |2
komunikasi massa, sebuah organisasi mesti harus memahami eksistensi adanya UU Pers (40/
1999) dan UU Penyiaran (32/ 2002). Selain itu, perkembangan teknologi komunikasi informasi
yang kemudian melahirkan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (11/ 2008) menjadikan
organisasi harus menyesuaikan aturan berkomunikasinya.
Peran komunikasi yang menjadi sentral sesungguhnya bukan dikarenakan aspek
regulasi saja, tetapi juga karena “persaingan” lembaga dalam membangun hubungan dengan
publik semakin ketat. Perkembangan ini mau tak mau mengharuskan lembaga rumah sakit juga
menyesuaikannya. Pendek kata, bidang komunikasi kini telah menjadi bidang yang sangat
penting.
Karenanya kemudian, bidang komunikasi bukan hanya diperuntukkan untuk
melancarkan arus informasi di lingkup internal organisasi, tetapi juga untuk hubungan dengan
pihak di luar organisasi.
Untuk lingkup internal, dalam organisasi, komunikasi menurut Sendjaja (1994), memiliki
4 fungsi, yakni:
Dengan demikian, maka pimpinan sebuah organisasi rumah sakit harus bisa mengelola
system komunikasinya guna merealisasikan tujuan yang hendak dicapainya. Manajer selaku
pimpinan yang mengelola organisasi selayaknya menyediakan “area” atau pengurusan bidang
komunikasi secara khusus. Ini diperlukan bukan hanya untuk tuntutan regulasi, tetapi juga untuk
menggerakkan roda organisasi baik internal maupun untuk eksternal.
Semua orang dapat berkomunikasi dengan caranya masing-masing, akan tetapi tidak
semuanya mampu berkomunikasi secara efektif. Lalu apa itu komunikasi yang efektif?
Komunikasi yang efektif dapat terlaksana apabila komunikator (pemberi pesan) dapat
menyampaikan pesan yang dimaksud kepada komunikan (penerima pesan). Selain itu,
komunikasi yang efektif juga bertujuan supaya informasi yang disampaikan dapat menimbulkan
feedback dari komunikan. Karena alasan-alasan tersebut, maka proses komunikasi yang efektif
haruslah dilakukan dengan menggunakan bahasa yang jelas dan dapat dipahami oleh orang
lain.
keberhasilan suatu organisasi. Bagaimana mungkin orang lain bisa menangkap ide kita kalau
kita tidak dapat mengungkapkannya kepada orang lain dengan baik.
Komunikasi yang efektif dalam organisasi menjadi hal sangat penting, seperti halnya
aliran darah bagi suatu organisasi, dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat
disamakan dengan rusaknya sistem peredaran darah dalam lebih dari satu organisasi.
Komunikasi menjadi faktor terpenting bagi organisasi dalam mendapatkan informasi. Kemudian
dengan komunikasi yang baik maka suatu organisasi akan dapat berjalan lancar dan begitu juga
sebaliknya, kegagalan dalam organisasi banyak yang disebabkan oleh kurang tertatanya
komunikasi yang dilakukan para pelaku di organisasi tersebut. Ditambah lagi dengan perbedaan
budaya masing-masing sehingga menghambat dalam proses komunikasi dan menimbulkan efek
kurang baik yaitu tidak adanya kerjasama sesama pengurus.
Ada beberapa hal yang mendukung terciptanya komunikasi efektif, tentunya yang dapat
diterapkan di ruang lingkup organisasi. Komunikasi efekif adalah komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses
komunikasi. Dalam komunikasi efektif memiliki lima hukum, yaitu:
1. Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang akan
kita sampaikan.
2. Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain.
3. Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan melalui
media atau delivery channel
4. Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi
atau berbagai penafsiran yang berlainan.
5. Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.
Keterampilan komunikasi bagi para manajer dan pemimpin berbeda dari kemampuan
komunikasi bagi rata-rata orang di jalanan. Ada 6 ketrampilan komunikasi yang idealnya dimiliki
oleh seorang manajer/ pimpinan:
1. Kemampuan untuk menjelaskan dan menetapkan tujuan atau target yang akan dicapai
organisasi rumah sakit yang dipimpinnya.
2. Kemampuan mengkomunikasikan rencana tindakan dan langkah-langkah yang mampu
mencapai tujuan
3. Kemampuan untuk mengkomunikasikan tindakan yang didelegasikan, kepada siapa pihak
yang akan melakukan (tim, bawahan)
4. Kemampuan untuk memberikan umpan balik kritis korektif kepada orang-orang yang tidak
tampil dengan cara yang benar dan, sebagai tambahan, untuk dapat memperbaiki kinerjanya
dan mendapatkan "kembali ke jalur".
Page |4
5. Kemampuan memberi pujian dan apresiasi kepada mereka yang melakukan pekerjaan
dengan baik.
6. Kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan akan perubahan konstan, adaptasi,
penyempurnaan dan fleksibilitas terhadap kondisi, sementara tetap setia pada keseluruhan
tujuan dan rencana.
Dengan semakin berkembangnya situasi ekonomi dan bisnis dewasa ini juga
mengharuskan setiap perusahaan untuk dapat membangun jembatan antara perusahaan selaku
produsen dengan masyarakat selaku konsumen/pembeli dan pemakai barang dan jasa yang
dihasilkan melalui komunikasi.
Komunikasi dengan masyarakat/konsumen, merupakan suatu syarat mutlak bagi setiap
perusahaan/produsen yang menghasilkan produk secara besar-besaran yang ditunjukan kepada
para konsumen yang tidak dikenalnya. Dalam lingkungan bisnis ada aneka sarana komunikasi
bisnis yang dapat dipergunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan
konsumen.Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi siapa pun juga yang bergerak di
bidang bisnis. Dalam sebuah perusahaan, komunikasi bisnis tidak hanya dilakukan dengan
konsumen saja tetapi juga kepada karyawan maupun para stakeholder dalam jaringan usahanya
Semakintinggiperan dan kedudukanseseorang, maka semakinpenting pulaperan
komunikasibaginya. Dalam menjalankan tugasnya, para
manajerpuncakpimpinanmenghabiskanhampir 85% waktunyauntukmelakukan
komunikasidengan orang lain. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan
besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitasnya ***