Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Model Discovery dan Inkuiri

apa sih discovery itu?

Pembelajaran discovery (temuan) mengacu pada situasi pembelajaran, upaya siswa mencapai tujuan
pembelajaran dengan bimbingan yang sangat terbatas atau tanpa bimbingan sama sekali oleh guru.
Metode discovery adalah suatu prosedur pembelajaran yang menekankan pada belajar mandiri,
memanipulasi obyek, melakukan eksperimen atau penyelidikan dengan siswa-siswa lain sebelum
membuat generalisasi. Metode discovery memberikan kesempatan secara luas kepada siswa dalam
mencari, menemukan, dan merumuskan konsep-konsep dari materi pembelajaran

Metode penemuan adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa dalam proses-proses
mental dalam rangka penemuannya. Menurut Sund (Sudirman N, 1992 ), discovery adalah proses
mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Tiga ciri utama belajar
menemukan yaitu:

(1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan


menggeneralisasi pengetahuan;

(2) berpusat pada siswa;

(3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

apa sih inquiry itu?

Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pernyataan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri
sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. strategi
inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal sleuruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuan dengan penuh percaya diri. Joyce, Weil, dan Calhoun (2000:46)
mengemukakan bahwa sumber energi utama inkuiri adalah tumbuhnya kesadaran diri siswa dalam
mencari, menemukan, memeriksa, dan merumuskan cara pemecahan masalah secara mandiri. tujuan
menggunakan metode inkuiri antara lain untuk mengembangkan ketrampilan kognitif dalam
penyelidikan dan memproses data, mengembangkan logika untuk menyerap konsep-konsep yang
berkualitas.

Inquiry dibentuk dan meliputi discovery dan lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu
perluasan proses-proses discovery yang digunakan dalam cara lebih dewasa. Sebagai tambahan pada
proses-proses discovery, inquiry mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
misalnya merumuskan problema sendiri, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai sikap-sikap obyektif, jujur,
hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.

Johnson dalam supriyono (2009:68) membedakan discovery learning dengan inquiry learning. Discovery
terdapat pengalaman yang disebut ahaa experience yang dapat diartikan nah ini dia. Inquiry learning
tidak selalu sampai pada proses ini. Hal ini karena karena proses akhir discovery learning adalah
penemuan, sedangkan inquiry learning proses akhirnya terletak pada kepuasan kegiatan meneliti.
Discovery learning menekankan pada engalaman seperti yang dialami oleh peneliti ketika melakukan
penemuan suatu temuan. Inquiry berarti guru harus menyediakan situasi sedemikian rupa sehingga
siswa didorong untuk melakukan prosedur yang digunakan oleh penelitian (rustaman, 2002:113).
Persamaan discovery learning dan inquiry learning yaitu kedua pembelajaran tersebut menekankan pada
masalah konstektual dan aktivitas penyelidikan.

Referensi :

http://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelas-vii/pembelajaran-inquiry-dan-discovery/

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-discovery-penemuan

Suherman, Dkk. (2001). Common Texbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rustaman, N. 2002. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : FIPS UPI

PERBEDAAN MENDASAR ANTARA MODEL INQUIRY DAN DISCOVERY LEARNING

Kata inquiry berasal dari Bahasa Inggris yang berarti mengadakan penyelidikan, menanyakan keterangan,
melakukan pemeriksaan (Echols dan Hassan Shadily, 2003: 323). Model inquiry learning adalah suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh pada keterlibatan siswa secara maksimal dalam kegiatan belajar,
mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry.
Inquiry learning didasari atas pemikiran John Dewey yang mengatakan bahwa pembelajaran,
perkembangan, dan pertumbuhan seorang manusia akan optimal saat mereka dihadapkan dengan
masalah nyata dan substantif untuk dipecahkan.
Kata discovery berasal dari Bahasa Inggris yang berarti penemuan, pendapatan (Echols dan Hassan
Shadily, 2003: 323). Model discovery learning merupakan pembelajaran yang menekankan pada
pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin
ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan dalam
bentuk pertanyaan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi siswa memperoleh pengetahuan
yang belum diketahuinya tidak melalui pemberitahuan, melainkan melalui penemuan sendiri. Discovery
learning didasari atas pemikiran Jerome Bruner yang mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya.

Pada hakikatnya discovery learning mempunyai prinsip yang sama dengan inquiry learning. Namun, pada
discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Selain itu, pada discovery learning masalah yang dihadapkan kepada siswa semacam masalah
yang direkayasa oleh guru. Dengan kata lain jawaban dari masalah yang disajikan guru sebenarnya sudah
ada, tetapi belum diketahui oleh siswa. Sedangkan inquiry learning masalahnya bukan hasil rekayasa,
sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-
temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.

http://www.eduinspirasi.com/2016/07/perbedaan-innovation-discovery-dan.html

http://www.ekaikhsanudin.net/2014/12/pembelajaran-model-discovery-learning.html

Perbedaan metode pembelajaran Discovery dengan Inquiri?

Jawaban : Discovery-Inquiry adalah proses mental, dan dalam proses itu individu menemukan beberapa
konsep dan prinsip-prinsip, Istilah asing yang sering digunakan untuk metode ini ialah discovery yang
berarti penemuan yang dibimbing oleh guru, ataupun inquiry yang berarti mencari ataupun menyelidiki
sendiri.

Perbedaan metode inquiry dan discovery adalah :

Discovery (penemuan terbimbing) sering dipertukarkan pemakainnya dengan inquiry (penyelidikan).


discovery (penemuan terbimbing) adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan suatu konsep
atau suatu prinsip dengan bimbingan dari guru.

Discovery (Penemuan terbimbing) menempatkan guru sebagai fasilitator, guru membimbing siswa di
mana ia diperlukan. Dalam model ini siswa didorong untuk berfikir sendiri, sehingga dapat menemukan
prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan oleh guru. Sampai seberapa jauh
siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari.
Metode inquiry (menyelidiki) salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik
mendapatkan jawabannya sendiri. Metode pembelajaran ini dalam penyampaian bahan pelajarannya tak
dalam bentuk final dan tak langsung. Artinya, dalam metode inquiry peserta didik sendiri diberi peluang
untuk mencari, meneliti dan memecahkan jawaban, menggunakan teknik pemecahan masalah.

Pada metode ini diharapkan lebih menekankan agar siswa dipandang sebagai subjek belajar. Konsep ini
bertujuan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran ini siswa diharapkan
bekerja dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Pendekatan inquiry adalah pendekatan mengajar dimana siswa merumuskan masalah, mendesain
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Inquiry merupakan perluasan dari discovery yang digunakan
lebih mendalam. Artinya, inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya:
Merumuskan problema, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis data, membuat kesimpulan dan sebagainya.

1. Metode Inkuiri

Sebagian besar dari matematika yang dipelajari siswa di sekolah tidak diperoleh dari penemuan tetapi
diperoleh melalui pemberitahuan dengan cara ceramah, kuliah, ekpositori, bacaan, meniru, melihat,
mengamati dan semacamnya. Namun bila siswa belajar menemukan sesuatu, maka ia dikatakan belajar
melaui penemuan, bila guru mengajar siswa tidak dengan memberi tahu tetapi memberi kesempatan
atau berdialog dengan siswa agar ia menemukan sendiri, cara guru mengajar demikian disebut metode
Inkuiri

Pada awalnya metode Inquiri berkembang dari Jhon Dewey pada tahun 1913 yang terkenal dengan
problem solving method atau metode pemecahan masalah. Inquiri itu sendiri berarti penyelidikan,
dengan melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan.

Menurut Yusuf dkk (1993 : 81) Inquiri selain metode belajar ialah suatu cara belajar atau penelaahan
sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analitis, dan argumentatis dengan menggunakan langkah-
langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data, fakta, atau
argumentasi. Sedangkan Ahmad dan Prasetyo dalam bukunya (1997:23) mendefinisikan metode inquiri
sebagai teknik penyajian bahan pelajaran dalam bentuk tidak final, tetapi peserta didik diberi peluang
untuk mencari dan menemukan sendiri. Sudjana (2002:154) menambahkan bahwa metode inquiri
merupakan metode mengajar yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.

Jadi metode inquiri ini adalah suatu teknik atau cara penyampaian pelajaran melalui penyelidikan bahan
pelajaran oleh siswa. Dalam hal ini guru harus menempatkan siswa sebagai subjek dalam setiap
pembelajaran, namun tetap tidak lepas dari pengamatan dan pengarahan guru agar siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan baik. Dan memberikan peluang yang besar kepada siswa untuk
mengemukakan pendapatnya, serta guru harus memberikan kepercayaan bahwa siswa mampu
memahami dan mengaplikasikan sendiri apa yang mereka pelajari atau amati, karena siswa adalah
individu yang mampu berfikir kritis, analitis dan argumentatif.

2. Metode Penemuan

Dalam pengajaran matematika yang umumnya dilaksanakan, siswa menerima bahan pelajaran melalui
informasi yang disampikan oleh guru. Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan
yang dilakukan oleh siswa

Metode penemuan merupakan strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara,
termasuk pembelajarankan ketrampilan menyelidiki, memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode penemuan adalah
suatu metode dimana proses pembelajaran menekankan murid untuk menemukan sendiri informasi
yang secara tradisional biasanya diceramahkan guru. Menurut Suchman, penggunaan penemuan
bertujuan untuk membantu kemandirian siswa dalam mengadakan penyelidikan melalui disiplin berfikir
yang benar. penemuan mendorong siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tentang mengapa
sesuatu terjadi melalui pengumpulan data yang logis. Di samping itu, penemuan bertujuan untuk
mengembangkan strategi berfikir siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan mengapa sesuatu
terjadi sebagaimana kejadiannya. penemuan dapat menyediakan kesempatan untuk membelajarkan
siswa tentang prosedur penelitian. Seperti halnya pendapat Bruner dan Hilda Taba, menurut Suchman,
melalui penemuan meningkatkan kesadaran siswa tentang bagaimana proses penyelidikan.

Peranan Guru – Murid Dalam Metode penemuan

a. Ditinjau dari segi siswa yang belajar:

1. Terjadinya proses mental yang tinggi dari siswa, sebab dengan kreativitas ini siswa mengasimilasi
konsep dan meng-asimilasi prinsip

2. Problem solving;

3. Self learning activitas;

4. Tanggung jawab sendiri.

b. Ditinjau dari segi guru yang mengajar:

1. Guru sebagai diagnoser, yang berusaha mengetahui kebutuhan siswa dan kesiapan siswa.

2. Ditinjau dari segi guru mengajar: Menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh para
siswa; memberikan klarifikasi-klarifikasi; menyiapkan setting kelas; menyiapkan alat-alat dan fasilias bela-
jar yang diperlukan; memberikan kesempatan pelaksanaan; sumber informasi, jika diperlukan oleh siswa;
dan membantu siswa agar dapat sendiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya.
3. Guru sebagai dinamisator: merangsang terjadinya self analisis, merangsang terjadinya interaksi,
memuji, membesarkan hati siswa untuk lebih bergairah dalam kegiatan-kegiatannya.

c. Ditinjau dari derajat keterlibatan proses mental dan jenis tujuan.

Pengajaran yang ingin dicapai tidak terpimpin sama sekali metode inquiry sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sund dan metode penemuan terpimpin.

Perbedaan metode inkuiri dengan metode penemuan

Mengajar dengan penemuan biasanya dilakukan dengan ekspositori dalam kelompok-kelompok kecil (di
laboratorium, bengkel atau kelas). Tetapi mengajar dengan metode inkuiri dapat dilakukan melalui
ekspositori, kelompok dan secara sendiri-sendiri. Dalam metode penemuan hasil akhir yang harus
ditemukan siswa merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya, tetapi sudah diketahui oleh
gurunya.Sedangkan dalam metode inkuiri hal yang baru itu juga dapat belum diketahui oleh guru. Dalam
metode ini selain sebagai pengarah dan pembimbing guru juga menjadi sumber informasi tambahan,
membuat hipotesis dan melakukan tes. Dalam metode penemuan siswa dirancang menemukan sesuatu
yang penting. Sedangkan hasinya nomor dua.

DAFTAR PUSTAKA

Purwoto. 2003. Srategi Pembelajaran Matematika. Surakarta : Sebelas Maret University Press

Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaraan Matematika Kontemporer. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai