Anda di halaman 1dari 17

NASKAH DRAMA

“PELAJAR TANPA MORAL”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh Bapak Drs.H. Yulhayari, M.Pd

DISUSUN OLEH XI MIPA 1

KELOMPOK :
ALLAN ALHARIZA FITRIANI CAHYA ALVIANI

NIA SITI ROHMANIAH ELMA NURMASHELNA

DEA DWIYANTI RAFI NAFTALI

SMA NEGERI 7 KOTA TASIKMALAYA

AIR TANJUNG NO.25

2017

Unsur Intrinsik

Tema : Pendidikan

Tokoh : a. Allan : Otong Sunlight

Nia : Ibu Nuri

Dea : Kirana

Fitri : Karin

Rafi : Laras

Elma : Mama Lime

Watak : a. Otong : Sombong, jahil.


Ibu Nuri : Tegas, disiplin

Kirana : Baik hat

Karin : Pemarah

Laras : Pemalu

Mama Lime : Penyayang

Latar : – Tempat : Kelas, kantn, rumah Allan, jalanan.

– Waktu : Pagi hari, jam istrahat, siang hari.

– Suasana : Menyebalkan, sedih, mengharukan.

Alur : Maju

Amanat :

Tidak boleh bersikap seenaknya pada siapapun.

Semua tngkah laku dalam kehidupan ini ada aturannya dimana

kita harus menghormat orang-orang yang lebih tua, menghargai

teman sebaya dan menyayangi orang-orang yang lebih muda.

Belajarlah dengan sungguh-sungguh mulai dari sekarang. Karena

kalau tdak dari sekarang, kapan lagi?


Sinopsis

Otong Sunlight pindah sekolah ke SMAN Maju Mundur 2 dikarenakan ayahnya berpindah tugas ke kota
yang berbeda. Ayah Otong adalah Jaksa yang terkenal. Orang-orang sering memanggil ayah Otong
dengan sebutan Papa Lemon dan memanggil ibunya dengan sebutan Mama Lime.

Otong duduk di kelas XI MIPA 1 yang wali kelasnya adalah Ibu Nuri sekaligus sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Inggris. Otong mempunyai teman yang bernama Karin dan Kirana. Namun ia sering menjahili
Karin sebab Karin suka marah-marah. Di sekolah tempat Otong belajar ada seorang anak jalanan yang
selalu duduk di dekat pintu untuk mengikut pelajaran di kelas, yaitu Laras. Laras tdak mempunyai biaya
untuk sekolah karena ia dibuang oleh orang tuanya di jalanan dan bercita-cita menjadi guru Bahasa
Inggris.

Otong selalu bersikap seenaknya kepada siapapun. Termasuk gurunya sendiri. Ia memberitahu semua
orang jika ada yang berani memarahi atau tdak menurutnya, maka orang tersebut akan dituntut oleh
ayahnya. Itulah sebabnya ia kehilangan moral yang seharusnya dipergunakan sebagaimana mestnya.

Namun ketka papa Otong meninggal, Otong berusaha memperbaiki dirinya. Ia bersungguh-sungguh
akan belajar dengan tekun dan giat, supaya tdak menyesal kelak di kemudian hari. Otong pun
menyekolahkan Laras di SMAN Maju Mundur 2 dari warisan yang ia dapatkan.
Naskah Drama

*** Di Kelas

Di pagi hari yang sangat cerah, seorang murid SMAN Maju Mundur 1 yang bernama Otong Sunlight
pindah sekolah ke SMAN Maju Mundur 2. Otong dan ibunya menemui Ibu Nuri, yaitu wali kelas XI MIPA
1 sekaligus sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Otong lekas memperkenalkan diri kepada teman-
teman barunya. Sementara di dekat pintu kelas ada seorang anak jalanan yang ikut belajar, yaitu Laras.

(Di luar kelas)

Mama Lime : “Assalamualaikum bu, saya dengan ibu Otong. Saya akan memasukkan Otong ke sekolah
ini”

Ibu Nuri : “Anak ibu sekarang kelas berapa?”

Mama Lime : “Kelas dua, bu.”

Ibu Nuri : “Oh, baik. Mari ikut ibu, nak Otong.”


Mama Lime : “Terima kasih, bu. Saya ttp Otong pada ibu. Saya pamit dulu, bu.”

Ibu Nuri : “Baik, bu. Hat-hat di jalan.”

(Di kelas)

Ibu Nuri : “Assalamualaikum anak-anakku, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu
nak!”

Otong : ”Hai nama gue Otong Sunlight. Nama bapak gue Papa Lemon dan ibu gue Mama Lime. Oh
iya, bapak gue itu seorang jaksa terkenal jadi jangan berani macem-macem sama gue! Kalau macem-
macem gue tuntut lo!. No sepatu 45, pin BBM 5A0…”

Ibu Nuri : “Sudah cukup!?! Duduk sana!”

Otong : “Biasa aja kali bu! Sewot amat! Saya bilangin ke papa saya baru tahu rasa!”

Ibu Nuri : (menatap sinis)

(Ibu Nuri menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris, lalu Otong melempar beberapa gulungan kertas pada Bu
Nuri)

Ibu Nuri : “Chapter 1 is Narratve text and chapter 2 is Bioghraphy. (Otong melempar gulungan-
gulungan kertas) Siapa yang melempar kertas-kertas ini?”(marah sambil memungut kertas-kertas yang
berjatuhan)

Otong : (sambil mengangkat kaki ke atas meja) “Saya bu! Emang kenapa? Kertas yang udah gak
dipakai kan harus dibuang! Ibu kalau marah nan……(t cepet tua loh!)”
Ibu Nuri : (Menarik telinga Otong lalu menyeretnya ke depan) “Berani-beraninya kamu! Jangan
mentang-mentang orang tuamu jaksa terkenal, lalu kamu bisa bersikap seenaknya!”

Otong : “Aaw.. aawh.. Biarin aja kali bu! Aw.. Syirik bilang aja! Aah buu!”

Ibu Nuri : (sambil menarik telinga Otong ke depan kelas) “Oke pelajaran hari ini sudah cukup. Siap-siap
besok ulangan BAB Narratve dulu. Ayo Otong! Ikut ibu!”

(Ibu Nuri dan Otong keluar kelas, lalu Otong secara sengaja menyenggol Laras yang sedang

membereskan buku di dekat pintu)

Laras : (posisi terjatuh) “Ahh.. sakit!”

Otong : “HAHAHA!”

(Kirana dan Karin keluar)

Kirana : “Ayo, saya bantu.”

Laras : “Terima kasih.” (sambil malu-malu, lalu membereskan buku dan pergi)

Karin : (Menatap Otong) “Dasar!! Murid sombong!!”

*** Di Kelas
Keesokan harinya adalah hari kedua Otong di sekolah yang baru. Saatnya ulangan Bahasa Inggris sepert
yang Ibu Nuri katakan kemarin. Namun Otong membawa ponselnya untuk mencari-cari jawaban. Dan
sepert biasa ada Laras yang duduk dekat pintu untuk mengikut ulangan pelajaran favoritnya.

Ibu Nuri : (masuk kelas dan tanpa basa-basi) “Siapkan kertas dua lembar! Simpan buku ke dalam tas!
Dan matkan handphone! Tidak boleh berdiskusi satu sama lain!”

(Ibu Nuri menulis soal di papan tulis. Karin dan Kirana mempersiapkan diri sementara Otong
menyembunyikan ponsel miliknya)

Ibu Nuri : (setelah menulis soal) “Waktu mengerjakan 30 menit dari sekarang!”

(Semua sibuk mengisi soal termasuk Laras, dia segera menulis soal dan mengerjakannya dengan telit.
Sementara di tengah-tengah keheningan terdengar suara ponsel Otong yang sedang mencari jawaban di
Google Voice)

Ibu Nuri : “Siapa yang menggunakan ponsel ?!?!”

(Karin dan Kirana menatap Otong)

Otong : “Apa?! Apa lihat-lihat?!” (menatap Karin dan Kirana)

Ibu Nuri : (membawa ponsel Otong) “Kamu bisa ambil ponsel ini di kantor setelah pulang sekolah!”

Otong : “Arghh! Saya akan tuntut ibu! Lihat saja nant! Arrgh!”

Ibu Nuri : “Diam kamu! Terserah!”


(semua kembali sibuk mengisi soal. Sementara Otong menggunakan ‘Mata Elang’nya untuk

melihat jawaban Karin)

Karin : (menatap Otong) “Ngapain lihat kesini?! Isi sendiri dong! Dasar murid songong!”

Otong : (sambil berbisik) “(senyum sinis) wah! Awas liat aja nant!”

Ibu Nuri : “Diam Otong! ayo semua kumpulkan sekarang! Waktu kalian telah habis! Setelah ini kalian
bisa istrahat!”

Laras : (memegang buku dan kertas ulangan lalu segera pergi meninggalkan kelas tersebut)

(semua murid mengumpulkan lalu pergi ke kantn)

***Di Kantn

Semua murid pergi ke kantn untuk menghabiskan istrahatnya dengan mengisi perut mereka yang telah
terkuras karena ulangan Bahasa Inggris pada 2 jam pertama tadi. Namun Otong masih terlihat kesal pada
Karin karena dia tak memberi jawaban pada Otong. Otong lalu mempersiapkan diri untuk menjahili
Karin.

Kirana : (sambil minum)“Gimana rin ulangannya? Gampang-gampang kan? Apa aku bilang.”

Karin : (sambil minum) “Iya bener gampang-gampang semua! Eh tapi kir, anak jalanan yang suka
duduk di pintu kelas kita, siapa ya? Rumahnya dimana ya? Kasian banget.”
Kirana : “Bener rin. Apalagi yang kemarin tuh si Otong nyenggol anak jalanan itu, padahal kan dia gak
punya salah apa-apa sama si Otong. Ada-ada aja perbuatannya.”

(Otong menguping pembicaraan Karin dan Kirana lalu melempar gulungan kertas pada karin)

Karin : (sebelum terkena lemparan) “emhh emang dasar tuh si Otong harus dikasih pelajaran! Dia tuh
ya harus di bejek-bejek wajahnya! Biar tahu rasa! Mentang-mentang ayahnya jaksa! Aku aja yang
ayahnya polisi gak sombong tuh!”(Setelah terkena lemparan kertas dari Otong) “Aaah!! Apa ini? Ini past
ulah Otong!”

Otong : “HAHA! HAHA! Makannya jangan suka ngomongin orang! Jangan pelit sama orang! HAHA!
Kena tuh!” (Berlari)

Karin : “Aaaaah Otooong!! Awas yaa! Kalau ketemuu!!!!!” (menggebrak meja)

Kirana : “Udah udah biarin aja! Ke kelas yuu udah bel tuh kayaknya.”(memegang pundak Karin)

*** Di Kelas

Bel masuk berbunyi. Semua murid masuk ke kelas masing-masing. Termasuk Otong, Karin dan Kirana
mereka kembali ke kelas XI MIPA 1 untuk menerima hasil ulangan Bahasa Inggris mereka. Sementara
Laras hanya melihat kertas jawabannya sendiri dengan harapan ada yang bisa memeriksa jawabannya
supaya dia bisa tahu bagaimana hasilnya.

Ibu Nuri : (masuk kelas) “Ini hasil ulangan yang tadi, ibu akan membagikannya. Setelah ini kalian bisa
pulang. Karin. Kirana. (melirik Otong karena nilainya amat jelek) Otong. (pada Otong) Belajar lagi yang
rajin!”
Otong : “Ahh gampang bu kalau punya ayah jaksa apapun bisa dicapai tanpa belajar bu! Sekolah bagi
anak jaksa itu cuma formalitas aja bu! HAHA!”(sambil pergi ke tempat duduk)

Ibu Nuri : “ckckck.. dasar.” (Tatapan sinis)

Karin : (Pada Otong) “Sadar diri dong! Nilai jelek tuh harus rajin belajar!! Huuh!”

Otong : “Biarin aja, lagian ada kok yang lebih kecil dari aku. Tuh dia tuh (menunjuk ke Laras) dia gak
punya nilai. Cuma bisa liatn doang! Haha!”

Laras : (menunduk malu dan langsung pergi)

Kirana : “Kamu Otong jangan gitu dong!”

Karin : “Huuh! Dasar!”

Ibu Nuri : “Sudah sudah semuanya diam. Ini ulangan Subbab pertama tentang Narratve. Besok ulangan
lagi Subbab kedua tentang Bioghraphy. Dipersiapkan lagi supaya bisa lebih baik dari hari ini. Ibu pamit
dulu. Assalamualaikum.”

Murid : “Waalaikumsalam.”

***Di Perjalanan

Bel pulang berbunyi, saatnya semua murid pulang ke rumah masing-masing. Ternyata jalan pulang Karin,
Kirana dan Otong satu arah. Akhirnya mereka pulang bersama. Namun di perjalanan pulang, ada
pengumuman yang menyatakan bahwa ayah dan ibu Otong meninggal dunia. Mendengar hal tersebut
Otong langsung berlari. Sementara Karin dan Kirana memutuskan untuk melayat ayah dan ibu Otong dan
berusaha menenangkan Otong yang terus menerus berduka cita.
(di perjalanan)

Karin : “Kir, nilai kamu berapa? Aku dapet nilai 100 nih Bahasa Inggris!”(berseri-seri)

Kirana : “Aku cuma dapet 90 nih. Alhamdulillah kok.”

(sementara Otong di belakang Karin dan Kirana sedang berusaha menjahili Karin. Tak lama kemudian
terdengar pengumuman)

Narator : “Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh. (Diperlambat) Innalillahi wainnailaihi


raaji’un. Telah berpulangnya Papa Lemon ke Rohmatullah pada pukul 2, siang hari ini. Untuk itu mari kita
do’akan bersama-sama supaya selalu ada dalam ridho-Nya. Amiin yaa rabbal alamiin.”

Kirana : “Papa Lemon?” (Menatap Karin)

Karin : (Menatap Otong)

(Otong pun segera berlari. Ketka Otong tba di rumahnya, sudah ada yang membaca surah Yaasin.)

Otong : “Papaaa…. jangan tnggalin Otong. Otong mohoonnn…. Otong janji gak akan nakal lagi…..
maafin Otong, paaah…..”

Mama Lime : (Memeluk almarhum Papa Lemon, ketka Otong datang ia lalu memegang pundak Otong)
“Sudah Otong.. Sudaah.”

(Karin dan Kirana masuk)


Kirana : “Sudah sudah Tong, jangan menangis lagi sudah.”

Mama Lime : “Otong, Papamu berpesan pada mama agar kamu bisa hidup mandiri, jangan terus
menerus menakut-nakut orang lain karena papamu seorang jaksa. Belajarlah dengan sungguh-sungguh,
supaya kamu tak menyesal di kemudian hari”

Karin : “Iya Otong, jika kamu hidup dengan baik, mereka akan tenang di alam sana Tong!”

Kirana : “Ayo istrahat, besok kamu harus sekolah.”

Otong : “ Makasih Karin, makasih Kirana. Mulai sekarang aku akan menjadi pribadi yang lebih baik
supaya bisa membanggakan orang tuaku. Maaf ya selama ini aku jahil sekali sama kalian.”

Karin : “Gak apa-apa Otong. Tak usah dipikirkan.”

Kirana :”Ibu, kita pulang dulu. Kita turut berduka cita atas kematan Papa Lemon, bu.”

Mama Lime : “Iya nak, terimakasih sudah datang kesini. Terimakasih banyak.”

*** Di Kelas

Tiba saatnya hari ketga Otong di SMAN Maju Mundur 2. Dimana sudah tdak ada lagi Papa jaksa yang
sering Otong sebut-sebut untuk menakut-nakut orang lain. Hari ini juga adalah hari yang bersejarah bagi
Otong, karena ia memutuskan untuk merubah kepribadiannya menjadi lebih baik lagi. Di perjalanan
sebelum ke sekolah, Otong menghafal Bahasa Inggris yang akan diulangankan pada hari ini. Karena kali
ini ulangannya berbeda subbab, yaitu tentang Bioghraphy. Di sekolah ia melihat Laras, anak jalanan itu.
Lalu ia menyekolahkan Laras di SMAN Maju Mundur 2 dari warisan yang ia dapatkan. Dia juga meminta
maaf kepada Ibu guru dan teman-teman atas segala perbuatan yang telah ia lakukan selama ini.
(di perjalanan)

Otong : (sambil memegang buku Bahasa Inggris) “Bioghrapy present the facts about an individual’s
life.”

(Setbanya di sekolah Otong melihat Laras duduk di dekat pintu sedang mengeluarkan buku-bukunya
untuk menghafal pelajaran Bahasa Inggris)

Otong : “Hei, siapa namamu?”

Laras : (Melihat kanan dan kiri) “Saya??”

Otong : (Berjabat tangan) “Perkenalkan saya Otong. Kamu siapa?”

Laras : (Ketakutan) “Emmh.. Saya Laras.”

Otong : “Oh Laras. Laras kamu belajar di kelas saja.”

Laras : “Tidak, tdak. Aku tdak punya biaya untuk sekolah.” (sambil membereskan buku-bukunya
karena takut akan dijahili oleh Otong)

Otong : “Tak apa. Aku yang akan membayar biaya sekolahmu. Ayo masuk.”

Laras : “Emmh.. Benar Otong ?? (Berseri-seri) Terima kasih Otong. Terimakasih banyaak.”

Otong : “Iya sama-sama. Oh ya, maafkan aku karena mungkin aku pernah mengganggumu.”
(Otong dan Laras masuk ke kelas sementara Karin dan Kirana sudah ada di kelas)

Otong : “Karin, Kirana kalian OSIS kan? Tuh ada Laras mau sekolah disini. Ada baju seragamnya
tdak?”

Kirana : (berjabat tangan)“Oh, hai Laras. Aku Kirana.”

Laras : (Malu-malu) “Hai.”

Karin : “Nih baju seragamnya. Hai Laras, aku Karin.”

Laras : “Hai. Terima kasih.”

(Ibu Nuri masuk ke kelas)

Ibu Nuri : “Sepert biasa. Siapkan kertas dua lembar! Simpan buku ke dalam tas! Dan matkan
handphone! Tidak boleh berdiskusi satu sama lain!”

(Ibu Nuri menulis soal. Otong, Laras, Karin dan Kirana sibuk mengerjakan soal. Namun tba-tba 5 menit
kemudian Otong mengumpulkan jawabannya)

Otong : “(Berdiri dari kursi) Alhamdulillah. Ini jawaban saya bu.”

Ibu Nuri : “Apa?! Ini benar kamu Otong? (Sambil memeriksa jawaban Otong). Wahh! Selamat Otong
nilaimu 100! Selamat!”
Otong : “Waah! Terima kasih, bu. Bu maafkan saya selama ini saya selalu melawan pada ibu. Maaf,
bu”

Ibu Nuri : “Iya tak apa Otong. Pintu maaf ibu selalu terbuka untukmu.”

Otong : “Terima kasih, bu.”

(Semua murid bertepuktangan untuk Otong)

***

Akhirnya Laras bersekolah bersama dengan Otong, Karin dan Kirana. Dan Otong merubah dirinya
menjadi pribadi yang lebih baik dengan bimbingan Mama Lime. Mereka belajar bersama di SMAN Maju
Mundur 2 dengan Ibu Nuri yang cantk tentunya.

Anda mungkin juga menyukai