Anda di halaman 1dari 10

PEMBUATAN BIOETANOL

Pengantar:
Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan
yang memiliki keunggulan karena mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%,
dibandingkan dengan emisi bahan bakar fosil seperti minyak tanah (Komarayati &
Gusmailina, 2010). Bioetanol dihasilkan dari biomassa atau bahan baku alami
melalui proses fermentasi. Fermentasi dapat diartikan sebagai suatu perubahan
gradual bahan tertentu dengan bantuan ragi/yeast terutama jenis Saccharomyces
cerevisiae.
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses
pembuatan bioetanol dan mengetahui rendemen bioetanol yang dihasilkan dari
proses pembuatan bioetanol.

Alat dan Bahan:


Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan bioetanol yaitu parutan,
panci, toples 5 liter, kompor, alat destilasi, pengaduk, timbangan digital,
timbangan duduk, gelas ukur 1000 ml dan 250 ml, thermometer, saringan, botol
bekas bening 600 ml (5 buah). Bahan utama yang digunakan adalah daging
singkong, kulit singkong, kulit nanas, air cucian beras dan bahan pembantu yaitu
bakteri saccharomyces cerevisiae serta air.

Prosedur Kerja:
A. Air Cucian Beras
Beras seberat 5000 gr, ditambahkan dengan air sebanyak 5500 ml.
Kemudian diaduk merata untuk diambil air cucian berasnya. Air cucian beras
yang diambil adalah cucian pertama sebanyak 5000 ml. Air cucian beras
sebanyak 5000 ml dimasukkan ke dalam wadah atau toples, kemudian
ditambahkan dengan HCL 1 N dan diaduk merata.
Larutan dipanaskan selam 45 menit pada suhu 100OC. Setelah larutan
dingin, pindahkan larutan ke wadah fermentasi dan tambahkan ragi
Saccharomyces cerevisiae sebanyak 1,5 % dari total larutan air beras sedikit
demi sedikit dan diaduk agar tercampur merata. Wadah fermentasi ditutup
rapat dan ditempatkan di tempat yang kedap cahaya. Proses fermentasi
berlangsung selama 2-3 hari. Kemudian dilakukan proses penyaringan
kedalam botol untuk selanjutnya dilakukan proses destilasi.

B. Kulit Singkong
Kulit singkong segar direndam untuk memudahkan pengupasan kulit
bagian luar. Lalu dipotong menjadi bagian yang lebih kecil dan ditimbang
sebanyak 2000 gr. Kemudian kulit singkong dihaluskan. Kulit singkong yang
telah dihaluskan dimasak dengan ditambahkan air sebanyak 4000 ml. Proses
pemasakan bubur kulit singkong dilakukan selama 45 menit pada suhu 100 ºC
dengan mengaduknya tanpa henti dengan tujuan agar bubur tidak
menggumpal dan berkerak didasar panci. Setelah 45 menit bubur dimasak
dan mengental, selanjutnya bubur diangkat dan didinginkan.
Setelah bubur dingin, pindahkan bubur pati ke toples dan tambahkan ragi
Saccharomyces cerevisiae sebanyak 10 % dari total kulit singkong yang telah
dihaluskan dan diaduk agar tercampur merata. Wadah fermentasi ditutup
rapat dan ditempatkan di tempat yang kedap cahaya. Proses fermentasi
berlangsung selama 2-3 hari dan setelah itu larutan pati akan berubah menjadi
3 lapisan yaitu lapisan terbawah berupa endapan protein dan diatasnya adalah
air dan etanol. Kemudian dilakukan proses penyaringan kedalam botol untuk
selanjutnya dilakukan proses destilasi.

C. Kulit Nanas
Bersihkan kulit nanas sebanyak 2000 gr, kemudian potong kecil-kecil dan
dihaluskan atau diblender. Setelah itu tambahkan air mineral sebanyak 4000
ml. Hasil proses tersebut berupa bubur kulit nanas. Bubur tersebut kemudian
dipanaskan 45 menit pada suhu 100OC. Setelah bubur mengental, selanjutnya
bubur diangkat dan didinginkan. Setelah bubur dingin, pindahkan bubur pati
ke wadah fermentasi dan tambahkan ragi Saccharomyces cerevisiae sebanyak
10 % dari total kulit nanas yang telah dihaluskan dan diaduk agar tercampur
merata. Toples ditutup rapat dan ditempatkan di tempat yang kedap cahaya.
Proses fermentasi berlangsung selama 2-3 hari. Kemudian dilakukan proses
penyaringan kedalam botol untuk selanjutnya dilakukan proses destilasi.

D. Daging Singkong
Kupas singkong sebanyak 2000 gr, kemudian lakukan proses pembersihan
dengan cara mencuci daging singkong. Setelah itu, singkong diparut.
Singkong yang telah diparut ini kemudian dimasak dengan ditambahkan air
sebanyak 4000 ml. Proses pemasakan bubur singkong dilakukan selama 45
menit pada suhu 100 ºC dengan mengaduknya tanpa henti dengan tujuan agar
bubur tidak menggumpal dan berkerak didasar panci. Setelah 45 menit bubur
dimasak dan mengental, selanjutnya bubur diangkat dan didinginkan.
Setelah bahan dingin, pindahkan bubur pati ke wadah fermentasi dan
tambahkan ragi Saccharomyces cerevisiae sebanyak 10 % dari total daging
singkong yang telah diparut dan diaduk agar tercampur merata. Toples
ditutup rapat dan ditempatkan di tempat yang kedap cahaya. Proses
fermentasi berlangsung selama 2-3 hari dan setelah itu larutan pati akan
berubah menjadi 3 lapisan yaitu lapisan terbawah berupa endapan protein dan
diatasnya adalah air dan etanol. Kemudian dilakukan proses penyaringan
kedalam botol untuk selanjutnya dilakukan proses destilasi.

Parameter yang diamati:


Pisahkan ethanol dan endapan protein dengan penyaringan sehingga
menghasilkan etanol yang masih bercampur air. Destilasi pada titik didih 78oC
untuk memisahkan etanol dari larutan hasil fermentasi.
1. Rendemen Fermentasi
Persamaan:

Dimana:
RF = Rendemen Fermentasi
Hf = Larutan hasil fermentasi yang telah disaring dan siap untuk di
Destilasi (Liter)
Bp = Volume bubur pati (Liter)
2. Rendemen destilasi
Persamaan:

Dimana:
Rd = Rendemen destilasi (%)
Bd = Bioetanol hasil destilasi (Liter)
Hf = Larutan Hasil Fermentasi (Liter)
3. Kadar etanol total
Persamaan:
Larutan hasil fermentasi
Etanol total = x hasil destilasi sampel
jumlah sampel destilasi
PEMBUATAN BIOGAS

Pengantar:
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik, termasuk diantaranya: kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik, serta limbah biodegradable. Adapun tujuan
dilakukannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses pembuatan biogas dan
mengetahui lama waktu pembakaran gas metan dalam pengisian gas di benen.

Alat dan Bahan:


Bahan Alat
Jenis Jumlah Jenis Jumlah

Dirigen minyak ukuran 20 liter 1 buah

Benen motor (tidak bocor) 1 buah

Literan minyak 1 buah

Kotoran sapi Corong minyak 1 buah


segar/kotoran
ayam segar 2 liter Ember ukuran 10 liter 1 buah

Selang (untuk bangunan) 2 meter

Lem altecko/lem tembak 1 buah

Lagban hitam besar 1 buah

Pengaduk 1 buah

Pompa ban jika ada 1 buah

Air 2 liter Gunting/pisau 1 buah

Lilin dan paku 1 buah

Kertas lakmus universal 1 kotak


EM4 (Bakteri Starter) 3 botol (untuk
semua
kelompok)

Prosedur Kerja:
1. Buat 2 buah lobang berbeda pada ban (A) dan satu lobang pada penutup
diregen minyak (B). Diameter lubang harus sesuai dengan diameter ujung
lubang selang bangunan dan selang infus.
2. Masukan ujung selang bangunan pada lubang A dan B sepanjang 2-3
meter.
3. Untuk mencegah kebocoran, tutup sela-sela lubang dengan lem altecko/lem
tembak. Jika lem sudah kering dilanjutkan dengan penambahan lagban pada
permukaan yang diberi lem tadi.
4. Sebelum benen digunakan, terlebih dahulu dilakukan ujian teknis dengan
memompa benen dengan tujuan untuk mengetahui kebocoran benen
tersebut.
5. Campur bahan kotoran dan air (1:1) serta EM4 sebanyak 9% dari total
campuran kedalam ember lalu diaduk hingga adonan tercampur rata dan
buang sampah-sampah yang ikut masuk kedalam campuran.
6. Ukur pH campuran
7. Masukan campuran kedalam diregen menggunakan corong.
8. Tutup rapat penutup diregen dan lapisi dengan lagban hitam.
9. Posisikan benen ban tergantung (lebih tinggi dari diregen).
10. Amati perubahan benen selama 2 minggu (goncang diregen 1 kali sehari
agar terjadi proses aerasi pada kotoran sapi/ayam).
11. Lakukan ujian teknis proses biogas, lakukan pengamatan dan pencatatan
lama waktu pembakaran gas metan tersebut.
Format Laporan

Cover:

LAPORAN
PEMBUATAN BIOETANOL DARI SINGKONG

Disajikan pada Mata Kuliah TEP 312 Energi dan Listrik Pertanian

Dosen Pengampu : Lisani, S.TP., M.P.

Disusun:
Kelompok V
Nama NIM
Nama NIM

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
OKTOBER 2018
Kata Pengantar

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Praktikum

II. Tinjauan Pustaka (Minimal 5 Halaman)

2.1 Singkong

2.2 Bioetanol

2.3 .........

III. Metodologi Praktikum

3.1. Waktu dan Tempat

3.2 Alat dan Bahan

3.3. Prosedur Kerja

3.4 Parameter yang Diamati

IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

V. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Dokumentasi
Pembagian kelompok praktikum Energi dan Listrik Pertanian
KELOMPOK
I II III IV V VI VII VIII
01 02 03 08 10 14 74 77
04 05 06 16 44 52 88 87
17 18 22 23 63 81 12 96
27 30 31 53 55 68 46 72
32 35 49 57 24 75 38 64
26 65 67 79 15 45 71 70
13 76 98 89 93 11 51 19
29 90 84 80 43 40 42 48
56 50 62 94 37 54 39 78
21 36 33 34

Bahan:
I = Kulit Nanas V = Kuli Nanas
II = Air Cucian Beras VI = Kulit Singkong
III = Kulit Singkong VII = Daging Singkong
IV = Daging Singkong VIII = Air Cucian Beras

Jadwal Lab. Pengolahan

Hari

Senin Selasa Rabu Jumat

08.00-10.00
15.00-17.00 13.00-15.00 15.00-17.00
15.00-17.00

Catatan:
1. Laporan perkelompok, tulis tangan (setiap anggota kelompok wajib
berpartisipasi dalam penulisan laporan), margin: 3-4-3-3

2. Referensi diperoleh dari Hasil Penelitian atau Jurnal

3. Praktikan wajib menggunakan baju Lab selama praktikum berlangsung

4. Keterlambatan masuk maksimal 5 menit

5. NIM yang diberi tanda ditunjuk sebagai ketua kelompok


6. Masing-masing ketua kelompok silahkan koordinasikan kepada anggota
untuk memilih jadwal praktikum yang sesuai dengan jadwal Lab.
Pengolahan yang kosong.
7. Satu sesi praktikum dilaksanakan untuk 2 kelompok.
8. Konfirmasi jadwal selambat-lambatnya pada hari Minggu (21 Oktober
2018) pukul 19.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai