Manajemen Pemasaran B
Jawaban :
1. a. Unilever Indonesia
b. Tesla Motors
Tesla Motors, Inc. adalah perusahaan otomotif dan energy storage asal Amerika Serikat
yang didirikan pada 2003 dan berkantor pusat di Palo Alto, California. Perusahaan yang
melakukan IPO pada 2010 ini memiliki nilai kapitalisasi pasar per Mei 2015 sebesar
US$25,5 miliar. Tesla mendapatkan sorotan dunia ketika mereka memproduksi Tesla
Roadster yang merupakan mobil sport listrik pertama di dunia pada 2006. Nilai
penjualan yang berhasil dibukukan oleh perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk ini
mencapai US$3,2 miliar dengan jumlah pegawai lebih dari 10.000 orang.
c. Salesforce.com
Sebagian besar orang pasti sudah tahu dan kenal dengan perusahaan penyedia jasa
pesan elektronik uang satu ini. Ya, kita patut berterima kasih kepada Yahoo, karena
sebelum Gmail atau Google Mail ada, Yahoo lah yang pertama kali memperkenalkan
kepada kita dengan dunia berkirim pesan melalui internet.
Namun, apa yang terjadi dengan Yahoo saat ini? Perusahaan ini harus tabah dan
ikhlas hati untuk menerjunbebaskan sahan miliknya yang nilainya kurang lebih 5
miliar dollar AS kepada Verizon.
2) Nokia
Dapat dipastikan bahwa sebagian besar orang pasti tahu betul bagaimana perusahaan
telepon seluler ini berjaya pada masanya. Bahkan, mungkin saja merek ponsel yang
pertama kali Anda miliki adalah merek Nokia.
Tetapi, kini sudah hampir tidak ada satu pun pasar yang dapat dimasuki oleh Nokia.
Namun, sejarang Nokia harus besar hati menerima kekalahan atas kehayaan berbagai
ponsel pintar yang terus-menerus melakukan inovasi, seperti Samsung dan Apple.
3) Kodak
Masih ingatkah, dulu ketika kita ingin melihat hasil jepretan gambar maka kita harus
rela antre di sebuah tempat percetakan film terlebih dahulu? Sungguh miris memang,
namun kini sudah jarang orang yang mendatangi tempat percetakan foto.
Kebanyakan orang saat ini lebih menyukai menyimpan foto dalam bentuk digital karena
dinilai lebih praktis dan lebih menghemat biaya cetak. Ya, Kodak adalah sebuah
perusahaan kamera yang sempat berjaya pada masanya.
Namun sayangnya, Kodam telat membaca kepesatan perubahan pasar. Hal tersebut
yang kemudian membuat Kodak harus rela tergeser oleh berbagai kompetitornya
seperti Sony, Nikon, dan Canon.
4) Friendster
Sama halnya dengan Yahoo yang memberikan suguhan melalui Yahoo Messenger,
Friendster juga menyediakan sebuah layanan pesan singkat melalui internet. Firendster
sendiri dapat dikaterogikan sebagai media sosial online tentu saja Anda pasti
mengetahui media sosial online yang satu ini.
Namun, lagi-lagi Friendster mengikuti jejak Yahoo yang haru rela mundur dari ranah
bisnis digital karena tergeser oleh media sosial yang lebih mampu melakukan inovasi,
seperti Facebook.
5) Siemens
Sama halnya seperti Nokia, Siemens juga terlalu lelet untuk mengikuti arus perubahan
yang sangat pesat. Siemens sendiri harus terima mengalami kerugian yang dengan
menjual sahamnya kepada BenQ dan mengubah nama menjadi BenQ Siemens.
Kemudian pada tahun 2006 lalu, secara resmi Siemens menyatakan bahwa
perusahaannya sudah benar-benar gulung tikar.
3. a) Levi’s
Levi’s merupakan brand yang karakter klasiknya sudah mendunia. Namun sepertinya,
menjadi terkenal membuat Levi’s tidak cukup berhati-hati sehingga kemudian dia
mengalami masa-masa sulit. Masa itu dimulai pada tahun 2001 di mana Levi’s
mengalami kemerosotan penjualan dari 7,9$ US menjadi 4,3$ US. Sebenarnya
kesalahan yang dilakukan cukup klasik yaitu Levi’s terlalu banyak mengeluarkan
varian produk baru untuk menjangkau skala pasar yang lebih besar namun dengan nama
brand yang sama. Hal ini membuat imej yang telah dibangun jadi rusak. Muncul
kecaman di mana-mana. Sedangkan kala itu beberapa merk saingan mampu
berkembang sangat pesat. Sebut saja CK, Diesel dan Tommy Hilfiger.
b) Pepsi
Siapa penikmat soda yang tidak kenal Pepsi? Saya rasa tidak ada. Namun siapa sangka
bahwa Pepsi juga pernah gagal. Semuanya berawal di tahun 1992 ketika Pepsi tengah
bersaing ketat dengan Coca Cola. Kala itu Pepsi berpegang pada prinsip bahwa
konsumen menginginkan rasa soda yang jernih. Akhirnya Pepsi mengeluarkan varian
baru yang diberi nama “Crystal Pepsi”. Namun sayangnya produk ini tidak laku. Pada
tahun 1994, Pepsi kekeuh untuk kembali mengeluarkan produk yang sama, namun
dengan sedikit pembenahan di sana sini. Produk baru ini kemudian dihadirkan dengan
nama “Crystal”. Sayangnya produk ini kembali gagal di pasaran.
Baru kemudian diketahui bahwa ‘kemasan’ adalah keyfactor yang selama ini hilang
dari Pepsi. Apa yang membuat Coca Cola lebih unggul salah satunya adalah dari sisi
pemilihan warna. Cola memiliki ciri khas berwarna kecoklatan, yang mana cocok jika
dikombinasikan dengan warna merah.
Inilah yang kemudian mendorong Pepsi untuk mengubah warna produknya menjadi
merah dan biru seperti yang sering kita jumpai saat ini.
c) Disneyland
Disneyland adalah product ciptaan Walt Disney. Dia tidak diragukan lagi merupakan
surganya dunia hiburan dan permainan. Tapi tahukah Anda, bahwa di awal
peresmiannya, Disneyland pernah hampir membuat Walt Disney bangkrut? Berawal
dari rancangan ambisius direksi yang ingin menggaet pasar Eropa. Mulailah
pembangunan Disneyland yang mengenalkan budaya hingga suguhan makanan khas
Eropa. Ide ini sebenarnya cukup bagus. Namun sayang waktu eksekusinya saja yang
kurang tepat. Kala itu Eropa tengah dilanda resesi yang mengakibatkan devaluasi mata
uang Inggris dan Italy. Banyak orang tua yang kemudian mengurangi pengeluaran
untuk mengajak anak mereka ke taman bermain. Disneyland pun akhirnya hampir
merugi 1M setiap harinya hanya untuk memenuhi biaya operasional. Namun dengan
inovasi – inovasi, Disneyland mampu menutupnya dan bangkit menjadi pioner taman
bermain dunia.