Anda di halaman 1dari 18

HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun oleh :

1. Luthfina Nurlaili Damayanti 1801050002


2. Lulu Inayati Rahmah 1801050027
3. Maulia Ayu Wulansari 1801050034
4. Irfa Alafiah 1801050039

Dosen Pengampu

Ustadz Irham Muhammad Azama, Lc., M.A.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Tahun 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Berkat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Hakekat Manusia Dalam Pandangan Islam ”
dengan baik. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang diampu oleh Ustadz Irham Muhammad Azama, Lc., M.A.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam penulisan dan penyusunan
makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu semua jenis saran, kritik, dan masukan yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan.

Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan tambahan
bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Purwokerto, 7 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan penyusunan ......................................................................................... 1
1.3 Rumusan masalah ........................................................................................... 1

BAB 2 ISI LAPORAN


2.1 Kajian tentang manusia ................................................................................. 2
2.2 Asal-usul kejadian manusia ............................................................................ 4
2.3 Potensi-potensi manusia ................................................................................ 6
2.4 Kelemahan-kelemahan manusia .................................................................... 8
2.5 Sifat-sifat manusia ......................................................................................... 9
2.4 Kelebihan manusia atas makhluk lain ........................................................... 10

BAB 3 PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 13
3.2 Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang diberi akal dan
pikiran, sehingga manusia makhluk ciptaan Allah yang sempurna dan berbeda
dari makhluk lainnya. Di bumi, manusia juga menjadi khalifah yaitu sebagai
wakil Allah yang mengelola bumi beserta isinya. Sebagai makhluk Allah SWT
tentunya manusia memiliki hakekat. Hakekat manusia itu sendiri artinya adalah
hal yang membedakan manusia dengan makhluk Allah lainnya seperti manusia
diberi akal yang dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
sedangkan hewan tidak memiliki sifat seperti itu. Selain itu manusia adalah
sebaik-baik bentuk yang Allah ciptakan.

1.2 TUJUAN PENYUSUNAN


Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui hakekat manusia menurut pandangan islam
2. Mengetahui asal-usul kejadian manusia
3. Mengetahui potensi-potensi manusia
4. Mengetahui kelemahan-kelemahan manusia
5. Menegetahui sifat-sifat manusia
6. Mengetahui kelebihan manusia atas makhluk lain

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apa hakekat manusia itu?
2. Bagaimana asal-usul kejadian manusia?
3. Apa saja potensi-potensi manusia?
4. Apa saja kelemahan-kelemahan manusia?
5. Bagaimana sifat-sifat manusia?
6. Bagaimana kelebihan manusia atas makhluk lain?

1
BAB II
ISI

2.1 Kajian Tentang Hakekat Manusia


a. Pengertian Manusia

Manusia berasal dari kata sansekerta yaitu manu dan Latin yaitu mens yang
artinya berfikir atau berakal budi.

Beberapa paham tentang manusia yaitu

1. Plato
Berpendapat bahwa manusia adalah dualisme yang artinya jiwa dan
tubuh terpisah
2. Aristoteles
Berpendapat bahwa manusia adalah monoisme yang artinya tubuh,
jiwa, pikiran, dan perasaan adalah satu.
3. St. Thomas Aquinas
Berpendapat bahwa manusia adalah pribadi dengan tubuh, jiwa,
pikiran, dan perasaan adalah yang paling sempurna dalam seluruh
alam.

b. Hakekat manusia
1. Hakekat manusia secara umum
 Hakekat manusia adalah ciri – ciri karakteristik manusia, yang secara
prinsipil membedakan manusia dari hewan dan makhluk Allah SWT
lainnya.
 Hakekat manusia merupakan masalah yang sangat rumit. Salah satu
pandangan filsafat mengatakan bahwa manusia adalah makhluk
“monodualis” : Jiwa-raga (Notonagoro, 1986). Dari aspek jiwa,

2
manusia memiliki cipta, rasa, dan karsa sehingga dalam tingkah
lakunya ia mampu mempertimbangkan betul-salah, baik-buruk,
menerima atau menolak terhadap sesuatu yang dihadapi.
2. Hakekat manusia dalam Islam
 Hakekat manusia dalam islam yakni sebagai makhluk yang beribadah
kepada Allah SWT, seperti dalam surat Adz-Dzariyat ayat 6.

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”

 Hakekat manusia dalam islam sebagai Khalifah di bumi. Peran


tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Al Baqarah ayat 30
yang berbunyi :

Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka
berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)".(Q.S Al Baqarah :
30)”

Dalam ayat diatas dapat kita artikan yaitu istilah khalifah dalam ayat
tersebut memiliki makna sebagai penerus ajaran Allah SWT dan pemakmur dan
pengelola bumi beserta isinya.

 Hakekat manusia dalam islam sebagai Al Nas yaitu sebagai makhluk


sosial dalam hidupnya manusia membutuhkan pasangan, dan memang
diciptakan berpasang-pasangan seperti dalam qur’an surat Al-Hujurat
ayat 13 yang berbunyi :

3
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”

Dari dalil diatas bisa dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang
dalam hidupnya membutuhkan manusia dan hal lain diluar dirinya untuk
mengembangkan potensi yg ada dalam dirinya agar dapat menjadi bagian dari
lingkungan sosial dan masyarakatnya.

2.2 Asal-Usul Kejadian Manusia

Dalam Al-Qur’an banyak ditemukan ayat yang menerangkan tentang asal


kejadian manusia. Berikut ini, beberapa proses kejadian manusia berdasarkan
ayat-ayat Al-Qur’an :

1. Kejadian Adam

Diciptakan dari tanah (penciptaan Nabi Adam AS) adalah surat Al-Anbiya
ayat 30, Al-Insan ayat 1, Nuh ayat14 dan 17, Fatir ayat 11, As-Sofat ayat 11, Al-
Hijr ayat 26 (tentang penciptaan manusia pertama dari tanah).

Artinya : “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang
Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?”

2. Kejadian Hawa

Diciptakan dari tulang rusuk adam (penciptaan hawa) adalah surat An-Nisa
ayat 1, Al-A’raf ayat 189, dan Az-Zumar ayat 6 (tentang penciptaan hawa).

4
Artinya : “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”

3. Kejadian Isa

Diciptakan melalui seorang Ibu dengan proses kehamilan tanpa ayah, baik
secara hukum maupun secara biologis (penciptaan Nabi Isa) adalah surat Maryam
ayat 19-22, Ali-Imran ayat 59 (tentang penciptaan Isa).

Artinya : “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti


(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah
berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.”

4. Kejadian manusia secara umum

Diciptakan melalui kehamilan dengan adanya Ayah secara biologis


(penciptaan manusia selain Adam, Hawa, dan Isa diatas), adalah surat Al-
Mu’minun ayat 12-14 (tentang proses reproduksi manusia lewat rahim Ibu). Yang
artinya :

(12) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu


saripati (berasal) dari tanah.

5
(13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
(14) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

2.3 Potensi Potensi Manusia

Menurut Islam, manusia adalah makhluk yang paling sempurna, ia diciptakan


untuk menjadi khalifah dibumi, pada saat manusia dilahirkan ia membawa
kemampuan yang disebut dengan potensi. Oleh karena itu, dalam kaitannya
dengan pendidikan, dalam islam sangat dikenal adanya fitrah. Manusia dalam Al
Qur’an adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan suci, pendidikanlah yang
dapat mengubah dan menentukan manusia menjadi manusia yang konkrit.

Sebagaimana fitrah manusia yang sejak lahir sudah membawa potensi dapat
mendidik dan dapat di didik. Itulah yang menjadi salah satu ciri yang fundamental
dari profil dan gambaran manusia, karena di didik dan mendidik adalah khusus
yang hanya terdapat dalam dunia pendidikan. Karena memiliki potensi itulah
yang menyebabkan manusia memiliki predikat makhluk yang mulia.

Ini merupakan indikasi bahwa manusia yang baru lahir pun bukanlah wujud
yang hampa nilai atau hampa warna. Potensi-potensi naluri dan kecenderungan
tersebut menjadikan fitrah manusia sejak awalnya telah memiliki kesiapan dan
kecenderungan berkembang menjadi makhluk religius, makhluk berbudaya, serta
makhluk etik dan humoris.

Di dalam Al. Qur’an dijelaskan di beberapa ayatdiantaranya :

1. Surat At-Tiin ayat 4, yang menyatakan Allah menciptakan manusia


dengan struktur dan kelengkapan hidup yang paling sempurna dibanding
makhluk lain.

6
2. Surat Al-A’la, yang menerangkan bahwa Allah telah mendidik kita
semuanya, mulai dari menciptakan, menyempurnakan, penciptaan,
memberikan batasan kemampuan potensial sampai memberikan petunjuk
jalan hidup yang semestinya.
3. Surat Al-Baqarah ayat 31-38, yang mengisahkan tentang pelantikan Adam
sebagai kholifah dengan kelengkapan dasar, potensi, pengarahan serta
bimbingan yang diberikan oleh Allah kepada manusia agar mampu
melaksanakan tugas-tugas hidupnya dengan penuh tanggungjawab.

Memberdayakan potensi fitrah manusia haruslah berkesesuaian dengan nilai-


nilai yang mendasari fitrah itu sendiri, yakni nilai-nilai Robani yang bersumber
kepada Rob yang menciptakan manusia itu sendiri, yakni Zat Yang Maha
Mengetahui akan segala sifat dan tabiat manusia.

Dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut, maka dengan sendirinya proses


pendidikan niscaya akan memperhatikan azas-azas fisiologi, psikologis dan
pedagogid yang melekat erat sebagai satu kesatuan pada pertumbuhan dan
perkembangan manusia, juga memperhatikan situasi dan kondisi zaman dimana
peserta didik menjalankannya dalam kehidupannya kelak.

Allah telah menciptakan pendengaran, penglihatan dan hati sebagai sarana


untuk merenung, tafakur, berfikir jernih, serta meneliti alam semesta. Kemudian
dengan akal dan hati manusia mengolah alam ini untuk dijadikan suatu yang
bermanfaat bagi kehidupan. Karena potensi dasa rmanusia yang berupa naluri dan
kecenderungan tauhid yang sangat dominan dalam kehidupan manusia disamping
potensi-potensilainnya dengan hati sebagai wahana fitrah manusia, yang
mendasari pentingnya penelitian dalam hal potensi dasar manusia.

Menurut Ibnu Taimiyah potensi dasar manusia dibuat oleh Allah atas dasar
naluri dan kecenderungan tauhid, yaitu naluri kepatuhan dan mengabdi kepada
Allah tanpa ada kemusyrikan. Sesungguhnya semua makhluk selain Allah adalah
fakir yang membutuhkan segala sesuatu yang bermanfaat dan menolak sesuatu
yang mudharat. Kemanfaatan untuk hidup adalah suatu kenikmatan dan
kemudharatan merupakan penyakit dan adzab, maka wajib bagi manusia

7
berlindung pada pemilik segalanya baik dalam meminta, mencintai dan berdo’a
karena selain Dia adalah merupakan kemusyrikan.

2.4 Kelemahan-Kelemahan Manusia

Manusia memiliki berbagai macam kelemahan, diantaranya adalah

1. Mengeluh dan kikir


Mengeluh dan kikir merupakan sifat negatif yang ada pada
manusia seperti dalam Al-Qur’an surat al-Ma’arij ayat 19, yang berbunyi

Artinya : “Sesungguhnya manusia diciptakan berkeluh kesah lagi kikir”

Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa manusia memiliki sifat berkeluh kesah
ketika tertimpa musibah. Selain itu manusia juga memiliki sifat kikir atau biasa
disebut dengan pelit.

2. Lemah
Manusia merupakan makhluk yang lemah fisik dan lemah (dalam
melawan) hawa nafsu, seperti dalam surat Ar-Rum ayat 54

Artinya : “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,


kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban.
Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.”

3. Zalim dan bodoh

8
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”

Kezaliman dan kebodohan yang tertera dalam ayat diatas disebabkan karena
pertumpahan darah dan ulah manusia itu sendiri yang tidak merawat bumi dan
seisinya sesuai dengan ketentuan Allah SWT.

4. Tidak Adil

Sifat tidak adil ini sulit untuk dihilangkan terhadap kehidupan sehari-hari.
Kaum Madyan yang tidak berlaku adil, diadzab oleh Allah SWT dalam firmannya

“Dan Syu’aib berkata ‘Hai kaumku, cukupklanlah takaran dan timbangan


dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka
dan janganlah membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.”

2.5 Sifat-Sifat Manusia

Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang berbeda dari makhluk lainnya
maka dari itu manusia memiliki sifat yang beragam, seperti :

1. Kemampuan untuk menyadari diri


Dalam hal ini manusia memiliki kesadaran diri yang memiliki ciri dan
khasnya atau karakterisasi diri.
2. Pemilikan kata hati
Manusia memiliki kata hati atau yang biasa disebut hati nurani yang
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

9
3. Memiliki moral dan aturan
Manusia memiliki moral atau etika dalam tingkah lakunya.
4. Kemampuan bertanggung jawab
Manusia memiliki rasa tanggung jawab kepada Allah SWT, masyarakat,
maupun diri sendiri.
5. Rasa kebebasan
Manusia memiliki sifat yang bebas sesuai dengan kodrat manusia.
6. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
(lintas disiplin: rasional, afektif, sosial, religi)
Setiap manusia pastinya memiliki hak dan kewajiban, hak akan diperoleh
setelah kewajiban terpenuhi.
7. Kemampuan menghayati kebahagiaan (usaha, norma, takdir)
Setiap manusia Sudah selayaknya memiliki kebahagiannya dengan apa
yang ia peroleh melalui hal yang baik. Maka dari itu sifat kebahagiaan ini
merupakan salah satu sifat yang ada.

2.6 Kelebihan Manusia atas Makhluk Lain

Sebagai makhluk Allah SWT yang berakal, manusia merupakan satu-satunya


makhluk dengan segala kelebihan dibanding makhluk lain baik secara fisik
maupun psikis, jasmani maupun rohani. Dari segi lahiriyah, manusia memilki
postur tubuh yang tegak dan anggota badan yang berfungsi ganda sedangkan dari
segi rohaniyah manusia mempunyai akal untuk berfikir sekaligus nafsu untuk
merasa, akal mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Kelebihan manusia atas makhluk lainnya adalah :

1. Makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik,
ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Firman Allah:

10
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya.”(QS. At-Tin: 4)
Seperti kita ketahui bersama dari segi bentuk manusia memang yang paling
baik, contohnya manusia diberi tangan, kaki yang sempurna dan manusia bisa
berdiri tegak. Dan diberi postur wajah yang proporsional.

2. Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin


dikembangkan) beriman kepada Allah. Sebab sebelum ruh (ciptaan) Allah
dipertemukan dengan jasad di rahim ibunya, ruh yang berada di alam
ghaib itu ditanyai Allah, sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an:

Artinya : ”Apakah kalian mengakui Aku sebagai Tuhan kalian? (para ruh itu
menjawab) ya, kami akui (kami saksikan) Engkau adalah Tuhan kami.”(QS. Al-
A’raf: 172)

3. Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Al-Qur’an


surat Az-Zariyat:

Artinya :“Tidaklah Aku jadikan jin dan manuisa, kecuali untuk mengabdi kepada-
Ku.”(QS. Az-Zariyat: 56)
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan untuk mengabdi
kepada Allah SWT atau beribadah kepada-Nya. Beribadah artinya kita
menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya.

11
4. Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Hal itu
dinyatakan Allah dalam firman-Nya. Di dalam surat Al-Baqarah: 30
dinyatakan bahwa Allah mennciptakan manusia utuk menjadi khalifah-
Nya di bumi. Perkataan menjadi khalifah dalam ayat tersebut mengandung
makna bahwa Allah menjadikan manusia wakil atau pemegang kekuasaan-
Nya mengurus dunia dengan jalan melaksanakan segala yang diridhai-Nya
dimuka bumi ini.

5. Disamping akal, manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan


atau kehendak. Dengan akal dan kehendaknya juga manusia akan tunduk
dan patuh kepada Allah, menjadi muslim.

Artinya :“Dan katakan bahwa kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu. Barang
siapa yang mau beriman hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang tidak
ingin beriman, biarlah ia kafir.”(QS. Al-Kahfi: 29)

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna
dibandingkan makhluk Allah lainnya. Manusia pertama yang diciptakan oleh
Allah adalah Adam yang diciptakan dengan tanah. Setelah Adam diciptakan,
Allah juga menciptakan Hawa untuk mendampingi Adam, setelah mereka
disatukan lalu mereka mempunyai keturunan, dari situlah asal usul manusia itu
terjadi. Tentunya sebagai makhluk Allah manusia mempunyai hakekat, hakekat
manusia itu sendiri adalah yang membedakan manusia dengan makhluk Allah
lainnya. Dalam Islam pun dijelaskan bahwa manusia merupakan khalifah di bumi
ini yaitu sebagai pengelola dan pengatur bumi beserta isinya. Walaupun manusia
adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk lain, manusia juga
mempunyai kelemahan. Meskipun mempunyai kelemahan namun kelemahan itu
dapat ditutupi dengan kelebihan yang manusia miliki.

3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami hakekat manusia dalam Islam
dengan baik, sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

13
DAFTAR PUSTAKA

Encuharyanto.2012.Manusia dalam Perspektif Islam.(online).(


https://thebutterflyboy.wordpress.com/2012/09/04/manusia-dalam-perspektif-
islam/). Diakses tanggal 8 Februari 2019

Febriani, Ina Salma.2012.Empat Karakter Manusia dalam Al-


Qur’an.(online).(https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/m6zi4d).
diakses 6 februari 2019

Hadi, Soedomo.2008.Pendidikan (suatu pengantar).Surakarta:Lembaga


Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan Percetakan UNS (UNS Press)

Khasinah, Siti.2013.Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam dan Barat.jurnal


ilmiah,(online), 13 (2) : 302-307,
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/didaktika/article/download/480/398&ved=2ahUKEwik1eH
y1angAhXBLI8KHRAsC6oQFjABegQIBBAB&usg=AOvVaw0rPInAUNOJSgR
aAU-2A28C ) , diakses tanggal 6 Februari 2019

Kosing, Nanda dan Lukman Syah.2016.Potensi Dasar Manusia Menurut Ibnu


Taimiyah.jurnal qathruna, (online), 3 (1) : 65-71
(https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.uinbant
en.ac.id/index.php/qathruna/article/download/14/15/&ved=2ahUKEwin-
9bpmKngAhUQfCsKHeREAqUQFjABegQIAxAB&usg=AOvVaw1JqgVMboT
H79beaFiWzAQy ), diakses tanggal 6 Februari 2019

Kurniawati, Eka dan Nurhasanah Bahtiar.2018.Manusia menurut Konsep Al


Qur’an dan Sains.Jurnal of Natural Science and Integration,(online), 1 (1) : 78-94
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.uin-

14
suska.ac.id/index.php/JNSI/article/download/78-94/3070&ved=2ahUKEwjt-
e321qngAhWaiHAKHXa2BK4QFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw3UfxOniWwd
uAk4P7Xf7XfO), diakses tanggal 6 Feb 2019

Tirtarahardja, umar dan La Sulo.2008.Pengantar Pendidikan.Jakarta:PT Rineka


Cipta

15

Anda mungkin juga menyukai