TUGAS 02 Welding - Pelita MS - 1606831376 PDF
TUGAS 02 Welding - Pelita MS - 1606831376 PDF
Penyambungan Material 01
Pelita Mu’minatus Sholihah(1606831376)
1. a. Jelaskan definisi "duty cycle" dalam mesin las listrik, dan berikan rumus untuk
memperkirakan performa mesin las
Jawab :
Duty Cycle adalah jumlah waktu dalam persen (dengan dasar hitungan 10 menit) dimana
mesin dapat bekerja, sebelum sistemnya secara otomatis mematikan mesin, untuk
mencegah over heating. Duty Cycle dapat dikatakan sebagai sebuah siklus kerja mesin las.
Rumus Performa mesin las :
b. Hitunglah Berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus
menerus (tanpa berhenti) untuk mesin las dengan meng-gunakan mesin berkapasitas 450A
dengan 60 % duty cycle.
Jawab :
60
Ia = 450 x √
100
= 450 x 0,7745
= 348, 56 ampere
Maka, arus maksimum yang dianjurkan tidak lebih dari 348 ampere agar tidak terjadi
konsleting.
b. Jelaskan arti kode sebagai berikut: E6010, E7018, E7028-B3, dan ER70T-6
Jawab :
Tiga dijit pertama menunjukkan kekuatan tarik elektroda dalam ksi
Dijit ketempat adalah posisi pengelasan.
Dijit kelima adalah tipe proses
Dijit kelima adalah paduan
- E6010 E : Elektroda dengan tensile strength 60.000psi, dan posisi pengelasan dapat
dilakukan pada posisi apapun, 0 : coating type - high cellulose sodium, arus DC+
E7018 E : Elektroda dengan tensile strength 70.000psi, dan posisi pengelasan dapat
dilakukan pada posisi apapun, 8 : coating type - iron powder low hydrogen, arus
AC/DC+.
Spesifikasi kawas las terbungkus untuk low alloy steel diatur pada AWS 5. 4 dijit
pertama pembacaannya sesuai dengan kode mild steel. Diikuti dengan garis dan
huruf serta angka sebagai unsur paduan. A (karbon molibdenum), B(kromium
molibdenum), C(nikel steel), D(mangan molibdenum), G(unsur lain).
- E7028-B3 : Elektroda dengan tensile strength 70.000psi, dan posisi pengelasan hanya
untuk posisi flat/horizontal, 8 : coating type - iron powder low hydrogen, dan
mengandung 2,25%Cr serta 1% Molibdenum.
- ER70T-6 : Elektroda dengan tensile strength 70,000 psi T : Bersifat turbulens (flux
berada di dalam) 6 : Mengandung pelindung tanpa mengeluarkan gas, tahan terhadap
air, digunakan pada pengelasan mild steel
6. a. Jelaskan secara singkat dengan cara sketsa transfer logam modus dalam pengelasan
MAG.
Jawab :
Pada pengelasan MAG, transfer logam ditentukan berdasarkan kandungan penggunaan gas
CO2 Sebagai shielding gas dan arus yang digunakan selama proses pengelasan. Terdapat
tiga mode transfer logam pada MAG, yaitu mode short circuit transfer, globular transfer
dan spray transfer.
✓ Mode short circuit transfer
Digunakan saat kandungan gas CO2 lebih dari 30%dan kurang dari 25% pada arus
rendah, maka digunakan. Pada kandungan gas CO2 yang sama, namun arus yang
digunakan medium, maka digunakan globular transfer.
✓ Mode globular transfer
Digunakan pada kandungan gas CO2 lebih dari 30%dengan arus tinggi.
✓ Mode spray transfer
Digunakan jika terdapat kurang dari 25% CO2 pada arus tinggi kemungkinan
digunakan.
b. Jelaskan dengan sketsa gambar, Dalam las busur MAG pada rentang arus tinggi, mode
transfer logam "globular" dari tetesan logam ketika CO2 digunakan sebagai shielding gas,
sedangkan mode "spray" dengan compuran 80% Ar +20% CO2.
Jawab :
Muncratan atau spattering akan sering terjadi ketika shielding gas CO2 pada mode transfer
logam. Walaupun terjadi gaya elektromagnetik yang mengapit tetesan logam, namunakibat
gas CO2 menyebabkan spattering yang tinggi akan memungkinkan menghasilkan penetrasi
yang lebar dan dalam. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Ketika shielding gas campuran 80% Ar +20% CO2 akan menghasilkan tetesan
logam tanpa spattering. Hal tersebut dikarenakan adanya gaya elektromagnetik yang
mengapittetesan logam dari elektroda, kemudian dijatuhkan oleh drag force sehingga
dengan adanya plasma jet pula tetesan logam akan menempati daerah lasan yang sesuai
dan penetrasi yang dihasilkan pun merata dan tidak terlalu dalam.
8. Dalam kasus apa “Arc Blow” cenderung terjadi pada las busur baja? Berikan dua contoh
dan jelaskan penyebabnya dengan sketsa.
Jawab :
Arc blow merupakan fenomena pembelokan busur elektrik dari jalur normalnya karena
adanya gaya magnetic sehingga menyebabkan busur bergerak tidak terkontrol. Hal ini
terjadi akibat serbuk magnet yang diberikan pada logam dengan tujuan untuk menemukan
retak atau cacat. Serbuk magnet akan berkumpul pada bagian retak atau cacat pada
permukaan material, sehingga kita bisa mengidentifikasi letak cacat tersebut. Apabila,
material tersebut langsung dilas, maka fenomena arc blow ini akan terjadi. Hal ini dapat
dicegah dengan proses demagnetisasi. Proses demagnetisasi ini akan menghilangkan gaya
magnet padalogam sehingga pengelasan dapat dilakukan dengan sempurna. Selain itu,
kasus yang cenderung terjadi adalah fenomena umum dimana saat adanyaaliran arus pada
satu material konduktor, maka akan terbentuk medan magnet di sekitar material konduktor
tersebut. Sehingga keberadaan medan magnet akan memunculkan kemungkinan terjadinya
fenomena arc blow terutama jika menggunakan arus DC. Pada satu posisi, busur akan
cenderung tidak terkontrol.
9. Dalam pengelasan MAG, paanjang busur- dipertahankan stabil melalui “self regulation”-
dengan sumber daya DC. Jelaskan secara singkat dengan sketsa gambar mekanisme
pengaturan tsb.
Jawab :
Self regulation merupakan suatu peristiwa atau suatu kemampuan untuk mempertahankan
panjang busur sestabil mungkin yang dikarenakan adanya perubahan arus pada proses
pengelasan yang juga mengakibatkan perubahan yang besar pada laju pelelehankawat las.
Sumber daya DC memberikan karakteristik tegangan yang konstan sehingga
memungkinkan untuk menjaga panjang busur tetap konstan pada kondisi kawat
lasdiumpankan dengan kecepatan yang konstan pula.
10. Jelaskan prinsip dari mesin las inverter, dan berikan dua keuntungan dari mesin inverter
tsb dibandingkan dengan mesin las SCR-jenis konvensional.
Jawab :
Mesin las inverter digunakan untuk mengkonversi tegangan DC menjadi tegangan
ACdengan frekuensi yang tinggi melalui pemasukan tegangan utama AC yang
direktifikasiterlebih dahulu. Tengangan AC yang telah dikonversi tersebut disesuaikan
dengan teganganuntuk proses pengelasan menggunakan transformer frekuensi tinggi.
Kemudian teganganhasil transformer direktifikasi kembali untuk mensuplai tenaga DC
dalam menghasilkan busur las.Frekuensi operasi yang dimiliki mesin las ini antara 5.000
hingga 50.000 Hz. Jikadibandingkan dengan mesin SCR jenis konvensional, mesin las
inverter memiliki keunggulansecara mekanik, yaitu compact dan ringan, sedangkan secara
elektrikal, yaitu mesin lasinverter memiliki respon yang tinggi dan pengaturan yang akurat.