Anda di halaman 1dari 7

TEKANAN ABSOLUT

Dalam perhitungan thermodinamika tekanan yang digunakan adalah tekanan


absolute. Dalam kegiatan perkuliah ini tekanan absolute ditulis dengan huruf p.
Adapun untuk menentukan tekanan absolute adalah sebagai berikut:
1. Apabila tekanan admosfir (p.atm) lebih kecil daripada tekanan pengukuran/
gaugepressure (p gauge) maka, tekanan absolut (p.abs) sama dengan tekanan
pengukuran (p.gauge) ditambah dengan tekanan atmosfir (p atm)

p. abs = p.gauge + p.atm

2. Apabila tekanan admosfir (p.atm) lebih besar dari pada tekanan pengukuran/
gaugepressure (p gauge) maka, tekanan absolut (p.abs) sama dengan tekanan atmosfir (p
atm) dikurangai dengan tekanan pengukuran (p.gauge)

p. abs = p.atm - p.gauge

Dalam satuan Britis tekanan absolute dinyatakan dalam psia ( pound perquare inchi
absolud) dan tekanan pengukuran dalam psig ( pound perquare inchi gauge)
Catatan :
Karena
1 atm = 1.0336 kg/cm2
1 kg = 2,2 lb maka 1atm = 1,0336 x 2,2 lb/cm2
1inch2= (2,54 cm x 2,54 cm )
Maka
1 atm = 1,0336 x 2.2 x 2,54 x 2,54 lb/inch2
1 atm = 14,67 lb/inch2 (psia)
1 atm = 76 cmHg =1,0336 kg/cm 2= 14,67 lb/inch2
Contoh soal
1. Suatu gas dalam pengukuran menjukkan besarnya (p.gauge) = 9 psig.Apabila tekanan
atmosfir (p atm) = 30 in Hg berapa tekanan absolud dalam psia.
Penyelesaian:
Diketahi :
p atm = 30 inHG
p gauge = 9 psig
Hitung p abs dalam psia
Jawab :
Karena
1 inHg = (2,54/76) 14,67 lb/inch2
1 inHg = 0, 49 lb/inch2
Maka p atm = 30 x 0, 49 = 14,70 lb/inch2
Ternyata p gauge lebih kecil dari p atm maka
p abs = p atm – p gauge
p abs = (14,70 - 9) lb/inch2
p abs = 5,70 lb/inch2
p = 5,70 psia
PERSAMAAN KEADAAN
EQUATIN OF STATE

1.Hubungan Antara Variable (perubahan) Keadaan


Hubungan variable keadaan p, V, T adalah tidak sama tergantung pada keadaan zad itu
sendiri dan sangat dipengaruhi oleh sifat zad itu sendiri.
Variabel keadaan yang mudah diukur sering disebut dengan variable keadaan sederhana.
Hubungan variable p, V dan T dengan massa m disebut dengan persamaan
keadaan.Secara matematik dapat ditulis.

karena V/m = v sehingga V = m.v maka persamaan (1) dapat ditulis dengan

F (p. V .T.) = 0 …….(2)

Untuk zad-zad yang berbeda sifatnya akan terdapat persamaan yang berbeda pula.

2. Gas idial dan gas universal


Yang dimaksud dengan gas ideal adalah gas yang kekuatan ikatan tarik antar molukul –
molekulnya dapat diabaikan
Sedangkan yang dimaksud dengan gas universal adalah gas yang kekuatan ikatan arik
antar molukul – molekulnya tidak dapat diabaikan.
Dalam mempelajari thermodinamika gas yang digunakan sebagai benda kerja adalah gas
ideal.
PERSAMAAN GAS IDIAL
Persamaan gas idial untuk persatuan massa ( m = 1 ) adalah

p. v = R.T …….(3)

Dimana : p = tekanan (kg/cm2 ; NW/cm2 ; lb/inch2 ; lb/ft2)


v = volume jenis ( m3/kgm ; ft3/lbm)
R = konstante gas (joule/ kgm-0K ; ft lb/ lbm 0R)
T = temperature ( 0K ; 0R)
Persamaan (3) kanan dan kiri dikalikan massa (m) sehingga juga ditulis dengan

Karena v = V/m atau V = mv maka persamaan (4) menjadi;

p . V = m .R. T ………..(5)

Untuk gas universal konstatenya diganti dengan Ro


Berapa besarnya Ro?
Untuk gas universal konstante gasnya (Ro) sama denga konstante gas idial ( R ) dibagi
berat mole (M) Ro = R/ M
R = Ro.M
Persamaan gas universal dengan berat M dan massa (m) = 1
p.V = M Ro.T

p.V/M = Ro.T karena V/M = v* maka


p .v* = Ro.T
Untuk jumlah mole n maka persamaan menjadi
p .v*.n = n. Ro.T karena v* = V/n maka
p.V/n. n = n. Ro.T sehingga
p. V = n Ro.T

TABEL HARGA KONSTANTE GAS


NO JENIS GAS BERAT R R
o
MOLEKUL (kgm/kgm K) (ft-lb/lbm oR)
M
1 Udara (tanpa CO2) 28,964 29,77 53,35
2 Dioksid arang (CO2) 44,011 19,25 35,12
3 Zad air ( H2) 2,0156 420,70 766,53
4 Zad lemas (N2) 28,016 30,26 55,15
5 Zad asam (O2) 32 26,49 48,29
6 Helium (He) 4,002 212 386,33
7 Moniak ( NH) 17,031 49,76 90,77
8 Methana (CH4) 16,043 52,89 96,40
9 Athylin (C2H4) 28,054 30,25 55,13
10 Argon (A) 39,944 21,23 38,73
Sumber: Werlin S Nainggolan Thrmodinamika hal 37
PERUBAHAN GAS IDIAL

Macam Perubahan Pada Gas Idial


1. Perubahan secara isothermis/isothermal (T=C)
Yang dimaksud dengan perubahan gas idial secara isotermis, yaitu paerubahan dimana
temperatunya konstan Dengan memperhatikan persamaan
p 2
P1.V1/T1 = p2.V2/T2

1 Karena T1= T2 maka persamaa menjadi


V P1.V1 = p2.V2
Pada perubahan secara isotermis apabila volume berubah maka p juga
berubah, demikian sebaliknya. Kesimpulannya apabila:
P1< P2 maka V1 > V2

2. Perubahan Secara isometric/isochoris (V=C)


Yang dimaksud dengan perubahan gas idial secara isometrik, yaitu paerubahan dimana
volumenya konstan Dengan memperhatikan persamaan
p 2
P1.V1/T1 = p2.V2/T2
Karena V1= V2 maka persamaan menjadi
1 T p1/T1 = p2./T2
p1.T2 = p2.T1
Pada perubahan secara isometrik volume berubah maka p dan T juga
berubah. Kesimpulannya apabila:
P1 > P2 maka T1 > T2
3. Perubahan Secara isometric/isochoris (V=C
Yang dimaksud dengan perubahan gas idial secara isometrik, yaitu paerubahan dimana
volumenya konstan Dengan memperhatikan persamaan
V 2
P1.V1/T1 = p2.V2/T2
Karena V1= V2 maka persamaan menjadi
1 V1/T1 = V2./T2
T V1.T2 = V2.T1
Pada perubahan secara isometrik tekanan berubah maka V dan T juga
berubah. Kesimpulannya apabila:
V2 > V1 maka T2 > T1
DIAGAM ISOTERMIS, VOLUMETRIK DAN ISOBARIK
JENIS PROSES PROSES PROSES
DIGRAM ISOTERMIS VOLUMETRIK ISOBARIK
P1.V1= P2.V2 P1/T1= P2/T2 V1/T1=V2/T2
DIAGRAM p P P
P-V

VV
VV

DIAGRAM p p p
P-T

TT T

DIAGRAM V V V

V-T

T
T

Anda mungkin juga menyukai