Anak-anak memiliki kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi
diantaranya penyakit-penyakit infeksi berupa pneumonia. Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru meliputi alveolus dan jaringan interstisial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia adalah suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk merumuskan satu definisi tunggal yang universal. Pneumonia adalah sindrom klinis, sehingga didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. Salah satu definisi klinis klasik menyatakan pneumonia adalah penyakit respiratorik yang ditandai dengan batuk, sesak napas, demam, ronki basah, dengan gambaran infiltrat pada foto rontgen toraks. Pneumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti : lobar atau lobuler, alveolar atau interstisial. Pneumonia pada anak dibedakan menjadi: (1) Pneumonia lobaris, (2) Pneumonia interstisial, (3) Pneumonia lobularis atau Bronkopneumonia.1,2,3 Bronkopneumonia adalah radang dari saluran pernafasan yang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru. Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi dan biasanya sering disebabkan oleh bakteri Streptokokus pneumonia dan Haemofilus influenza. Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution). Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab non - infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak-anak di negara berkembang.4 Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah 5 tahun (balita). Diperkirakan hampir seperlima kematian anak didunia, lebih kurang 2 juta anak balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia Tenggara. Insiden pneumonia di negara berkembang yaitu 30-45% per 1000 anak dibawah usia 5 tahun, 16-22% per 1000 anak pada usai 5-9 tahun, dan 7-16% per 1000 anak pada anak yang lebih tua. Menurut WHO, diperkirakan 70 % kematian anak balita akibat pneumonia di seluruh dunia terjadi di Negara berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara dengan angka kematian balita di atas 49 per 1000 kelahiran hidup (15- 20 %), distribusi penyebab kematian pada anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan oleh pneumonia Berdasarkan data WHO, kejadian pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10-20% pertahun. Menurut Kemetrian Kesehatan (Kemenkes) Pneumonia menduduki peringkat kedua penyebab kematian bayi (12,3%) dan balita (13,2%) setelah diare.4,5 Penyakit Bronkopneumonia sering terjadi pada anak-anak. Penyakit yang secara spesifik menyerang jaringan parenkim paru ini umum ditemukan di praktik klinik sehari-hari dan biasanya dapat didiagnosis secara klinis dengan adanya takipnea (napas cepat), demam, serta batuk, dan apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan berbagai komplikasi. Tatalaksana dari penyakit ini dibagi atas 2 yaitu dengan farmakologi dan nonfarmakologi. Tatalaksana pneumonia harus sesuai dengan etiologi penyakitnya. Namun karena berbagai kendala diagnostik etiologi, untuk semua pasien pneumonia diberikan antibiotik secara empiris. Dengan pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1%. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologi memiliki peran dalam mempertegas diagnosis, dan memberikan gambaran terhadap lokasi infeksi dan kemungkinan dari penyebabnya. 1. PPM 2. Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak. Sari PediatrSi,a Vrio Pl.e 8d,i aNtroi,. V2o, lS. e8p,t Nemob. e2r, 2S0ep0t6e:m 1b0e0r -2 1006 Bambang S 3. Nelson Ilmu Kes Anak 4. Rahajoe NN, Supriyatno B dan Setyanto DB. Pneumonia Dalam Buku Ajar Respirologi Anak. Ed Ke-1. Jakarta : IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), 2012 : 350-65. 5. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia Anak Balita di RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar. Zulmeliza Rasyid