Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA Nn. V DENGAN DIAGNOSA MEDIS APPENDISITIS


DI RUANG ANGGREK 2 RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
KABUPATEN WONOGIRI

Disusun oleh :
1. Etik Indah Kurniasari (P16021)
2. Siti Novia (P16155)
3. Yekti Maryanti (P16052)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
APPENDIKS

A. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN


1. DEFINISI
Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94
inchi), melekat pada sekum tepat di bawah katub ileosekal.
Appendisitis adalah peradangan dari appendiks vermivormus dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering. (Iskandar, 2009)
Appendisitis adalah infeksi pada appendiks, karena tersumbatnya lumen oleh
fekalit (batu feses). Hiperplasi jaringan limfoid dan cacing usus. ( Corwin, 2009)
Appendisitis merupakan inflamasi apendiks vermivormis karena struktur yang
terpuntir, appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan
multiplikasi.
Apendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat apendiks dilakukan
sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. (Brunner, 2013)

2. ETIOLOGI
Appendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktor
predisposisi yaitu ;
a. Faktor yang tersering adalah obstruksi lumen, pada umumnya obstruksi ini terjadi
karena:
1) Hiperplasia dari folikel limfoid ini merupakan penyebab terbanyak
2) Adanya faekolit dalam lumen appendiks
3) Adanya benda asing seperti biji-bijian
4) Struktura lumen karena fibiosa akibat peradangan sebelumnya
b. Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah E. Colli dan Streptococcus
c. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun
(Remaja-dewasa). Ini disebabkan karena peningkatan jaringan limfoid pada masa
tersebut (Brunner, 2013)
d. Tergantung bentuk appendiks
1) Appendiks yang terlalu panjang
2) Massa appendiks yang pendek
3) Penonjolan jaringan limfoid dalam lumen appendiks
4) Kelainan katub dipangkal appendiks

3. MANIFESTASI KLINIK
a. Nyeri kanan bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual,
muntah, dan hilangnya nafsu makan.
b. Nyeri tekan lepas dijumpai
c. Terdapat konstipasi atau diare
d. Nyeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum
e. Nyeri defekasi, bila appendiks berada dekat rektal
f. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat rektal
g. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih, ureter
h. Pemeriksaan rektal positif jika ujung appendiks berada diujung pelvis

4. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAY


Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendiks oleh
hiperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya.
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa melalui
bendungan. Makin lama mukus tersebut semakin banyak namun elastisitas dinding
appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan tekanan
intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang
mengakibatkan edema.
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal
tersebut, akan menyebabkan obstruksi vena edema bertambah dan bakteri akan
menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas mengenai periteoneum setempat
sehingga menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah.
Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendiks
yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan appendisitis perfosa.
Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan
akan bergerak ke arah appendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut
infiltrat appendikularis. Peradangan appendiks tersebut menjadi abses atau
menghilang. ( Iskandar, 2009)
PATHWAY
Appendisitis

Hiperplasia Benda Erosi Mukosa Fekalit Struktura Tumor


Folikel asing appendiks lumen
Limfoid

Obstruksi
Mukosa terbendung
Appendiks terenggang
Tekanan intraluminal
Aliran darah terganggu
Ulserasi dan invasi bakteri pada dinding apendiks
Apendisitis

Kepesitonium Trombosis pada vena intramural


Peritonitis Pembengkakan dan iskemia
Perforasi

Cemas Pembedahan (Operasi)


(Ansietas) Luka insisi Resiko perdarahan

Nyeri Jalan masuk kuman

Resiko infeksi

(Iskandar, 2009)
5. KOMPLIKASI
a. Abses, peradangan appendiks yang berisi pus. Teraba massa lunak di kuadran
kanan bawah atau daerah pelvis.
b. Perforasi, pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke
rongga perut.
c. Peritonitis, peradangan peritonium merupakan komplikasi berbahaya yang dapat
terjadi dalam bentuk akut maupun kronis.
(Aulawi, 2014)

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium : pemeriksaan darah lengkap
b. Radiologi : pemeriksaan Ultrasonografi (USG) ataupun pemeriksaan CT Scan
c. Analisa urine bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan
infeksi saluran kemih sebagai akibat dari nyeri perut kanan bawah
d. Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase membatu mendiagosa peradangan
hati, kandung empedu dan pankreas.
e. Pemeriksaan barium enema untuk menentukan lokasi sekum. Pemeriksaan
barium enema dan colonoscopy merupakan awal untuk kemungkinan karsinoma
colon.
f. Pemeriksaan foto polos abdomen tidak menunjukkan tanda pasti appendisitis,
tetapi mempunyai arti penting dalam membedakan appendisitis dengan
obstruksi usus halus atau batu ureter kanan.
(Brunner, 2013)

7. PENATALAKSAAN
a. Penanggulangan konservatif
Diberikan pada penderita yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah
berupa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk mencegah
infeksi.
b. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan appendisitis maka tindakan yang
dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendiktomi).
c. Pencegahan Tersier
Tujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi
yang lebih berat seperti komplikasi intra abdomen.
(Brunner, 2013)

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Wawancara untuk mendapatkan riwayat kesehatan dengan khususnya mengenai:
a. Keluhan utama klien
b. Riwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah klien yang
dulu
c. Pola nutrisi
d. Kebiasaan eliminasi
e. Pemeriksaan fisik
f. Aktifitas istirahat

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post OP)
b. Resiko infeksi
c. Resiko perdarahan
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman status terkini

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post OP)
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
1) Skala nyeri menjadi 1
2) Ekspresi wajah tampak rileks
3) TTV dalam batas normal
Intervensi :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (relaksasi)
3) Beri informasi mengenai nyeri
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
b. Resiko infeksi
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan resiko infeksi tidak
terjadi dengan kriteria hasil :
1) TTV dalam batas normal
2) Tidak ada tanda-tanda infeksi
Intervensi :
1) Observasi TTV
2) Observasi tanda-tanda infeksi
3) Berikan perawatan luka
4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
c. Resiko perdarahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan resiko perdarahan
tidak terjadi dengan kriteria hasil :
1) TTV dalam batas normal
2) Hemoglobin dalam batas normal
3) Tidak ada hematuria
Intervensi :
1) Monitor dengan ketat resiko terjadiya perdarahan
2) Monitor tanda dan gejala perdarahan
3) Instruksikan pasien untuk tirah baring
4) Berikan obat-obatan farmakologi
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman status terkini
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan masalah ansietas
dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) Klien mampu mengungkapkan gejala cemas
2) Ekspresi wajah tidak menunjukkan kecemasan
3) TTV dalam batas normal
Intervensi :
1) Identifikasi tingkat kecemasan klien
2) Dorong keluarga untuk menemani klien
3) Bantu pasien mengenal situasi yang dapat menimbulkan kecemasan
4) Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

4. IMPLEMENTASI
Serangkaian kegiatan yag dilakukan oleh perawat utuk membantu klie dari masalah
status kesehatan yang dihadapi. Status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post OP)
1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2) Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologi (relaksasi)
3) Memberi informasi mengenai nyeri
4) Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
b. Resiko infeksi
1) Mengobservasi TTV
2) Mengobservasi tanda-tanda infeksi
3) Memberikan perawatan luka
4) Mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
c. Resiko perdarahan
1) Memonitor dengan ketat resiko terjadiya perdarahan
2) Memonitor tanda dan gejala perdarahan
3) Menginstruksikan pasien untuk tirah baring
4) Memberikan obat-obatan farmakologi
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman status terkini
1) Mengidentifikasi tingkat kecemasan klien
2) Mendorong keluarga untuk menemani klien
3) Membantu pasien mengenal situasi yang dapat menimbulkan kecemasan
4) Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan

5. EVALUASI
Adalah tidakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Aulawi. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Rapho Publishing.

Brunner. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
EGC

Elizabeth. J, Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Iskadar, Y. 2009. Pustaka Kesehatan Populer Kesehatan Saluran Pencernaan. Jakarta


: PT Buana Ilmu Populer

Judith, M. 2012. Diagnosis Keperawatan. NANDA NIC NOC. Jakarta : EGC

Muttaqim. 2012. Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, Proses, dan Aplikasi.


Jakarta : Salemba Medika

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Nn. V DENGAN DIAGNOSA MEDIS APPENDISITIS
DI RUANG ANGGREK 2 RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
KABUPATEN WONOGIRI

Disusun oleh :
1. Etik Indah Kurniasari (P16021)
2. Siti Novia (P16155)
3. Yekti Maryanti (P16052)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Nn. V DENGAN DIAGNOSA MEDIS APPENDISITIS
DI RUANG ANGGREK 2 RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
KABUPATEN WONOGIRI

Tanggal/Jam MRS : 13 Maret 2019 jam 11.40


Tanggal/Jam Pengkajian : 13 Maret 2019 jam 21.00
Metode Pengkajian : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
Diagnosa Medis : Appendisitis
No. Registrasi : 667xxx

I. BIODATA
1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Nn. V
Alamat : Wonogiri
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pelajar
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Wonogiri
Hubungan : Ayah Kandung

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri perut kanan bawah
2. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan sakit perut bagian kanan bawah ±2 minggu yang lalu. Pasien
sudah periksa di dokter praktik dekat rumahnya tetapi perut kanan bawah masih terasa
nyeri yang semakin sering. Kemudian pada tanggal 13 Maret 2019 jam 11.40 WIB
keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSUD Wonogiri. Di IGD pasien dilakukan
pemeriksaan TTV, cek laboratorium dan USG. Pasien mendapat terapi dari IGD yaitu
infus Asering 20 tpm, inj. Ketorolac 30mg/8 jam, dan inj. Ranitidin 25mg/12 jam. TD
: 120/80 mmHg, N : 82x/mnt, RR : 20x/mnt, S : 36,5o C. Hasil USG pasien
dinyatakan terindikasi Appendisitis dan harus dilakukan operasi pada 13 Maret 2019.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mengatakan 5 bulan yang lalu pernah dirawat di Rumah Sakit di daerahnya
karena diare
4. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dan menular
seperti Asma, Hipertensi, Diabetes Mellitus, Jantung, TBC, dll
Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meniggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien mengatakan bahwa lingkungan sekitar tempat tinggalnya sangat terjaga
kebersihannya. Jauh dari asap pabrik dan ventilasi rumah cukup.
III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan adalah suatu hal yang sangant penting dan harus selalu
dijaga dan pasien mengatakan bahwa lingkungan bersih dan gaya hidupnya sehat.
Saat ada anggota keluarga yang sakit selalu diperiksakan di pelayanan kesehatan
terdekat seperti puskesmas.
2. Pola nutrisi / metabolisme
a. Sebelum sakit
- Frekuensi : 3 kali sehari 1 porsi habis
- Jenis : Nasi, sayur, lauk, air putih
- Porsi : 1 porsi habis
- Keluhan : tidak ada keluhan
b. Selama sakit
- Frekuensi : 3 kali sehari ½ porsi habis
- Jenis : Bubur, sayur, lauk, teh, air putih (Menu RS)
- Porsi : ½ porsi habis
- Keluhan : tidak nafsu makan
3. Pola eliminasi
a. BAB
1) Sebelum sakit
- Frekuensi BAB : 1 kali sehari tiap pagi
- Konsistensi : lunak berbentuk
- Warna : kuning kecoklatan
- Keluhan : tidak ada keluhan
2) Selama Sakit
- Frekuensi BAB : belum BAB selama dirawat
- Konsistensi :-
- Warna :-
- Keluhan : susah BAB
b. BAK
1) Sebelum sakit
- Frekuensi BAK : ± 5-6 kali sehari
- Jumlah urine : ± 150-200 cc sekali BAK
- Warna : kuning jernih
- Keluhan : tidak ada keluhan
2) Selama Sakit
- Frekuensi BAK : ± 4-5kali sehari
- Jumlah urine : ± 150-200 cc sekali BAK
- Warna : kuning jernih
- Keluhan : tidak ada keluhan
ANALISA KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN
Intake Output Analisa
- Minuman 700 cc - Urine 850 cc Intake 1800 cc
- Makanan 200 cc - Feses 0 cc Output 1675 cc
- Infus 1000 cc - IWL 825
Total 1800 cc Total 1675 cc Balance 125 cc
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Kemampuan Perawatan Diri Sebelum sakit Selama sakit
Makan/minum 0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi V V
Toileting V V
Berpakaian V V
Mobilitas di tempat tidur V V
Berpindah V V
Ambulasi / ROM V V
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : dengan alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lainn dan
alat, 4 : tergantung total
4. Pola Istirahat Tidur
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit tidur ± 8 jam sehari termasuk
tidur siang
b. Selama sakit : pasien mengatakan ± 3-4 jam karena nyeri perut
5. Pola Kognitif – Perseptual
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan saat di rumah dapat berinteraksi dengan orang
lain secara baik.
b. Selama sakit : pasien mengatakan saat di rumah sakit masih dapat berinteraksi
dengan orang disekitarnya dengan baik.
6. Pola Persepsi Konsep diri
a. Sebelum sakit:
Gambaran diri : Pasien sangat bersyukur dengan dirinya sendiri karena sudah
diberi kesempurnaan.
Identitas diri : Pasien mengatakan sebagai seorang perempuan.
Peran diri : Pasien mengatakan peran didalam keluarga sebagai anak
Ideal diri : pasien mengatakan keadaannya sehat
Harga diri : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan orag disekitarnya
b. Selama sakit
Gambaran diri : Pasien mengatakan menerima keadaannya sekarang.
Identitas diri : Pasien mengatakan sebagai seorang perempuan
Peran diri : Pasien mengatakan seorang pelajar dan pasien tidak bisa sekolah
karena sakit
Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh
Harga diri : Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan orang disekitarnya
7. Pola Hubungan Peran
a. Sebelum sakit : Pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga, saudara,
dan tetangga sekitar rumah
b. Selama sakit : pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga, saudara,
tetangga, dan pasien lainnya yang berada di rumah sakit
8. Pola Seksual Reproduksi
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan menstruasinya teratur sebulan sekali selama
6-7 hari
b. Selama sakit : pasien mengatakan belum menstruasi selama sakit
9. Pola Mekanisme Koping
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan selalu berfikir positif dan tidak mempunyai
masalah
b. Selama sakit : pasien mengatakan terganggu dengan keadaan saat ini karena tidak
mampu melakukan aktifitas sehari-hari seperti sekolah.
10. Pola Nilai dan Keyakinan
a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan beragama islam selalu beribadah dan
melaksanakan sholat 5 waktu
b. Selama sakit : pasien mengatakan beragama islam dan meyakini dngan berdoa
pasti akan diberi kesembuhan dan kemudahan oleh Allah SWT
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan / Keadaan Umum
a. Kesadaran : Composmentis GCS = 15 (E: 4, V : 5, M : 6)
b. Tanda-Tanda Vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi :
- Frekuensi : 82 x / menit
- Irama : teratur
- Kekuatan : Kuat
 Pernafasan :
- Frekuensi : 20 x / menit
- Irama : Teratur
 Suhu : 36,50 C
2. Kepala
 Bentuk kepala : mesochepal
 Kulit kepala : bersih, tidak ada ketombe, tidak ada luka
 Rambut : lurus, hitam, tidak beruban
3. Muka
a. Mata
 Palpebra : normal
 Konjungtiva : tidak anemis
 Sclera : tidak ikterik
 Pupil : normal
 Diameter ki/ka : simetris
 Reflek terhadap cahaya : normal
 Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak menggunakan alat bantu
penglihatan
b. Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
c. Mulut : Bentuk simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis
d. Gigi : bersih, tidak ada caries gigi, putih
e. Telinga : bersih, simertris, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
4. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
5. Dada (Thorax) :
 Paru-paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor pada semua lapang dada
Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
 Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : redup
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
6. Abdomen :
Inspeksi : ada luka insisi yang dibalut kassa pada perut kanan bawah
Auskultasi : bising usus 14 x / menit
Perkusi : tympani
Palpasi : terdapat nyeri tekan
7. Genetalia : terpasang kateter
8. Rektum : tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas :
a. Atas :
 Kekuatan otot kanan dan kiri : 5/5
 ROM kanan dan kiri : aktif
 Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan
 Perabaan Akral : hangat
 Pitting edema : < 2 detik
b. Bawah :
 Kekuatan otot kanan dan kiri : 5/5
 ROM kanan dan kiri : aktif
 Perubahan bentuk tulang : tidak ada perubahan
 Perabaan Akral : hangat
 Pitting edema : < 2 detik
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada tanggal 13 Maret 2019
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Ket. Hasil
DARAH LENGKAP
Hemoglobin 12.5 g/dl 12-16 Normal
Lekosit 8370 /uL 4800-10800 Normal
Limfosit 38.5 % 20-40 Normal
Monosit 5.8 % 2-8 Normal
Hematokrit 37.5 % 37-47 Normal
Trombosit 171 10ʌ3/ul 150-450 Normal
Eritrosit 4.17 10ʌ6/ul 4.2-5.4 Tidak Normal
MCV 89.8 fL 80-100 Normal
MCH 29.8 Pg 27-32 Normal
MCHC 33.2 g/dl 32-36 Normal
RDW 12.1 %
Golongan darah ABO A A
KIMIA
Ureum 19 mg/dl 10-50 Normal
Creatinin 0.81 mg/dl 0.6-1.1 Normal
SGOT 20 U/L <31 Normal
SGPT 13 U/L <31 Normal
Albumin 4.8 gr/dl 3.8-5.4 Normal
ELEKTROLIT
Natrium 137 mmol/L 135-148 Normal
Kalium 3.6 mmol/L 3.5-5.3 Normal
Chloride 110 mmol/L 98-107 Tidak Normal
Gula Darah Sewaktu 89 mg/dl 70-125 Normal
IMUNOSEROLOGI
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif Non Reaktif Non Reaktif
Hasil pemeriksaan USG pada tanggal 13 Maret 2019
Ren kanan-kiri : Ukuran normal, struktur echoparineum normal, SPC tak melebar, tak
tampak batu
Vesica urinaria : dinding licin, tak tampak batu, tak tampak massa
Appendiks terlihat : dinding menebal, diameter 12 mm, nyeri tekan
Kesan:
- Appendicitis
- Ren dan vesica urinaria baik

VI. TERAPI MEDIS


Hari/tanggal Jenis terapi Dosil Golongan dan Fungsi dan farmakologi
kandungan
Rabu, 13 Infus Asering 20tpm Obat Keras Untuk mengganti cairan
Maret 2019 tubuh

Inj. ranitidine 25 mg/12 jam Antasida Untuk mengurangi asam


lambung
Inj. Clanexy 1 gr/12 jam Antibiotik Mengobati infeksi akibat
bakteri yang resisten
terhadap amoxcillin
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam Analgesik Untuk mengurangi nyeri
Rabu, 14 Infus Asering 20 tpm Obat keras Untuk mengganti cairan
Maret 2019 tubuh
Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam Antibiotik Untuk mengobati
sefalosporin berbagai jenis infeksi
bakteri
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam Analgesik Untuk mengurangi nyeri
Kamis, 15 Infus Asering 20 tpm Obat keras Utuk mengganti cairan
Maret 2019 tubuh
Inj, Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam Antibiotik Untuk mnegobati
sefalosporin berbagai jenis infeksi
bakteri
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam Analgesik Untuk mengurangi nyeri
VII. ANALISA DATA
Nama : Nn. V No.CM : 667xxxx
Umur : 19 Th Diagnosa Medis : Appendisitis akut
Problem Etiologi TTD
No Tgl / Jam Data
( Masalah ) ( penyebab )
1 Rabu, 13 DS : Pasien mengatakan nyeri Nyeri Akut Agen cidera ¥
Maret 2019 pada perut kanan bawah bekas OP fisik (post
21.00 P : Luka bekas OP OP)
Q : ditusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 5
T : hilang timbul
DO : Ekspresi wajah pasien
terlihat menahan nyeri
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
2 Kamis, 13 DS : pasien mengatakan ada luka Resiko Infeksi
Maret bekas operasi dibagian perut
08.30 DO : terdapat luka post OP
appendisitis pada perut kanan
bawah
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC ¥

VII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post OP)
2. Resiko infeksi
VIII. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Nn. V No.CM : 667xxxx
Umur : 19 Th Diagnosa Medis :Appendisitis akut
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD

1 Setelah dilakukan tindakan 5) Lakukan pengkajian nyeri secara ¥


keperawatan 3x24 jam diharapkan komprehensif
nyeri dapat teratasi dengan kriteria 6) Ajarkan penggunaan teknik non
hasil: farmakologi (relaksasi)
4) Skala nyeri menjadi 1 7) Beri informasi mengenai nyeri
5) Ekspresi wajah tampak rileks 8) Kolaborasi dengan dokter dalam
6) TTV dalam batas normal pemberian obat analgesik
1.
2 Setelah dilakukan tindakan 5) Observasi TTV ¥
keperawatan 3x24 jam diharapkan 6) Observasi tanda-tanda infeksi
resiko infeksi tidak terjadi dengan 7) Berikan perawatan luka
kriteria hasil : 8) Kolaborasi dengan dokter dalam
1. TTV dalam batas normal pemberian obat
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi

IX. TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI


Nama : Nn. V No.CM : 667xxxx
Umur : 19 Th Diagnosa Medis : Appendisitis
Hari / tanggal No. Implementasi Respon TTD
/ Jam Dx
Rabu, 13 Maret 1 Melakukan S : pasien mengatakan nyeri bekas OP ¥
2019 pengkajian nyeri pada perut kanan bawah
21.00 secara komprehensif P : Luka bekas OP
Q : tertusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 5
T : hilang timbul
O : Ekspresi wajah pasien terlihat
menahan nyeri
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
21.15 1 Mengajarkan teknik S : pasien mengatakan bersedia untuk ¥
relaksasi diajarkan
O : Pasien kooperatif
06.00 1,2 Mengkolaborasikan S : pasien mengatakan bersedia ¥
dengan dokter dalam O : Inj. Clanexy, Inj. Ranitidin, Inj.
pemberian obat injeksi Ketorolac
06.15 2 Mengobservasi TTV S : pasien mengatakan bersedia ¥
O : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
06.30 2 Mengobservasi tanda- S : pasien mengatakan ada luka bekas ¥
tanda infeksi OP perut kanan bawah
O : luka post op terlihat sedikit
kemerahan
Kamis, 14 1 Melakukan S : Pasien mengatakan nyeri bekas OP ¥
Maret 2019 pengkajian nyeri berkurang
07.00 P : Luka bekas OP
Q : tertusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 3
T : hilang timbul
O : ekspresi wajah pasien terlihat lebih
rileks
08.00 1,2 Mengkolaborasikan S : pasien mengatakan bersedia ¥
dengan dokter dalam O : Inj. Ceftriaxone, Inj. Ketorolac
pemberian obat
08.15 2 Memberikan tindakan S : pasien mengatakan bersedia diganti ¥
perawatan luka verbannya
O : verban sudah diganti, tidak
kemerahan
08.45 2 Memberikan penkes S : pasien mengatakan paham dan mau ¥
tanda-tanda infeksi merawat luka dengan baik saat di
rumah
O : pasien kooperatif
09.00 1,2 Mengobservasi TTV S : pasien mengtakan bersedia ¥
O : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
Juma’at, 15 1 Melakukan S : Pasien mengatakan nyeri bekas OP ¥
Maret 2019 pengkajian nyeri berkurang
08.00 P : Luka bekas OP
Q : tertusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 2
T : hilang timbul
O : ekspresi wajah pasien terlihat lebih
rileks
08.05 2 Memberikan tindakan S : pasien mengatakan bersedia ¥
perawatan luka O : luka bekas OP tidak kemerahan,
tidak ada tanda-tanda infeksi
08.15 1,2 Mengkolaborasikan S : pasien mengatakan bersedia ¥
dengan dokter dalam O : Inj. Ceftriaxone, Inj. Ketorolac
pemberian obat
08.45 1,2 Mengobservasi TTV S : pasien mengtakan bersedia ¥
O : TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC

X. EVALUASI
Nama : Nn. V No.CM : 667xxxx
Umur : 19 Th Diagnosa Medis : Appendisitis
No Hari/Tanggal/Jam Evaluasi TTD
Dx
1 Rabu, 13 Maret S : pasien mengatakan nyeri bekas OP pada ¥
2018 perut kanan bawah
07.00 P : Luka bekas OP
Q : tertusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 5
T : hilang timbul
O : Ekspresi wajah pasien terlihat menahan
nyeri
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
A : masalah nyeri akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
- Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi (relaksasi)
- Beri informasi mengenai nyeri
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik ¥
2 07.15 S : pasien mengatakan ada luka bekas OP
O : luka bekas Op terlihat sedikit kemerahan
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
A : masalah resiko infeksi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Berikan perawatan luka
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat ¥
1 Kamis, 14 Maret S : pasien mengatakan nyeri bekas OP pada
2019 perut kanan bawah
13.00 P : Luka bekas OP
Q : tertusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 3
T : hilang timbul
O : Ekspresi wajah pasien terlihat lebih rileks
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36.5oC
A : masalah nyeri akut teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif
- Beri informasi mengenai nyeri
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgesik ¥
2 13.30 S : pasien mengatakan ada luka bekas OP
O : luka bekas Op tidak kemerahan, tidak ada
tanda-tanda infeksi
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
A : masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Observasi tanda-tanda infeksi
- Berikan perawatan luka
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat ¥
1 Jum’at, 15 Maret S : pasien mengatakan nyeri bekas OP pada
2019 perut kanan bawah
11.00 P : Luka bekas OP
Q : tertusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : skala 1
T : hilang timbul
O : Ekspresi wajah pasien terlihat lebih rileks
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36.5oC
A : masalah nyeri akut teratasi
P : pertahankan intervensi teknik relaksasi jika
nyeri tiba-tiba muncul ¥
2 11.10 S : pasien mengatakan ada luka bekas OP
O : luka bekas Op tidak kemerahan, tidak ada
tanda-tanda infeksi
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
RR : 20 x?mnt
S : 36.5oC
A : masalah resiko infeksi teratasi
P : Pertahankan intervensi menjaga kebersihan
dan keaseptikan dalam perawatan luka di rumah

Anda mungkin juga menyukai