Anda di halaman 1dari 12

Batu Gamping

Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan sediment seperti
yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, terbentuk dari batu-batuan
bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme
microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah
dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.

Sebagian perlapisan batu gamping hampir murni terdiri dari kalsit, dan pada
perlapisan yang lain terdapat sejumlah kandungan silt atau clay yang membantu
ketahanan dari batu gamping tersebut terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian
atas mengandung sejumlah besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka
mikrofosil, dimana lapisan pada bagian ini lebih tahan terhadap cuaca.

Batu gamping dapat terlarutkan oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan
batuan yang lainnya. Air hujan mengandung sejumlah kecil dari karbon dioksida
selama perjalanannya di udara, dan hal tersebut mengubah air hujan tersebut
menjadi nersifat asam. Kalsit adalah sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut
menjelaskan mengapa goa-goa bawah tanah cenderung untuk terbentuk pada
daerah yang banyak mengandung batu gamping, dan juga menjelaskan mengapa
bangunan bangunan yang terbuat dari bahan batugamping rentan terhadap air hujan
yang mengandung asam. Pada daerah daerah tropis , batu gamping terbentuk
menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah pegunungan-pegunungan batu
gamping yang indah.

Dibawah pengaruh pressure yang tinggi, batu gamping termatomorfosakan menjadi


batuan metamorf marble. Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di dalam
batugamping teralterasi menjadi dolomite, berubah menjadi batuan dolomite.

Batu kapur (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen
terdiri dari mineral calcite(kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah
organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit
di lantai samudra sebagai pelagicooze (lihat lysoclineuntuk informasi tentang
dissolusi calcite).
Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi(air tanah
yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothemseperti stalagmitdan
stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite(batu kapur Oolitic) dan dapat
dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari
seluruh volume batuan sedimen.

GENESA BATUGAMPING

Batu gamping adalah merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan
oleh sector industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan
bangunan, batu bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian,
bahan keramik, industri kaca, industri semen, pembuatan karbit, untuk peleburan
dan pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet, untk
proses pengendapan bijih logam dan industri gula.

Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organic, secara
mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara
organic. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkan atau rumah kerang dan siput.
Foraminifera atau ganggang. Atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang.

Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh
berbeda dengan jenis batugamping yang terjadi secara organic. Yang
membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batu kapur tersebut
yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat
semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi
dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air
tawar.

Selain hal diatas, mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping. Jenis
batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan
batugamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali
dipermukaan bumi.

Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsure pengotor yang mengendap


bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batugamping
memberikan klasifikasi jenis batugamping. Apabila pengotornya magnesium, maka
batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai batu gamping dolomitan.

Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batu kapur tersebut diklasifikasikan
sebagai batugamping lempungan, dan batugamping pasiran apabila pengotornya
pasir. Persentase unsure-unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu
kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua,
coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh
adanya unsure mangan, sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya
unsure organic.

Batugamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain
yang pejal dijumpai pula yang porous.

Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun


sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga
batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain
itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap penghabluran kembali pada
permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur kalsit.

Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan


sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organic
dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping yang
dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut :

CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2

Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh
batugamping tersebut. Secara geologi, batugamping erat sekali hubungannya
dengan dolomite. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsure magnesium
dari air laut ke dalam batugamping, maka batugamping tersebut dapat berubah
menjadi dolomitan atau jadi dolomite. Kadar dolomite atau MgO dalam batugamping
yang berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis
batugamping tersebut.

Genesa Batu Kapur

1. PENDAHULUAN

Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh
sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan,
batu bangunan bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll.

Stabilitas politik yang baik indonesia telah memacu pengembangan sektor industri,
konstruksi dan pertanian ketingkat yang lebih baik. Perkembangan ini secara tidak
;langsung memperlihatkan adanya peningkatan kebutuhan akan bahan baku dan
penolong bagi perkembangan sektor industri yang merupakan industri hilir.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diperkirakan prospek pasar untuk komoditas
pasar cukup cerah.

A. Mula Jadi

Batu Kapur dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu secara organik secara
mekanik atau secara kimia sebagian batu kapur dialam terjadi secara organik. Jenis
ini berasal dari pengembangan cangkang atau rumah kerang dan siput. Untuk batu
kapur yang terjadi secara mekanik sebetulnya bahannya tidak jauh beda dengan
batu kapur secara organik yang membedakannya adalah terjadinya perombakan
dari bahan batu kapur tersebut kemudian terbawa oleh arus dan biasanya
diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia
jenis batu kapur yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu
dalam air laut ataupun air tawar.

B. Mineralogi

Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan karbonat utama yang banyak digunakan
diindustri Aragonit yang berkomposisi kimia sama dengan Kalsit (CaCO3) tetapi
berbeda dengan struktur kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada
kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-
mineral karbonat hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk
mengidentifikasinya.

C. Identifikasi Batugamping

Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak
jumlahnya.Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan
batugamping klastik.

Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari
Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering jyga
disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batugamping Klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik
melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama
proses tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor,
sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri.
Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam.

Secara kimia batugamping terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak
jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi
mengubah batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3

Adapun sifat dari batugamping adalah sebagai berikut :

a. Warna : Putih,putih kecoklatan, dan putih keabuan

b. Kilap : Kaca, dan tanah

c. Goresan : Putih sampai putih keabuan

d. Bidang belahan : Tidak teratur

e. Pecahan : Uneven

f. Kekerasan : 2,7 – 3,4 skala mohs

g. Berat Jenis : 2,387 Ton/m3

h. Tenacity : Keras, Kompak, sebagian berongga


2. Manfaat Batu Kapur

Adapun pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :

- bahan bangunan

bahan bangunan yang dimaksud adalah kapur yang dipergunakan untuk


plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen tras ataupun semen merah.

- Bahan penstabilan jalan raya

Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan fondasi jalan raya termasuk rawa yang
dilaluinya. Kapur ini berfungsi untuk mengurangi plastisitas, mengurangi
ppenyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya

- Sebagai pembasmi hama

Sebagai warangan timbal (PbAsO3) dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai
serbuk belerang untuk disemprotkan.

- Bahan pupuk dan insektisida dalam pertanian

Apabila ditaburkan untuk menetralkan tanah asam yang relatife tidak banyak air,
sebagai pupuk untuk menambah unsur kalsium yang berkurang akibat panen, erosi
serta untuk menggemburkan tanah. Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan
pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos dan sebagainya

- Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk industri , kapur dipergunakan bersama-sama
dengan soda abu dalam proses yang dinamakan dengan proses kapur soda.

Limestone adalah batuan sedimen yang sebagian besar terdiri dari mineral calcite
(kalsium karbonat, CaCo3). Limestone merupakan batu yang sangat halus berbutir
dengan kandungan calcite tinggi juga mengandung garam-karang dan mineral
gipsum. Beberapa batu berisi butiran kristal silikon. Limestone merupakan batuan
penting dalam dunia arsitektur, Basalt dan Limestone merupakan bahan baku utama
yang paling sering digunakan dalam arsitektur bangunan modern.

Cocok untuk Pahatan Dinding, Ornamen, dinding dan lantai yang mencolok untuk
aplikasi lalu lintas yang rendah.

Marmer adalah batuan kristalinkasar yang berasal dari batu gampingatau dolomit.
Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit.

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau
malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya
endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk
berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan
butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur
Kuarter hingga Tersier.

Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terlama di Indonesia. PT.


DAYACAYO ASRITAMA adalah salah satu penghasil marmer di Indonesia yang
membawa nama Indonesia sebagai salah satu produsen marmer di dunia,sekaligus
yang terbesar di Indonesia. Saat ini daerah penghasil marmer di Indonesia sudah
tersebar luas, antara lain Lampung, Jawa Tengah, Bandung, Sulawesi, Kalimantan,
Bangka, dan Kupang,namun marmer terbaik terdapat di Sulawesi Selatan

Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau
malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya
endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk
berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan
butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur
Kuarter hingga Tersier.

Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada


batu marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping
akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya
endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur
yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer tersebut cukup banyak, seperti dapat
dilihat pada

Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan
untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan sebagainya, sedangka tipe
staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung

Marmer adalah batuan yang tersusun oleh mineral kalsit dengan kandungan mineral
minor lainya adalah kuarsa, mika, klhorit, tremolit, dan silikat lainnya seperti graphit,
hematit, dan limonit. Nilai komersil marmer bergantung kepada warna dan tekstur.
Marmer yang berkualitas sangat tinggi adalah berwarna putih sangat jernih, sebab
kandungan kalsitnya lebih besar dari 90 %. Marmer yang berwarna abu-abu
dihasilkan dari kandungan grapit pada batuan tersebut, pink dan merah akibat
adanya kandungan hematit, kuning dan krem sebagai pengaruh dari kandungan
limonit. Marmerpun dicirikan pula oleh gores arah jarus dan lapisan grapit atau
silikat gelapnya. Berdasarkan besar butirnya, tekstur berkisar dari halus hingga
kasar. Sifat sifat lainnya yang berpengaruh terhadap kualitas marmer adalah
porositas, kekuatan regangan dan kekuatan terhadap cuaca.

Marmer merupakan bahan galian yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas,
bahkan cukup gencar pula muncul ke permukaan yang menimbulkan sensasi
pencarian marmer yang dapat tembus cahaya dengan harga penawaran sangat
menggiurkan, walaupun hanya sebatas orang-per orang dan diliputi misteri, hobi dan
aspek mistik lainnya.
Sebagai bahan galian yang mempunyai nilai jual tinggi karena rona yang sangat
indah, artistik, dan aspek kuat tekan dan geser yang tinggi menjadikan bahan galian
ini mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi hingga pada pasar menengah.

Penggunaan marmer biasanya untuk meja, tegel, hiasan dinding, pelengkapan


rumah tangga sepeti guci, lampu hias dan lain sebagainya. Untuk tegel, dinding dan
meja memerlukan diameter yang besar dan kualitas yang sangat baik dalam artian
sedikit sekali adanya retakan dan kandungan minerl bijihnya, sehingga akan
menimbulkan kesan dingin walaupun kenas sinar matahari sekalipun.

Sejak zaman dahulu kala marmer sudah memiliki pasar yang baik, sehingga
perburuan ke lokasi-lokasi penghasil marmerpun cukup tinggi. Italia merupakan
negara pengahsil marmer yang sangat terkenal di dunia, walaupun pada
kenyataannya bahanbaku marmer itu sendiri bukan asli dari Italia tetapi dari negara-
negara lainnya yang dimasukan terlebih dahulu ke Italia. Marmer dari luar tersebut
diproses terlebih dahulu di Intalia yang kemudian dikemas sedmikian rupa dan
dipasarkan dengan merek Italia.

Pasar marmer atau batu pualam yang sempat kandas saat krisis melanda kini mulai
membaik. Meski dari kualitas pengolahan marmer lokal masih kalah dengan polesan
produk impor, namun dari sisi penjualan marmer lokal lebih baik.

Produk lokal dengan impor memang tidak beda jauh seperti dari segi ornamen.
Namun, harga marmer lokal lebih murah dibanding dengan yang impor. Oleh karena
itu rata-rata konsumen menyukai produk lokal karena selain lebih murah ornamen
yang disuguhkan juga hampir sama. Jika belum cukup jeli, sulit untuk membedakan
antara marmer lokal dan impor. Pada umumnya marmer lokal berwarna terang,
sedangkan yang impor warnanya agak gelap, seperti warna coklat. Tetapi, tidak
berarti seluruh marmer impor berwarna gelap. Karena marmer yang asal Cina juga
memiliki warna yang hampir sama dengan marmer lokal, seperti warna krem.

Secara fisik akan nampak jelas dari aspek pori-porinya, dimana marmer impor
memiliki pori-pori yang rapat sedangkan marmer lokal kurang rapat. untuk
mengetahui pori-pori marmer tersebut rapat atau tidakcukup dengan menyiramkan
air pada bagian atas marmer, dan jika meninggalkan bekas basah walau telah dilap
dengan kain kering, berarti pori-pori marmer tersebut besar (Mega Sari, Kompas,
2002).
GEOLOGI

2.1 Mula Jadi

Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan hasil
proses metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batukapur. Pengaruh
temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen kan menyebabkan
terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi
mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut


tetapi akan membentuk tekstur baru, keteraturan butir. Pembentuk mineral ini di
Indonesia yang sudah ditemukan adalah sekitar 30 – 60 juta tahun yang lalu atau
berumur Kwarter hingga Tersier.

2.2. Potensi:

Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada


batu marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada batugamping
akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya
endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun perubahan temperatur
yang tinggi.

PERTAMBANGAN

Untuk mengetahui besarnya cadangan suatu tubuh marmer maka biasanya


dilakukan eksplorasi geofisika agar diketahui baik penyebaran horizontal maupun
vertikal, kemudian dbuat sumur uji dan pemboran untuk mengetahui ketebalan
lapisan. Untuk mengetahui kualitas marmer di suatu lokasi maka diambil sampel
yang diuji di laboratorium baik fisika maupun kimia, secara mikroskopis.
Sebelum keluar teknologi baru, penambangan marmer dilakukan dengan 2 tahapan
yaitu:

Land clearing (pengupasan), yaitu kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan


menggunakan buldozer dan ekskavator menggali tanah yang menutupi tubuh batuan
guna menyiapkan kegiatan penambangan

Kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran, pemahatan, dan seleksi tiap
blok dan mengangkutnya ke lokasi pengolahan selanjutnya.

Biasanya pemboran dilakukan dengan mengebor vertikal sampai kedalaman 110 cm


pada sisi pan jang dengan ukuran 260 cm dan sisi lebar (mendatar) sebesar 135 cm
(Asril Riyanto, 1994). Sedangkan pemahatan mendatar dimaksudkan untuk melepas
blok dengan ukuran standar 260 x 110 x 135 cm. Kegiatan tersebut dibantu dengan
alat angkat/tarik, alat dorong serta alat angkut. Setelah muncul teknologi baru yaitu
dengan menggunakan alat pengerat bermata diamond, maka segala kegiatan
eksploitasi dilakukan di lokasi marmer tersebut berada. Untuk tahap awal dilakukan
pemolaan diameter batu yang akan dibelah dan dipotong, selanjutnya dibor sampai
kedalam tertentu lalu dilakukan pengeratan tersebut.

Pengolahan merupakan proses kegiatan memperhalus produk hingga menjadi


produk yang siap dipasrkan. Adapaun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

Untuk yang masih menggunakan teknologi lama maka blok batu pualam berukuran (
260 x 100 x 135 ) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan denganketebalan
rata-rata 2 cm.

Lempengan batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi,
sesuai ukuran-ukuran standar pesanan

Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian
disempurnakan atau ditambal da dipoles pada lapisan-lapisan yang berlubang
hingga akan dihasilkan marmer yang mengkilap.
KEGUNAAN

Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan
untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja toilt, lanati, dinding dan sebagainya,
sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung (Asril, 1994).

Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam merupakan batuan hasil
proses metamorfosa atau malihan dari batuan asalnya yaitu batukapur. Pengaruh
temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen kan menyebabkan
terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi
mapun non foliasi.

Impor marmer mengalami penu-runan drastis ejak tahun 1998 akibat dari krisis
moneter di Indonesia, dan konsumen beralih ke produk domestik.

Kuarsa adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak kontinenbumi.
Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari silika trigonal
terkristalisasi (silikon dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan Mohs7 dan densitas
2,65 g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung
piramida segienam.

Anda mungkin juga menyukai