Anda di halaman 1dari 4

Laporan Ekofisiologi Tumbuhan Kelompok 3 2019 1

Ekofisiologi Tumbuhan : Perbedaan Stomata


Pterocarpus indicus Akibat Kadar Polutan di
Lingkungan
E.D.Novitasari, M.S.Raufanda,, E.N.Oktyasti, P.A.W.Sujono, A.F.Widodo, I.D.Lutvianti, S.F.Raditya,
D.W.Humami,I.Desmawati
Departemen Biologi, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya (60111)
E-mail : iskadesma@bio.its.ac.id

Abstrak- Pengaruh faktor fisiologi dan lingkungan dapat fungsi fisiologi-ekologi jenis-jenis tumbuhan dan memberikan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta anatomi gambaran berupa kerusakan sel [4]. Stomata adalah lubang-
stoata sebagi organ yang melakukan pertukaran gas lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel
karbon, oksigen dan uap air serta organ yang secra epidermis khusus yang disebut sel penutup, merupakan organ
langsung terpapar lingkungan yang mengalami polusi dan tumbuhan yang berfungsi sebagai lubang pertukaran gas yang
dapat menghambat proses fotosintesis daun tanaman itu terapar lagsung dengan gas karbon, oksigen dan uap air [5].
sendiri. Pengamatan korelasi antara polutan dan Posisisnya yang terpapar secara langsung dengan lingkungan
kerusakan anatomi daun menggunakan objek daun tua dapat menjadi indikator faktor fisik yang berpengaruh terhadap
dan daun muda spesies Pohon Pterocarpus indicus. Metode tumbuhan dan anatominya.
pengambilan sampel daun dilakukan dengan 3 kali Kondisi abnormal yang terjadi pada stomata berupa bentuk
replikasi baik pada daun tua maupun daun muda pada yang tidak simetris, mulut stomata yang tersumbat, sel penjaga
wilayah yang diduga terpapar banyak polusi dan pada mengkerut atau menghitam dan bentuk tak wajar lainnya
wilayah yang diperkirakan minim paparan polusi. dipengaruhi oleh paparan gas karbon dioksida, karbon
Pengambilan sampel dari bagian abaksial daun yang telah monoksida, timbal serta polutan lain yang akan menyebabkan
dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan tissue, proses pertukaran gas dari daun ke lingkungan dan sebaliknya
dilapisi dengan kuteks yang kemudian dikeringkan dan menjadi terhambat, pecahnya dinding sel penjaga [6]
diambil apusan menggunakan selotip yang akan diamati Bebeberpa jenis tumbuhan memiliki kemapuan penyerapan gas
dengan mikroskop compound dengan perbesaran 400x. karbon yang sangat baik, pada pohon Pterocarpus indicus
Penghitungan dilakukan pada stomata membuka, memiliki keampuan menyerap timbal yang besar dari
menutup dan abnormal, serta densitas stomata dengan akumulasi hasil sisa pembakaran kendaraan bermotor di
satuan mm2 luas daun. Hasil yang diperoleh pada sepanjang jalan raya, intensitasnya dapat menjadi sangat tinggi
pengamatan stomata di Taman Benzene ITS adalah 32,502 ketika melihat perbedaan usia daun [7]. Pengujian korelasi
stomata membuka, 65,004 stomata menutup dan 13,630 antara stomata dengan polusi lingkungan dilakukan di 2 tempat
stomata abnormal, sedangkan pada wilayah Jl. Arif yang berbeda yaitu lokasi yang rawan terpapar polusi dan
Rahman Hakim sebagai sampel lokasi berpolusi adalah lokasi yang diperkirakan minim paparan polusi udara untuk
46,132 stomata membuka, 78,634 stomata menutup dan melihat seberapa besar berpengaruh polutan dengan melihat
13,630 stomata abnormal. kondisi anatomi stomata pada usia daun yang berbeda.
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan
Kata kunci : abnormal, densitas, pencemaran, stomata memahami prinsip dasar ekofiologi tumbuhan serta pengaruh
pencemaran udara terhadap struktur dan mekanisme buka-tutup
stomata dengan mengambil sampel usia daun tua dan muda.
I. PENDAHULUAN

E kofisiologi pohon adalah ilmu yang mempelajari


ekologi suatu jenis pohon atau pengaruh faktor
lingkungan terhadap hidup dan tumbuhnya satu atau lebih
A. Waktu dan Tempat
II. METODOLOGI

Praktikum Ekofisiologi Tumbuhan : Perbedaan Stomata


Pterocarpus indicus Akibat Kadar Polutan di Lingkungan ini
jenis-jenis pohon dan atau berperan untuk menganalisa dan
menerangkan pertumbuhan yang melibatkan alur proses dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 9 Maret 2019 pukul 06.30-
fisiologis yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan [1]. 08.00 WIB untuk pengambilan sampel dan pembuatan preparat
Ekofisiologi berfungsi untuk memberikan informasi tentang dan pukul 09.00-10.30 WIB untuk pengamatan stomata.
adanya penyesuaian antara faktor fisiologi dan faktor Pengambilan sampel dilakukan pada 2 lokasi yang berbeda
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu didalam lingkungan kampus ITS dan diluar. Di dalam
[2].Struktur anatomi daun menunjukkan respon tumbuhan yaitu di Taman Benzena Departemen Kimia ITS, sedangkan di
terhadap faktor lingkungan seperti cahaya, kadar air, suhu dan luar ITS yaitu perempatan jalan raya arif Rahman hakim.
CO2 melalui respon perkembangan bagian-bagian fotosintetik Pengamatan stomata dilakukan di Laboratorium Ekologi
daun [3]. Variasi struktur anatomi yang berkaitan dengan Departemen Biologi, Fakultas Sains, Institut Teknologi
fungsi daun sebagai organ fotosintetik mampu menjelaskan Sepuluh Nopember, Surabaya.
Laporan Ekofisiologi Tumbuhan Kelompok 3 2019 2

Berikut merupakan peta lokasi pengambilan sampel daun mencabut daun dari ranting, bagian abaxial daun kemudian
Pterocarpus indicus yang berada di ITS : dibersihkan dengan tisu. Sampel daun dibuat preparat dengan
cara permukaan abaxial daun diolesi dengan kuteks transparan
kemudian diberi selotip untuk mendapatkan cetakan stomata.
Ditunggu beberapa saat, lalu selotip ditarik dari permukaan
daun dan ditempelkan pada kaca obyek. Pengambilan sampel
daun menggunakan kuteks transparan bertujuan untuk
membuat tiruan epidermis daun dan memantau perubahan
ukuran stomatanya. Kuteks transparan dapat memberikan
apusan epidermis yang jelas,stabil, dan hamper permanen
untuk perbesaran stomata[8].
Pengamatan preparat stomata dilakukan di laboratorium
Ekologi jurusan Biologi ITS Surabaya menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 400x dan luas bidang pandang
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel di Taman Benzena 0.025 mm2. Setiap sampel dilakukan perhitungan untuk
Departemen Kimia ITS densitas stomata pada setiap bidang pandang. Setelah diamati
kemudian dihitung berapa banyak stomata yang ada meliputi
Berikut merupakan peta lokasi pengambilan sampel daun banyak stomata yang normal terbuka, normal tertutup, dan
Pterocarpus indicus yang berada di luar ITS : abnormal pada kedua sampel daun.
Penghitungan densitas stomata dilakukan dengan teknik
imprint, yaitu mencetak stomata daun menggunakan kuteks
(cat kuku) transparan. Imprint dilakukan pada daun pterocarpus
indicus dengan mengoleskan kuteks transparan dari sisi daun.
Pengamatan stomata menggunakan mikroskop sedangkan
untuk penghitungan densitasnya menggunakan rumus sebagai
berikut:
Jumlah Stomata
Densitas stomata =
Luas bidang pandang

Dob x Pok
Luas bidang pandang =
Pob

Keterangan:
Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel di Perempatan Jl. Arif Dob = Diameter lensa objektif
Rahman Hakim Pok = Perbesaran lensa okuler
Pob = Perbesaran lensa objektif
B. Alat dan Bahan Metode pengamatan yang digunakan pada praktikum ini
yaitu pengamatan secara langsung terhadap kondisi stomata
Alat yang digunakan pada praktikum Ekofisiologi
pada lokasi yang belum tercemar (di dalam lingkungan kampus
Tumbuhan:Korelasi Antara Stomata dan Pencemaran
ITS) dan daerah yang banyak polutannya (di luar lingkungan
Lingkungan ini yaitu gunting, GPS (Global Positioning ITS). Pola pembahasan pada praktikum Ekofisiologi
System), kaca objek dan kaca penutup, mikroskop compound, Tumbuhan ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan
kamera, serta alat tulis. membandingkan jumlah dan densitas stomata pada tempat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu yang belum tercemar dan yang sudah banyak polutannya.
sampel daun Pterocarpus indicus dari lokasi yang diduga
mengalami pencemaran udara (di dalam ITS dan di luar ITS), III. HASIL DAN PEMBAHASAN
kuteks Revlon bening, tisu, selotip, dan kertas label.
C. Cara Kerja A. Tipe Stomata
Pengambilan sampel daun Pterocarpus indicus yaitu dengan
mendatangi langsung tiap lokasi yang sudah ditentukan oleh Tipe stomata pada daun sangat bervariasi. Berdasarkan
asisten praktikum. Lokasi pengambilan berada di dalam dan di hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga ada
luar ITS. Sampel daun diambil dengan pengolesan langsung banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah dari klasifikasi
dari pohon Pterocarpus Indicus. Pengambilan sampel berdasarkan perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda
dilakukan pada pukul 06.30-08.00 WIB, hal tersebut
dapat terjadi pada satu familia yang sama atau dapat juga pada
dikarenakan agar mekanisme stomata daun dapat terlihat
dengan jelas. Diambil 6 sampel daun pada daerah yang tidak daun dari spesies yang sama. Struktur aparatus stomata dapat
terkena polutan(didalam ITS) dan 6 daun lain pada daerah yang digunakan dalam studi taksonomi[9].
terkena polutan(diluar ITS) yang terdiri dari daun tua dan daun Pterocarpus indicus atau yang dikenal di Indonesia sebagai
muda. Diambil daun yang berada pada posisi yang dapat diraih, angsana merupakan tanaman dari Suku Papilionaceae dengan
kemudian dibedakan antara daun muda dan tua. Tanpa tinggi mencapai 25-35 m dengan tipe pohon meranggas.
Laporan Ekofisiologi Tumbuhan Kelompok 3 2019 3

Distribusi tanaman ini yaitu dari Asia Tenggara hingga Asia Diameter stomata menjadi lebar pada saat membuka karena
Timur dan meluas ke arah timur hingga utara dan selatan adanya sel penutup yang membengkak dan berada dalam
kawasan Pasifik. Tanaman ini mampu beradaptasi pada kondisi turgid akibat menyerap air melalui osmosis [11].
Regulasi yang terjadi pada saat stomata saluran membuka
kawasan tropis dan sub tropis dengan suhu berkisar antara 22-
meliputi H+ATPase memompa H+ dari sel penutup
32⁰C, dan memiliki performa paling baik di kawasan tropis kemudian terjadi hiperpolarisasi pada membran yang akan
pada elevasi tinggi. Jenis tanah yang sesuai yaitu tanah subur mengktivasi K+ kedalam saluran (KAT1, KAT2, AKT1).
atau tanah aluvial berlempung dengan Ph tanah dari asam Spesi anionik seperti malate2- yang berasal dari pemecahan
hingga basa menengah[10]. Pterocarpus indicus memiliki tipe zat pati dan ion NO3- dan Cl- yang ditransportasikan
stomata tipe parasitik, yaitu setiap sel penjaga bergabung berkontribusi terhadap penumpukan zat terlarut intraseluler
dengan satu atau lebih sel tetangga, sumbu membujurnya yang akan digunakan sebagai zat perantara impor gula yang
digunakan untuk sintesis gula. Ion-ion yang disuplai ke akan
sejajar dengan sumbu sel tetangga dan apertur , dan biasanya
menghasilkan tekanan turgor yang dibutuhkan agar stomata
terdapat pada Rubiaceae serta Magnoliaceae[9]. tetap membuka [12]
Sedangkan bentuk morfologi stomata normal
menutup ditandai dengan tidak adanya celah diantara dua sel
penutup sehingga tidak nampak adanya cahaya yang
melewati stomata ketika diamati dengan mikroskop. Stomata
menutup karena sel penutup tidak lagi membengkak dan
kembali berukuran normal karena kehilangan turgiditasnya
[11]. Regulasi yang terjadi ketika stomata menutup adalah
H+ATPase dihambat, kemudian membran anion tipe-S dan
tipe-R diaktifkan. Ketika membran plasma mengalami
Stomata Terbuka depolarisasi, saluran tipe-S dan tipe-R memfasilitasi
penghabisan sel penutup beserta air yang ditransportasikan
melalui aquaporin malate2-, Cl-, dan NO3-. Di saat yang sama,
Stomata Abnormal K+ memperbaiki saluran dari luar seperti GORK yang
diaktifkan melalui depolarisasi malate2yang kemudian
menyebabkan penghabisan K+. Kadar - yang semakin
B. Morfologi Stomata
berkurang juga disebabkan oleh proses glukoneogenesis
malate menjadi zat pati. Kenaikan konsentrasi Ca2+ akibat
dari pelepasan Ca2+ melalui saluran terjadi pada membran
plasma dan di tonoplas menyebabkan terjadinya penutupan
stomata [12].
Bentuk stomata yang abnormal ditandai dengan adanya
morfologi sel penyusun stomata yang tidak seperti
seharusnya. Hal ini tampak pada hasil pengamatan sampel
stomata menggunakan mikroskop yang memperlihatkan
adanya bentuk sel penutup yang tidak simetris dan terlihat
mengalami kerusakan jaringan. Beberapa bentuk stomata
yang abnormal memiliki jumlah sel penutup tunggal.
Stomata yang abnormal juga dapat dapat tidak memiliki sel
penutup, adanya perkembangan stomata yang terhenti,
ataupun adanya koneksi sitoplasma antara satu stomata
Stomata Normal Stomata dengan stomata yang lain, dapat juga terjadi koneksi antara
Membuka Abnormal suatu stomata dengan sel epidermis [13]. Adanya gangguan
pada stomata akibat pencemaran udara oleh zat SO2 dan O3
dapat menimbulkan kerusakan fisik pada sel-sel epidermis di
sekitar stomata yang terlihat dengan adanya sel-sel
epidermis yang kolaps ketika diamati dengan mikroskop.
Stomata Normal Hal ini tidak hanya memangruhi kondisi fisik stomata, tetapi
Menutup juga berpengaruh terhadap mekanisme fisologis sel untuk
membuka dan menutup stomata [14].
Hasil pengamatan sampel stomata dengan menggunakan .
mikroskop didapatkan bentuk morfologi stomata yang C. Densitas Stomata
normal membuka dan menutup, serta bentuk morfologi
Densitas stomata adalah jumlah stomata pada suatu tanaman
stomata yang abnormal. Bentuk morfologi stomata normal
[15]. Hasil pengamatan densitas stoata tumbuhan angsana
membuka ditunjukkan dengan adanya celah lebar yang
(Pterocarpus indicus) menunjukkan bahwa pada lokasi arief
diapit oleh dua sel penutup yang bentuknya simetris.
Rahman hakim daun muda memiliki densitas 43,6%, daun tua
Laporan Ekofisiologi Tumbuhan Kelompok 3 2019 4

memiliki densitas 13,01%. Sedangkan pada lokasi taman Respone”, Plant Pattern Recognition Receptors :
benzene memiliki densitas pada daun muda sebesar 44,45%, Methods and Protocols, Methods in Molecular Biology,
dan daun tua memiliki densitas sebesar 13,49%. Berdasarkan (2017), Vol. 1578
data tersebut menunjukkan bahwa pada arief Rahman hakim [9] S.Haryanti, Jumlah dan Distribusi Stomata pada Daun
memiliki densitas stomata yang lebih rendah dibandingkan Beberapa Spesies Tanaman Dikotil dan Monokotil.
taman benzene. Hal tersebut dikarenakan cemaran gas yang Buletin dan Fisiologi, Vo.18(2) ,(2010) :21-28.
banyak pada arief Rahman hakim. Literatur menyatakan
[10] S.A. Danarto. Sebaran Anakan Angsana (Pterocarpus
bahwa pencemar gas antara lain berupa karbon monoksida
(CO), oksida sulfur (Sox), oksida nitrogen (NOx), dan indicus Wild.) di Kebun Raya Purwodadi-LIPI.
hidrokarbon. Sedangkan partikulat berupa asap, kabut, dan Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS:1-
debu. Akibat dari adanya cemaran udara berupa gas gas 4, (2013)
tersebut adalah terbentuknya stomata abnormal hal itu [11] S. Haryanti, T. Meirina, Optimalisasi Pembukaan Poros
dikarenakan luas daun pada daerah tidak tercemar lebih besar Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) pada
daripada daerah yang tercemar [16]. Pada stomata abnormal Pagi Hari dan Sore, Bioma, vol. 11(1), 2009 : 18-23.
memiliki bentuk yang tidak sempurna. Bentuk dari stomata [12] A. Daszkowska-Golec, I. Szarejko, Open or Close The
abnormal beragam. Ada yang memiliki hanya satu dinding Gate – Stomata Action Under The Control of
pembatas antara sel-sel penjaga, dinding luar yang lebih Photohormone in Drought Stress Conditions, Frontiers
panjang dari sel peljaga dan terletak jauh dari stomata. Namun, in Plant Science, vol. 4(138), 2013 : 1-16.
kelainan structural pada stomata tidak berpengaruh pada [13] B. D. Hashemloian, A. A. Azimi, Abnormal and
deferensiasi dari sel penjaga [6]. Cytoplasmic Connection of Guard Cells of Stomata of
Leafs of Six Species of The Monocots. Journal of Plant
IV. KESIMPULAN
Science, vol. 2(6), 2014 : 334 – 338.
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa pada
daun angsana arief Rahman hakim memiiki densitas yang lebih [14] T. A. Mansfield, Stomata and Plant Water Relations : Does
rendah dari pada daun angsana di taman benzene. Hal itu Air Pollution Create Problems ? Environmental
dikarenakan pada lokasi arief Rahman hakim terpapar banyak Pollution, vol. 101, 1998 : 1 – 11.
cemaran udara berupa polusi. [15] S. Laurencius, Analisis Densitas Stomata Tanaman
Antanan (Centella asiatica L.) dengan Perbedaan
DAFTAR PUSTAKA Intensitas Cahaya, Jurnal Pro-Life, vol. 4(2), 2017 :
329-338.
[1] R.W. Pearcy, J.R. Ehleringger, H.A. Mooney And P.W. [16] Z. M. Asep, B. Ruly, S. Tia, N. Mohamad, Studi Anatomi
Rundel, “Plant Physiological Ecology, Field Methods Stomata Daun Mangga (Mangifera indica) Berdasarkan
And Instrumentation. Chapman And Hall. London. Perbedaan Lingkungan, Jurnal Biodjati, vol. 1(1), 2016
(1989) : 1-7.
[2] S.A Paembonan, “Aspek Ekofisiologi Dalam Pengelolaan
dan Pelestarian Eboni (Diospyros Celebica Bakh.)”,
Berita Biologi. Vol. 6 (2), (2002): 363
[3] G-T Kim, S. Yano, T. Kozuk & H. Tsukaya,
“Photomorphogenesis Of Leaves: Shade-Avoidance
And Differentiation Of Sun And Shade Leaves”.
Photochemical And Photobiological Science.Vol. 4 (7),
(2014): 70–774.
[4] R. Rindyastuti & L. Hapsari, “Adaptasi Ekofisiologi
Terhadap Iklim Tropis Kering: Studi Anatomi Daun
Sepuluh Jenis Tumbuhan Berkayu”, Jurnal Biologi
Indonesia, Vol. 13(1), (2017): 1-14
[5] N.A. Ingeswari, E. Susetyorini, R. Latifa. “Karakteristik
Stomata Daun Angsana (Pteracorpus Indicus Will)
Berdasarkan Tempat Yang Berbeda”. Prosiding
Seminar Nasional II Tahun 2016, 889-893
[6] S. Pressell, T. Goral, J. G. Duckett, “Stomatal
Differentiation And Abnormal Stomata In Hornworts “,
Journal Of Bryology, Vol. 36 (2), (2014)
[7] G.P. Yudha, Z.A. Noli, M. Idris, Pertumbuhan daun
Angsana (Pterocapus indicus Wild) a akumulasi logam
timbal (Pb)”, Jurnal Biologi Universitas Andalas, vol. 2
(2), (2013), 83-89
[8] S.Wu & B.Zhao, “Using Clear Nail Polish to Make
Arabidopsis Epidermal Impressions for Measuring the
Change of Stomatal Aperture Size in Immune

Anda mungkin juga menyukai