Anda di halaman 1dari 24

RINGKASAN

Praktikum ini berjudul “Penyelidikan Hubungan Struktur Anatomi dan


Habitat” yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 5 November 2019 pukul
13.00-15.30 WIB dan bertempat di Laboratorium lantai 2 gedung C12 Jurusan
IPA FMIPA UNESA. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh
lingkungan terhadap struktur anatomi pada tanaman kangkung. Metode yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah metode eksperimen karena terdapat
variabel manipulasi yaitu kondisi lingkungan habitat kangkung. Hasil yang
didapatkan yaitu terdapat perbedaan struktur anatomi pada daun dan batang
kangkung air yang terdapat pada tempat tercemar dan tidak tercemar. Pada
lingkungan tidak tercemar diperoleh stomata yang sama dengan lingkungan
tercemar tetapi ukurannya besar. Kesimpulan praktikum ini yaitu lingkungan
berpengaruh penting terhadap anatomi tumbuhan kangkung.

Kata kunci : Habitat, stomata, struktur anatomi, kangkung air.


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
RINGKASAN ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Praktikum ...................................................................................... 2
BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................... 3
A. Karakter Histologis Kangkung Air ........................................................... 3
B. Struktur Anatomi Kangkung Air Di Perairan Bersih ................................ 5
C. Struktur Anatomi Kangkung Air Di Perairan Tercemar ........................... 6
D. Struktur Anatomi Kangkung .................................................................... 8
E. Hipotesis.................................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 10
A. Alat dan Bahan .......................................................................................... 10
B. Langkah-langkah ....................................................................................... 10
C. Rancangan Kegiatan.................................................................................. 11
D. Alur Kegiatan ............................................................................................ 11
BAB IV ANALISI DAN PEMBAHASAN .......................................................... 12
A. Data ........................................................................................................... 12
B. Analisis...................................................................................................... 14
C. Pembahasan ............................................................................................... 15
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 19
A. Simpulan ................................................................................................... 19
B. Saran .......................................................................................................... 19
C. Hikmah Kegiatan ...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 21
A. Dokumentasi ............................................................................................. 21
B. Laporan Sementara.................................................................................... 24
C. Lembar Kerja Mahasiswa ......................................................................... 27

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kangkung air (Ipomoea aquatica) merupakan salah satu anggota
dari kingdom plantae, divisi spermatophta, kelas dikotil, dan famili
Convolvultaceae. Di bumi terdapat dua jenis varietas kangkung, yaitu
kangkung darat dan kangkung air. Pada kangkung air, ukuran batang dan
daunnya lebih besar daripada kangkung darat, warna batangnya hijau,
berbiji sedikit, serta memiliki bunga berwarna putih kemerah-merahan
(Nugroho dan Sutrisno, 2008).
Kangkung air merupakan tanaman air yang nilai jualnya
terjangkau dan biasa dijadikan berbagi olahan makanan untuk dikonsumsi.
Namun, masyarakat terkadang tidak peduli tempat asal diambilnya
tanaman tersebut dan hanya melihat secara fisiknya yang segar maka
dianggap layak konsumsi. Padahal kangkung air merupakan tanaman yang
dapat beradaptasi dengan baik dan tidak selektif terhadap ketersediaan
hara tertentu, sehingga menyerap semua unsur yang ada. Kangkung dapat
tumbuh pada daerah air yang tidak terlalu dalam seperti bantaran sungai,
tepi danau, dan selokan. Selain itu kangkung air juga bisa tumbuh pada
perairan tercemar dan bersih. (Hapsari, 2018)
Menurut Wahyu (2014), anatomi kangkung air pada perairan
tercemar dan bersih memiliki struktur anatomi yang berbeda. Berdasarkan
hasil penelitiannya didapatkan kangkung yang hidup di perairan tercemar
memiliki ukuran stomata yang berbeda dibandingkan dengan kangkung
yang hidup di air bersih. Pada zaman ini, polusi di bumi meningkat dari
tahun ke tahun. Perubahan kondisi udara tersebut dapat mempengaruhi
struktur anatomi tanaman.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum
“Hubungan Struktur Anatomi dan Habitat” untuk mengetahui perbedaan
struktur anatomi tanaman kangkung pada habitat yang berbeda yaitu pada
perairan bersih dan perairan tercemar.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan struktur anatomi korteks dan epidermis pada
akar kangkung air pada habitat perairan bersih dan perairan tercemar?
2. Bagaimana perbedaan struktur anatomi batang korteks dan epidermis
pada kangkung air pada habitat perairan bersih dan perairan tercemar?
3. Bagaimana perbedaan struktur anatomi ukuran stomata pada daun
kangkung air pada habitat perairan bersih dan perairan tercemar?

C. Tujuan Praktikum
Dari rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan struktur anatomi korteks dan epidermis pada
akar kangkung air pada habitat perairan bersih dan perairan tercemar.
2. Mengetahui perbedaan struktur anatomi batang korteks dan epidermis
pada kangkung air pada habitat perairan bersih dan perairan tercemar.
3. Mengetahui perbedaan struktur anatomi ukuran stomata pada daun
kangkung air pada habitat perairan bersih dan perairan tercemar.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Karakter Histologis Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forsk.)


Tubuh tumbuhan terdiri dari organ vegetatif meliputi akar, batang,
dan daun yang merupakan organ pokok tubuh tumbuhan, serta organ
reproduktif yaitu organ yang bertanggung jawab bagi perbanyakan
tumbuhan, pada tumbuhan berbiji meliputi bunga, buah dan biji.
Pembuatan preparat dan pengamatan melalui mikroskop cahaya
memberikan hasil anatomi pada bagian daun, tangkai, batang, dan akar
pada tumbuhan

1. Deskripsi Histologi Batang


Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang penting,
disamping akar dan daun. Batang kangkung air merupakan organ
pertemuan antara akar dengan daun. Batang kangkung air berwarna
hijau muda dan dibatasi pada bagian luar oleh selapis jaringan
epidermis. Di bawah jaringan epidermis terdapat jaringan korteks
yang terdiri dari jaringan parenkim berkloroplas yang menyebabkan
batang berwarna hijau dan aktif melakukan fotosintesis. Semakin
menjauh dari epidermis, ukuran sel parenkhim cenderung semakin
besar dan jumlah khloroplas menurun serta dinding sel semakin
menipis. Jaringan parenkim tersusun rapat, berbentuk tidak beraturan,
dan mengandung kloroplas yang jumlahnya lebih dari satu. Batang
tumbuhan air berisi suatu sistem ruang antar sel yang meluas sehingga
melalui ruang tersebut terjadi difusi gas secara bebas (Fahn 1991). Di
bawah lapisan korteks terdapat jaringan pengangkut yang tersebar dan
terdiri dari xylem dan floem. Sel-sel xylem cenderung berukuran lebih
besar dari sel-sel floem dan dinding selnya mengalami pertumbuhan
sekunder sehingga terlihat adanya penebalan dinding sel. Di bawah
mikroskop penampang terang (bright field) sel-sel xylem terlihat lebih
terang daripada sel-sel floem. Bagian terdalam dari batang terdiri dari

1
jaringan parenkim yang mengalami perubahan membentuk ruang
kosong. Sel parenkim cenderung berdinding tipis dan tidak memiliki
kloroplas. Batang kangkung air berbentuk bulat dan terdapat banyak
rongga udara yang berbentuk lingkaran.

2. Deskripsi Histologi Daun (Lamina)


Daun tanaman kangkung air tersusun atas jaringan epidermis,
palisade, bunga karang, epidermis bawah dan jaringan pengangkut.
Epidermis terdiri dari satu lapis sel. Di bawah epidermis terdapat
jaringan palisade yang tersusun hingga 3 lapis sel. Sel – sel palisade
cenderung berbentuk memanjang dan sebagai pusat fotosintesis
mengandung kloroplas sehingga dibawah mikroskop cahaya terlihat
berwarna hijau. Daun termasuk organ pokok pada tumbuhan. Pada
umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan merupakan
tempat utama terjadinya fotosintesis (Nugroho et al. 2006). Di bawah
lapisan palisade terdapat lapisan jaringan bunga karang yang sel-
selnya berbentuk tidak beraturan dan membentuk ruang antar sel yang
besar sebagai tempat pertukaran gas dan penyimpanan air. Sel–sel
bunga karang mengandung kloroplas dan menunjukkan jaringan
tersebut aktif dalam fotosintesis.
Jaringan epidermis daun kangkung air memiliki derivatnya
berupa stomata daun. Stomata merupakan lubang atau celah yang
terdapat pada epidermis organ tumbuhan yang berwarna hijau,
dibatasi oleh sel khusus yang disebut sel penutup (Nugroho et al.
2006). Jenis stomata yang terdapat pada epidermis daun tanaman
kangkung air berdasarkan penampakan stomata dewasa adalah jenis
parasitis, yaitu stoma yang didampingi oleh satu atau lebih sel
tetangga yang sejajar terhadap sumbu panjang dari celah dan sel
penjaga

1
3. Deskripsi Histologis Akar
Akar berperan sangat penting bagi pertumbuhan tumbuhan.
Anatomi akar tanaman kangkung air terdiri atas jaringan epidermis
akar (rhizodermis), korteks, pembuluh angkut, parenkim sentral. Sel-
sel rhizodermis cenderung lebih kecil daripada sel – sel korteks.
Rhizodermis dinding tangensial atas lebih tebal dari tangensial bawah.
Secara umum sel – sel epidermis memiliki dinding samping yang
lebih panjang dari dinding atas dan bawah sel. Sel epidermis akar
tanaman kangkung air berdinding tipis, tidak berkutikula, terdiri dari
satu lapis sel dan berbentuk tidak beraturan. Ketebalan dinding
epidermis cenderung sama pada bagian atas dan bawah. Bagian dalam
epidermis terdapat korteks yang tersusun dari jaringan parenkim. Sel –
sel korteks di bawah epidermis berukuran lebih kecil daripada korteks
di tengah batang, kemudian ukuran sel korteks yang berdekatan
dengan pembuluh angkut berubah ukurannya menjadi kecil. Pembuluh
angkut tersebar dibeberapa kelompok di dekat parenkim sentral. Sel –
sel xylem terlihat lebih jelas dibanding dengan floem dan parenkim
sentral, yakni berdinding lebih tebal. Belum terlihat perbedaan yang
nyata antara sel – sel floem, parenkim xylem dan parenkim sentral.
Pada akar tidak terdapat ruang besar di daerah parenkim sentral.

B. Struktur Anatomi Kangkung Air Di Perairan Bersih


1. Akar I. aquatica
Struktur umum anatomi akar I. aquatica pada sayatan melintang
secara sentripetal memperlihatkan tiga lapisan sel epidermis yang
berbeda bentuk dan ukurannya. Sel epidermis paling luar ditutupi oleh
kutikula, ketebalan kutikula yang melapisi epidermis dari I. aquatica
yang hidup pada perairan yang berbeda ini memiliki ketebalan
kutikula yang berbeda juga. Di bawah epidermis terdapat jaringan
korteks yang terdiri dari sel-sel parenkim berbentuk bulat yang saling
berkesinambungan memenuhi korteks, selain parenkim juga terdapat
parenkim udara (aerenkim). Aerenkim pada I. aquatica yang hidup

1
pada perairan yang berbeda memiliki rasio yang berbeda dengan luas
sayatan melintang akarnya. Antar sel parenkim didapatkan rongga
antar sel berbentuk segitiga. Pada parenkim korteks akar terdapat
kandungan pati pada I. aquatica yang tumbuh di perairan bersih.
Setelah korteks terdapat endodermis yang terdiri dari satu lapis sel
endodermis yang memanjang pada sisi tangensial. Perisikel terdapat di
bawah endodermis yang memiliki bentuk yang sama dengan
endodermis (Kusandryani,2006).
2. Batang I. aquatica
Pada sayatan melintang memperlihatkan epidermis yang berlapis,
dan berkas pengangkut yang tersusun sepanjang lingkar batang.
Struktur anatomi batang I. aquatica yang dilihat pada sayatan
melintang secara sentripetal memperlihatkan lapisan epidermis,
korteks, ikatan pembuluh dan parenkim empulur. Lapisan kutikula
berada pada lapisan paling luar yang mengelilingi batang (Wahyu,
2014).
3. Daun I. aquatic
Menurut Wahyu (2014), daun I. aquatica pada sayatan melintang
memperlihatkan epidermis yang terdiri dari 1 lapis sel epidermis
bagian atas daun dan 1 lapis bagian bawah daun. Korteks, ikatan
pembuluh, jaringan palisade, jaringan spons, kolenkim pada tulang
daun utama, epidermis bawah dan stomata. Daun I. aquatica memiliki
kutikula yang tipis. Jaringan palisade terdiri dari 3 lapis sel
palisade..Pada daun I. aquatica perairan bersih memiliki ukuran
stomata yang lebih pendek. Selain itu, Panjang sel kolenkim pada I.
aquatica perairan bersih memiliki diameter yang lebih kecil.

C. Struktur Anatomi Kangkung Air Di Perairan Tercemar


1. Akar I. aquatica
Struktur anatomi I. aquatica pada perairan tercemar, korteks akar
tidak terlihat pati yang menyebar pada parenkim akar I. aquatica. Pati
merupakan energi yang disimpan oleh tumbuhan, klorofil tanaman

1
dengan sinar matahari dapat membentuk karbohidrat dari
karbondioksida (CO2) yang berasal dari udara dan air dari tanah
melalui proses fotosintesis. Karbohidrat berperan dalam penyimpanan
energi yang berupa pati, transport energi yang berupa sukrosa, dan
pembangunan dinding sel berupa selulosa.
Aerenkim I. aquatica pada perairan tercemar terlihat lebih kecil
tetapi memiliki jumlah yang lebih banyak serta memiliki rongga yang
sangat banyak. Selain itu kutikula pada I. aquatica terlihat lebih jelas
dan tebal. Ukuran epidermis pada I. aquatica perairan tercemar yaitu
memiliki sel yang lebih pendek
2. Batang I. aquatica
Struktur anatomi batang I. aquatica pada perairan tercemar tidak
terdapat pati pada parenkim. Selain itu kutikula pada perairan
tercemar terlihat lebih jelas dan tebal. Pada sayatan melintang batang
I. aquatica perairan tercemar terlihat aerenkim yang jelas dan besar.
Ukuran asel epidermis batang I. aquatica memiliki panjang sel
epidermis pada lapisan pertama dan kedua yang lebih panjang. selain
itu diameter metaxilem pada perairan tercemar memiliki diameter
yang panjang. Ukuran epidermis yang tebal berfungsi melindungi
bagian dalam tumbuhan dari bahan tercemar atau polutan seperti
logam berat pada perairan tercemar (Kandowangko, 2017).
3. Daun I. aquatica
Struktur anatomi daun I. aquatica tersusun atas kutikula, jaringan
epidermis atas (adaksial), jaringan mesofil yang termodifikasi menjadi
jaringan palisade dan jaringan spons, ikatan pembuluh dan jaringan
epidermis bawah (abaksial).
Ukuran sel kolenkim daun I. aquatica pada perairan tercemar yaitu
memiliki diameter yang panjang. Selain itu, stomatanya juga panjang
dan lebar (Rimbun, 2014).

1
D. Struktur Anatomi Kangkung
1. Struktur Sel Akar
Pada struktur akar kangkung masih terdapat empulur. Seperti struktur
akar tumbuhan yang lain, akar kangkung juga memiliki epidermis,
endodermis, korteks, serta pembuluh pengangkut (xylem dan
floem). Tipe berkas pengangkut radial, tipe tetra arch dengan rongga-
rongga udara pada daerah korteks. Kangkung merupakan salah satu
tumbuhan yang berakar serabut.
2. Struktur Sel Batang
Batang terdiri atas peridermis, korteks dan stele. Berkas pengangkut
tipe bikolateral, dimana terdapat floem luar, xilem dan floem
dalam. Batang kangkung tersusun atas sel aerinkim atau parenkim
aerob, batang kangkung berwarna hijau sehingga mengandung
kloroplas. Hal ini membuktikan bahwa batang kangkung juga
melakukan fotosintesis. Pada batang kangkung empulurnya
mengalami perombakan(tidak terdapat empulur) sehingga bagian
tengahnya berlubang dan dibatasi oleh ruas (buku), hal ini
mendukung fungsinya sebagai tumbuhan air yang memiliki
kemampuan untuk mengapung.
3. Struktur Sel Daun
Bagian permukaan bawah daun banyak terdapat stomata bertipe
parasitik, hal ini disesuaikan dengan habitatnya di air. Pada daun juga
banyak terdapat klorplas yang didalamnya terdapat klorofil untuk
berfotosintesis. Daun terdiri atas epidermis atas, mesofil dan
epidermis bawah. Stoma tipe panerofor, parasitic dengang 2 sel
tetangga. Pada kangkung dimana aerasi menjadi masalah terdapat
aerenkim pada akar yang nampak mencolok (besar) dan adanya
rongga pada daerah empulur batang yang diduga terkait dengan aerasi
internal.

1
E. Hipotesis
Dari kajian-kajian teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Korteks pada akar kangkung air sangat tercemar lebih tipis dan epidermis
lebih tebal daripada pada akar kangkung air tercemar.
2. Korteks pada batang kangkung air sangat tercemar lebih kecil dan
epidermis lebih tebal daripada pada batang kangkung air tercemar.
3. Stomata pada daun kangkung air sangat tercemar lebih kecil dan pendek
daripada pada akar kangkung air tercemar.

1
BAB III
RANCANGAN PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan pada percobaan “Penyelidikan Hubungan
Struktur Anatomi dan Habitat “ yaitu:
1. Mikroskop cahaya 1 buah
2. Silet 1 buah
3. Kaca objek 2 buah
4. Kaca penutup 2 buah
5. Pipet tetes 1 buah

Bahan yang dibutuhkan pada percobaan “Penyelidikan Hubungan


Struktur Anatomi dan Habitat” yaitu:
1. Tanaman kangkung air lingkungan tercemar secukupnya
2.Tanaman kangkung air lingkungan sangat tercemar secukupnya
3. Air secukupnya
B. Langkah Percobaan
Langkah percobaan dari percobaan “Penyelidikan Hubungan
Struktur Anatomi dan Habitat” yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil tanaman di air lingkungan tercemar dan tanaman di air
lingkungan sangat tercemar.
3. Memotong secara melintang bagian daun.
4. Meletakkan potongan daunpada kaca benda.
5. Menetesi dengan air menggunakan pipet tetes.
6. Menutup kaca benda dengan kaca penutup.
7. Meletakkan preparat pada mikroskop.
8. Mengamati struktur.
9. Mengamati hasilnya.
10. Melakukan semua langkah percobaan yang sama pada akar dan batang
secara bergantian.

1
C. Rancangan Percobaan

Preparat

Mikroskop

Gambar 3.1
Rancangan Percobaan Penyelidikan Hubungan
Struktur Anatomi dan Habitat
D. Alur

Tanaman

Diambil dari dua habitat yang berbeda


Disayat secara melintang bagian daunnya
Diletakkan pada kaca benda
Ditetesi dengan air menggunakan pipet
Ditutup dengan kaca penutup
Diletakkan pada meja mikroskop
Diamati struktur
Dilakukan pengulangan dengan sayatan yang berbeda
yaitu batang dan akar secara bergantian

Gambar

1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pengaruh Habitat Terhadap Anatomi Akar
Kangkung Air
No Gambar Habitat Keterangan
1. Tercemar Perbesaran 10X
B A
A. Korteks: tebal
B. Epidermis:
tipis

2. Sangat Perbesaran 10X


B
Tercemar A. Korteks: tipis
B. Epidermis:
tebal

1
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Pengaruh Habitat Terhadap Anatomi Batang
Kangkung Air
N Gambar Habitat Keterangan
o
1.
Tercema Perbesaran 10X
r A. Korteks: besar
B. Epidermis:kecil

B
A
2.

Sangat Perbesaran 10 X
Tercema A. Korteks: kecil
r B. Epidermis: tebal

A B

1
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Pengaruh Habitat Terhadap Struktur Anatomi
Stomata Daun Kangkung Air
No Gambar Habitat Keterangan
1.
Tercemar Perbesaran 40X
A. Stomata:
ukurannya
lebih besar
dan panjang
Jumlah stomata: 16

2.
Sangat Perbesaran 40X
Tercemar A. Stomata:
ukurannya
lebih kecil
dan pendek
Jumlah stomata: 16

B. Analisis Hasil Percobaan


Akar I. aquatica yang disayat melintang diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x, dapat terlihat hasil
struktur anatomi yang berbeda.Pada akarI. aquatica yang berada pada
perairan tercemar memiliki epidermis yang lebih tipis sedangkan akarI.
aquatica yang berada pada perairan sangat tercemarmemiliki epidermis

1
yang lebih tebal. Selain itu akarI. aquatica yang berada pada perairan
tercemar juga memiliki korteks yang lebih tebal sedangkan akarI. aquatica
yang berada pada perairan sangat tercemarmemiliki korteks yang lebih
tipis.
Daun I. aquatic yang disayat secara melintang diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 40x, dapat terlihat hasil
struktur anatomi yang berbeda. Pada daun I. aquatica yang berada pada
perairan tercemar memiliki ukuran stomata yang besar dan
panjangsedangkan pada perairan sangat tercemar memiliki ukuran stomata
yang lebih kecil dan pendek. Selain itu jumlah stomata pada daun I.
aquatica yang berada pada perairan tercemar dan sangat tercemar memiliki
jumlahyang sama.
Batang I. aquatica yang disayat melintang diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran lensa objektif 10x, dapat terlihat hasil
struktur anatomi yang berbeda. Pada batang I. aquatica yang berada pada
perairan tercemar memiliki epidermis yang lebih tipis sedangkan batang I.
aquatica yang berada pada perairan sangat tercemarmemiliki epidermis
yang lebih tebal Selain itu korteks pada batang I. aquatica yang berada
pada perairan tercemar tersusun atas sel yang berukuran besarsedangkan
pada perairan sangat tercemar tersusun atas sel yang berukuran kecil.

C. Pembahasan
Struktur anatomi pada kangkung pada struktur akar kangkung masih
terdapat empulur. Seperti struktur akar tumbuhan yang lain, akar
kangkung juga memiliki epidermis, endodermis, korteks, serta pembuluh
pengangkut (xylem dan floem). Tipe berkas pengangkut radial, tipe tetra
arch dengan rongga-rongga udara pada daerah korteks. Kangkung
merupakan salah satu tumbuhan yang berakar serabut. Pada struktur
Batang terdiri atas peridermis, korteks dan stele. Berkas pengangkut tipe
bikolateral, dimana terdapat floem luar, xilem dan floem dalam. Batang
kangkung tersusun atas sel aerinkim atau parenkim aerob, batang
kangkung berwarna hijau sehingga mengandung kloroplas. Hal ini

1
membuktikan bahwa batang kangkung juga melakukan fotosintesis. Pada
batang kangkung empulurnya mengalami perombakan(tidak terdapat
empulur) sehingga bagian tengahnya berlubang dan dibatasi oleh ruas
(buku), hal ini mendukung fungsinya sebagai tumbuhan air yang memiliki
kemampuan untuk mengapung. Pada struktur sel daun bagian permukaan
bawah daun banyak terdapat stomata bertipe parasitik, hal ini disesuaikan
dengan habitatnya di air. Pada daun juga banyak terdapat kloroplas yang
didalamnya terdapat klorofil untuk berfotosintesis. Daun terdiri atas
epidermis atas, mesofil dan epidermis bawah. Stoma tipe panerofor,
parasitic dengang 2 sel tetangga. Pada kangkung dimana aerasi menjadi
masalah terdapat aerenkim pada akar yang nampak mencolok (besar) dan
adanya rongga pada daerah empulur batang yang diduga terkait dengan
aerasi internal.
Dari pengamatan, didapatkan hasil pada akar I. aquatica yaitu pada
perairan tercemar memiliki korteks yang tebal sedangkan pada perairan
yang sangat tercemar memiliki korteks yang lebih tipis. Hal ini sesuai
dengan teori, yaitu pada perairan tercemar memiliki korteks yang tebal
sedangkan pada perairan yang sangat tercemar memiliki korteks yang
lebih tipis. Sel yang tipis atau kecil dan mempunyai banyak ruang sel
berfungsi untuk pertukaran gas. Selain itu korteks berperan sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan. Pada perairan sangat tercemar
ukurannya lebih tipis, agar polutan tidak dapat masuk kedalam.
Pengamatan ini juga dihasilkan pada akar I. aquatica tercemar
memiliki epidermis yang lebih tipis daripada epidermis pada perairan
sangat tercemar. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu pada perairan sangat
tercemar memiliki epidermis yang lebih tebal daripada epidermis pada
perairan tercemar. Hal ini sesuai fungsi epidermis yaitu melindungi
permukaan tubuh tumbuhan sehingga melindungi bagian dalam tumbuhan.
Pada perairan sangat tercemar, tentunya memiliki kandungan bahan
tercemar atau polutan lebih besar daripada perairan tercemar. Sehingga
untuk melindungi dari polutan supaya tidak masuk diperlukan epidermis
yang lebih tebal sebagai bentuk adaptasi untuk melindungi tumbuhan.

1
Dari pengamatan, didapatkan hasil pada batang I. aquatica yaitu
pada perairan tercemar memiliki korteks yang besar sedangkan pada
perairan yang sangat tercemar memiliki korteks yang lebih kecil. Hal ini
sesuai dengan teori, yaitu pada perairan tercemar memiliki korteks yang
besar sedangkan pada perairan yang sangat tercemar memiliki korteks
yang lebih kecil. Sel yang tipis atau kecil dan mempunyai banyak ruang
sel berfungsi untuk pertukaran gas. Selain itu korteks berperan sebagai
tempat penyimpanan cadangan makanan. Pada perairan sangat tercemar
ukurannya kecil, agar polutan tidak dapat masuk kedalam.
Dari pengamatan juga didapatkan hasil pada batang I. aquatica
tercemar memiliki epidermis yang lebih tipis daripada epidermis pada
perairan sangat tercemar. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu pada perairan
sangat tercemar memiliki epidermis yang lebih tebal daripada epidermis
pada perairan tercemar. Sesuai dari fungi epidermis yaitu menutupi
permukaan tubuh tumbuhan sehingga melindungi bagian dalam tumbuhan.
Pada perairan sangat tercemar, tentunya memiliki kandungan bahan
tercemar atau polutan lebih besar daripada perairan tercemar. Sehingga
untuk melindungi bagian dalam agar bahan tercemar atau polutan tidak
masuk diperlukan epidermis yang lebih tebal sebagai bentuk adaptasi
untuk melindungi tumbuhan.
Ukuran stomata yang terletak pada daun I. aquatica di perairan
tercemar lebih panjang daripada ukuran stomata pada daun I. aquatica di
perairan sangat tercemar karena, pada perairan sangat tercemar selain air
yang tercemar, juga terjadi pencemaran udara. Ketika udara tercemar,
kadar CO2 di udara jauh lebih besar daripada kondisi udara bersih. CO2
berpengaruh terhadap proses membuka dan menutupnya stomata. Ketika
CO2 naik maka semakin banyak stomata yang terbuka dan semakin lebar
pula stomata membuka namun karena pencemaran itu stomata menjadi
rusak sehingga ukurannya menjadi lebih pendek.
Selain itu, pada daun I. aquatica yang hidup di perairan tercemar
masih terlihat klorofil, tetapi pada daun I. aquatica yang hidup di perairan
sangat tercemar tidak terlihat kandungan klorofil. Hal tersebut disebabkan

1
karena kadar klorofil dapat digunakan sebagai indikator penyerap polusi
udara pada tanaman. Karena pada perairan yang sangat tercemar
pencemaran yang terjadi sangat besar sehingga daun terkena pencemaran /
polusi lingkungan. Hal tersebut menyebabkan kandungan klorofil pada
daun menjadi tereduksi.

1
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, simpulan yang dapat
diambil adalah:
4. Struktur anatomi korteks pada akar kangkung air sangat tercemar lebih
tipis dan epidermis lebih tebal daripada pada akar kangkung air tercemar.
5. Struktur anatomi korteks pada batang kangkung air sangat tercemar lebih
kecil dan epidermis lebih tebal daripada pada batang kangkung air
tercemar.
6. Struktur anatomi stomata pada daun kangkung air sangat tercemar lebih
kecil dan pendek daripada pada akar kangkung air tercemar.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh praktikan adalah:
1. Lebih teliti disaat menyayat karena tebal tipis berpengaruh disaat
praktikum.
2. Lebih teliti disaat melihat objek di mikroskop.
C. Hikmah
Hikmah yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah :
1. Kita sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sifat yang baik di
lingkungan masyarakat yang jelek.
2. Sifat manusia berpengaruhi oleh lingkungan, tetapi kita sebagai harus
memiliki sifat baik di lingkungan tersebut meskipun di lingkungan itu
sifatnya rata-rata jelek.
3. Lingkungan berpengaruh terhadap masa depan. Di lingkungan itu menjadi
orang jahat dan bisa bergenerasi jahat juga. Tergantung kita harus bisa
berpikir kedepan.
4. Lingkungan berpengaruh terhadap keimanan kita. Sebagai contoh di
lingkungan itu memiliki keimanan jelek kita pun terjerumus jelek juga.

1
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan edisi tiga. Yogyakarta: UGM Press


Hapsari, Juwita Eka., Chairul Amri., Adib Suyanto. 2018. Efektivitas
Kangkung Air (Ipomoeae Aquatica) Sebagai Fitoremediasi dalam
Menurunkan Kadar Timbal (Pb) Air Limbah Batik. Jurnal
Analytical Environmental Chemistry. Vol.3 No.01:30-37.
Hidayat, B. Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Dikotil. Bandung : ITB
Kandowangko, Novri Youla, Jusna Ahmad, Soyan Estela Makalalag.
2017. Struktur Anatomi Daun dan Batang Tumbuhan Kangkung
Air yang Terpapar Logam Berat Merkuri (Hg) Semirata Mipanet.
Gorontalo :Universitas Negeri Gorontalo.
Kusandryani, Yenni dan Luthfy. 2006. Karakterisasi Plasma Nutfah
Kangkung. Buletin Plasma Nutfah Vol.12 No.1 Th.2006
Mulyani, Sri. 2011. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga
Nugroho, Hartanto L, dkk. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Depok: Penebar Swadaya
Wahyu, Rimbun, Tesri Maideliza, Lince Meriko. 2014. Perbandingan
Struktur Dan Anatomi Organ Vegetatif Kangkung Air (Ipomoeae
Aquatica.Forsk) Pada Perairan Bersih Dengan Perairan Tercemar Di
Kota Padang. Padang: STKIP PGRI SUMBAR

1
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Gambar 5.1 Menyiapkan alat dan Gambar 5.2 Menyayat


bahan kangkung

Gambar 5.3 Meneteskan air ke kaca Gambar 5.4 Mengamati


benda di bawah mikroskop

Gambar 5.5 Mengambil gambar Gambar 5.6 Mengambil


struktur anatomi akar pada habitat gambar struktur anatomi akar
tercemar pada habitat sangat tercemar

1
Gambar 5.7 Mengambil gambar Gambar 5.8 Mengambil
struktur anatomi batang pada habitat gambar struktur anatomi
sangat tercemar batang pada habitat tercemar

Gambar 5.9 mengambil gambar Gambar 5.10 Mengambil


struktur anatomi daun pada habitat gambar struktur anatomi daun
tercemar pada habitat sangat tercemar

Anda mungkin juga menyukai