Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321860580

Studi Identifikasi Stomata pada Kelompok Tanaman C3, C4 dan CAM

Article · September 2017

CITATIONS READS
0 1,844

4 authors, including:

Achmad Yozar Perkasa


Universitas Gunadarma
7 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Achmad Yozar Perkasa on 16 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Volume 01 Nomor 01 Tahun 2017
ISSN 2597 6087

Jurnal
Pertanian Presisi
Journal of Precision Agriculture

Diterbitkan oleh:
Penerbit Gunadarma
DEWAN REDAKSI
JURNAL PERTANIAN PRESISI

Penasehat : Prof. Dr. E. S. Margianti, SE, MM


Prof. Suryadi Harmanto, SSi, MMSi
Agus Sumin, Drs, MMSi
Penanggung Jawab : Prof. Dr. Ir. Budi Hermana, MM
Ketua : Dr. Ir. Tety Elida, M.M
Editor : Ummu Kalsum, SP, M.Si
Risnawati, SP, M.Si
Reviewer :
1 Dr. Ir. Budiman, MS (Universitas Gunadarma)
2 Prof. Dr. Ir. Slamet (Ekofisiologi, Institut Pertanian Bogor)
Susanto, MSc
3 Prof. Dr. Ir. Sandra (Ekofisiologi dan Tanaman Indigenous, Institut
Arifin Aziz,M.Si Pertanian Bogor)
4 Prof. Dr. Ir. Sugeng (Hidrologi Pertanian, Fisika Tanah dan Konservasi,
Prijono, SU Universitas Brawijaya)
5 Dr. Ir. Kartika Ning (Konservasi, Agronomi dan Fisiologi, Pusat
Tyas, M.Si Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI)
6 Dr. Ir. Ummu (Hama dan Penyakit Tanaman, Badan Karantina
Salamah Rustiani, Pertanian Indonesia, Kementerian Pertanian
MSi Republik Indonesia)
7 Dr. Nur Sultan (Informasi dan Teknologi, Universitas Gunadarma)
Salahuddin, S.Kom,
MT
8 Dr. Agr. Eko (Agronomi dan Hortikultura, Universitas
Setiawan, SP, MSi Trunojoyo)
9 Tubagus Kiki (Tanaman Hias, Pemuliaan dan Bioteknologi
Kawakibi Azmi, SP, Tanaman, Universitas Gunadarma)
M.Si
10 Hafith Furqoni, SP, (Agronomi dan Ekofisiologi, Institut Pertanian
M.Si Bogor)

Alamat Redaksi:
Bagian Publikasi Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424
Telp. (021) 78881112 ext. 516
Email: jpp.gunadarma@gmail.com
ISSN 2597 6087

Volume 1 Nomor 1, 2017


Jurnal Pertanian Presisi

Daftar Isi

Pengaruh dosis pupuk urea terhadap kandungan N tanah, serapan


N, dan hasil umbi bawang merah pada tanah steril dan tanah 1
inokulasi
Ratih Kurniasih, Arif Wibowo, Sri Nuryani Hidayah Utami
Pengaruh bahan kemasan terhadap kualitas dan daya simpan
buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) 17
Ummu Kalsum, Dewi Sukma, Slamet Susanto
Pengaruh pertumbuhan pakcoy (Brassica chinensis L.) terhadap
perlakuan konsentrasi larutan hidroponik sistem NFT 28
Fitri Yulianti, Adinda Nurul Huda
Pertumbuhan caisim (Brassica juncea (L.) Czern.) pada 38
beberapa konsentrasi larutan hidroponik sistem NFT
Adinda Nurul Huda, Fitri Yulianti
Inventarisasi Cendawan Terbawa Benih Padi, Kedelai, dan 48
Cabai
Evan Purnama Ramdan, Ummu Kalsum
Studi Identifikasi Stomata pada Kelompok Tanaman C3, C4 dan 59
CAM
Achmad Yozar Perkasa, Totong Siswanto, Feni Shintarika,
Titistyas Gusti Aji

Aplikasi P.O.C Urin Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi 73


Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
M. Darmawan
Pengaruh Pupuk Kandang Sapi dan Inokulan Mikroba 83
Trichoderma Sp terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Caisim (Brassica juncea (L.) Czern.)
Fawzy Muhammad Bayfurqon, Nurcahyo Widyodaru
Saputro, Miftakhul Bakhrir Rozaq Khamid
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017. ISSN 2597 6087

Studi Identifikasi Stomata pada Kelompok Tanaman C3, C4 dan CAM


Identification Study of Stomata on Plant Groups C3, C4 and CAM

Achmad Yozar Perkasa1*, Totong Siswanto2, Feni


Shintarika2, Titistyas Gusti Aji2
1
Staf Pengajar Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma (Gunadarma
University), Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424 Indonesia. Telp. +6285214510590.
Email: achmad_yozar@staff.gunadarma.ac.id.
2
Alumni Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
(Bogor Agricultural University), Jl. Meranti Kampus Dramaga, Bogor 16680.
(* penulis korespondensi)
Diterima Agustus 2017; Disetujui September 2017

ABSTRACT

Stomata is a biological components that largely determines the initial synthesis


of organic compounds on physiological processes through the plant life cycle. The
aim of this research was to study the different of stomata among plants C3, C4
and Crassulacean Acid Metabolism (CAM). This research was conducted at
Microtechnique Laboratory of Agronomy and Horticulture Department,
Agriculture Faculty, Bogor Agricultural University (IPB). The stomata
preparations method by replica or mold method. The parameters that observed
are number of stomata (for percentage of open and closed stomata) on the abaxial
and adaxial layers of the leaves at magnification (40x10) diameter and stomatal
density. The results showed that shading soybean plants had stomata density and
number of opened stomata was high compared with soybean without shading C3
plants have high stomatal density and almost every plant species had opened
stomata, whereas Crassulacean Acid Metabolism (CAM) plants have lower than
others in densities in closed stomata conditions.

Keywords: C3, C4, CAM, stomata.

PENDAHULUAN termodifikasi bentuk dan fungsinya


untuk mengatur besarnya lubang-
Stomata atau mulut daun
lubang yang ada diantaranya
memiliki celah yang dikelilingi oleh
(Kartasaputra 1998). Stomata dapat
dua sel penjaga yang terletak di
ditemukan pada permukaan tanaman
daun. Sel penjaga merupakan sel-
bagian daun, batang, dan akar
sel epidermis yang telah
namun paling banyak terdapat pada

59
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

daun. Stomata memiliki peran ruang gelap. Proses membuka dan


sebagai tempat pertukaran gas pada menutupnya stomata dipengaruhi
tumbuhan, sedangkan sel penjaga jenis tanaman itu sendiri yang
berfungsi mengatur, membuka dan berkaitan dengan proses
menutupnya stomata. Stomata metabolisme tanaman. Salisbury dan
umumnya akan membuka di siang Ross (1995) mengungkapkan
hari, sebagai jalan masuknya CO2 beberapa faktor yang mempengaruhi
yang digunakan untuk fotosintesis membuka dan menutupnya stomata
pada siang hari dan menutupnya diantaranya: 1) Faktor eksternal,
akan berlangsung bertahap seperti intensitas cahaya matahari,
menjelang sore hari. Stomata konsentrasi CO2 dan asam absisat
bertugas sebagai jalan pertukaran (ABA). Cahaya matahari
gas CO2, O2 dan H2O pada saat merangsang sel penutup menyerap
fotosintesis, respirasi dan ion K+ dan H2O, mengakibatkan
transpirasi. Palit (2008) menyatakan stomata akan membuka di pagi hari.
kutikula merupakan tempat Konsentrasi CO2 yang rendah di
berlangsungnya transpirasi selain dalam daun mengakibatkan stomata
stomata, akan tetapi transpirasi menjadi membuka. 2) Faktor
melalui stomata lebih banyak terjadi internal, yaitu jam biologis
daripada melalui kutikula epidermis. merangsang serapan ion di pagi hari
Umumnya jenis pohon menyebabkan stomata membuka,
angiospermae daunnya memiliki pada malam hari terjadi pembebasan
stomata pada permukaan bawah, yang ion sehingga stomata menutup.
diketahui sebagai hipostomatus Fotosintesis yaitu proses yang
(Wilkinson 1979). Pada daun tanaman terjadi pada tumbuhan berklorofil,
yang habitatnya di perairan, stomata yang merubah energi sinar matahari
hanya ditemukan pada permukaan menjadi energi kimia (ATP dan
atas daun, pada tanaman lainnya NADPH). Energi kimia digunakan
stomata dapat dijumpai pada kedua untuk fotosintesa karbohidrat dari
permukaannya. Stomata menutup air dan karbon dioksida (Devlin
lebih cepat apabila tanaman 1975). Pada proses fotosintesis laju
ditempatkan di fotosintesis dipengaruhi oleh

60
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

membuka dan menutupnya stomata, bersamaan sebagai fotorespirasi.


karena berhubungan dengan proses Jika konsentrasi CO2 di atmosfir
pemakaian CO2, sebagai bahan ditingkatkan, hasil dari kompetisi
dasar proses fotosintesis. antara CO2 dan O2 akan lebih
Fotosintesis terjadi karena adanya menguntungkan CO2, sehingga
CO2 yang masuk ke dalam daun. fotorespirasi terhambat dan asimilasi
CO2 yang masuk ke daun melalui akan bertambah besar (Taiz &
stomata menyebabkan frekuensi Zeiger 2002).
stomata pada daun mampu Pada tanaman C4, CO2 diikat
meningkatkan proses fotosintesis oleh PEP (enzim pengikat CO2 pada
(Sa’diyah 2009). tanaman C4) yang tidak dapat
Tanaman dibedakan mengikat O2 sehingga tidak terjadi
berdasarkan perbedaan fiksasi kompetisi antara CO2 dan O2. Lokasi
karbondioksida menjadi tiga terjadinya asosiasi awal ini
golongan tanaman, yaitu tanaman adalah di sel-sel mesofil
C3, C4, dan CAM (Crassulacean (sekelompok sel-sel yang mempunyai
Acid Metabolism). Umumnya klorofil yang terletak di bawah sel-sel
tanaman C4 dan CAM lebih adaptif epidermis daun). CO2 yang sudah
di daerah panas dan kering terikat oleh PEP kemudian ditransfer
dibandingkan dengan tanaman C3. ke sel-sel "bundle sheath"
Pada dasarnya tanaman C3 lebih (sekelompok sel-sel di sekitar xylem
adaptif pada kondisi kandungan CO2 dan phloem) dimana kemudian
atmosfer tinggi. Contoh tanaman C3 pengikatan dengan RuBP terjadi.
adalah, leguminosae, durian, dan Karena tingginya konsentasi CO2
aglonema. Tanaman C3 dan C4 pada sel-sel bundle sheath ini, maka
dibedakan oleh cara mengikat CO2 O2 tidak mendapat kesempatan untuk
dari atmosfir dan produk awal yang bereaksi dengan RuBP, sehingga
dihasilkan dari proses asimilasi. fotorespirasi sangat kecil, PEP
Pada tanaman C3, RuBP (substrat mempunyai daya ikat yang tinggi
untuk pembentukan karbohidrat terhadap CO2, sehingga reaksi
dalam proses fotosintesis) juga dapat fotosintesis terhadap CO2 di bawah

mengikat O2 pada saat yang 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi, laju

61
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

asimilasi tanaman C4 hanya melalui daur Calvin (Taiz & Zeiger


bertambah sedikit dengan 2002).
meningkatnya CO2 sehingga,
dengan meningkatnya CO2 di BAHAN DAN METODE
atmosfir, tanaman C3 akan lebih
Waktu dan Tempat
beruntung dari tanaman C4 dalam
Penelitian dilaksanakan pada
hal pemanfaatan CO2 yang
tanggal 18 Maret 2013 di Kebun
berlebihan (Taiz & Zeiger 2002).
Percobaan Leuwikopo dan
Berbeda dengan gerakan
pengamatan stomata di
stomata yang lazim, stomata
Laboratorium Mikroteknik
tumbuhan CAM membuka pada
Departemen Agronomi dan
malam hari, tetapi menutup pada
Hortikultura, Fakultas Pertanian
siang hari. Pada malam hari jika
IPB.
kondisi udara kurang
menguntungkan untuk transpirasi, Bahan dan Alat
stomata tumbuhan CAM membuka, Bahan yang digunakan yaitu
karbon dioksida berdifusi ke dalam masing-masing satu lembar daun
daun dan diikat oleh sistem PEP tanaman kedelai (Glycine max (L)
karboksilase untuk membentuk Merr.) varietas Ceneng ditanam
oksaloasetat (OAA) dan malat. tanpa naungan dan daun kedelai
Malat lalu dipindahkan dari varietas Ceneng ditanam di bawah
sitoplasma ke vakuola tengah sel-sel naungan, daun tanaman bromelia,
mesofil dan di vakuola asam ini anggrek, anthurium, sansiviera,
terkumpul dalam jumlah besar. sirsak, sawo, dracaena dan puring.
Sepanjang siang hari stomata Alat-alat yang digunakan untuk
menutup, karena itu ketersediaan air pengamatan yaitu mikroskop dan
berkurang, dan malat serta asam kamera digital.
organik lain yang terkumpul
Cara Kerja
didekarboksilasi agar mempunyai
Cara pembuatan preparat
persediaan karbon dioksida yang
stomata adalah dengan metode
langsung akan diikat oleh sel
replika/cetakan :

62
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

1. Permukaan daun yang akan 0.52 = 0.19625 mm2


diamati diolesi cat kuku (kuteks), Kerapatan stomata =
dibiarkan kering kira-kira 5-10
menit
3. Persentase stomata terbuka
2. Setelah kering, kuteks dikelupas
didapatkan dari persentase
secara perlahan
stomata terbuka dibagi dengan
3. Hasil cetakan kuteks kemudian
jumlah stomata pada bidang
diletakkan di atas gelas obyek
pandang.
4. Selotip bening kemudian
dipasangkan diatas cetakan agar
HASIL DAN PEMBAHASAN
cetakan tidak berpindah tempat
5. Gelas obyek diberi label Penelitian ini, meliputi
Parameter yang diamati pada pengamatan jumlah dan kerapatan
penelitian ini adalah : stomata pada sembilan komoditas
1. Jumlah stomata (terbuka dan yang berbeda. Jumlah stomata total
tertutup) pada lapisan atas dan (Tabel 1), tmemperlihatkan secara
bawah daun pada perbesaran umum bahwa jumlah stomata di
(40x10) diameter. epidermis bagian bawah lebih
2. Kerapatan stomata. banyak apabila dibandingkan
Rumus berdasarkan penelitian dengan epidermis pada bagian atas.
(Lestari, 2006) yaitu Luas bidang kondisi ini dijumpai pada semua
pandang = ¼ π d2 = ¼ x 3.14 x komoditas. Bahkan pada komoditas

Tabel 1. Jumlah stomata total


Komoditas Epidermis Atas Epidermis Bawah
(Buah) (Buah)
Bromelia 1.67 7
Sansiviera 4.33 4.67
Sirsak 0 16.33
Kedelai var. Ceneng tanpa naungan 24.44 41.67
Kedelai var. Ceneng dengan naungan 22.67 41.33
Sawo 0 84.17
Anggrek 3 6
Anthurium - 13
Dracaena 5.67 11
Puring 0 21.67

63
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

sirsak, sawo, anthurium dan puring, akan meningkat (Tabel 2). Hal ini
stomata pada epidermis atas tidak menunjukkan bahwa terdapat lebih
ditemukan pada bidang pandang banyak stomata pada bidang
mikroskop. pandang yang sama di epidermis
Jumlah stomata tertinggi bawah.
terdapat pada epidermis bawah Kerapatan stomata
tanaman sawo. Sedangkan jumlah dipengaruhi oleh faktor lingkungan
stomata terendah pada epidermis diantaranya yaitu, intensitas cahaya,
bawah adalah tanaman anggrek dan temperatur, kelembapan dan
pada epidermis atas adalah konsentrasi CO2 di udara. Kerapatan
bromelia. Untuk kedelai tanpa stomata meningkat pada tanaman
naungan jumlah stomata di yang memiliki laju respirasi yang
epidermis atas maupun bawah lebih tinggi dan konsentrasi asam absisat
tinggi dibandingkan dengan kedelai (ABA) yang rendah (Lake &
yang ditanam dibawah naungan, Woodward 2008). Penelitian
meski tidak berbeda jauh. Pada Woodward (1987) juga
kolom yang tidak diisi, data tidak mengungkapkan bahwa kerapatan
didapatkan. stomata sangat bergantung pada
Pada komoditas yang konsentrasi CO2 yaitu apabila
mempunyai jumlah stomata yang konsentrasi CO2 mengalami
banyak, maka kerapatan stomata kenaikan, jumlah stomata persatuan

Tabel 2. Kerapatan stomata


Epidermis Atas Epidermis Bawah
Komoditas
(buah/mm-2) (buah/mm -2)
Bromelia 8.49 35.67
Sansiviera 22.08 23.78
Sirsak 0 83.22
Kedelai var. Ceneng tanpa naungan 124.55 212.31
Kedelai var. Ceneng dengan naungan 115.49 210.61
Sawo 0 428.87
Anggrek 15.28 30.57
Anthurium - 66.24
Dracaena 28.87 56.05
Puring 0 110.4
Keterangan: Pada kolom yang tidak diisi, data tidak dimasukkan ke dalam perhitungan kerapatan stomata.

64
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

luas jumlahnya akan lebih sedikit. banyak membuka dibandingkan


Pada intensitas cahaya atau dengan stomata di epidermis atas
naungan sebesar 50%, kerapatan (Tabel 3). Pada kolom yang tidak
stomata dapat berkurang hingga diisi, data tidak cukup untuk
75.11% untuk varietas Ceneng. Hal membuat perhitungan persentase
ini dibuktikan dengan kedelai stomata terbuka.
varietas Ceneng yang ditanam tanpa Pada komoditas kedelai, persentase
naungan memiliki kerapatan stomata stomata terbuka pada kedelai yang
yang lebih tinggi dibandingkan ditanam dibawah naungan lebih
dengan kedelai yang ditanam tinggi dibandingkan dengan kedelai
dibawah naungan. Pada tanaman yang ditanam tanpa naungan.
dengan intensitas cahaya matahari Kenaikan persentase stomata
yang cukup, laju transpirasi menjadi terbuka pada tanaman kedelai di
meningkat. Beberapa faktor kondisi tenaungi sekitar 51-72%
lingkungan yang mempengaruhi laju lebih banyak daripada yang ditanam
transpirasi diantaranya angin, suhu, tanpa naungan. Sel-sel penutup yang
dan cahaya yang lebih tinggi pada mengelilingi stomata
kondisi tidak ternaungi. mengendalikan pembukaan dan
Persentase stomata terbuka penutupan stomata. Membuka dan
menunjukkan jumlah stomata yang menutupnya stomata dipengaruhi
terbuka pada masing-masing oleh tekanan turgor pada sel penjaga
komoditas saat dilaksanakannya (Fahn 1991). Adapun faktor lainnya
penelitian. Pengambilan sampel yang mempengaruhi membukanya
dilahan dilaksanakan pada pagi stomata adalah intensitas cahaya,
menuju siang hari, sekitar jam 10.00 konsentrasi CO2 baik di dalam dan
hingga 11.00 WIB. Terdapat di sekeliling sel penjaga, temperatur,
beberapa tanaman yang semua hormon, dan pH.
stomata pada epidermis bawah Stomata menutup pada saat
membuka penuh seperti tanaman lingkungan tidak mendukung. Pada
sirsak dan anthurium. Daun tanaman kedelai yang ditanam di tempat yang
maupun bawah. Terlihat bahwa tidak ternaungi, persentase stomata
stomata pada epidermis bawah lebih membuka lebih rendah karena laju

65
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

Tabel 3. Persentase stomata terbuka


Epidermis Atas Epidermis Bawah
Komoditas
(%) (%)
Bromelia 0 0
Sansiviera 0 0
Sirsak 0 100
Kedelai var. Ceneng tanpa naungan 41.77 47.63
Kedelai var. Ceneng dengan naungan 63.24 82.04
Sawo - -
Anggrek 11.11 66.67
Anthurium - 100
Dracaena - -
Puring 0 74.45

transpirasi cukup tinggi pada menyebabkan tanaman layu


kondisi di lapangan terbuka. Lebih pernyataan ini dibuktikan pada
banyak stomata yang menutup pada Gambar 1 dan 3 yang memiliki
kondisi lingkungan tersebut untuk jumlah stomata lebih banyak apabila
menekan laju transpirasi yang dibandingkan dengan Gambar 2 dan
terlalu tinggi dan menyebabkan 4 yang jumlahnya lebih sedikit.
tanaman cepat layu karena laju Pengamatan perbedaan jumlah
penyerapan air dengan transpirasi stomata pada tanaman C3 diwakili
tidak seimbang hal ini seperti oleh tanaman sirsak, kedelai tanpa
tampak pada gambar 1 dan gambar naungan, sawo, anthurium dan
2. Namun, penutupan stomata puring. Sedangkan tanaman CAM
mempunyai efek yang negatif diwakili oleh tanaman bromelia,
terhadap pemasukkan CO2, proses sansiviera, anggrek dan dracaena
fotosintesis dan juga penyerapan air (Gambar 5, 6, 7 dan 8). Tanaman C3
serta hara pada akar (Arve et al. melakukan proses fotosintesisnya
2011). pada siang hari sehingga aktivitas
Stomata yang terletak pada stomata (stomata membuka) tinggi.
epidermis bawah lebih banyak Hal ini dapat dilihat dari jumlah
dibandingkan dengan epidermis stomata yang membuka pada lapisan
atas, dengan begitu laju transpirasi epidermis atas dan bawah. Tanaman
air tidak cepat terjadi yang dapat sirsak mempunyai jumlah stomata
sebesar 16.33 stomata.

66
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

Pada tanaman sawo, anthurium Tanaman CAM merupakan tanaman


dan puring, jumlah stomata berturut- yang melakukan proses respirasi
turut pada lapisan epidermis bawah pada malam hari. Tanaman CAM
adalah 82.67, 13 dan 15.67 stomata. umumnya tumbuh pada daerah
Sedangkan pada tanaman kedelai, kering. Untuk menghindari
stomata pada lapisan epidermis atas hilangnya air tanaman CAM
sebanyak 11.55 stomata dan 27.44 menutup stomata pada siang hari
stomata pada lapisan epidermis dan membuka pada malam hari serta
bawah yang memungkinkan jumlah stomatanya tidak banyak.
terjadinya difusi CO2 secara Pada data penelitian yang didapat
maksimum ke dalam daun pada saat (Tabel 4 dan 5), pada bromelia,
stomata terbuka. Howard (1969) sansiviera, dan dracena tidak ada
jumlah kloroplas kebanyakan sel stomata yang membuka.
mesofil mengandung sejumlah besar Jumlah stomata pada sansiviera
kloroplas (20 - 100 per sel) tempat yang menutup di epidermis atas
berlangsungnya reaksi terang sebanyak 4.33 stomata dan
fotosintesis. Setiap millimeter epidermis bawah 4.67 stomata. Pada
persegi permukaan daun mempunyai tanaman bromelia, stomata pada
kira-kira 100 stomata, tapi jumlah epidermis atas yang menutup
ini dapat mencapai 2230. sebanyak 1.67 dan 7 stomata pada
Tanaman CAM yang diamati lapisan epidermis bawah. Rata-rata
pada penelitian ini adalah tanaman jumlah stomata yang menutup pada
bromelia, sansiviera dan anggrek. dracaena ialah 5.67 stomata pada

Tabel 4 : Jumlah stomata terbuka


Epidermis Atas Epidermis Bawah
Komoditas
(buah) (buah)
Bromelia 0 0
Sansiviera 0 0
Sirsak 0 16.33
Kedelai var. Ceneng tanpa naungan 11.55 27.44
Kedelai var. Ceneng dengan naungan 14.33 34
Sawo - 82.67
Anggrek 0.67 3.67
Anthurium - 13
Dracaena - -
Puring 0 15.67

67
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

epidermis atas dan 11 stomata pada pada tanaman anggrek terlihat pada
lapisan epidermis bawah. Gambar 9 dan 10. Jumlah stomata
Hasil berbeda ditunjukkan oleh pada daun lapisan epidermis atas
tanaman anggrek. Walaupun dan bawah terlihat ada perbedaan.
termasuk tanaman CAM, anggrek Pada luas pandang yang sama,
merupakan tanaman fakultatif terlihat jumlah maupun persentase
CAM. Jenis tanaman ini dapat stomata menunjukkan lapisan
memodifikasi fungsi stomata dan epidermis bawah lebih banyak.
karboksilasinya seperti tanaman C3 Spesies tumbuhan CAM
pada kondisi kelembaban yang mengikat CO2 menjadi asam
cukup tinggi. Jadi untuk tanaman beratom C4 dengan PEP
anggrek kelembaban yang tinggi karboksilase seperti spesies
dapat merubah tanaman tersebut tumbuhan C4, hal ini terjadi pada
seperti C3. Hal ini dapat dilihat dari malam hari pada saat stomata
data jumlah stomata yang membuka terbuka dan energi yang
pada lapisan epidermis atas sebesar diperlukannya diperoleh melalui
0.67 stomata dan 3.67 stomata pada proses glikolisis. Radiasi matahari
lapisan epidermis bawah. Hasil menyebabkan penutupan stomata
stomata tertutup pada daun bagian dan penyinaran daun; energi cahaya
atas maupun bawah tidak ini digunakan untuk menjalankan
menunjukkan adanya perbedaan. daur Calvin, yaitu dengan
Secara mikroskopis, stomata mengambil CO2 dari asam beratom

Tabel 5 : Jumlah stomata tertutup


Epidermis Atas Epidermis Bawah
Komoditas
(buah) (buah)
Bromelia 1.67 7
Sansiviera 4.33 4.67
Sirsak 0 0
Kedelai var. Ceneng tanpa naungan 7 7.33
Kedelai var. Ceneng dengan naungan 8.33 7.33
Sawo - -
Anggrek 2.33 2.33
Anthurium - -
Dracaena 5.67 11
Puring - 9

68
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

C4 seperti pada reaksi di dalam sel- 50 - 100 g air/g CO2 sedangkan


sel seludang ikatan pembuluh tanaman C4 sekitar 250 hingga 300
spesies C4. Kloroplas tumbuhan g air/g CO2 dan tanaman C3 sekitar
CAM lebih mirip dengan kloroplas 400 - 500 g air/g CO2 (Purwoko,
spesies C3 (Gardner et al., 1990). 2005). Kondisi ini yang
Mekanisme CAM menyebabkan menyebabkan sedikitnya jumlah
tanaman mampu memaksimumkan stomata yang ditemukan pada
WUE (Water Use Efficiency) sekitar tanaman tersebut.

Gambar 1. Kenampakan stomata pada Gambar 2. Kenampakan stomata pada


epidermis bawah pada epidermis atas pada kedelai
kedelai var. Ceneng dengan var. Ceneng dengan
naungan naungan

Gambar 3. Kenampakan stomata Gambar 4. Kenampakan stomata


pada epidermis bawah pada epidermis atas
pada kedelai var. pada kedelai var.
Ceneng tanpa naungan Ceneng tanpa naungan

69
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

Gambar 5. Kenampakan stomata Gambar 6. Kenampakan stomata


pada epidermis bawah pada epidermis bawah
pada tanaman pada tanaman
Bromelia sp Sansivieria sp.

Gambar 7. Kenampakan stomata Gambar 8. Kenampakan stomata


pada epidermis bawah pada epidermis bawah
pada tanaman pada kedelai var.
Dracaena sp. Ceneng tanpa naungan

Gambar 9. Kenampakan stomata Gambar 10. Kenampakan stomata pada


pada epidermis bawah pada epidermis atas pada
tanaman anggrek tanaman anggrek

70
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

KESIMPULAN Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L.


Mitchell. 1990. Physiology of
1. Tanaman kedelai dengan Crop Plant. Ames (US): Iowa
State Univ Pr.
naungan memiliki kerapatan Howard, R.A., 1969. The Ecology
stomata dan jumlah stomata of an Elfin Forest in Puerto Rico
1. Studies of Steam Growth and
membuka lebih tinggi From and Leaf Structure. J.
dibandingkan dengan tanaman Arnold Arbor. 50: 225-267.
Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar
kedelai tanpa naungan Anatomi Tumbuh-tumbuhan,
2. Tanaman golongan C3 memiliki tentang sel dan jaringan. Bina
Aksara. Jakarta.
kerapatan stomata yang lebih Lake JA. Woodward FI. 2008.
tinggi dan hampir setiap spesies Response of stomatal numbers to
CO2 and humidity: control by
tanaman memiliki stomata yang transpiration rate and abscisic
membuka, sedangkan tanaman acid. New Phytologist 179: 397-
404
golongan CAM memiliki Lestari, E. G. 2006. Hubungan
kerapatan stomata yang rendah antara Stomata dengan
Ketahanan Kekeringan pada
dan semua stomatanya menutup. Somaklon Padi Gajahmungkur,
Towuti, dan IR 64. Biodiversitas
7(1): 44-48.
DAFTAR PUSTAKA Palit, J. 2008. Teknik Penghitungan
Jumlah Stomata Beberapa
Kultivar Kelapa. Buletin Teknik
Arve LE, Torre S, Olsen JE and Pertanian Vol. 13. No. 1, 2008.
Tanino KK. 2011. Stomatal http://pustaka.litbang.deptan.go.i
Responses to Drought Stress and d/publikasi/bt131083.pdf
Air Humidity, Abiotic Stress in Purwoko, B. S. 2005. Fotosintesis.
Plants - Mechanisms and Handbook Fisiologi Tanaman
Adaptations, Prof. Arun Shanker Lanjut. Departemen Budidaya
(Ed.), ISBN: 978-953-307-394-1, Pertanian. IPB. Bogor.
InTech, Available from: Sa’diyah N. 2009. Korelasi
http://www.intechopen.com/book Kandungan Klorofil dan
s/abiotic-stress-in-plants- Frekuensi Stomata Antar Anak
mechanisms-and- Daun Sebagai Kriteria Seleksi
adaptations/stomatal-responses- Tidak Langsung Terhadap Hasil
to-drought-stress-and-air- Kedelai. Seminar Hasil
humidity. Penelitian dan Pengabdian
Devlin, Robert M. 1975. Plant Kepada masyarakat, Unila.
Physiology Third Edition. New Lampung.
York (US): D. Van Nostrand. Salisbury, T.B., Ross, C.W. 1995.
Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Plant Physiology. Terjemahan
Gajah Mada University Press. Diah R. Lukman dan Sumaryono.
Yogyakarta. Jilid I, II dan III. ITB Bandung.

71
Jurnal Pertanian Presisi 1 (1), 2017.

Taiz L, Zeiger E. 2002. Plant industrial levels. Nature 327:


Physiology. New York(US): The 617-618.
Benjamin/Cummings Publishing
Co. Inc.
Wilkinson, H.P., 1979. The Plant
Surface (mainly leaf) Page 97-
117 in C.R. Metclafe and L.
Chalk (eds), Anatomy of the
Dicotyledons, Vol. 1 Clarendon
Press, Oxford.
Woodward, F.I., 1987. Stomata
Numbers are Sensitive to
Increase in CO2 from Pre-

72

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai