Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CA NASOFARING

Untuk Memenuhi Tugas Departemen Keperawatan Medikal Bedah


di Ruang 24 B

Oleh:
MAHASISWA PKL
RSSA MALANG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik penyuluhan : Ca Nasofaring


Hari/Tanggal : Kamis, 09 Mei 2019
Waktu : 30 menit/ 09.00-09.30 WIB
Tempa : Ruang 24B RSSA
Sasaran : Pasien yang menjalani perawatan di ruang 24B dan
keluarga
Penyuluh : Mahasiswa

I. LATAR BELAKANG
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah
nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap
nasofaring.Keganasan ini termasuk 5 besar bersama kanker mulut rahim,
payudara, kulit dan getah bening sedangkan pada laki-laki merupak tumor
yang paling banyak ditemukan (Roezin, 2003).
Karsinoma nasofaring merupakan keganasan yang mempunyai
predisposisi rasial yang sangat mencolok. Insidennya paling tinggi pada ras
Mongoloid terutama pada penduduk di daerah Cina bagian selatan,
Hongkong, Singapura, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia penyakit ini
ditemukan pertamakali oleh Banker pada tahun 1926, kemudian laporan
kasus dalam jumlah cukup banyak baru setelah tahun 1953. Keganasan ini
ditemukan lebih banyak pada laki-laki dari perempuan dalam perbandingan
2,5:1.
Insidens karsinoma nasofaring yang tinggi ini dihubungkan dengan
kebiasaan makan, lingkungan dan virus Epstein-Barr (Sjamsuhidajat, 1997).
Selain itu faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, kebiasaan
hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman atau parasit juga sangat
mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor ini. Tetapi sudah hampir dapat
dipastikan bahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah virus Epstein-barr,
karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-virus EEB yang
cukup tinggi (Efiaty & Nurbaiti, 2001).

II. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga dan pasien di ruang
24 B RSSA mengetahui tentang ca nasofaring.
III. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga pasien mampu:
1. Memahami Pengertian ca nasofaring
2. Memahami Penyebab ca nasofaring
3. Memahami Tanda dan Gejala ca nasofaring
4. Memahami Penatalaksanaan ca nasofaring
5. Memahami Pencegahan ca nasofaring

IV. MATERI
1. Pengertian ca nasofaring
2. Penyebab ca nasofaring
3. Tanda dan Gejala ca nasofaring
4. Penatalaksanaan ca nasofaring
5. Pencegahan ca nasofaring

V. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab

VI. MEDIA
1. PPT

VII. SETTING TEMPAT

Keterangan:

Presenter Pembimbing
Klinik
Moderator
Audience
Observer
Fasilitator
VIII. JOB DESK
1) Moderator
Job Description:
a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan diberikan
e) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
f) Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
h) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2) Presenter
Job Description:
a) Menggali pengetahuan keluarga tentang CA NASOFARING
b) Menjelaskan materi mengenai pertolongan pertama pada CA
NASOFARING
c) Menjawab pertanyaan peserta
3) Fasilitator
Job Description:
a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d) Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
4) Observer
Job Description:
a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan
penyuluhan berlangsung
c) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi
hasil penyuluhan

IX. KEGIATAN PENYULUHAN


No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta
1 Pembukaan 1. Mengucapkan 1. Menjawab
(5 menit) salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan memperhatikan
diri 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu dan 4. Mendengarkan dan
aturan PKRS memperhatikan
4. Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
5. Mengali
pengetahuan awal
tentang CA
nasofaring
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan dan
( 20 menit ) tentang pengertian memperhatikan
ca nasofaring
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan dan
Penyebab ca memperhatikan
nasofaring
3. Menjelaskan Tanda
dan Gejala ca 3. Mendengarkan dan
nasofaring memperhatikan
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan dan
Penatalaksanaan Ca memperhatikan
nasofaring
5. Menjelaskan 5. Mendengarkan dan
Pencegahan ca memperhatikan
nasofaring
6. Memberikan
kesempatan peserta 6. Peserta bertanya
untuk bertanya
7. 6 langkah cuci 7. Mendengarkan dan
tangan, etika batuk, memperhatikan.
dan pemilihan 8. Mendengarkan dan
tempat sampah. memperhatikan.
8. Menjelaskan
tentang 5K
3 Penutup 1. Kesimpulan dari 1. Mendengarkan dan
5 menit pembelajaran memperhatikan
2. Salam penutup 2. Mendengarkan.
X. EVALUASI
a. Struktural
1. Peserta hadir di tempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di Ruang tunggu R.24 B
3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
4. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat
sebelum penyuluhan selesai
b. Proses
1. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
2. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang
terlibat aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
c. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh
penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus.
Lampiran Materi Penyuluhan
CA NASOFARING
A. PENGERTIAN
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas yang tumbuh di daerah
nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller dan atap
nasofaring.Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher
yang terbanyak ditemukan di Indonesia. (Efiaty & Nurbaiti, 2001)
Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah
nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring.Keganasan
ini termasuk 5 besar bersama kanker mulut rahim, payudara, kulit dan getah
bening sedangkan pada laki-laki merupak tumor yang paling banyak ditemukan
(Roezin, 2003).
Karsinoma nasofaring merupakan keganasan yang mempunyai
predisposisi rasial yang sangat mencolok. Insidennya paling tinggi pada ras
Mongoloid terutama pada penduduk di daerah Cina bagian selatan, Hongkong,
Singapura, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia penyakit ini ditemukan
pertamakali oleh Banker pada tahun 1926, kemudian laporan kasus dalam jumlah
cukup banyak baru setelah tahun 1953. Keganasan ini ditemukan lebih banyak
pada laki-laki dari perempuan dalam perbandingan 2,5:1.
Nasofaring sendiri merupakan bagian nasal dari faring yang mempunyai
struktur berbentuk kuboid.Banyak terdapat struktur anatomis penting di
sekitarnya.Banyak syaraf kranial yang berada di dekatnya, dan juga pada
nasofaring banyak terdapat limfatik dan suplai darah.Struktur anatomis ini
mempengaruhi diagnosis, stadium, dan terapi dari kanker tersebut.

B. ETIOLOGI
Insidens karsinoma nasofaring yang tinggi ini dihubungkan dengan
kebiasaan makan, lingkungan dan virus Epstein-Barr (Sjamsuhidajat, 1997).
Selain itu faktor geografis, rasial, jenis kelamin, genetik, pekerjaan, kebiasaan
hidup, kebudayaan, sosial ekonomi, infeksi kuman atau parasit juga sangat
mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor ini. Tetapi sudah hampir dapat
dipastikan bahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah virus Epstein-barr,
karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-virus EEB yang cukup
tinggi (Efiaty & Nurbaiti, 2001).

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala karsinoma nasofaring dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu
antara lain:
1. Gejala nasofaring
Adanya epistaksis ringan atau sumbatan hidung.Terkadang gejala belum ada
tapi tumor sudah tumbuh karena tumor masih terdapat dibawah mukosa
(creeping tumor)
2. Gangguan pada telinga
Merupakan gejala dini karena tempat asal tumor dekat muara tuba Eustachius
(fosa Rosenmuller). Gangguan yang timbul akibat sumbatan pada tuba
eustachius seperti tinitus, tuli, rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri
di telinga (otalgia)
3. Gangguan mata dan syaraf
Karena dekat dengan rongga tengkorak maka terjadi penjalaran melalui
foramen laserum yang akan mengenai saraf otak ke III, IV, VI sehingga
dijumpai diplopia, juling, eksoftalmus dan saraf ke V berupa gangguan
motorik dan sensorik.
Karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak ke IX, X, XI dan XII jika
penjalaran melalui foramen jugulare yang sering disebut sindrom Jackson.
Jika seluruh saraf otak terkena disebut sindrom unialteral.Prognosis jelek bila
sudah disertai destruksi tulang tengkorak.
4. Metastasis ke kelenjar leher
Yaitu dalam bentuk benjolan medial terhadap muskulus sternokleidomastoid
yang akhirnya membentuk massa besar hingga kulit mengkilat. Hal inilah
yang mendorong pasien untuk berobat.Suatu kelainan nasofaring yang
disebut lesi hiperplastik nasofaring atau LHN telah diteliti dicina yaitu 3
bentuk yang mencurigakan pada nasofaring seperti pembesaran adenoid pada
orang dewasa, pembesaran nodul dan mukositis berat pada daerah nasofaring.
Kelainan ini bila diikuti bertahun – tahun akan menjadi karsinoma nasofaring.
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Radioterapi
Sebelumnya persiapan pasien dengan oral hygiene, dan apabila
infeksi/kerusakan gigi harus diobati terlebih dahulu. Dosis yang diberikan
200 rad/hari sampai 6000-6600 rad untuk tumor primer, sedangkan
kelenjar leher yang membesar diberi 6000 rad. Jika tidak ada pembesaran
kelenjar diberikan juga radiasi efektif sebesar 4000 rad. Ini dapat diberikan
pada keadaan kambuh atau pada metastasis tulang yang belum
menimbulkan keadaan fraktur patologik. Radiasi dapat menyembuhkan
lesi, dan mengurangi rasa nyeri.
2. Pengobatan tambahan
Yang diberikan dapat berupa diseksi leher (benjolan di leher yang
tidak menghilang pada penyinaran atau timbul kembali setelah penyinaran
dan tumor induknya sudah hilang yang terlebih dulu diperiksa dengan
radiologik dan serologik) , pemberian tetrasiklin, faktor transfer,
interferon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan antivirus.
3. Kemoterapi
Sebagai terapi tambahan dan diberikan pada stadium
lanjut.Biasanya dapat digabungkan dengan radiasi dengan urutan
kemoterapi-radiasi-kemoterapi. Kemoterapi yang dipakai yaitu
Methotrexate (50 mg IV hari 1 dan 8); Vincristin (2 mg IV hari1);
Platamin (100 mg IV hari 1); Cyclophosphamide (2 x 50 mg oral, hari 1
s/d 10); Bleomycin (15 mg IV hari 8). Pada kemoterapi harus dilakukan
kontrol terhadap efek samping fingsi hemopoitik, fungsi ginjal dan lain-
lain.
4. Operasi
Tindakan operasi berupa diseksi leher radikal, dilakukan jika masih
ada sisa kelenjar pasca radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar, dengan
syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih.
E. PENCEGAHAN
Pemberian vaksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal didearah
dengan resiko tinggi. Memindahkan (migrasi) penduduk dari daerah dengan
resiko tinggi ketempat lainnya. Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah,
mengubah cara memasak makanan untuk mencegah akibat yang timbul dari
bahan-bahan yang berbahaya, penyuluhan mengenai lingkungan hidup yang tidak
sehat, meningkatkan keadaan sosial/ekonomi dan berbagai hal yang berkaitan
dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab. Melakukan tes serologik
lgA-anti VCA dan lgA anti EA secara massal dimsa yang akan datang bermanfaat
dalam menemukan karsinoma nasofaring secara lebih dini.
Lampiran Materi Penyuluhan
URAIAN TUGAS 5K

1. Menggerakkan Kebersihan
a. Kebersihan pasien
 Mandi atau di seka sehari dua kali pagi dan sore mulai dari
wajah tangan perut punggung sampai anus terus kaki
b. Lingkungan ruangan / pembungan sampah
 Buang sampah pada tempatnya jika sampah kuning itu sampah
medis buat kasa kapas sedangkan sampah hijau untuk nonmedis
seperti makanan .
 Sampah medis (kuning) gunanya untuk membuang semua yang
berasal dari pasien seperti muntahan , batuk lendir, pampers
pasien dll. Sampah non medis (hijau) seperti tisu, sampah
makanan/ minuman dll
 Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
 Di atas tempat tidur ada selimut, bantal , dan lainya tidak boleh.
harus ditaruh di lemari kecil. Seperti barang pribadi penunggu
taruh di luar seperti tikar, selimut ,bantal keluarga yang
menunggu

2. Menggerakkan Ketertiban
a. Sistem administrasi
 Tepat waktu membayar adminitrasi
b. Peraturan penunggu pasien
 Harus menaati aturan jam berkunjung. kalau tanggal merah
pukul 10.00- 12.00 WIB. kalau hari biasa pukul 16.00 – 19.00.
 Bagi penunggu hanya diperbolehkan 1 orang.
 Bagi penunggu pasien harus memabawa kartu identitas kartu itu
tidak boleh di pinjamkan ke orang lain.
 Tidak boleh ngecharge hp di ruangan. kalau mau ngecharge hp
ada diruang tunggu dikenakan tarif RP.2000 .
 Tidak boleh membawa anak kecil ke ruangan
 Keluarga pasien atau penunggu pasien harus mandi di luar
jangan di toilet pasien .
 Tempat cuci piring / gelas diluar tidak boleh di wastafel
ruangan.
3. Keselamatan Pasien
a. Pastikan semua pasien selalu memakai gelang identitas. tidak boleh
sobek atau hilang jika hilang sgera lapor
b. Memastikan penempatan pasien dalam keadaan aman. Pasang
pengaman yang ada di bed pasien menghindari pasien jatuh apabila
jika pasien gelisah atau tidak tenang bisa dengan restrain atau
pengikatan di atas tempat tidur
c. Memastikan penempatan oksigen dalam keadaan aman. jika pasien
gelisah agar tidak terbentur tabung oksigen.
d. Memastikan lantai kamar mandi tidak licin. Jika ada air di lantai
bekas ke kamar mandi atau air minum tumpah segera bersihkan
keringkan agar lantai tidak licin mnghindri pasien jatuh
e. Memastikan alat transportasi brankar, kursi roda dalam keadaan
siap pakai.
f. Usahakan jika pasien ke kamar mandi di temani keluarga agar
tidak jatuh
4. Keamanan
a. Memasikan penyimpanan milik pasien dalam keadaan aman.
Jangan membawa barang berharga seperti laptop kalung gelang
yang berlebihan di tas dan jangan membawa uang yang sangat
berlebihan membawa secukupnya saja tempatkan tas di dalam
lemari kecil yg aman
b. Jika ada orang yang mencurigakan yang bukan keluarga pasien di
tegur atau segera lapor satpam
c. Tidak boleh meminjamkan kartu identitas penunggu atau
pengunjung ke orang lain
d. Jika meminjam kursi roda untuk mengantar pulang dengan jaminan
ktp keluarga. jika ada petugas yg mengantar tidak mnggunakam
jaminan ktp
5. Kenyamanan
a. Jangan membuat gaduh di lingkungan rumah sakit
b. Jangan terlalu banyak membawa barang ke ruangan
c. Menjaga tempat tidur, meja dan ruangan pasien tetap rapi.
Lampiran Materi Penyuluhan
CUCI TANGAN

A. Pengertian Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara
bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
kemudian dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan
sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan
tujuan untuk menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak
dini merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan
resiko tertularnya penyakit.
B. Tujuan Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar
untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan yaitu :
1. Supaya tangan bersih.
2. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri.
3. Terhindar dari sakit perut dan diare.
C. Alasan Mencuci Tangan dengan Air yang Mengalir
Dengan mencuci tangan di air mengalir maka kotoran dan kuman
akan ikut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan
atau di warung makan yang ada keran cuci tangan, sebaiknya cuci tangan
di keran saja walaupun di sediakan mangkuk tempat mencuci tangan di
meja adik-adik.
D. 5 Waktu Tepat Mencuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang
takkan lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap
lingkungan luar. Nah sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk
melakukan cuci tangan ?
1. Sebelum dan sesudah makan. Untuk menghindari masuknya
kuman kedalam tubuh saat kita makan.
2. Setelah dari WC dan buang air. Besar kemungkinan tinja masih
tertempel di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan.
3. Setelah bermain. Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat
yang kotor. Contohnya seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa
banyak sekali kuman didalam tanah, jadi selesai bermain harus
mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang dan tidak
menempel ditangan.
4. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Bagi adik-adik
mencuci tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah
belajar, sebelum dan sesudah bangun tidur dan sesudah
melakukan kegiatan yang lain.
5. Tangan terlihat kotor.
E. Langkah Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
1. Langkah 1

Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO


2005 yakni 6 langkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah. Bisa
dilihat pada gambar untuk lebih jelasnya.

a. Basuh tangan dengan air mengalir


b. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
c. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan
kanan, begitu pula sebaliknya.
d. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan
e. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.
f. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya.
g. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan sebaliknya
h. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.
i. Bilas kedua tangan dengan air.
j. Keringkan dengan lap tangan atau tissue
2. Langka 2

Jangan lupa menutup kran dengan tangan di alasi tissue atau lap
tangan. Nah sekarang tangan anda sudah bersih dan aman.

Catatan !

Bila tidak ada wastafel atau kran air, kita bisa menggunakan air
yang di tuangkan dengan gayung. Idealnya memang menggunakan sabun
cair, tetapi bisa digunakan sabun batangan.
Lampiran Materi Penyuluhan
ETIK BATUK
1.Pengertian
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan
tubuh pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap
iritasi di tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya.
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari
segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.

2.Tujuan Etika Batuk


Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas
(Droplets) dan membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplets tersebut
dapat mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain
disekitarnya melalui udara pernafasan. Penularan penyakit melalui media udara
pernafasan disebut “air borne disease”.

3.Penyebab terjadinya Batuk


a. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan.
Misal : flu, bronchitis,dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang
pneumoni, TBC, Kanker paru-paru.
b. Alergi
Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran
pernapasan.Misal : debu,asap,makanan dan cairan.
Mengalirnya cairan hidung kea rah tenggorokan dan masuk ke saluran
pernapasan. Misal : rhinitis alergika, batuk pilek.
Penyempitan pada saluran pernapasan. Misal : Asma

4.Kebiasaan batuk yang salah


a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin.
c. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.

5.Dampak dari Batuk


Batuk dapat menyebabkan :
a. Rasa lelah
b. Gangguan tidur
c. Perubahan pola hidup
d. Nyeri musculoskeletal
e. Suara serak
f. Mengganggu nafas,dll.

6.Cara Batuk yang Baik dan Benar


Hal-hal perlu anda perlukan:
- Lengan baju
- Tissue
- Sabun dan air
- Gel pembersih tangan

Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut
anda dengan menggunakan tissue atau saputangan atau lengan dalam baju anda
setiap kali anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.

Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil
kesempatan untuk pergi cuci tangan di kamar kecil terdekat atau menggunakan gel
pembersih tangan.

Langkah 4
Gunakan masker.
Lampiran Materi Penyuluhan

PEMILAHAN SAMPAH
A. Pengertian Sampah
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya.
B. Jenis Sampah
1. Sampah Medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien.
Jenis Sampah Medis
 Limbah benda tajam : jarum suntik
 Limbah infeksius : dahak pasien TB atau infeksi paru
 Limbah jaringan : darah
 Limbah farmasi : obat-obatan kadaluarsa
 Limbah kimia : alkohol
 Limbah radioaktif : cairan kemoterapi
2. Sampah Non Medis adalah semua sampah padat diluar sampah padat
medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti kantor/ administrasi,
unit perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur, halaman
parkir, taman, dan unit pelayanan.
Contoh sampah non medis
 Sisa makanan
 Bungkus makanan
 Kertas bekas
 Plastik pembungkus makanan
 Kresek dll.
C. Manfaat Pemilahan Sampah
1. Mempermudah pengelolaan sampah. Sampah medis harus dikelola secara
khusus karena bisa mengandung kuman dan virus yang akan menyebar ke
jika pengelolaannya tidak sesuai dengan prosedur.
2. Pengelolaan sampah medis yang baik, dapat mencegah penularan dan
penyebaran virus dan kuman dalam sampah medis ke masyarakat.
D. Penggolongan sampah 3 warna
1. Tempat sampah warna kuning untuk sampah medis
 Limbah benda tajam : jarum suntik
 Limbah infeksius : dahak pasien TB atau infeksi paru, cairan tubuh
pasien infeksius
 Limbah jaringan : darah
 Limbah farmasi : obat-obatan kadaluarsa
 Limbah kimia : alkohol
2. Tempat sampah warna hijau untuk sampah non medis
 Sisa makanan
 Bungkus makanan
 Kertas bekas
 Plastik pembungkus makanan
 Kresek dll
3. Tempat sampah ungu untuk sampah radioaktif
 Limbah radioaktif : cairan kemoterapi
4. Tempat sampah hitam untuk organik dan anorgnik
 Sampah organik (berasal dari alam): sampah yang dapat terurai oleh
lingkungan sekitarnya Contoh : sisa-sisa makanan,buah-buahan dan
sejenisnya.
 Sampah Anorganik : plastik, kertas dan kaleng-kalengan serta
sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai