Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Kesusastraan Prancis Pada Abad ke-19

Kezia Talita, 1606891476


Nadya Yahya, 1606890990

Konteks Sejarah
Jika sebelumnya setiap abad di Prancis dikenal dengan berbagai julukan,
seperti Grand Siècle pada abad ke-17 atau Siècle de Lumiere pada abad ke-18, pada
abad-19, terdapat perkembangan dan kemajuan dalam berbagai macam aspek serta
situasi-situasi yang kompleks sehingga tidak dapat diberi julukan khusus.
Pada abad ini, pergantian pemerintahan telah dilaksanakan beberapa kali.
Awalnya, Prancis menganut pemerintahan Konsulat (1799-1804) dengan Napoléon
Bonaparte sebagai Konsul Pertama. Kemudian pada tahun 1804, ia mengangkat
dirinya sendiri menjadi kaisar. Selanjutnya, bentuk pemerintahan yang dianut Prancis
merupakan monarki konstitusional atau La Restauration Louis XVIII dan Charles X
(1814-1830), lalu dilanjutkan oleh pemerintahan Louis-Philippe d’Orléans pada
pemerintahannya yang dikenal dengan sebutan Monarchie de Juillet, ia menerapkan
kebijakan-kebijakan konservatif, ia juga mendorong persahabatan dengan Britania
dan mendukung upaya perluasan wilayah jajahan.
Pada akhirnya, Deuxième Republique pun lahir pada tahun 1848 dengan Louis
Napoléon Bonaparte yang menjabat sebagai presiden dan kemudian menobatkan diri
sebagai kaisar pada 1851 dengan nama Napoléon III. Pada awalnya, kinerja
pemerintahan ini dinilai sangat baik karena telah menyediakan wadah untuk aspirasi
masyarakat. Namun, lambat-laun kepemerintahannya berubah menjadi terlalu otoriter,
kebebasan individu dan pers dibatasi. Setelah kekalahan Louis-Napoléon (Napoelon
III) pada Perang Prancis-Prusia pada tahun 1870, ia diasingkan dan lahirlah bentuk
pemerintahan republik parlementer di Prancis yang disebut La Troisième République
atau Republik Ketiga. Pemerintahan Republik ini di pimpin oleh Adolphe Thiers.
Peristiwa-peristiwa yang kompleks dalam bidang-bidang politik maupun
sosial telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai hal, salah satunya
adalah dalam kesusastraan. Perkembangan sastra pada abad ini dipengaruhi oleh
pendidikan yang berjalan lebih baik dibanding abad-abad sebelumnya, kebijakan
mengenai wajib sekolah, pendidikan gratis telah membantu memberantas buta huruf
di kalangan masyarakatnya. Selanjutnya, persebaran di Prancis juga semakin
membaik karena telah sampai ke perpustakaan dan sekolah di daerah-daerah yang
sebelumnya terkucilkan.

Aliran dan Genre


Tidak seperti abad-abad sebelumnya yang hanya memiliki sedikit aliran
ataupun genre yang khas, pada abad ini muncul beragam aliran yang berbeda-beda.
Romantisme merupakan aliran yang dianut para sastrawan eropa pada saat itu,
sebenarnya pada awal abad ke-18 romantisme memang telah ada guna sebagai
penolakan atas aliran klasisisme yang dianggap mengikat dengan aturan-aturan yang
ada. Romantisme menggali kembali genre-genre seperti teater yang tidak lagi
berkutat dengan la règle des trois unites, contohnya adalah “Hernani” karya Victor
Hugo yang adegan-adegan dalam dramanya berlangsung di beberapa tempat,
berbulan-bulan, dan menyampaikan intrik politik dan sentimental. Kemudian, puisi
juga mengalami perkembangan yang signifikan. Pada saat itu keaslian puisi terletak
pada temanya, beda seperti abad-abad sebelumnya yang lebih menghiraukan bentuk
dan teori. Mereka juga lebih mengutamakan emosi, perasaan dan kesungguhan. Para
penyair sering kali menyajikan tema nasib (destin) dan perjuangan manusia (gloire).
Selain drama dan puisi, roman pada abad ini juga mengalami perkembangan. Roman
sering dijadikan wadah bagi para penulis untuk mengungkapkan pikiran serta
perasaannya.
Kemajuan ilmu pengetahuan membuat pamor aliran romantik mulai menurun
karena dianggap berlebihan dan tidak menyentuh realita. Oleh karena itu, lahirlah
aliran baru yang disebut naturalisme atau realisme yang dalam karyanya membahas
mengenai ekonomi, goncangan politik, dan masalah-masalah sosial. Karyanya
menerapkan metode penelitian ilmah karena berdasarkan kenyataan.
Pada akhir abad 19, aliran simbolisme muncul di Prancis. Aliran ini
merupakan reaksi terhadap realisme dan naturalisme yang hanya berpijak pada
kenyataan semata. Simbolisme merupakan aliran dalam sastra yang mengungkapkan
ide-ide dan emosi lebih dengan sugesti-sugesti daripada menggunakan ekspresi
langsung, melalui objek-objek, kata-kata dan bunyi.
Referensi:

 Masson, Nicole. 2007. La Littérature Franç aise. Paris: Eyrolles


 Brix, Michel. 2014. Histoire de la Littérature Franç aise; Voyage Guidé dans
les Lettres Du XIe au XXe Siècle. Paris: de boeck
 Husen, Ida Sundari. 2001. Mengenal Pengarang-Pengarang Prancis dari
Abad ke Abad. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai