Iqbal Algifarik
Nim: F041201018
A. PERIODE PURITAN/COLONIAL
Puritanisme Amerika berawal dari inggris pada tahun 1534. Henry VIII yang menjabat
sebagai raja pada masa itu memutuskan untuk mendirikan gereja inggris/gereja anglikan
yang tidak terikat dengan pengaruh Roma. Paham ini berkembang pesat di daerah Essex.
Setelah Ratu Elisabeth I resmi menggantikan raja Henry VIII, kaum Puritan yang dipimpin
oleh Thomas Cartwright menuntut Puritan kembali pada kemurniannya di awal pendirian.
Kaum puritan yang mendapat tekanan besar, kemudian memulai gerakan separatis
yang dipimpin Robert Browne. Setelah terjadi kolonisasi di amerika, mereka melanjutkan
migrasi ke eropa. Dengan disponsori oleh Virginia Company, mereka mendirikan
pemukiman di wilayah Virginia. Mereka menyebut diri mereka Pilgrims dari belanda yang
berangkat ke Southampton di inggris dan melanjutkan menuju amerika.
Selama era nya, bangsa puritan mencari harmoni dengan ajaran alkitab. Kaum puritan
mempercayai bahwa manusia tercipta untuk mengabdi kepada Tuhan. Dalam tingkatan
keluarga, fungsi pria/suami adalah untuk menjadi kepala rohsni rumah tangga. Sementara
istri/wanita bertugas untuk mematuhi arahan suami. Para gadis puritan yang masih remaja
dipisahkan dari laki-laki, sedangkan anak laki-laki pada masa remajanya dipersiapkan untuk
menjadi pemimpin untuk tujuan keagamaan
Literatur pada era puritan menekankan kefokusan pada pengabdian untuk agama dan
kepatuhan terhadap aturan alkitabiah yang ditetapkan oleh agama nya. Mereka selalu
bersemangat dengan keyakinannya, dan berusaha untuk tetap menjadi role model untuk
umat katolik yang dianggap korup. Dengan cara ini, mereka menjaga kesalehan umat dan
moral untuk tetap menjadi acuan.
Masa kekuasaan kaum Puritan menghasilan lebih banyak karya sastra seperti puisi dan
Prosa, namun senindrama tidak dapat berkembang karena dilarang oleh penguasa. Karya
sastra di era ini berbeda dengan karya sastra periode elizabeth. Beberapa contohnya
adalah:
a. Puisi metafisik
Puisi metafisik merupakan sarana pelatihan mental dan spiritual untuk pembaca. Puisi
jenis ini kentsl dengan religiusitasnya. Puisi ini ditulis pada abad ke 17 oleh penyair inggris.
Ciri khasnya adalah gaya yang menentang intelektual dan mengandung banyak metsfora
b.Puisi Cavalier
c. Puisi Puritan
Puisi Puritan menekankan pada pengabdian kepada Tuhan, dan bahwa semua
tidakannya merupakan tanda cinta atau kemurkaan-Nya. Bentuknya lebih ketat dikarenakan
oleh struktur puitisnya juga dikarenakan penggunaan sajak.
d. Prosa
Karya Prosa alegoris paling terkenal pada era ini berjudul the Pilgrim’s Progress oleh
John Bunyan (1620-1688). Selain itu, terdapat Divina Comedia buatan Dante, dan “Faerie
Queen” karya Edmund Spencer.
Thomas Jefferson adalah pengarang yang menggunakan diksi formal dan legalitas.
Emosi ini berlaku untuk diksi dan nada yang digunakan. Terlepas daru gaya tulisnya, karya
Jefferson adalah informatif dan historis. Alasannya adalah karena dokumen tersebut
diperuntukkan kepada petinggi (raja dan masyarakat kelas atas inggris raya). Gagasan
kebebasan adalah hal penting bagi prajurit/tentara. Orang-orang seperti mereka harus terus
mengingat cita-cita agar tidak kehilangan harapan. Karya-karya ini diperuntukkan bagi
mereka.
Dalam periode Revolusi Amerika, para penulis telah meninggalkan budaya sastra
Puritan yang kental dengan keagamaan. Mereka mengembangkan gaya kepenulisan
berdasarkan pengalaman mereka. Ketertarikannya pada sains, kebebasan, dan inovadi
ditonjolkan melalui karya-karya nya. Mereka juga tida berpatokan pada gaya formal dari
penulis inggris dan mengembangkan gaya sendiri.
Sampai era Revolusi, kaum puritan yang menetap di New England memiliki pengaruh
besar terhadap karya-karya sastra yang hampir semua publikasinya berpusat psda topik
teologis. Pada pertengahan abad ke 1760-an, karya bertema politik oleh para koloni
semakin banyak. Jenis yang paling terkenal adalah Satire dalam bentuk drama, esai, dan
puisi. Tema patriotik juga bermunculan pada periode ini dengan tujuan untuk menggiring
dan menyampaikan opini politik.
1. Pamflet
Pamflet Common Sense oleh Thomas Paine yang dibuat pada Januari 1776
mempengaruhi para penjajah untuk mendeklarasikan kemerdekaannya. Dengan gaya yang
jelas dan persuatif, Paine menyusun argumen moral dan politik untuk mendorong rakyat
dibawah koloni untuk memperjuangkan pemerintah.
2. Drama
Pada 1787, The Contrast menjadi drama pertama oleh orang Amerika yang di produksi
secara profesional. Tetapi itu karena lakon itu adalah karya teater yang canggih, subversif,
dan sangat lucu.
3. Puisi
The Wild Honey Suckle oleh Philip Freneau pertama kali diterbitkan Freeman’s Journal
pada 2 Agustus 1786. Puisi itu menggambarkan kamperfuli yang terpencil dan membuat
pengamatan tentang kematian, juga penjelasan tentang siapa kita dan apa yang harus kita
lakukan dalam hidup dari sudut pandang Agama.
4. Novel
1. The Power of Sympathy (1789) ditulis oleh William Hill Brown adalah sebuah
novel sentimental amerika berbentuk epistolari dan menjsdi novel Amerika
pertama
3. Wieland yang ditulis oleh Charles Brockden Brown Wieland atau The
Transformation. Sebuah novel Gothic yang diterbitkan 1798. Menggambarkan
Theodore Wieland yang ayahnya meninggal setelah melanggar sumpah kepada
Tuhan
C. PERIODE ROMANTISISME
Romantisisme adalah sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang bermula dari Eropa
barat pada abad ke 18 saat Revolusi Industri. Gerakan ini merupakan revolusi melawan
norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik periode pencerahan. Dikatakan bahwa
kejadian disekitar Revolusi Industri dan Revolusi Prancis memengaruhi gerakan ini. Nama
“romantik” sendiri berasal dari istilah “romans” yaitu narasi heroik prosa atau puitis yang
berasal dari sastra Abad Pertengahan dan Romantik. Pelopor gerakan ini antara lain:
b. Victor Hugo
Victor Hugo adalah penulis aliran Romantisisme abad ke-19 dan sering dianggap
sebagai salah satu penyair besar di prancis. Walaupun sangat konservatif pada usia
muda, ia memegang aliran kiri di usia tua nya. Ia mendukung Republikanis dan Uni
Eropa
d. William Wordsworth
William Wordsworth adalah penyair inggris yang juga bagian dari romantisisme.
Bersama Samuel Taylor Coleridge, mereka memprakarsai zaman romantis dalam
sastra inggris dengan publikasi bersama Lyrical Ballads (1798)
c. Nathaniel Hawthorne
Nathaniel Hawthorne adalah Novelis dan penulis cerita pendek amerika. Karyanya
sering berfokus pada sejarah, moralitas, dan agama. Ia menyajikan karya metafora
moral yang terinspirasi dari anti-puritan
Kembali ke alam, ciri khas ini menyerukan bahwa manusia harus berpulang ke alam
serta akrab dengannya. Menurut Romantisisme, segala sesuatu di alam adalah murni, baik,
dan indah. Seluruhnya di dunia ini yang kita dapat inderai bersumber pada alam.
Kemurungan, ciri ini ditunjukkan oleh penyair yang menunjukkan kemurungan yang
dalam dan suram. Latar seperti tempat pemakaman, perenungan terhadap nasib manusia,
kematian, kefanaan, dan lainnya ada didalam Novel ini. Kesedihan, dan ketenangan juga
ikut serta didalamnya.
Individualisme, penyair Romantik tidak hanya melarikan diri ke dalam dunia mimpi
mereka sendiri, mereka juga mencari pengalaman emosional di realita ruang dan waktu
Eksotisme, adalah keasingan atau keunikan yang mengandung days tarik khas.
Eksotisme dalam sastra berhubungan dengan sifat dan ciri latar, tokoh, dan peristiwa yang
terasa unik (Zaidan, 1994: 66).
Edgar Allan Poe menghasilkan karya-karya diantaranya: Novel The Black Cat
(1843), puisi Tamerlane and Other Poems (1827), dan lainnya.
Nathaniel Hawthorne dan karyanya yang paling terkenal ialah novel The Scarlet
Letter (1850) dan novel The House of the Seven Gables (1851).
Victor-Marie Hugo melahirkan karya sastra diantaranya Les-Misérables dan
Notre-Dame de Paris.
William Wordsworth menghasilkan karya sastra berupa Puisi Peter Bell (1819),
Laodamia (1815-1845) dan The Excursion (1814)
Oleh Emmerson, dunia fisik dipercayai membuat manusia sadar akan keindahan dan
menyediakan barang-barang yang berguna untuk manusia. Kebenaran ditemukan dalam diri
sendiri. Anggota gerakan ini adalah Bronson Alcott, Henry David Thoreau, Nathaniel
Hawthorne dan Margaret Fuller, serta Theodore Parker. Penekanan kaum ini dapat dilihat
dari caranya menanggapi Perbudakan. Menurut mereka, hak seorang individu tidak dapat
dibeli atau membeli, bahka mendominasi hidup manusia lain secara menyeluruh.
a. Esai
b. Puisi
Walt Whitman dalam karyanya Leaves of Grass (1855), pada dasarnya menciptakan
syair bebas yang mengejutkan pembaca Amerika dengan inovasi formal dan ketertarikan
terhadap tubuh manusia dan seksualitas. Puisinya yang paling terkenal adalah “Song of
Myself”, yang merupakan panduan oleh pembicara dalam perjalanan penemuan dirinya
sendiri.
c. Novel
Karya klasik Nathaniel Hawthorne, The Scarlet Letter (1850) adalah sebuah karya fiksi
yang berlatar sebuah koloni puritan di teluk Massachusetts pada 1642-1649.
E. PERIODE REALISM
Realisme adalah gerakan sastra yang dimulai pada abad ke 19 dan dapat didefinisikan
sebagai perlawanan atas Romantisisme. Romantisisme ditandai dengan kisah-kisah
fantastik yang tidak realistis. Realisme adalah efek lanjutan atau evolusi dari romantisisme
ke dalam situasi dan cerita yang lebih umum dalam sastra.
Gerakan sastra Realis diperkirakan berasal dari Prancis pada 1850, setelah Revolusi
pada 1848, kemudian menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika Serikat. Penulis periode ini
bosan dengan gaya era romantisisme yang secara berlebihan mempresentasikan sesuatu,
realisme merepresentasikan kehidupan yang lebih realitstis.
Walt Whitman mengklaim bahwa sebuah karya sastra akan muncul sebuah karya
sastra yang hebat pada tahun 1861-1865. Pada tahun berikutnya, karya sastra yang
diciptakan menyajikan visi dunia secara detail dan objektif. Inti dari realisme, adalah
mengekspresikan kenyataan suram dari perang. Adapaun para penghancur, sebagai subyek
inspirasi sastranya.
Setelah perang saudara berakhir, Amerika Serikat tumbuh dengan pesat, peningkatan
demokrasi, pertumbuhan pesat industialisme dan urbanisasi, basis populasi yang
berkembang karena imigras, dan peningkatan kemakmuran kelas menengah menyediakan
subyek sastra yang subur dalam memahami perubahan budaya yang drastis.
1. William Dean Howells - The Rise of Silas Lapham (1885) : The Rise of Silas
Lapham mengisahkan Silas, seorang pria yang mengejar tujuan dan nilai-nilai
materialistis. Dia mencapai keberuntungan, tetapi melalui kesalahan
serakahnya, dia jatuh dari kasih karunia, kehilangan bisnis dan mata
pencahariannya.
Kelas menengah yang merasa kecewa atas korupsi, inefisiensi dan politik yang
tradisional memicu gerakan progresif sejak tahun 1890-1920. Hal ini mendorong terjadinya
reformasi dan melarang penjualan alkohol serta memberikan hak suara pada wanita. Pada
1912, gerakan feminis kembali muncul. Amerika serikat yang awalnya netral pada PD I
mencetuskan perang pada jerman. Perang dilanjutkan dengan pengiriman tentara dibswah
komsndo Jenderal John J. Pershing. Setelah PD I, AS dan Eropa menghadapi pandemi
wabah.
Herbert Hoover gagal menghentikan Depresi Besar. Pada tahun 1932, Franklin D.
Roosevelt menggantikan jabatannya. Dalam periodenya, ia menciptakan kebijakan New
Deal yang merupakan Jaminan Sosial, profres administrasi kerja, dan pembentukan Korps
Konservasi sipil. Setelah PD II, Amerika dan Uni Soviet menjadi negara adidaya yang
memulai perang dingin. PD II adalah Perang antara dua negara tanpa harus bertemu seperti
perang Korea dan perang Vietnam.
Era ini ditandai dengan pemutusan gaya puisi tradisional. Penulis di era ini, memiliki
tujuan yang sama yakni untuk mencatat esensi kehidupan modern. Literatur yang
cenderunfg kacau mengungkapkan ketidakstabilan pola pikir warga Amerika dalam
memahami dinamika disekitarnya. Dalam periode ini juga kepercayaan dan harapan runtuh
bersama Moralitas dan nilai-nilai pegangannya.
c. Perspektif ganda: Dalam teknik ini, penulis modernis menulis sebagai orang
pertama dengan banyak karakter untuk menyoroti subjektivitas dan kedalaman
tiap karakter cerita.
d. Syair bebas: Dengan teknik ini penyair modernis menolak struktur puisi
tradisional da memilih untuk membuat puisi tanpa struktur konsisten
Prosa
3. Their Eyes Were Watching God (1937) oleh Zora Neale Hurston
Drama
1. His Long Day’s Journey into Night (ditulis 1939–41, dipentaskan 1956) dan The
Iceman Cometh (ditulis 1939, dipentaskan 1946) oleh Eugene O’Neill.
Puisi
1. The Waste Land (1922) dan The Hollow Men (1925) oleh Thomas Stearns Eliot.
Harlem Renaissance adalah periode dalam Sejarah Amerika yang ditandai oleh ledakan
ekspresi oleh para penulis Afrika-Amerika dan Karibia, baik dari seniman visual dan musisi.
Harlem Renaissance adalah gerakan budaya yang muncul antara akhir Perang Dunia I
(1917) dan awal Depresi Besar (The Great Depression) dan mengarah ke Perang Dunia II
(1930-an). Harlem Renaissance secara tidak resmi diakui muncul pada 1919 hingga awal
atau pertengahan 1930-an. Puncak "kesusastraan Negro yang berkembang" ini, seperti kata
James Weldon Johnson, terjadi antara 1924 (tahun ketika Opportunity: A Journal of Negro
Life mengadakan pesta bagi penulis berkulit hitam yang banyak dihadiri penerbit berkulit
putih) dan 1929 (tahun ketika pasar saham terpuruk dan awal dari Depresi Besar).
Di puncak gerakan, Harlem adalah pusat budaya Amerika. Lingkungan itu ramai
dengan penerbit dan surat kabar yang dimiliki dan dijalankan oleh orang Afrika-Amerika,
perusahaan musik, rumah bermain, klub malam, dan kabaret. Sastra, musik, dan mode yang
mereka ciptakan mendefinisikan budaya dan "keren" untuk orang kulit hitam dan putih, di
Amerika dan di seluruh dunia. Harlem Renaissance meliputi puisi dan prosa, lukisan dan
patung, jazz dan ayunan, opera dan tarian. Yang menyatukan beragam bentuk seni ini
adalah presentasi realistis mereka tentang apa artinya menjadi orang kulit hitam di Amerika,
yang oleh penulis Langston Hughes disebut sebagai "ekspresi dari diri kita yang berkulit
gelap", serta militansi baru dalam menegaskan hak-hak sipil dan politik mereka.
2. CIRI DAN KARAKTERISTIK ERA HARLEM RENAISSANCE
Beberapa tema umum yang diwakili selama Harlem Renaissance adalah pengaruh
pengalaman perbudakan dan tradisi rakyat Afrika-Amerika yang muncul pada identitas kulit
hitam, efek rasisme institusional, dilema yang melekat dalam pertunjukan dan penulisan
untuk penonton kulit putih elit, dan pertanyaan tentang bagaimana untuk menyampaikan
pengalaman kehidupan kulit hitam modern di perkotaan Utara.
pemimpin band kulit putih menentang sikap rasis untuk memasukkan bintang musik dan
lagu Afrika-Amerika terbaik dan tercerdas dalam produksi mereka. Orang Afrika-Amerika
menggunakan seni untuk membuktikan kemanusiaan mereka dan menuntut kesetaraan.
Harlem Renaissance menyebabkan lebih banyak peluang bagi orang kulit hitam untuk
diterbitkan oleh rumah-rumah arus utama.Harlem Renaissance membantu meletakkan
dasar bagi gerakan protes pasca-Perang Dunia II dari gerakan Hak-Hak Sipil. Selain itu,
banyak seniman kulit hitam yang kemudian menjadi dewasa kreatif terinspirasi oleh gerakan
sastra ini.
Puisi:
Puisi Harlem Renaissance dicirikan oleh fokus pada pengalaman kulit hitam Amerika
dan tema-tema yang relevan. Sebagian besar puisi Harlem Renaissance dicirikan sebagai
pemeriksaan tempat bersejarah orang Afrika-Amerika kontemporer sehubungan dengan
sejarah dan masa depan. Contoh:
.Drama:
Drama Harlem Renaissance ditulis oleh penulis naskah di bawah tekanan ekstensif
untuk memberikan penggambaran penuh kehidupan kulit hitam kepada penonton kulit hitam
dan putih. Gerakan ini dimulai dengan Three Plays for a Negro Theatre, yang menampilkan
aktor kulit hitam yang menyampaikan emosi dan kerinduan manusia yang kompleks dan
mengalahkan stereotip kulit hitam.
Prosa:
a. Berkembangnya bentuk karya sastra seperti puisi, prosa, drama, dan novel.
b. Tema identitas, rasisme, dan pencarian kebaikan dalam kemanusiaan menjadi tema
utama pada periode ini.
c. Penulis pada periode ini mulai menggambarkan kehidupan sehari-hari dan teknologi
baru yang juga membuat tulisan-tulisan pada periode ini menampilkan keragaman,
materialisme, dan kebanggaan yang terlihat di seluruh Amerika.
d. Para penulis di periode ini juga seringkali membahas tentang masyarakat, moralitas,
dan kemanusiaan dengan cara menunjukkan bahwa masih ada kebaikan yang
tersisa didalamnya.
g. Holocaust dan bom atom membuat orang Amerika mencari harapan dalam
kemanusiaan.
Novel
1. Native Son ( 1940 ) karya Richard Wright Sementara novel-novel seperti
Puisi
Drama
3. Fuerzabruta by Ozon
Amerika Serikat, yang muncul dari Perang Dunia II dengan percaya diri dan kuat secara
ekonomi, memasuki Perang Dingin pada akhir 1940-an. Konflik dengan Uni Soviet ini
membentuk politik global selama lebih dari empat dekade, dan perang proksi serta ancaman
pemusnahan nuklir yang menentukannya hanyalah beberapa pengaruh yang membentuk
sastra Amerika selama paruh kedua abad ke-20. Tahun 1950-an dan 60-an membawa
perubahan budaya yang signifikan di Amerika Serikat yang didorong oleh gerakan hak-hak
sipil dan gerakan perempuan. Sastra yang ditulis oleh orang Afrika-Amerika selama periode
kontemporer dibentuk dalam banyak hal oleh Richard Wright, yang otobiografinya Black Boy
diterbitkan pada tahun 1945.
Ciri khas Periode kontemporer antara lain yaitu cerita berbasis realitas dengan karakter
yang kuat dan dapat dipercaya. Latar yang digunakan biasanya adalah zaman sekarang.
Karya ini berdasar pada gaya hidup sejahtera setelah perang dunia II. Penuh makna,
ketulusan, dan ketidakpastian menjadikan Periode sastra ini sarat akan budaya tren masa
kini.
Prosa
Prosa Amerika modern berisi rangkaian karya yang begitu luas sehingga seringkali sulit
untuk mengidentifikasi karakteristik umum di luar kedekatan ruang dan waktu.
Pada akhir abad ke-20, prosa Amerika terus melakukan diversifikasi dan menyertakan
lebih banyak penulis Afrika-Amerika, Latinx, dan Asia-Amerika. Beberapa contoh termasuk:
Prosa Amerika kontemporer mencakup berbagai penulis dan topik. Beberapa contoh
termasuk:
3. The Absolutely True Diary of a Part-Time Indian (2007) by Sherman Alexie (1966-
present)
4. The Brief Wondrous Life of Oscar Wao (2007) by Junot Díaz (1968-present)
Puisi
Puisi Amerika kontemporer berfokus pada topik identitas politik, sosial, emosional, dan
individu. Bentuk sajak yang lebih inklusif, biasanya terdiri dari penyair dari semua kelas, ras,
dan jenis kelamin.
Drama
Sebagian besar pokok bahasan drama Amerika paling terkenal dari akhir abad ke-20
tetap cukup serius. Namun, penulis menjadi lebih beragam, mengeksplorasi tema tema
feminis, perspektif Afrika-Amerika, sudut pandang queer, dan banyak lagi.