ABSTRAK
Infeksi jaringan leher dalam adalah infeksi yang terjadi pada ruang potensial dan
bidang fasial leher, baik dalam bentuk abses atau selulitis. Infeksi jaringan leher
adalah infeksi bakteri yang berasal dari traktus aerodigestif dan melibatkan ruang
leher dalam, salah satunya adalah ruang submandibula. Infeksi jaringan leher
seringkali terjadi setelah infeksi seperti karies gigi, tonsillitis, faringitis, dan
trauma pada kepala leher. Infeksi yang berasal dari gigi atau jaringan
pendukungnya, atau disebut juga dengan infeksi odontogenik. Pada laporan kasus
ini, akan dibahas mengenai pasien laki-laki yang berusia 20 tahun yang datang ke
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, dengan keluhan gigi belakang kanan
bawah berlubang besar sejak 6 bulan yang lalu dan disertai dengan pembengkakan
pada leher kanan, dan dilakukan tindakan ekstraksi pada gigi molar dua kanan
rahang bawah.
Kata Kunci: Infeksi jaringan leher dalam, abses submandibula, ekstraksi gigi.
ABSTRACT
Deep neck tissue/space infection is an infection that occurs in the potential space
and fascial area of neck, either in the form of an abscess or cellulitis. Deep neck
space infection are bacterial infections originating from the upper aerodigestive
tract and involving the deep neck spaces such as submandibular space.Deep neck
tissue infections often occur after infections such as dental caries, tonsillitis,
pharyngitis, and trauma to the head of the neck. Neck tissue infections often occur
after infections such as dental caries, tonsillitis, pharyngitis, and trauma to the
head of the neck. In this case report, a 20 year-old male patient, came to Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, with chief complaints of a large decayed right
lower posterior tooth since 6 months ago accompanied by swelling in the right
neck, followed treatment of second lower right molar tooth extraction.
Keywords: deep neck space infection, submandibular abscess, tooth extraction.
1
2
PENDAHULUAN
Infeksi jaringan leher dalam merupakan salah satu kelainan yang kompleks dalam
hal diagnosis, lokalisasi, akses, dan penanganannya. Infeksi jaringan leher dalam
adalah infeksi yang terjadi pada ruang potensial dan bidang fasial leher, baik
dalam bentuk abses atau selulitis. Setidaknya 11 ruang dalam pada leher
merupakan bagian dari struktur kompleks yang dibentuk oleh bidang fasial, yang
(retropharyngeal, danger space, prevertebral, dan carotid) dan ruang anterior atau
Infeksi jaringan leher adalah infeksi bakteri yang berasal dari traktus
aerodigestif dan melibatkan ruang leher dalam. Penyebab utama infeksi ini yang
paling sering adalah geligi, tonsil, kelenjar saliva, benda asing, dan keganasan.
Pada dewasa, infeksi jaringan leher seringkali terjadi setelah infeksi seperti karies
gigi, tonsillitis, faringitis, dan trauma pada kepala leher. Infeksi yang berasal dari
gigi atau jaringan pendukungnya, atau disebut juga dengan infeksi odontogenik
merupakan salah satu penyakit yang paling umum dalam regio oral dan
Pada laporan kasus ini, akan dibahas mengenai pasien laki-laki yang berusia 20
tahun yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha, dengan keluhan
gigi belakang kanan bawah berlubang besar sejak 6 bulan yang lalu dan disertai
3
dengan pembengkakan pada leher kanan, dan dilakukan tindakan ekstraksi pada
LAPORAN KASUS
Laki-laki berusia 20 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut maranatha
dengan keluhan gigi belakang kanan bawah berlubang besar sejak 6 bulan yang
lalu, pasien ingin giginya dicabut. Gigi paling belakang kanan tersebut dulu sering
sakit berdenyut yang menyebar ke kepala namun sekarang sudah tidak sakit lagi.
Terdapat bengkak pada leher, sakit saat ditekan dan mengeluarkan cairan sejak 2
minggu yang lalu, pasien sudah pernah ke dokter dan diberi obat antibiotic dan
asam mefenamat. Hasil pemeriksaan intra oral saat itu terdapat karies profunda
dengan tes vitalitas, perkusi/tekan, mobilitas negatif (Gambar 1 dan 3). Pada
sclera non ikterik, pada leher terdapat pembengkakan dan abses colli dekstra, dan
TMJ terdapat clicking kondilus kanan (Gambar 2). Untuk menegakkan diagnosa,
pasien disarankan untuk melakukan foto roentgen panoramik (Gambar 4). Setelah
didiagnosis abses submandibula colli dextra e.c nekrosis pulpa gigi 47. Tindakan
yang akan dilakukan adalah pencabutan gigi 47 dengan teknik anestesi blok
mandibula dan infiltrasi bukal gigi 47. Pada kunjungan pertama ini pasien
hingga habis.
4
X KM KS KM KM X
X KP KM KS KM KM KM
.Gambar 1. Odontogram
Tindakan ekstraksi diawali dengan anestesi blok mandibula kanan dan infiltrasi
bukal gigi 47, anestesi yang digunakan yaitu pehacain menggunakan spuit.
Setelah itu dilakukan penghalusian dinding soket menggunakan bone file dan
dicapai dan instruksi post ekstraksi telah dijelaskan kepada pasien. Pasien
PEMBAHASAN
Infeksi odontogenik berasal dari karies gigi atau infeksi periodontal yang telah
meluas melewati tulang alveolar untuk melibatkan ruang fascial di sekitar wajah
dan kavitas oral. Infeksi tersebut cenderung menyebar sepanjang bidang struktur
pendukung yang paling lemah dari gigi yang terpengaruh. Di maksila, tulang
paling lemah pada aspek lingual secara posterior yang mempengaruhi gigi molar,
dan pada sisi bukal lebih ke anterior yang melibatkan gigi insisivus dan gigi
kaninus. Oleh karena itu, lokasi gigi yang terpengaruh dapat memprediksi rute
Gambar 5. Ruang fascial di sekitar mulut dan wajah yang biasanya terpengaruh
Infeksi leher dalam paling umum berasal dari fokus septik pada molar mandibula,
tonsil, eklenjar parotid, nodus limfatikus servikal, sinus paranasal, atau mastoid.
Infeksi tersebut menduduki tiga ruang yang penting yang berada dalam lapisan
yang berbeda dari fascia leher dalam, yaitu ruang submandibular, pharyngeal
Dua penyebab utama infeksi odontogenik adalah lesi periapikal dengan nekrosis
pulpa dan invasi bakteri ke dalam jaringan periapikal dan lesi periodontal yang
berhubungan dengan poket periodontal. Nekrosis pulpa sebagai hasil dari karies
jaringan periapikal diinvasi oleh bakteri, akan terjadi infeksi aktif. Infeksi ini
meluas dalam segala arah, namun memiliki perluasan minimum pada jalur dengan
ketahanan yang paling tinggi. Infeksi menginvasi tulang spongy hingga mencapai
plat kortikal. Jika plat kortikal tipis, infeksi akan dapat melewatinya dan
menyebabkan penyebaran ke arah atas yang dapat menyebabkan abses pada otak,
thrombosis sinus cavernous, dan meningitis, atau kea rah bawah dapat
profunda pada gigi 47 dengan nekrosis pulpa, disertai dengan penyebaran infeksi
aureus, dan bakteri anaerob. Manifestasi klinis dari infeksi leher dalam tergantung
dari ruang yang terlibat, dan meliputi nyeri, demam, malaise, lemah,
9
dyspnoea.9
pasien dengan gangguan daya tahan tubuh seperti pasien dengan diabetes mellitus,
kemoterapi, terapi steroid, atau infeksi HIV. Komplikasi yang mematikan dari
infeksi leher dalam telah dilaporkan sebesar 10%-20% pada literatur kasus infeksi
leher dalam. Komplikasi yang paling umum adalah obstruksi jalan napas,
meliputi karies gigi, penyakit periodontal, kondisi patologis, trauma dan bedah
penghilangan sumber infeksi berupa perawatan saluran akar, ekstraksi gigi, dan
jalur napas, dan intervensi bedah. Penanganan infeksi leher dalam berdasasrkan
dari drainase abses yang diikut oleh perawatan antibiotik atau pada kasus selulitis
secara efektif dan memberikan perbaikan tanpa komplikasi.12 Pada kasus ini,
pasien didiagnosis sebagai abses submandibula colli dextra yang disebabkan oleh
10
nekrosis pulpa gigi 47. Pada kunjungan pertama pasien diberikan medikasi
ekstraksi gigi 47. Setelah dilakukan ekstraksi, tidak terjadi komplikasi, dan
KESIMPULAN
Infeksi odontogenik yang menyebabkan infeksi leher dalam pada kasus ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
1. Wang LF, Kuo WR, Tsai SM, Huang KJ. Characterizations of life
threatening deep cervical space infections: A review of one hundred ninty
six cases. American J Otolaryngol. 2003;24:111-7.
2. Vieira F, Allen SM, Stocks RSM, Thompson JW. Deep neck infections.
Otolaryngol Clin N Am. 2008;12:459-83.
3. Weed H, Forest L. Deep neck infection. J Otolaryngol Head Neck Surg.
1998;3:2515-24.
4. Rachel H, Matthew J. Neck Abscess. StatPearls. 2018
5. Anthony W. Infections of the oral cavity, neck, and head. Infectious
Disease Advisor. Decision Support in Medicine, LLC. 2017
6. Chow, AW, Mandell, GL, Bennett, JE, Dolin, R. "Infections of the oral
cavity, neck and head". Principles and practice of infectious
diseases. Elsevier Churchill Livingstone. 2010. pp. 855-71
7. Morton H, Richard G. Odontogenic infections and deep facial space
infections of dental origin. In: Topacian RG, Goldberg MH, Hupp JR, eds.
Oral and Maxillofacial Infections. 4th ed. St. Louis: WB Saunders; 2002:
158-186.
8. Flynn TR. Anatomy of oral and maxillofacial infections. In: Topacian RG,
Goldberg MH, Hupp JR, eds. Oral and Maxillofacial Infections. 4th ed. St.
Louis: WB Saunders; 2002: 188-206.
9. Shih WY et al. Deep beck abscess: an analysis of microbial etiology and
the effectiveness of antibiotics. Infect Drug Resist. 2008; 1:1-8
10. Wills PI, Vernon RP. Complications of space infections of the head and
neck. Laryngoscope. 1981;91:1129-36.
11. Morton H, Richard G. Odontogenic infections and deep facial space
infections of dental origin. In: Topacian RG, Goldberg MH, Hupp JR, eds.
Oral and Maxillofacial Infections. 4th ed. St. Louis: WB Saunders; 2002:
158-186.
13
12. Reynolds, SC, Chow, AW. "Severe soft tissue infections of the head and
neck: a primer for critical care physicians". Lung. vol. 187. 2009. pp. 271-
9.