NuRUL LBM 3 Modul Mata
NuRUL LBM 3 Modul Mata
Study kasus..!!
Mengapa mata terasa nyeri?
o Akibat mata terkena trauma dan terjadi inflamasi nyeri
o Terkena trauma pada kornea (banyak ujung saraf bebas) sangat
nyeri
DEFINISI :
Adalah keadaan dimana terjadi kontraksi orbikularis okuli, yaitu otot-otot di sekitar mata
tanpa disadari. Penyebabnya belum diketahui pasti, tapi diduga karena kelainan
persarafan.(2)
Kedipan kelopak mata yang keras dan hilang waktu tidur, renjatan otot orbikularis okuli
kelopak mata akibat spasme letih atau rentan. Merupakan tindakan memejamkan mata
dengan kuat yang tidak disadari, yang dapat berlangsung beberapa detik sampai beberapa
jam.(3)
PATOFISIOLOGI :
Kelopak mata mempunyai sejumlah otot yang berfungsi untuk menutup dan membuka
mata. Otot yang berfungsi menutup dan mengedip pada kelopak mata atas dan bawah
adalah otot orbikularis okuli. Selain itu ada lagi otot yang berfungsi membuka mata pada
kelopak mata. Normalnya mata normal berkedip rata-rata 14-15 kali per menit, bila lebih
dari itu, mesti dicurigai blefarospasme.(2)
Kelainan ini biasanya terjadi pada orang dewasa berusia 50-60 tahun, lebih banyak pada
wanita dan kontraksi tidak timbul pada saat tidur. Namun perlu juga diwaspadai, karena jika
terjadi kontraksi yang berat dan hebat dapat menimbulkan kebutaan fungsional karena
penderita tidak bisa membuka matanya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan
kesehatan mata bahkan kebutaan. Selain itu, gejala yang biasa dialami meliputi iritasi mata
yang membuat tidak nyaman, sensitif saat melihat, dan semakin sering mengedipkan
mata.(2,4) Apabila kontraksi otot-otot orbikularis okuli, otot di sekitar mata disertai dengan
kontraksi otot-otot wajah, mulut, rahang, dan leher disebut sindroma meige. Sindroma ini
biasanya terjadi pada satu mata, bergerak ke atas dan ke bawah dan gejalanya tetap ada
pada saat penderita tidur.(2)
Ptosis : kelopak mata jatuh dan terasa berat disebabkan oleh paralisis atau kelemahan
otot levator pada kelopak mata atas
Blepharitis : inflamasi kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi atau alergi
Hemifacial spasme : keadaan non distonia yang melibatkan beberapa otot wajah pada
satu sisi, seringkali mengenai kelopak mata, dan disebabkan oleh iritasi saraf facial.
Kontraksi otot lebih cepat dan berpindah -pindah dibandingkan blepharospasme, dan
selalu terjadi di perbatasan pada satu sisi wajah.(6)
Penyebab penyakit ini tidak diketahui pasti, tetapi ada dugaan kondisi ini disebabkan adanya
kelainan pada ganglia basalis. Gangguan pada ganglia basalis tersebut menyebabkan
aktivitas asetilkolin yang berlebihan sehingga akan menyebabkan kontraksi otot yang
berlebihan pula. Kedipan dan kedutan pada mata ini terbilang kelainan yang sulit
disembuhkan, meski demikian keluhan penderita bisa ditekan serendah mungkin. Kondisi ini
biasanya terjadi karena kelainan genetik. Meski demikian penyakit dapat disembuhkan.
Hanya saja melalui diagnosa dan pengobatan secara rutin dan teratur.(2) Pada banyak orang
blepharospasme timbul secara tiba-tiba tanpa diketahui faktor predisposisinya. Berdasarkan
pengamatan gejala dan tanda dari dry eye seringkali diawali atau terjadi bersamaan dengan
blepharospasme. Pada orang-orang yang rentan kemungkinan timbulnya dry eye merupakan
pencetus terjadinya blepharospasme. Dapat juga merupakan penyakit keturunan dengan
lebih dari satu anggota keluarga yang menderita blepharospasme namun kasusnya jarang
terjadi. Blepharospasme dapat diikuti dystonia yang menyerang mulut dan atau rahang
(oromandibular dystonia, sindroma Meige). Pada beberapa kasus, spasme kelopak mata
diikuti dengan mulut terbuka atau rahang yang tertutup, meringis, dan lidah yang keluar.
Blepharospasme dapat dicetuskan oleh obat-obatan, seperti pemakaian obat-obatan
parkinson. Jika terjadi karena pengobatan parkinson, gejala yang timbul dapat diringankan
dengan menurunkan dosis obat.(6) Blefarospasme juga dapat disebabkan oleh lesi iritatif
pada kornea dan konjungtiva atau pada nervus fascialis. erosi kornea, uveitis anterior,
glaucoma akut dan glaucoma kongenital. Blefarospasme juga dapat ditemukan pada pasien
psikiatrik dan histeria.(5)Stres emosional dan kelelahan dapat memperburuk kondisi ini. Mata
harus diperiksa secara cermat kalau-kalau ada lesi iritatif, misalnya benda asing kornea,
meibomianitis dan trikiasis.(7)
http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/12/blefarospasme/
Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari hidroksi kavikol,
kavibetol, estargiol, eugenol, metileugenol, karvakrol, terpen, seskuiterpen,
fenilpropan dan tanin. Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan
untuk mematikan bakteri, mematikan jamur, dan juga memiliki peranan
sebagai antioksidan. Karena itu, daun sirih telah lama digunakan sebagai
antiseptik untuk pengobatan luka luar.
Sedangkan cairan hasil rebusan daun sirih akan menghasilkan cairan
berwarna kuning muda kehijauan dan bersifat asam dengan pH ± 4. Semakin
banyak daun sirih yang direbus, maka tingkat keasaman cairan rebusannya
akan bertambah.
Paparan cairan yang bersifat asam ini akan bereaksi dengan air mata yang
melapisi permukaan mata, yang selanjutnya akan menimbulkan perubahan
pH (tingkat keasaman) di permukaan mata menjadi lebih asam.
Perubahan pH ini dapat menimbulkan kerusakan pada permukaan mata,
yaitu pada lapisan epitel kornea dan konjungtiva. Rasa perih yang timbul
setiap kali seseorang mencoba membersihkan matanya dengan air rebusan
daun sirih merupakan suatu pertanda terjadinya kerusakan pada permukaan
mata, terutama pada permukaan kornea yang banyak mengandung ujung-
ujung serat saraf.
Daun sirih yang kotor dan tidak steril banyak mengandung mikroorganisme
yang dapat menimbulkan infeksi mata. Jamur merupakan salah satu
mikroorganisme yang sering ditemukan pada materi yang bersifat organik
seperti daun-daunan.
Adanya kerusakan pada permukaan kornea akan mempermudah jamur
tersebut untuk masuk ke dalam kornea mata dan menimbulkan infeksi pada
kornea mata. Infeksi jamur pada kornea mata ini dalam dunia kedokteran
dikenal sebagai keratitis jamur. Pengobatan yang tidak tepat terhadap
keratitis jamur seringkali akan berakhir pada kebutaan.
(Oleh : dr. Dissy Pramudita, Klikdokter) http://www.sehatsetiaphari.com
Dikumpulkan di COP celah antara lensa dan iris (pupil) ke COA trabekulum
kanalis Schlemm vena siliaris anterior
A. GLAUCOMA
1. Definisi
Suatu penyakit mata yang ditandai dengan meningkatnya
tekanan intraokuler, yang disertai oleh pencekungan diskus optikus dan
pengecilan lapangan pandang
2. Etiologi
a. peningkatan produksi cairan oleh badan cilia.
b. Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik
mata di celah pupil
(Ilmu penyakit mata,sidarta ilyas, hal 212)
Glaukoma Primer
Etiologi :
Tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelaianan yang merupakan penyebab glaukoma
glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma seperti :
Etiologi :
Tidak diketahui, merupaka glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata terbuka.
3. Klasifikasi
Glaukoma primer
o Glaucoma sudut terbuka primer
Proses degenerative di jalinan trabekula,
termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan
dan di bawah lapisan endotel kanalis
Schlemmpenurunan drainase humor
akueuspeningkatan TIO
Peningkatan TIO mendahului kelainan diskus
optikus dan lapangan pandang selama bertahun-tahun
Tidak ada gejala sampai stadium lanjut penyakit
o Glaukoma sudut tertutup akut
Terjadi pabila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris
perifermenyumbat aliran humor akuousTIO
meningkat cepat, menimbulkan nyeri yang hebat,
kemerahan, kekaburan penglihatan
Bias juga terjadi pada mata yang sudah
mengalami penyempitan anatomic sudut kamera
anterior (hipermetropi)
Serangan akut biasanya pada pasien berusia tua
seiiring pembesaran lensa yang berkaitan dengan
penuaan
Manifestasi klinis : kekaburan penglihatan
mendadak, nyeri hebat, halo, mual serta muntah,
peningkatan mencolok TIO, kamera amterior dangkal,
kornea berkabut, pupil terfiksasi berdilatasi sedang,
injeksi siliaris
Komplikasi : apabila terapi tertunda, iris perifer
dapat melekat ke jalinan trabekular (sinekia
anterior)menimbulkan sumbatan ireversibel sudut
kamera anterior. Kerusakan saraf optikus sering terjadi.
o Glaukoma sudut tertutup subakut
o Glaukoma sudut tertutup kronik
o Glaukoma tekanan normal
PatogenisisnyaKepekaan yang abnormal
terhadap tekanan intraokuler karena kelainan vaskuler
atau mekanis di kepala saraf optikus
Glaukoma sekunder
o Glaukoma pigmentasi
o Sindrom eksfoliasi
o Glaukoma akibat kelainan lensa , ex : uveitis
o Glaukoma akibat kelainan traktus uvealis
o Glakuma akibat trauma
o Glaukoma setelah tindakan bedah okuler
o Glaukoma neovaskuler
o Glaukoma akibat peningkatan tekanan vena episklera
o Glaukoma akibat steroid
Glaukoma congenital
o Glaukoma congenital primer
(trabekulodisgenesis)akibat terhentinya perkembangan
struktur sudut kamera anterior pada usia janin sekitar 7 bulan
o Anomaly perkembangan segmen anteriorgangguan
perkembangan segmen a nterior yang mengenai sudut, iris,
kornea, kadang-kadang lensa
o Aniridia iris yang tidak berkembang
4. Pathogenesis
Fisiologi humor akueus:
Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor
akueus, dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor
akueus adalah cairan jernih yang mengisi COA dan COP. Volumenya
adalah sekitar 250µL dan kecepatan pembentukannya adalah 1,5-2µL/
men. Tekanan osmotic sedikit lebih tinggi daripada plasma.
Komposisiny serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki
konsentrasi askorbat, piruvat, laktat yang lebih tinggi dan protein, urea,
dan glukosa yang lebih rendah.
Humor akueus diproduksi oleh korpus ciliare. Ultra filtrate plasma
yang dihasilkan di stroma prosesus ciliaris dimodifikasi oleh fungsi
sawar dan prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke COP,
humor akueus mengalir melalui pupil ke COA lalu ke jaringan
trabekuler di sudut kamera anterior. Peradangan atau trauma
intraokuler menyebabkan peningkatan konsentrasi protein, hal ini
disebut humor akueus plasmoid dan sangat mirip dengan serum darah.
Jala trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastic
yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan
dengan ukuran pori-pori semakin kecil sewaktu mendekasti kanalis
Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan
trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga
kecepatan drainase humor akueus juga meningkat.Saluran eferen dari
kanalis Schlem (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus)
menyalurkan cairan ke dalam system vena.
Patologi glaucoma :
o SUDUT TERBUKAProses degenerative di jalina
trabekula, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam
jalinan dan di bawah lapisan endotel kanalis
Schlemmpenurunan drainase humor akueuspeningkatan
TIO
o SUDUT TERTUTUPTerjadi pabila terbentuk iris
bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior
oleh iris perifermenyumbat aliran humor akuousTIO
meningkat cepat, menimbulkan nyeri yang hebat, kemerahan,
kekaburan penglihatan
Bias juga terjadi pada mata yang sudah
mengalami penyempitan anatomic sudut kamera
anterior (hipermetropi)
Serangan akut biasanya pada pasien berusia tua
seiiring pembesaran lensa yang berkaitan dengan
penuaan
o Meningkatnya tekanan intraokulergangguan aliran
keluar humor akueus akibat kelainan system drainase sudut
kamera anterior (glukoma sudut terbuka), atau gangguan akses
humor akueus ke system drainase (glaucoma sudut tertutup)
o Penurunan penglihatanatrofi sel ganglion difus yang
menyebabkan penipisan lapisan serat dan inti bagian dalam
retina dan berkurangnya akson saraf di nervus opticus. Diskus
optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus.
ALIRAN DARAH DALAM SARAF OPTIK PENDERITA GLAUKOMA
TIO ↑ ↓ tekanan perfusi (perfusion pressure), yaitu tekanan
yang mendorong darah masuk ke dalam bola mata, dan selanjutnya
keadaan ini mempunyai dampak pada sirkulasi darah didalam organ
bola mata.
Aliran darah yang berkurang di dalam saraf optik, terdapat pula
gangguan sirkulasi dalam bola mata yang terjadi akibat gangguan oto-
regulasi aliran darah dalam retina.
Apabila TIO dinaikkan menjadi 25 mm Hg maka akan terjadi
gangguan aliran dalam retina. Pada orang normal dengan oto-regulasi
yang berfungsi dengan benar, TIO dapat dinaikkan sampai dengan 30
mm Hg tanpa gangguan aliran dalam retina. Telah dibuktikan bahwa
penderita glaukoma terdapat gangguan oto-regulasi ini (Ernest,1975,
Grunwald,1984)
Penelitian yang dilakukan para ahli antara lain menunjukkan
bahwa pada penderita glaukoma didapatkan adanya pola aliran darah
yang abnormal di dalam saraf optik, retina, choroids dan aliran darah
di belakang bola mata (Chung HS,1999). penelitian lain bahkan
dengan jelas menyatakan bahwa memang aliran darah di dalam saraf
optik penderita glaukoma berkurang (Grunwald JE,1998). Plitz
membuktikan bahwa aliran darah tersebut telah berkurang sejak dini
sebelum tanda-tanda glaukoma secara klinis nampak (Plitz Jr,1999)
5. Manifestasi Klinis
Stadium Prodromal
Subjektif:
a. Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit (timbul pada waktu
sore hari karena pupil middilatasi sehingga iris menebal dan
menempel pada trabekulum out flow terhambat)
b. Penglihatan sedikit menurun
c. Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo)
d. Mata merah
Objektif:
Objektif:
a. Injeksi silier
b. Edema kornea
c. COA dangkal ( Van Herrick),
d. Tyndall effect (+)
e. Pupil melebar / lonjong, RP (-)
f. TIO sangat tinggi
Stadium Absolut
a. Penglihatan buta (visus = 0)
b. Sakit kepala
c. Mata merah
d. TIO sangat tinggi, kesakitan
Stadium Degeneratif
a. Visus = 0
b. Degenerasi kornea ( bullae, vesikel )
TIO tinggi, tanpa rasa sakit
Subjektif
– Mata tenang, tdk merah, tdk cekot2
– Biasanya mengenai kedua mata
– Visus turun jk sdh trjasi excavasio glaukomatosa
– Sering tersandung krn lapang pandang x sempit
Mekanisme
– Degenerasi jaringan trabekulum terlalu rapat
outflow humor akuos terganggu
Glaukoma sekunder
Intraokular:
Karena kelainan lensa
seperti katarak imatur( lensa membesar karena kelainan pembentukan
protein pada katarak) dan hipermatur(protein rusak lisis, jadi benda
asing inflamasi, sehingga iris terkena synekia posterior)
lensa terlalu cembung hipermetropi, hipermiopi
Karena kelainan uvea terdapat perlekatan iris bagian perifer (sinekia),
dan eksudatnya yang menutup celah-celah trabekulum hingga ”outflow”
akuous humor terhambat
Karena rubeosis iris COA menutup karena perlekatan-perlekatan akibat
pembuluh darah iris yang terbentuk dari trombosis vena retina sentral dan
retinopati diabetik
Kornea lekoma adheren : terjadi penyembuhan setelah terjadi ulkus,
karena bekas inflamasi dapat menempelkan iris pada kornea sinekia
anterior
COA hifema dan hipopion : timbulan eksudat akan menutup sudut
tersebut.
Pupil seclutio (sinekia posterior : iris bag post tertempel pada lensa
timbunan HA di COP, mendorong iris ke depan dan menutup sudut
iridokornealis) dan oclutio
Corpus vitreum haemophtalmos : terjadi perdarahan pada corpus
vitreum membesar
Retina trombosis vena centralis uvea (iris) aliran darah terganggu
pasok
ekstraokular
Karena trauma / pembedahan COA dangkal, perlekatan iris bagian
perifer (sinekia)
Karena kortikosteroid ada sumbatan/resistensi pada trabekula.
(Radjamin, Tamin, et al, Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran,
Airlangga University Press, Surabaya, 1998)
6. Diagnosi
Pembedahan filtrasi
Indikasi : pembedahan filtrasi dilakukan kalau glaucoma akut sudah
berlangsung lama / penderita sudah memasuki stadium glaucoma
kongesti kronik
B. KERATITIS
1. Definisi
Keratitis adalah peradangan kornea, disebabkan bakteri, virus, jamur,
autoimun. Pada umumnya didahului proses trauma, penggunaan lensa
kontak, pemakaian obat golongan kortikosteroid tak terkontrol atau
perluasan infeksi konjungtiva.
(Soon-Phaik Chee, et all, Atlas of Inflamatory Eye Disease, Apublication
of Singapore National Eye Centre, Saunders Elsevier, Singapore 2007)
Keratitis radang pada kornea yaitu salah satu penyakit mata yang serius
karena dapat menimbulkan gangguam tajam penglihatan, bahkan dapat
menyebabkan kebutaan.
2. Etiologi
- Kurangnya air mata
- Keracunan obat
- Konjungtivitis menahun
- Virus : herpes simpleks, herpes zoster,
- Jamur : fusarium, cephaloceparium, curvularia
(Ilyas, 2009)
Etiologi
Perdangan kornea dapat terjadi dengan jalan : infeksi (eksogen)
dengan jalan ini biasanya mikrorganisme penyebab telah berada di
sakkus konjuktiva sebelum menimbulkan kelainan kornea.
Merupakan lanjutan (perkontinuitatun peradangan jaringan mata
lainnya seperti : radang konjuktiva dapat menyebar kelapisan
epitel, radang sklera kelapisan stroma dan radang uvea kelapisan
endotel kornea
3. Pathogenesis
Bakteri yang menyebabkan infeksi kornea :
Sthapylococcus epidermidis
Sthaphylococcus aureus
Streptococcus pneumonia
Koliformis
Pseudomonas
Hemophilus
Beberapa bakteri ditemukan ditepi kelopak mata sebagai bagian dari flora
normal. Konjungtiva dan kornea mendapat perlindungan dari infeksi dengan :
Kedipan mata
Pembersihan debris dengan aliran air mata
Penjeratan partikel asing oleh mucus
Sifat antibakteri dari air mata
Fungsi sawar epitel kornea (nesseria gonorrhea merupakan satu-
satunya organism yang dapat menembus epitel intak)
5. Klasifikasi
Pembagian keratitis ada bermacam-macam, salah satunya adalah klasifikasi
keratitis menurut kausanya (Vaughan) :
a. Bakteri
- Diplococcus pneumonia
- Streptococcus haemoliticus
- Pseudomonas aeruginosa
- Klebsiella pneumonia
b. Virus
- Herpes simpleks
- Herpes zoster
- Variola
- Vacinia
c. Jamur
- Candida
- Aspergillus
- Nocardia
- Cephalosporum
d. Alergi terhadap :
- Stafilokok (ulkus marginal)
- Tuberkuloprotein (keratitis flikten)
- Toksin (ring ulcer , ulkus anularis)
e. Defisiensi vitamin
- Avitaminosis A (xeroftalmia)
f. Kerusakan N. V
- Keratitis neuroparalitik
g. Tidak diketahui penyebabnya (ulkus moorens)
Menurut tempatnya (Salim cit Wiyana, 1993 )
a. Keratitis superfisial
Ulseratif
- Keratitis pungtata superfisial ulserativa
- Keratitis flikten
- Keratitis herpetika
- Keratitis sicca
- Keratitis rosasea
Non-ulseratif
- Keratitis pungtata suferfisial Fuchs
- Keratitis numularis Dimmer
- Keratitis disiformis Westhoff
- Keratokonjungtivitis epidemika
b. Keratitis profunda
Ulseratif
- Keratitis et lagoftalmus
- Keratitis neuroparalitik
- Xeroftalmia
- Trakoma dengan infeksi sekunder
- Keratitis gonore
- Ulkus serpens akut
- Ulkus serpens kronis
- Ulkus ateromatosis
Non-ulseratif
- Keratitis interstitial
- Keratitis pustuliformis profunda
- Keratiis disiformis
- Keratitis sklerotikans
Merupakan suatu peradangan akut yang mengenai satu atau kedua mata, dapat
dimulai dari konjungtivitis kataral, disertai infeksi dari traktus respiratorius.
Tampak infiltrat yang berupa titik-titik pada kedua permukaan membran
Bowman. Tes fluoresin (-), karena letaknya terjadi di subepitelial.
2. Keratitis Numularis
3. Keratitis Disiformis
4. Keratokonjungtivitis Epidemika
Penyakit ini dapat timbul sebagai suatu epidemia dan biasanya unilateral.
Umumnya pasien merasa demam, merasa seperti ada benda asing, kadang-
kadang disertai nyeri periorbita, dan disertai penglihatan yang menurun.
Perjalanan penyakit ini sangat cepat, dimulai dengan konjungtivitis folikularis
nontrakomatosa akut yang ditandai dengan palpebra yang bengkak,
konjungtiva bulbi khemotis dan mata terasa besar dan dapat disertai dengan
adanya pseudomembran.
2. Keratokonjungtivitis Flikten
Merupakan radang kornea dan konjungtiva akibat dari reaksi imun yang
mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.
Pada mata terdapat flikten yaitu berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih
keabuan yang terdapat pada lapisan superfisial kornea dan menonjol di atas
permukaan kornea.
3. Keratitis Herpetika
Merupakan keratitis yang disebabkan oleh infeksi herpes simplek dan herpes
zoster. Keratitis herpetika yang disebabkan oleh herpes simplek dibagi dalam
2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Perbedaan ini perlu akibat mekanisme
kerusakannya yang berbeda.
Pada yang epitelial kerusakan terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel
epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk ulkus kornea
superfisial. Sedang pada yang stromal diakibatkan reaksi imunologik tubuh
pasien sendiri terhadap virus yang menyerang.
Keratitis herpes simplek adalah penyebab ulkus kornea paling sering dan
penyebab kebutaan kornea paling umum di Amerika. Bentuk epitelnya adalah
padanan dari herpes labialis, yang memiliki ciri-ciri immunologi dan patologi
sama, juga perjalanan penyakitnya. Perbedaan satu-satunya adalah bahwa
perjalanan klinik keratitis dapat berjalan lebih lama karena stroma kornea
kurang vaskuler, sehingga menghambat migrasi limfosit dan makrofag ke
tempat lesi. Infeksi okuler HSV pada hospes imunokompeten biasanya
sembuh sendiri, namun pada hospes yang secara imunologi tidak kompeten,
termasuk pasien yang diobati dengan kortikosteroid topikal, perjalanannya
mungkin dapat menahun dan dapat merusak. Penyakit endotel dan stroma
tadinya diduga hanyalah respon imunologik terhadap partikel virus atau
perubahan seluler akibat virus, namun sekarang makin banyak bukti yang
menunjukkan bahwa infeksi virus aktif dapat timbul di dalam stroma dan
mungkin juga sel-sel endotel, selain di jaringan lain dalam segmen anterior,
seperti iris dan endotel trebekel. Hal ini mengharuskan penilaian kemungkinan
peran relatif replikasi virus dan respon imun hospes sebelum dan selama
pengobatan terhadap penyakit herpes. Kortikosteroid topikal dapat
mengendalikan respon peradangan yang merusak namun memberikan peluang
terjadinya replikasi virus. Jadi setiap kali menggunakan kortikosteroid topikal,
harus ditambahkan obat anti virus. Setiap pasien yang menggunakan
kortikosteroid topikal selama pengobatan penyakit mata akibat herpes harus
dalam pengawasan oftalmolog.
Gejalanya dapat menyerupai infeksi bakteri ringan. Mata agak nyeri, berair,
merah, dan sentif terhadap cahaya. Kadang infeksi dapat memburuk dan
kornea membengkak, membuat penglihatan menjadi berkabut. Seringkali
infeksi awal hanya menimbulkan perubahan ringan pada kornea dan hilang
tanpa pengobatan. Bagaimanapun juga, kadang infeksi dapat kembali terjadi
dan gejalanya memburuk. Jika terjadi reinfeksi, kerusakan permukaan kornea
dapat terjadi selanjutnya. Beberapa kekambuhan dapat menyebabkan ulkus
yang dalam, jaringan parut permanent, dan hilangnya rasa saat mata disentuh.
Virus herpes simplek juga dapat menyebabkan terjadinya neovaskularisasi di
kornea dan membuat gangguan visual yang signifikan.
Keratokonjungtivitis Sika
b) Defisiensi kelenjar air mata, seperti pada sjogren syndrome, sindrom relay
day dan sarkoidosis
Penyulit keratitis sika adalah ulkus kornea, kornea tipis, infeksi sekunder oleh
bakteri, serta kekeruhan dan neovaskularisasi kornea.
5. Keratitis Rosasea
Penyakit ini biasanya didapat pada orang yang menderita acne rosacea, yaitu
penyakit dengan kemerahan di kulit, disertai adanya akne di atasnya.
1. Keratitis Interstitial
Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Permukaan kornea seperti
permukaan kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan serbukan pembuluh
darah ke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam atau “Salmon
patch” dari Hutchinson.
Disebut juga acute syphilitic abscess of the cornea, dan umumnya disebabkan
lues akuisita, jarang oleh TBC.
3. Keratitis Sklerotikans
Kekeruhan berbentuk segitiga pada kornea yang menyertai radang pada sklera
(skleritis). Perkembangan kekeruhan kornea ini biasanya terjadi akibat proses
yang berulang-ulang yang selalu memberikan sisa-sisa baru sehingga defek
makin luas bahkan dapat mengenai seluruh kornea.
Keluhan dari keratitis sklerotikans adalah mata terasa sakit, fotofobia dan
timbul skleritis.
1. Keratitis Lagoftalmus
Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmus yaitu keadaan kelopak mata
tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga terdapat kekeringan kornea.
Lagoftalmus akan mengakibatkan mata terpapar sehingga terjadi trauma pada
konjungtiva dan kornea menjadi kering dan terjadi infeksi.
Umumnya pada lagoftalmus yang terkena kornea bagian bawah, karena secara
refleks, pada waktu tidur bola mata bergerak ke arah temporal atas, sehingga
pada lagoftalmus, bagian bawah kornea tidak terlindung.
2. Keratitis Neuroparalitik
3. Xeroftalmia
a) Stadium I = Hemeralopia
5. Gonore
(http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=presus+mata+%22kerat
itis%22)
6. Manifestasi klinis
Mata merah
Rasa silau
Merasa kelilipan
Berair
sensasi benda asing
penglihatan kabur
(Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta ilyas, SpM)
Lakrimasi
Penglihatan kabur
7. Diagnosis
Anamnesis : di ungkapkan adanya riwayat trauma (benda asing dan
abrasi merupakan dua lesi yang paling umum pada kornea), riwayat
penyakit kornea juga bermanfaat, tanyakan gejala untuk membedakan
jenis keratitis, tanyakan juga pemakaian obat local
Pemeriksaan laboratorium : biomikroskopik dengan atau tanpa
fluorescein, kerokan ulkus, biopsy kornea.
(Oftalmologi Umum; Daniel g Vaughan, dkk, edisi 14)
Tes pachometry : tes untuk mengukur tebal kornea dengan
memberikan seberkas sinar
Tes dengan keratoskop atau plasido : untuk melihat licinnya
kelengkungan kornea
Tes sensibilitas kornea : tes untuk pemeriksaan fungsi saraf
trigeminus yang memberikan sensibilitas kornea
Tes sensibilitas kuantitatif kornea : tes untuk mengetahui
derajat sensibilitas kornea
Tes fluoresin : tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan
epitel kornea.
Tes rose Bengal : untuk melihat sel mati pada kornea
Tes metilen biru : tes untuk melihat adanya kerusakan saraf
pada kornea
Tes fistel : tes untuk memeriksa adanya fistel atau kebocoran
pada kornea
Tes seidel : tes untuk mengetahui letak kebocoran pada luka
operasi pascabedah intraocular.
(dasar-teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata, prof.
dr. sidarta ilyas, SpM)
1. Keluhan utama
Tanyakan kepada klien adanya keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah,
silau dan sekret pada mata
Palpebra inferior
Bengkak, merah, ditekan keluar sekret
Kornea
- Erosi kornea, uji fluoresin positif
- Infiltrat, tertibunnya sel radang
- Pannus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah yang
membentuk tabir kornea
- Flikten
- Ulkus
- Sikatrik
8. Diagnosis banding
Keratitis Numularis dari Dimmer
Keratitis Pungtata superficial dari Fuchs
Keratokonjungtivitis epidemika
Infeksi nokardia dari kornea
( http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=presus+mata+%22kera
titis%22)
9. Terapi
Sulfas Atropin 1% 3 kali sehari satu tetes, disertai salep mata antibiotik yang dapat
dikombinasikan dengan kortikosteroid dan mata ditutup.
Biasanya perjalanan penyakitnya lama sampai berbulan bulan.
1. Pemberian air mata tiruan apabila yang berkurang adalah komponen air.
(http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=presus+mata+%22kera
titis%22)
Tobramisin Cefasozin
Gentamisin Vancomysin
polimiksin Basitrasi
10. Komplikasi
Gambar 8. Nebula
Makula :
Gambar 9. Makula
Lekoma :
(http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=presus+mata+%22kera
titis%22)
c. IRIDOKSIKLITIS
Granulomatous
Non-granulomatous
Pembagian menurut penyebabnya :
Mata merah
Penglihatan kabur
Kemeng
Silau
Nrocos
Tanda :
Visus turun
Cilier injectie
Keratic praecipitates (KPs)
Reaksi inflamasi di COA
Humor akuos keruh (efek tyndall positif), hypopion
Iris oedem
Pupil miosis
Synechia (anterior / posterior)
Nodul di iris (Koeppe, Busacca)
Keratopati
Injeksi silier Keratik presipitat
d. ulkus kornea
1. definisi
merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea biasanya banyak ditemukan kolagenase yg dibentuk oleh sel epitel baru
dan sel radang.
Merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea.
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
2. manifestasi
mata merah
terasa sakit
fotofobia
visus turun
biasanya ada kotoran
3. Klasifikasi
Nebula :
Lekoma :
DD
DIAGNOSIS BANDING MATA MERAH
konjungtivitis Keratitis/ Iritis akut Glaucoma akut
tukak
kornea
Sakit kesat sedang Sedang-berat Hebat dan
menyebar
Secret + - - -
Fler - -/+ ++ -