Anda di halaman 1dari 46

P a g e | 135

SPESIFIKASI TEKNIS

DAFTAR NO. 1 : SPESIFIKASI TEKNIS PENGADAAN/PEMASANGAN

1. KEGIATAN KONTRAKTOR
Beberapa item pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Perpipaan, yang terdiri dari :
 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis Iron Pipe (GIP) dan Accessories di
Intake dengan standar Medium Class PN 10 (Pressure Nominal 10 Bar) yang
memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075, diameter 12”.
 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 12 ”.
 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 10 ”.
 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 8 ”.

b. Pekerjaan Sipil yang terdiri dari :


 Penyambungan pipa pada pipa Outlet Bendungan Pandanduri
 Pekerjaan Pipa Transmisi
 Pekerjaan Jembatan dan Perlintasan Pipa
 Pekerjaan Bak Pelepas Tekan

2. PEKERJAAN PERPIPAAN
Beberapa pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa, yaitu :

2.1. Spesifikasi Pipa


Pipa yang diadakan adalah jenis Pipa Polyethylene (PE) yang didefinisikan dalam
spesifikasi ini adalah untuk mendistribusikan air minum (pootable water). Pipa
Polyethylene (PE) adalah pipa yang dibuat secara extrusi dari bahan polythelene yang
terdiri dari antioksidan, stbilitas UV dan pigmen. Temperatur air dan temperature
dalam tanah pada kedalaman pipa akan berkisar 20oC – 30oC pada sebagian besar
lokasi. Semua pipa dan alat penyambung harus didesain untuk menerima tekanan
kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) untuk Pipa Transmisi dari Intake
Sungai Remening (HDPE-PE 100 – SDR.17 PN 10), Pipa PE 100 harus dilakukan
pengetesan dilapangan dengan cara memberikan tekanan hidrostatik 1,5 kali dari
tekanan rencana (pressure Design) yang diijinkan.

2.2. Sertifikat Analisia Pipa


Pastikan bahwa pipa sudah sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan, yaitu dengan
cara memeriksa sertifikat analisa pipa, yang antara lain meliputi :
a. Sertifikasi Food Grade dari lembaga independent yang diakui kredibilitasnya
untuk produk pipa yang terbebas dari toxicology (tidak beracun) untuk
mengalirkan air siap minum yang meliputi :
- Material, bahan dan compound
- Sistem produksi
- Peralata produksi
- Produk (Pipa HDPE)
b. Certificate Of Analysis yang dikeluarkan oleh produsen polymer (produsen
bahan baku PE 100) yang mencantumkan :
- Tanggal produksi
- Jumlah raw material dalam kg/ton
- Melt flow rate (190oC/5 kg) dengan rentang ukur 0,2-1,7 g/10 min (sesuai
SNI 06-4829-2005 5.2 (d)).

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 136

- Polyethylene berdenstitas tinggi (HDPE) dengan tingkat kepadatan 0,95-


0,96 g/m3 (sesuai SNI 06-4829-2005 5.2 (c)).
- Bahan baku sudah tercampur karbon hitam sesuai B 184 (ASTM D 1603)
dan SNI 5.1.2 sebesar 2,3 %.
- Mengandung antioksidan sesuai B162 (ASTM D 3895) nilai 38 min dan
sesuai cara prosedur pengujian SNI 06-4829-2005 9.9.1.4.2. pengukuran
waktu induksi oksidasi.
c. Produsen pipa melampirkan Bill of Loading dan packing list bahan baku PE.100
sesuai dengan yang tertera pada Certificate of analisys point a.
d. Dari data-data tersebut point a. Maka ada jaminan bahwa nilai kekuatan /
tegangan minimum yang diijinkan (MRS=Minimum Required Strenght) untuk PE
100 pada temperatur 20oC selama 50 tahun sebesar ± 10 Mpa (N/nm2) sesuai
IS) 9080:2003 (E), didukung dengan lampiran Bodycote Certificate dengan
metode pengetesan sesuai ISO 12162 : 1995 (E).
e. Produsen pipa harus melampirkan Mill Certificate hasil hidrostatic Test long
term, yaitu pengetesan pipa pada temperatur 20OC serta ditahan sampai 100
jam, tegangan induksi/hoopstress mencapai 12,4 Mpa dengan hasil tidak
bocor/tidak pecah (no leakage/no rupture).

2.3. Sifat Mekanik


Sifat Mekanik Pipa, yaitu meliputi :
a. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana
Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini :

Tabel 1 Ketahanan Hidrostatik Pipa


TEGANGAN UJI (Mpa)
JENIS BAHAN
100 jam pada 20OC 165 jam¹) pada 80OC 1000 jam pada 80OC

PE 100 12.4 5.5 5.0

PE 80 9.0 4.6 4.0


Catatan :
¹) Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan

Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.

Tabel 2 Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80ºC Kebutuhan Uji Ulang
PE 80 PE 100

Tegangan Waktu Kegagalan Waktu Kegagalan


Tegangan Mpa
Mpa Minimum (jam) Minimum (jam)
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 137

b. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus
400%, bila diuji pada suhu 20ºC.

2.4. Sifat Fisik


Sifat fisik pipa PE perlu diperhatikan yaitu :
1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum
harus 20 menit jika diuji pada suhu 200ºC. contoh yang diuji supaya diambil
dari permukaan sebelah dalam pipa.
2. Nilai Perubahan Arah Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

2.5. Dimensi Pipa


Sesuai Standard SNI, 06-4829-2005 tentang pipa poliethylene untuk air minum,
Dimensi Pipa PE harus memenuhi persyaratan seperti pada Tabel 3 dibawah ini :

Tabel 3 Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding


Pipa High Density Poliethylene (HDPE-PE)
Seri Pipa
Out Diameter Minimal Tebal Dinding (mm)
( mm )
SDR.17 (PN 10) SDR.26(PN 6,3)
50 3 2.0
75 4,5 2,9
90 5,4 3,5
110 6,6 4,3
125 7,4 4,8
160 9,5 6,2
200 11,9 7,7
250 14,8 9,6
315 18,7 12,1
355 21,7 13,6
400 23,7 15,3

2.6. Accesories Pipa (Valve)


Sebagai kelengkapan pekerjaan perpipaan, tentu tidak akan terlepas dari Accessories
Pipa, yang salah satunya berupa Valve. Pemeriksaan Valve sesuai dengan spesifikasi
yang disyaratkan, yang umumnya dijelaskan sebagai berikut :
a. Umum
 Penyedia barang/jasa (Rekanan) harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh Valve sesuai
dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model
yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.
 Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan
dicor dengan huruf timbul yang menunjukkan :
- Nama atau Merk Dagang pembuatnya
- Tahun Pembuatan
- Tekanan Kerja
- Diameter Nominal
- Arah Panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
 Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila
tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau
besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
 Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight
joint are made in the thread”
 Valve dengan diameter 50 mm ke atas menggunakan sambungan system
dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 138

 Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang


dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasioanal yang diakui.
Kontraktor harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan
engineer.
 Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjan (Bill of Quantity) maka
seluruh Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal
10 bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard
ISO 2531.
 Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan
arah jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus
tertera untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup
valve.
 Semua lubang / bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
 Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk
penyambungan seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange
dengan imbuhan 10%.
 Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan
material bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan
gasket minimal 3 mm terbuat dari karet sintetis.
 Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force
pada hardwheel, engkol (crank), T- bar dan perlengkapan lain sehingga
tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Rekanan harus menyertakan
besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang
dikirim.
 Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box
dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi
dengan non toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama
dan disetujui oleh direksi (direktur pengawas)
 Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan dipabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang
dapat larut tidak boleh digunakan.
 Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam)
set untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa inggris.
 Penyedia barang/jasa (Rekanan) harus menyertakan sertifikat dari pabrik
yang menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang
diminta dalam spesifikasi ini.

b. Gate Valve.
 Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate
valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
 Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liguids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
 Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20
buah yang seukuran
 Tee Key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet
caver dan terbuat dari baja ST 40 yang lelah digalvanis
 Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis
 Harga penawaran exlension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah
 Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
 Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 139

tegak (vertical mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang
bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
 Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing
box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
engineer. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring
stem seal dapat digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini ahrus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
 Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel
 Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu
 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
 Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-
masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
 Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).

c. Katup Udara (Air Release Valve)


 Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal
sebagai berikut :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pompa
b. dapat memasukkan udara selama penggelonloran.
c. Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa
d. Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan
e. Aman terhadap vakum
 Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.
 Badan air valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
 Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
 Air valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan
tidak menunjukkan gejala kebocoran.
 Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
 Rekanan harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sbb:
a. Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan
rubber seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang
mengikuti ‘Standards for Rubber seated Butterfly Valves’ (AWWA
Designation C 504) atau standard Inlemasional lain yang disetujui yang
sama atau lebih tinggi kualitasnya dari yang disebutkan.
b. Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90° dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
c. Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai
dengan standard AWWA C 504,
d. Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan
dan perbaikan,
e. Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual
harus dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi
tidak mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f. Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila
tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 140

g. Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi dan harus dapat membuka


atau menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h. Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
“Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings
kelas B (ASTM Designation A 126) atau ductile iron (ASTM 536).
Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.

Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Type air valve harus sesuai dengan spesifikasi dibawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang (Tabel 4).

Tabel 4 Type Air Valve

Ukuran Pipa Diameter Minimal Air


Tipe Air Valve
(mm) Valve (mm)

300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice kecil/ 25 mm dan lebih kecil
tunggal
350 dan lebih kecil Tipe dengan dua orifice atau 75 mm dan lebih kecil
kombinasi

1. Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara
otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakomulasi bertekanan
pada saat aliran air dalam penuh.
2. Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :
a. Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer,
dan menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran
pipa.
b. Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam
kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi
pengisian.
c. Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara
tinggi, dan
d. Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air
penuh dalam pipa.

d. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball Valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini
dikondisikan untuk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki
ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari
bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainlees steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari tangkai/stem
harus dibuat dari stainlees steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem
yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa
pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari
ductile cast iron pada tiap operasi.

e. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainlees
steel atau perunggu.

Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin “ O ” atau multiple Buna – N


Packing Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat
dipasang tanpa harus melepaskan bagian valve.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 141

2.7. Persiapan Pekerjaan Pemasangan Pipa


2.7.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan
bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada,
pengujian, penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan
yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam spesifikasi teknis.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan
sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang bersangkutan di
Indonesia dan menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan
menelitinya dikantor proyek.
Semua penjelasan dalam persyaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di Indonesia. Semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur
dalam SNI, standar yang digunakan menunjuk kepada :
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the testing of water supply Material
NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
SNI : Standar Nasional Indonesia

2.7.2. Penyerahan Gambar Kerja Dan Gambar Pelaksanaan


Jadwal pekerjaan dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan untuk disetujui
oleh direksi sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan
skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut
harus diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa
(fitting/accessories) perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup),
lubang kontrol (manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus
diperlihatkan dengan adanya peningkatan terhadap muka tanah pada bangunan
permanen.

2.7.3. Tanda Papan Nama


Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara sejumlah tanda atau
papan nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Tanda atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor, nama proyek, dan
juga lokasi yang menunjukkan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud
sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang ditempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.

2.7.4. Rambu-Rambu Lalu Lintas


Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-
rambu (tanda-tanda) untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut
harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus
memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, kontraktor harus

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 142

melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan


pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk
didalam penawaran kontraktor.

2.7.5. Sumber Tenaga Dan Penerangan


Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk
pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan.
Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara
wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

2.7.6. Trase Dan Elevasi Pipa


a. Trase dan elevasi Pemasangan Pipa
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi
(ketinggian) jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase tersebut
di lapangan.
b. Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk
diletakkan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan
fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud
ini, kontraktor harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas
biaya kontraktor sendiri.
c. Penyimpangan Akibat Bangunan Lain
Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan
mempengaruhi pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan
rencana, maka pemilik berhak untuk merubah rencana tersebut.
Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan
perubahan volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan
volume pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan
dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.
d. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan atau sebagaimana diminta direksi.
e. Jalan Sementara
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan
kontrak, kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah
ini. Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan,
jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah
tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi
yang diperoleh tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi
berdasarkan gambar perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai
berikut :
 Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa
tersebut. Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur
pipa.kontraktor harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang
berwenang atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan
Rencana Tata Kota.
 Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran
dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan
harus dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan
bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan
atau diatur dengan baik sebagai berikut :
 Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada
dengan kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan
kebutuhan atau sesuai petunjuk direksi.
 Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah “ tanah merah atau
yang sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik
dengan ketebalan minimum 0,5 m.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 143

 Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
 Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.

Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan


sementara tersebut harus dibongkardan dikembalikan seperti keadaan semula.
Semua bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah harus dikembalikan
menutup lokasi pekerjaan semula.
Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki secara
memadai, sampai serupa keadaan semula.

2.8. Pekerjaan Pemasangan Pipa


2.8.1. Umum
a. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan
pipa dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar
kerja.
b. Kontraktor harus mempelajari brosur-brosur teknis atau pedoman teknis yang
dikeluarkan oleh pabrik pipa, fitting dan perlengkapan yang digunakan dalam
pekerjaan ini, tentang spesifikasi dan petunjuk pemasangan produksi mereka.
Penggunaan brosur dan pedoman teknis dari pabrik tersebut oleh Rekanan harus
diketahui dan disetujui Direksi pengawas.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi ini dapat
dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan praktis yang berlaku di
Indonesia dan harus disetujui oleh Direksi.

2.8.2. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya


Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada
pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh
pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan
baik sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan
tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus memberi konpensasi kepada
pemilik.

2.8.3. Pekerjaan Pemasangan Pipa “Polyethylene”


a. Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa “POLYETHYLENE”
disingkat dengan nama “PE” termasuk jenis thermoplastic. Untuk air minum
spesifikasi pipanya adalah PE 100 yang diproduksi dari jenis HDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas
dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa “Valve” dan
“Fitting”.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai
dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

b. Pemasangan Pipa
 Penurunan pipa kedalam galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas
yang memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor
bagi keamanan kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam
galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 144

diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk rool baru
dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, “Fitting” dan “Valve” harus diturunkan kedalam galian satu
persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas
atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah
kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa “Fitting”, “Valve” atau perlengkapan lain
dalam penanganannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan
kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan
yang rusak tersebut.

 Pemeriksaan sebelum Pemasangan.


Pipa “Valve” dan “ Fitting ” harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan
pada saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum,
selama atau sesudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus
diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan. Pipa atau “Fitting”
yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

c. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa Polyethylene adalah sbb:
 Sambungan Mekanis
- Mechanical-joint : sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
 Electro welding (25 mm – 125 mm)
- Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
 Welding (butt fusion)
- But welding ( 63 mm – 400 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh
kontraktor.
1. Penyambungan dengan sambungan mekanis.
Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur menekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.
2. Penyambungan dengan Elektro Welding
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan
yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang
ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua
permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas.
Kemudian kabel dari control box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan control box dan secara otomatis akan berhenti sendiri
bila proses bila penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam
akan keluar dari lubang indicator pada sambungan.
3. Penyambungan pipa dengan welding (Heat fision)

Umum
Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan disambung
sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujungnya. Lalu kedua ujung pipa
digabung pada tekanan tertentu untuk sambungan yang senyawa.
Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai
kekuatan yang sebanding dengan pipa. Metode penyambungan jenis ini
membutuhkan plat pemanas elektrik untuk dapat mencapai suatu
temperatur tertentu yang digunakan untuk jenis pipa dari bahan PE 80 dan
PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas dengan SDR yang sama.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 145

PENYAMBUNGAN BUTT – FUSION


PERALATAN
 Generator digunakan untuk mengalirkan daya listrik kepada plat pemanas,
pemotong dan pompa hidrolik.
 Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong atau penyayat,
plat pemanas, pompa hidrolik dan pengatur waktu.
 Roda penyangga pipa
 Tenda pengelasan
 Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue)
 Alat ukur sambungan
 Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas
 Pipa dan penutupnya
 Papan landasan
 Pemotong pipa
 Thermometer temperatur udara
 Spidol putih
 Alat pencatat waktu

METODE PENYAMBUNGAN
Pemeriksaan awal
Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
 Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
 Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
 Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila
sebelumnya sudah digunakan.
 Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
 Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
 Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa
yang akan disambung.
 Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber
listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
Untuk membersihkan kotoran pada plat pemanas bisa dicuci pada saat dingin
dengan sedikit air yang cukup sebelum memulai penyambungan. Gunakan
bahan yang bersih yang tidak meningggalkan bekas. Untuk membersihkan
kotoran lapisan minyak atau pelumas harus menggunakan kain dan bahan
pembersih yang sesuai, seperti ISO PROPANOL.
 Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.

Sambungan Percobaan
Meskipun pencucian plat pemanas dapat menghilangkan kotoran yang tertinggal,
akan tetapi partikel kecil daripada debu seringkali masih ada. Untuk
membersihkannya diperlukan pembuatan sambungan percobaan pada tiap sesi
penyambungan, dimana ketika temperatur plat mulai menurun atau dibawah 180°C,
atau pada saat adanya perubahan ukuran pipa yang akan disambung.
Sambungan percobaan dapat dibuat dengan menggunakan potongan pipa dengan
ukuran, SDR dan bahan yang sama. Hal ini bukan untuk membuat sambungan.
Prosedur tersebut dapat dihentikan setelah proses pemanasan tercapai.

Prosedur Penyambungan
 Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan
plat pemotong dalam posisi lurus.
 Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
 Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
 Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh
masuknya udara ke bagian dalam pipa.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 146

 Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga
ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan
permukaan pipa yang kontinyu.
 Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
 Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan
permukaan pipa . Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.

Dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.


 Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses
pemotongan.
 Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan
potongan.
 Maksimum selisih diameter yang diijinkan adalah :
- 1,0 mm untuk pipa ukuran 90 mm s/d 315 mm.
- 2,0 mm untuk pipa ukuran 316 mm s/d 800 mm.
Jika ketidaksesuaian tersebut lebih besar dari batas tadi maka pipa harus
diluruskan dan dipotong lagi.
 Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan
untuk menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang
sedang disambung.

Catatan: Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan
sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.
(Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana
secara otomatis)
 Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat
tersebut bersih dan baik suhunya.
 Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan
yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan
menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1 –
6 mm terbentuk tiap ujungnya. Lihat tabel PE butt welding SNI 06-4829-2005
untuk pipa PE.
 Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya
pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan
lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser
posisinya di klem dan ujung pipa harus terus di jaga agar tetap kontak dengan
plat pemanas.
 Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan
bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
 Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan
permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel.
 Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
 Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa
lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.

Aturan untuk “butt fusion”


JANGAN PERNAH
 Berusaha untuk menyambung pipa dengan SDR yang berbeda
 Menyentuh ujung pipa yang sudah dipotong atau diratakan.
 Membiarkan sisa potongan di bagian dalam pipa atau pada mesin pengelas.
 Membiarkan peralatan menjadi basah atau berdebu.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 147

 Menggunakan mesin-mesin yang tidak direkomendasikan.


 Memindahkan pipa sebelum cooling time selesai.
 Mengijinkan operator yang belum ditraining untuk menggunakan peralatan
penyambungan.
 Tidak mengikuti prosedur.
 Menyambung pipa dari bahan yang berbeda di lapangan.
 Menggunakan sebuah generator yang kapasitasnya tidak memadai.

PARAMETER BUTT FUSION


Parameter ini harus digunakan sebagai pembimbing ke butt fusion dari pipa
polyethylene yang menggunakan SNI 06-4829-2005 sebagai bahan dasarnya.
Kontraktor yang melakukan penyambungan harus selalu memeriksa kemungkinan
penerapannya dari parameter yang ada untuk setiap proyek yang diberikan.

PENYAMBUNGAN BUTT WELDING


 Perlengkapan Welding :
1
2 3

5
4
Keterangan :
1. Heater Plate
2. Milling Cutter
3. Pipe Clamp
4. Electro Hydraulic Control
5. Aluminium Clamp, dapat dibongkar / pasang sesuai ukuran pipa

 Perlengkapan Pendukung :

1
2

3
4

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 148

Keterangan :
1. Termometer
2. Timer / Stopwatch / Alarm
3. Aseton / Alkohol
4. Kain Bersih
5. Genset Min 5 KVa

Posisi Ideal Welding Pipa PolyEthylene :

 Prinsip Dasar :
1. Titik pengelasan harus bersih dari kotoran (debu, tanah, pasir, minyak, dsb)
dan rata.
2. Panas harus sesuai (220 0C + 10 0C).
3. Sumbu pipa harus sejajar (Aligned).
4. Tekanan welding harus stabil dan sesuai formula perhitungan.
5. Waktu pendinginan harus konsisten dengan formula perhitungan.
6. Parameter pengelasan disetiap titik akan berubah. Harus dilakukan
perhitungan kembali disetiap titik pengelasan.
7. Dokumentasikan parameter pengelasan disetiap titik.
8. Kualitas welding ditentukan oleh sikap kerja yang konsisten.

 Perawatan Mesin Welding :


1. Lindungi Pressure Gauge dari benturan atau tekanan dari luar. Pastikan selalu
dalam kondisi layak kerja dan akurat. Lakukan kalibrasi secara berkala.
2. Jaga kebersihan Heater Plate selama bekerja atau didalam penyimpanan.
Jangan tergores, jatuh atau cacat.
3. Periksa volume oli hidrolik mesin welding cukup.
4. Perksa mata pisau Mill-Cutter dalam keadaan bersih dan tajam.
5. Sangga ujung pipa yang tidak dilas agar beban tekanan pada Clamp pipa tidak
berlebihan.

PROSEDUR WELDING PIPA POLYETHYLENE


 Langkah 1 : Tentukan nilai parameter
1. Tekanan ‘Bead Up’
2. Ukuran ‘Bead Up’
3. Tekanan Pemasakan
4. Waktu Pemasakan
5. Total Tekanan Welding
6. Waktu Pendinginan

Gunakan kartu parameter untuk membantu perhitungan.

 Langkah 2 : Panaskan Heater Plate


1. Pipa dengan tebal > 20 mm, panaskan Heater Plate s/d 230 0C.
2. Pipa dengan tebal < 20 mm, panaskan Heater Plate s/d 230 0C + 5 0C
3. Ukur suhu Heater Plate di-8 titik berbeda. Suhu di-8 titik ini sebaiknya
seragam.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 149

 Langkah 3 : Letakkan dan jepit pipa yang akan di-weld


1. Beri jarak antara ujung-ujung Pipa dari clamp sebanyak + 2,5 cm.

2. Periksa sumbu kedua pipa (Alignment). Maksimal penyimpanan sumbu : 10


% dari tebal pipa.
3. Jika penyimpanan lebih dari 10 %. Putar badan pipa agar didapat
penyambungan yg tepat.

 Langkah 4 : Ratakan ujung pipa yang akan di-weld


1. Letakkan Mill-Cutter diantara ujung-ujung pipa

2. Gerakkan ujung pipa sampai menekan permukaan Mill-Cutter.


3. Aktifkan Mill-Cutter ujung pipa menjadi rata, lalu biarkan Mill-Cutter
berputar tanpa tekanan agar ujung pipa menjadi lebih halus.

 Langkah 5 : Pembentukan ‘Bed Up’ di ujung pipa


1. Bersihkan ujung kedua pipa dengan kain dan alkohol. Bersihkan juga
permukaan Heater Plate.

2. Letakkan Heater Plate dan tekan pipa seperti gambar dengan tekanan ‘Baed-
Up’. Panaskan ujung pipa sampai didapat bibir pipa sebesar perhitungan di
kartu parameter.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 150

 Langkah 6 : Pemasakan kedua ujung pipa


1. Turunkan tekanan sampai sebesar tekanan pemasakan/’Drag’ sesuai
perhitungan.

2. Masak ujung pipa sesuai waktu yang dihitung di Kartu Parameter.

 Langkah 7 : Welding
1. Pisahkan ujung pipa dari Heater Plate. Segera angkat Heater Plate dan
dekatkan kedua ujung pipa.

2. Beri tekanan ‘Total Bead-Up Pressure’ sesuai perhitungan di Kartu Parameter.


3. Perhatikan kecepatan pemberian tekanan. Sesuaikan dengan waktu maksimal
pembentukan.

 Langkah 8 : Pendinginan
1. Cantumkan stempel Identitas teknisi welding pada bibir pengelasan.
2. Dinginkan sambungan welding sesuai waktu perhitungan di Kartu Parameter.
3. Perhatikan suhu ruang pengerjaan welding akan menentukan lamanya
pendinginan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 151

PARAMETER
 Contoh Perhitungan Parameter (1/2)
Tekanan Ukuran Waktu
OD Pipa
Bead-Up Bead-Up Pemasakan
Dixon Fusion Master - HF200
Silinder Area : 753 mm2
63 mm 114.67 Kpa 0.760 mm 39 detik
75 mm 162.76 Kpa 0.810 mm 47 detik
90 mm 234.97 Kpa 0.873 mm 56 detik
110 mm 354.04 Kpa 0.960 mm 69 detik
125 mm 446.52 Kpa 1.010 mm 77 detik
140 mm 563.68 Kpa 1.075 mm 86 detik
160 mm 739.30 Kpa 1.160 mm 99 detik
180 mm 920.59 Kpa 1.230 mm 110 detik
200 mm 1135.03 Kpa 1.310 mm 122 detik
Dixon Fusion Master - HF450
Silinder Area : 2027 mm2
225 mm 530.14 Kpa 1.405 mm 136 detik
250 mm 657.27 Kpa 1.510 mm 152 detik
280 mm 820.15 Kpa 1.625 mm 169 detik
315 mm 1045.36 Kpa 1.775 mm 191 detik
355 mm 1321.6 Kpa 1.930 mm 215 detik
400 mm 1676.62 Kpa 2.110 mm 242 detik
450 mm 2120.57 Kpa 2.310 mm 272 detik
Dixon Fusion Master - HF630
Silinder Area : 2027 mm2
500 mm 2616.6 Kpa 2.510 mm 302 detik
560 mm 3280.59 Kpa 2.750 mm 338 detik

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 152

 Contoh Perhitungan Parameter (2/2)


Kecepatan Cooling
OD Pipa
Welding Time
Dixon Fusion Master - HF200
Silinder Area : 753 mm2
63 mm 22 detik 11 mnt
75 mm 26 detik 12 mnt
90 mm 30 detik 12 mnt
110 mm 36 detik 12 mnt
125 mm 41 detik 13 mnt
140 mm 45 detik 13 mnt
160 mm 51 detik 13 mnt
180 mm 57 detik 14 mnt
200 mm 63 detik 14 mnt
Dixon Fusion Master - HF450
Silinder Area : 2027 mm2
225 mm 71 detik 15 mnt
250 mm 78 detik 15 mnt
280 mm 87 detik 16 mnt
315 mm 98 detik 16 mnt
355 mm 110 detik 17 mnt
400 mm 123 detik 24 mnt
450 mm 138 detik 27 mnt
Dixon Fusion Master - HF630
Silinder Area : 2027 mm2
500 mm 153 detik 30 mnt
560 mm 171 detik 34 mnt

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 153

 Parameter Welding (1/2)


OD Pipa Tebal Dinding Tipe Mesin Luas Silinder
(mm) (mm) Las (mm2)

Fusion Luas
D t t π Press Silinder
Mm mm mm kpa mm2

-- x x 3.142 x 175 : =

Bead-Up Tekanan Total


Press Beban Tekanan
kpa kpa kpa

+ =

Ukuran Bead ( 0.1 x t + 0.5 ) mm


Tekanan Pemasakan ( Beban ) kpa
Waktu Pemasakan ( 15 x t ) dtk
Waktu Pelepasan Heater ( 0.03 x D + 3 ) dtk
Maksimum waktu pembentukan Bead : dtk
( 0.03 x D + 3 )

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 154

 Parameter Welding (2/2)


Suhu ruang diatas 25 0C, tambahkan 1 menit per 0C.
Suhu ruang dibawah 5 0C, kurangi 1 menit per 0C.
Waktu pendinginan ( t < 15 mm ) : mnt
( 0.5 x t + 10 mnt )

Waktu pendinginan ( t > 15 mm ) : mnt


( 1.5 x t )

Contoh :
Waktu pendinginan hasil perhitungan = 15 mnt
* Suhu ruangan = 30 0C
Total waktu pendinginan = 15 mnt + 5 mnt = 20 mnt
* Suhu ruangan = 0 0C
Total waktu pendinginan = 15 mnt – 5 mnt = 10 mnt

 Konversi Satuan British & US ke Metrik

Konversi Satuan Panjang


In ft yd m
---------------------------------------------------------------------------------------
1 in 1 0.0833 0.02778 0.0254
1 ft 12 1 0.3333 0.3048
1 yd 36 3 1 0.9144
1m 39.97 3.281 1.094 1
---------------------------------------------------------------------------------------

Konversi Satuan Luas


Sq In Sq ft Sq yd m2
---------------------------------------------------------------------------------------
1 sq in 1 6.9x10-3 0.722x10-3 64.5x10-5
1 sq ft 144 1 0.1111 0.0929
1 sq yd 1296 9 1 0.8361
1 m2 1550 10.76 1.196 1
---------------------------------------------------------------------------------------

 Konversi Satuan Tekanan*


Tabel berikut berisi satuan-satuan yang umum digunakan atau tertera pada pressure
gauge.
Pa N/mm2 bar [kgf/cm2]
---------------------------------------------------------------------------------------
1 Pa = 1 N/m2 1 10-6 10-5 1.02x10-5
1 N/m m 2 10 5 1 10 10.2
1 bar 105 3 1 1.02
1 [kgf/cm2= 1 at] 98100 9.81x10-5 0.981 1
---------------------------------------------------------------------------------------
* hanya sebagian yang umum saja

Tips Instalasi Pipa Bawah Tanah


Minimum kedalaman galian :
1. Tidak dilewati mobil 30 cm
2. Dilewati kendaraan
* Bukan jalan 45 cm
* Tepian jalan 60 cm
* Badan jalan 75 cm
* Jalan untuk alat berat 90 cm

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 155

2.8.4. Pengujian Hidrostatis Dan Desinfeksi


A. Umum
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, “valve”, bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan
sebuah manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang
jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian pipa yang di uji ini tidak terdapat katup
udara maka cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi
atau wakilnya.

B. Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru
yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja
pada saat pengujian.

C. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.

D. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan
yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

E. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari
katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi,
kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara
dapat dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 156

Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai
dengan permintaan pemilik.

F. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

2.8.5. Uji Kebocoran


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan.

A. Definisi Kobocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuplay kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara
pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak
boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode
waktu pengujian yang ditentukan.

B. Kebocoran yang diijinkan


Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut :

Lm = SD√P
2816

Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan.
3. bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

C. Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila
pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan pada butir B, kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang
diijinkan, dan atas biaya sendiri.
Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

2.8.6. Penggelontoran Pipa


Air untuk pengelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor
dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
pengelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Pengelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap kearah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama pengelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi,
walaupun hasil pengujian yang disebutkan diatas disetujui oleh Direksi.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 157

2.8.7. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
“valve” yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai
dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang
telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontrak selama 24
jam.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab


Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di
bawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan
diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

2.9. Pengawasan Pekerjaan Sipil


Sebagaimana yang telah dijelaskan didepan, yang termasuk Pekerjaan Sipil, yang akan
diawasi pekerjaannya adalah :
 Penyambungan pipa pada pipa Outlet Bendungan Pandanduri
 Pekerjaan Pipa Transmisi
 Pekerjaan Jembatan dan Perlintasan Pipa
 Pekerjaan Bak Pelepas Tekan
 Pemasangan Assesoris Pipa

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengawasan pekerjaan sipil
tersebut yaitu :

2.9.1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya sama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan
menurut dokumen-dokumen kontrak, dan semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-
bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

2.9.2. Perijinan
Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka kontraktor yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk
perijinan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikandengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

2.9.3. Pekerjaan Sementara


Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana pelengkap lain seperti jembatan darurat
dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh kontraktor. Jika
diperlukan jembatan-jembatan darurat maka kontraktor harus merencanakannya

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 158

dengan lebar minimal 3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan
gander 5 ton, ataupun dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi.
Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Pada akhir pekerjaan,
atas perintah direksi, segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus
dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh direksi.
Kontraktor harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan
setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
tanah atau saluran / anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

2.9.4. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan


Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke
lokasi pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan. Biaya untuk
keperluan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Kualitas air yang disyaratkan
ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik
tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang
diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
pekerjaan.

2.9.5. Gambar-Gambar Kerja


Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada kontraktor dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-
perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkanya untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar
rencana dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan,
perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan, kontraktor harus mengajukannya
kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-
gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.
Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan
ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja ( shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan dilapangan.
Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan
merupakan hasil revisi terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar
yang menunjukan perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya
untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.
2.9.6. Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan
gambarnya, maka kontraktor harus segera meminta pertimbangan dari para ahli
untuk menetapkan mana yang benar.

2.9.7. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan
peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 159

direksi. Tanpa persetujuan direksi, kontraktor tidak diperbolehkan untuk


memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

2.9.8. Penyediaan Material


Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain dalam
dokumen kontrak.
Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, kontraktor harus
mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus
bertanggung jawab atas pengangkutan sampai dilokasi pekerjaan. Kontraktor harus
mengganti material yang rusak atau kurang akibat oleh cara pengangkutan yang
salah atau hilang akibat kelalaian kontraktor.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan
harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja,
kemampuan, laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini
harus disediakan bila diminta untuk di pertimbangkan oleh direksi. Bila menurut
pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
kontraktor tanpa biaya tambahan.
Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian
rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.

2.9.9. Contoh-Contoh Material


Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut standar yang disetujui direksi. Contoh-contoh tersebut
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak
tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran kontraktor harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian
material.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dari jenis atau merk tertentu, maka kontraktor harus meminta petunjuk
direksi untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan diperbolehkan
untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor dapat mengganti
dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

2.9.10. Perlindungan Terhadap Cuaca


Kontraktor, atas tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu,
harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk
melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak
rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

2.9.11. Pematokan
Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi
dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, kontraktor harus memberitahukan
kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 160

digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Kontraktor wajib


menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain
yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil
pengukuran.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh
kontraktor harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh kontraktor. Apabila
ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali
persetujuan dari direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana,
kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang
dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari
pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada
kontraktor. Setelah diperbaiki, kontraktor harus mengajukan kembali gambar hasil
memungkinkan untuk di reproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui
harus diserahkan kepada direksi dalam kalkir asli dan 2 copy hasil reproduksinya.
Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan
ketentuan direksi.

2.9.12. Rambu-rambu
Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-
rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup
jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus
memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan
pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk
didalam penawaran kontraktor.

2.9.13. Program Kerja


Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan
kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan
pekerjaan dimulai.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian
pekerjaan.
b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke
lapangan.
c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan
dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh kontraktor.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
g. Cara pelaksanaan pekerjaan.

Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk kurva-S beserta
lampiran penjelasannya.

2.9.14. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan


Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila
direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan
tersebut. Dalam keadaan apapun, kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
direksi.

Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada
direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup
untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan
diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 161

2.9.15. Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/ atau kontraktor dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua
hasil / risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.

2.9.16. Prestasi Kemajuan Pekerjaan


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan kontraktor dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan
terhadap nilai kontrak keseluruhan.
Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

2.9.17. Penyelesaian Pekerjaan


Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak
diuraikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap
diperlukan agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara
keseluruhan sesuai dengan kontrak.
Kontrak harus menguji hasil pekerjaansetiap tahap dan/ atau secara keseluruhan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat
bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan biaya sendiri harus
melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat
diterima oleh direksi.

2.9.18. Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut
harus memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
a. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
b. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
c. Kondisi cuaca.

2.10. Pekerjaan Tanah


1. Umum
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan
lapangan dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, pemborong harus
segera menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut, juga pemborong harus menentukan letak bangunan
pelengkap seperti Direksi keet, gudang dan sebagainya.

2. Pembersihan Tempat Pekerjaan


Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon didalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang,
termasuk setiap pohon diluar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan
menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertuang didalam syarat-
syarat khusus dan gambar rencana.

Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun diatas tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi. Pembersihan dan
pengupasan diluar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran kepada
pemborong, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan persetujuan
dari pemberi tugas. Bila dinyatakan syrat-syrat khusus atau diperintahkan oleh
Direksi bahwa pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan
diperintahkan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan
atas biaya pemborong.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 162

Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 0 cm dibawah
permukaan tanah aslidari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang
lebih rendah). Dan bersama-sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala
bentuknya pada tempat yang tidak terlihat segala bentuknya harus dibuang pada
tempat yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau
dibakar.

Seluruh pekerjaan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh pemborong atau tanggungannya sendiri. Bila akan
diberitahukanpembakaran hasil penebangan, pemborong harus memberitahukan
kepada penghuni, dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48
jam sebelumnya. Pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan,
tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada pemborong dan
dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

3. Galian Tanah
a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
 Semua galian dari bangunan yang masuk dalam tanah
 Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
 Semua bagian dari tanah yang harus dibuang

Galian tanah yang harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.

b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
 Galian tanah biasa
 Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya.
 Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
 Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalamanlebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.

c. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang,peil,dan pengukurannya dapat dilakukan
pada keadaan tanah yang belum diganggu tanpa seijin dari Direksi.
Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada
gambar rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran
yang cukup, agar penempatan konstruksiatau lantai pondasi dengan dimensi yang
sesuai dengan gambar rencana mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian harus dibuang. Sesudah galian selesai, pemborong harus
memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan
penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelumDireksi
setuju dengan ukuran dan kedalaman ukuran material-material pondasi serta
konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 163

Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan, diisi dengan spesi
(injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.

d. Coffer Dam
Untuk galian dibawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan
coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar
rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam dibawah permukaan
dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat
yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harus
direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta besiuntuk
keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan
bagian-bagian lain dari Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan
menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan,
tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan
pembakaran, pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat
terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan biaya untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisasedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.

e. Genangan Air di Dalam Galian


Pemborong harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan, agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata
air. Kalau lubang galian digenangi air, maka Pemborong harus mengeluarkan dengan
jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila
terjadi keadaan dimanamenurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa
air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan
adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai beton sealdengan
dimensi cukup.agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat
dikerjakan sebagaimana layaknya.
Usaha pemompaan air ini tidak dalam Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agarbeton muda atau bagian-bagian dari padanya tidak ikut
terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukupmenjadi
keras.

f. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian


Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu
oleh pengawas setempat sebelum dimulainyatahap konstruksi. Direksi akan segera
memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk
mengetes secara tepat kepadatannya.
Setelah penggalian disetujui kontraktor harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam
jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

2.11. Urugan Tanah


a. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
 Semua bekas lubang pondasi

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 164

 Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman sekitarnya.

b. Penggunaan Material Bekas Galian


Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis dan material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan
harus ada persetujuan dari Direksi.

c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alatpemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing
yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.

a. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan.

b. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukkan.

c. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan


Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m³ dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m³
dari tanah yang dipadatkan dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
bidang-bidang, sebagai berikut :
 Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
 Bidang bawah, adalah bidang dasar pondasi.
 Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling.

Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah


bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh
Direksi. Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh
pengembangan tanah, pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-
sebab lain.
Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat
diadakan tanpa tambahan pembiayaan.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah dibawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum20 cm dibawah
muka air tanah konstan pada lubang galian.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 165

Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

2.12. Pekerjaan Beton


a. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah
semen yang terdapat didalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan
lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agregat harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan
untuk dikerjakan dan kosistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran
beton.
Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti
standar Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu standar
yang dapat diterima. Standar lokal atau standar lainnya dapat pula diterapkan asal
sudah disetujui oleh dreksi sebagai setara.

b. Bahan Bangunan Secara Umum


Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
“Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia ( NI – 3 )”, British Standard yang
relevan atau yang setara.
Kontraktor harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton, untuk memperoleh persetujuan dari Direksi dan tidak boleh
memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk
pemakaian bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengirimanbahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh
tersebut.
Kontraktor tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh yang
sudah disetujui, tanpa persetujuan dari Direksi.
Semua bahan yang ditolak dari Direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya kontraktor.

c. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan standar NI – 8
sebagaimana yang dinyatakan dalam PBI 71 atau British Standard No. 12 : 1958
untuk kelas I – Z 475.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantor yang tertutup auat dalam tempat lain dari
pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan pada Direksi, satu
faktur untuk tiap pemasangan semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan
jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang
menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal
sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam dalam tempat yang tidak tembus
air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standar bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari perbaikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Kontraktor harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalamjumlah
yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 166

Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang ditempat yang sesuai


untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-
benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai
gudang minimal harus 30 cm diatas air yang mungkin tergenang dilantai. Ketika
diangkut kelapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau
bahan penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan
setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau
tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak
dan disingkirkan dari lapangan atas biaya kontraktor.

Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.

d. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat
halus adalah agregat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25
mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut kontraktor harus mengambil dua
contoh yang refresentatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesua dengan Brtish
Standard No. 812 : 1968 atau yang setara.

Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, kontraktor harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpangan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.

e. Unsur-unsur Tambahan/Additif
Pada umumnya pemakaian additif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakaian super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Kontraktor harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika
dipakai aditif ini, kontraktor memberikan usulan secara terinci.

f. Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut :
Untuk setiap 6 beton harus dibuat 6 kubus.
Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 1
1/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai pekerjaan, detil
lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana
campuran (mix design) kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bagian
manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. dIreksi berwenang
untuk meminta agar kontraktor menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu
tertentu dari beton yang dicor dalam pekerjaan kontraktor harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai kontraktor.
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus menyediakan 6 kubus beton dari tiap
kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Kontraktor harus
menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan
analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran. Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran dibagian sebelum Direksi menyetujui rencana campuran,

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 167

g. Kelas Beton

Tabel 5 Kelas Beton

Rasio Air/Semen Kadar Semen


Mutu
Ukuran Agregat Maks.(mm) Maks. (terhadap Min. (kg/m3
Beton
berat) dari campuran)
37 0,45 315
K-350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K-300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K-225 25 0,50 310
19 0,50 340
K-175 - 0,57 300
K-125 - 0,60 250

Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan guna mencapai


kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan
bahwa bahan yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.
Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas
tertentu lebih menentukan daripada perbandingan campuran yang diperlihatkan.
Jika ternyata kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya kontraktor untuk mencapai kekuatan rencana.

Tabel 6 Mutu Beton

Kuat tekan karakteristik min. (kg/Cm2) Slump(mm)


Mutu
Beton Benda uji kubus Benda uji silinder Tidak
digetarkan
15x15x15 cm 15x30 cm digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K-350 250 350 210 290 20-50 50-100
K-300 215 300 180 250 20-50 50-100
K-225 150 225 125 190 20-50 50-100
K-175 115 175 95 145 20-50 50-100
K-125 80 125 70 105 20-50 50-100

h. Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton


Pada umumnya metode pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slum dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus
disingkirkan dari lapangan oleh kontraktor. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal,
harus diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
kurangnya 1 kubus untuk setiap 10 m³ atau 5³ minimal 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi
yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi.
Biaya percobaan ini akan dibebankan pada kontraktor.

i. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan di lapangan


Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang seragam
yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini
kontraktor harus menyediakan dengan biaya sendiri serta mempergunakan alat
penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air,
peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan
fasilitas lain yang diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan disini
atau menurut petunjuk Direksi.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 168

j. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton
darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga,poros atau yang
permukaan akhirnya tidak baik, Dalam hal kontaktor harus menyingkirkan beton
yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga
hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.

k. Pengukuran Bahan Bahan Beton


Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air
yang boleh diukur menurut volume, agregat halus dan kasar harus diukur menurut
volume terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan ±
1%. Pengukuran volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi.
Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metode penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi
sebelum Direksi beton dicor.

l. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan gaya yang kontinue
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m³ jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan
dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat dan homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.

m. Pengangkutan dan Pengecoran Beton


Pengecoran beton dibagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa
dan menyetujui bekisting, penulangan, angker-angker dan lainnya dimana beton
akan dicor.
Isi pengaduk beton, (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton
harus diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.

Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak
dorong, metode pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan
untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton
harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran
dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah dari ditambahkan dalam mixer.
Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1.50 m
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga
agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi.

Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai sinar yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya empat puluh delapan jam sesudah beton dicor, kecuali jika
diperoleh ijin tertulis dari Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang hari,
pengecoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan dalam siang
hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi.
Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direk. Pekerjaan.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 169

n. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan
sarang lebah (Honey comb) memperlihatkan permukaan merata ketika bekisting
dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.

Vibratoe bertipe “rotary out of balance “ (berputar diluar keseimbangan) dengan


frekuensi tidak kurang dari 8000 putaran permenit dan mampu menghasilkan
percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya.
Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
akibat vibrasi yang berlebihan.

Vibrartor tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan


menerus pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai
didalam suatu pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Kontraktor harus
juga menyediakan sekurang-kurangnya satu vibrator cadangan untuk dipakai bila
terjadi kerusakan.

o. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung diatas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm, (1:3:5) diatas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.

p. Spesi Semen (Cement Mortar)


Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus
yang ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran
akhir yang konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada suatu
landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi
yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit
tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh
diolah lagi untuk dipakai.

q. Perlindungan dan pengeringan Beton


Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus
dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran.
Perlindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5
cm, atau dengan kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat
merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi pengerasan.

Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesa tidak diberi beban
yang instansitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul
akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebihan harus diperbaiki
oleh kontraktor atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.

r. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen (Trowelling)


Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari cor yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi berstektur kasar
sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi
dengan sendok dimana perlu untuk menutupi retakan dan mencegah timbulnya
lelehan yang berlebihan pada permukaan beton yang baru terbuka.

s. Siar –Siar Konstruksi


Semua siar konstruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar
tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang ditunjuk dengan baik, jika
perlu dibor guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran
beton mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi.
Pengecoran beton harus dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa
memperhatikan jam-jam makan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 170

Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading didalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilansiar yang memuaskan sebelum
menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton
yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau
serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir
(send blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut
dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan.
Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau
spesifikasi.

t. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dibuat dinilai memuaskan oleh
Direksi. Kontraktor harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam
jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras, bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari
kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar
tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk didalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau
dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton.
Setiap lubang dalam beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang harus
ditutup dengan rapih segera setelah bekisting dibuka dengan spasi semen yang
campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, bekisting harus dilapisi
dengan tripleks bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, Direksi akan lebih dari 3 kali. Sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil kayu lapis
yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung
jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika
ditetapkan lain oleh Direksi.
Direksi untuk kolomdan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda
lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.

u. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
beton, jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
 Bahan – Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136-1984, Bristish
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-
1984.
British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan
tinggi. Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40.0
kg/cm².
 Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberi alas
kaki dari permukaan tanah atau air yang tergenang atau harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan dan karat.
 Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bendung schedule) untuk disetujui oleh Direksi.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 171

Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi
yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 :
1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi
semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekanan
yang tidak sesua dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang
yang ditekuk.
 Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan
beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat
dengan kawat baja yang pilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm,
ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracecak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil
mungkin.block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam
didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dai beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang
pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada
Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang
waktu pekerjaan.
Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke permukaan
beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.

v. Beton Ready Mix


Beton ready mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan
harus memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari bristish Standard No.
1926, 1962, kontraktor harus bertanggung jawab untuk mngusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu.
Keteraturan pengiriman serta pemasokan beton secara sinambung. Jika salah satu
dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan kontraktor mengganti pemasok.
Kontraktor harus menyediakan dilapangan satu timbangan dan saringan-saringan
standard dengan penggetar (shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang
sudah direncanakan.
Kontraktor harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat pembuat beton ready
mix bilamana diperlukan.
Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang diperlukan, catatan-catatan
mengenai semen, agregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan kepada
Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat
dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk
menentukan kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan
harus disesuaikan menurut hasil test tersebut.
Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air. Dikirimkan bersama dengan pengemudi lori diparaf oleh pencatat
waktu yang bertanggung jawab ditempat pengadukan.
Dilapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini :
1. Waktu kedatangan lori
2. Waktu registrasi lori dan nama depot
3. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
4. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum
5. Posisi dimana beton dicorkan
6. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 172

7. Slump (atau faktur kompaksi)


Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya
dalam waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk.
Buku catatan harus selalu tersedia untuk diperisa oleh Direksi atau wakilnya.

w. Toleransi untuk Beton yang Tidak Terbuka (tidak Diekspos)


Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat
dalam batas-batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
Ukuran bagian antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan
toleransi 0.3 cm sampai + 0.3 cm.

x. Toleransi dengan Muka Beton yang Halus (Fair Face)


Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0.6 cm, posisi bagian struktur
maksimum 0.3 cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar
tidak boleh melebihi 0.1 cm dan perbedaan garis sepadan (aligment) bagian struktur
harus dalam batas 0.1% akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

y. Pemasangan kolom-kolom Pracetak


Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan
pada kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan
dengan memakai blok-blok datar yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui
oleh Direksi.
Posisi kolom yang dapat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang
yang didesain dengan baik dan dianker pada balok atau pelat pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi,
tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.
Direksi berhak untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.

z. Cacat Pada Beton


Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak
yang ternyata memiliki salah satu atau lebh dari cacat berikut :
 Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang diperlihatkan pada gambar.
 Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
 Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.

Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus
diisi dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang
sama seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar
dengan memakai kikir.

2.13. Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran


1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka pemborong harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.
Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti
pasangan batu dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter
sekurang-kurangnya 5,0 cm kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka
lubang-lubang drainase tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni
berselang 1,5 m dari diletakkan sedikit diatas peil pembuangan air. Pekerjaan ini
tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau
beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok
penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.

2. Bahan – bahan
a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada
beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 173

1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
larutan the yang sedang kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium
sulfat tidak boleh lebih dari 10%.
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih
dari 0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak
boleh menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding
yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh . . .
(65% pada pengujian 7 hari)
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

c. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu
belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya.
2. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai
kepadatan dan warna putih yang merata.

d. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.

e. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi.

f. Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.

3. Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas
yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan
dari Direksi.

Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk tidak boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan
warna adukan yang merata.

b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.

4. Pasangan Batu
a. Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.

Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 174

b. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain
dapat dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk
bangunan reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang
dipakai campuran M2.

2.14. Pekerjaan Lain-Lain


1. Pengecatan.
a. Material, Ketentuan Umum.
Semua jenis material harus dari merk terkenal baik (Danapaint, I.C.I atau
sejenis yang disetujui oleh Direksi). Semua cat penggunaannya harus sesuai
dengan pedoman yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli
yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai
dikeluarkan dan ditempatkan pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata
betul baik mengenai warna serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada
selang waktu tertentu pada saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus.
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk
pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedang
untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin dan yang khusus
diperuntukkan untuk jenis pekerjaan besi, untuk pekerjaan-pekerjaan besi
pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing, cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis
emulsion paint yang teridri dari alkyid resin.

c. Daftar Bahan.
Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua
material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi,
semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.

d. Pemilihan Warna.
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan pemborong
dari contoh-contoh yang diberikan supplier.

e. Persiapan.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan
dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah
dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim
dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang
kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk
lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras,
dipotong dan diratakan dengan permukaan disekitarnya samapi halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30 – 35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, “ Upox Calcium plumbate pimer “ dari
merek yang disetujui. Tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan
diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan suatu pekerjaan
besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar
kering dan pengecatan tidak boleh dilaksanakansebelum ada persetujuan dari
Direksi. Semua cacad-cacad harus diperbaiki seperti pada bagian yang
menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang rusak ataupun berlubang
harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakan bekas.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 175

f. Pengecatan Akhir.
Pengecatan akhir harus terdiri dari :
 Besi yang dilapisi dengan Epoxy.
Dua lapis dari “Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan “Upox
Hardener” dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik
pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40 microns.
 Besi Galvanized.
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya, dua lapis
cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk
permukaan sebelah luar.

2. Tanda – Tanda.
Pemborong harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Menulis atau memberi nomor pintu diatas setiap plat kunci pada kedua sisi
dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci.

3. Perancah.
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

4. Tenaga Kerja.
Hanya tenaga terampil dan ahli yang dipakai untuk mengerjakan pemasangan
kaca, pengecatan dan sebagainya. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang
mengawasi selama pekerjaan berlangsung.

5. Persediaan Bahan untuk Pekerjaan.


Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka pemborong harus menyediakan
sejumlah bahan yang tergantung dari warna setiap bahan dan setiap jenis bahan
yang dipakai yang akan digunakan apabila ada perbaikan-perbaikan yang
diperlukan selama jangka waktu perawatan. Jumlah dari bahan tersebut sangat
tergantung dari kuantitas setiap jenis pekerjaan yang akan ditentukan kemudian.

6. Pemasangan Pipa didalam Tanah.


Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana. Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan
keliling yang merata dan kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa. Pipa tidak
boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi/tenaga ahli keadaan parit
memenuhi syarat.

Pemborong harus menyediakan fasilitas yang memadai dan layak untuk


melaksanakan pekerjaan dengan baik. Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa
dengan teliti untuk mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada
posisi akhir. Semua pipa dan alat bantu harus diturunkan kedalam saluran secara
hati-hati, batang demi batang dengan memakai derek. Tambang atau peralatan
lain yang sesuai sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung.
Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan kedalam saluran.

7. Pengujian Bangunan-bangunan Hidraulik.


a. Umum.
Pengujian bangunan hidrolik untuk membuktikan kekedapan air dari pipa
beton, dilakukan terhadap reservoir air bersih, bak pengedapan/bak flokuasi
dan filter-filter.

b. Cara pengujian.
Setelah selesai,semua dinding harus bersih dari bekas tanah urugan, sehingga
setiap kebocoran dinding dapat terlihat, semua bagian bangunan selama
pengujian harus diisi air bersih dan ditahan sekurang-kurangnya selama 48
jam. Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama waktu tersebut diatas.
Menurunnya tinggi permukaan air didalam reservoir yang tidak kelihatan

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 176

diperbolehkan.
Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah sebagai berikut :
 Reservoir air bersih : kurang dari 1 cm
 Bangunan pengolahan : kurang dari 2 cm
Jika kebocoran melampui nilai-nilai diatas, kontraktor diharuskan
memperbaikinya dengan biaya sendiri.

c. Perbaikan.
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan
lagi kebocoran.
Pengujian tidak perlu diulang, jika :
 Tidak ditemukan lagi kebocoran.
 Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan.
Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
 Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat
pengujian.
 Menghentikan kebocoran.

2.1. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS


2.5.1. Konstruksi Jembatan Pipa
a. Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya
yang diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk
pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar dan/atau ditentukan disini.
Batas konstruksi dan setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung
sambungan “flexible” dan/atau “fitting” yang digunakan untuk hubungan
flexible sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.Dikarenakan perbedaan
dan ketinggian alignment jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang
transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan kondisi
lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus
dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan
direksi.
Kontraktor harus melaksanakanpekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan
benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam
spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
pipa yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di
lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan
membantu pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait
dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

b. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan


Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut,
harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang
memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment),
pilar, pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan
lain-lain, perbaikan kembali atau, membuat lapisan lindung (revetment) pada
sungai atau saluran dimana diperlukan, termasuk perhitungan yang
diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya,
sebelum memulai pekerjaan pembangunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang
lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan
oleh Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil
di ujung pipa di bor.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 177

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus


sedemikian sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg
sisa Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak selama
24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum
pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang
mengandung khlorin diatas, Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi Tenaga Ahli untuk menggunakannya.

c. Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan
maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/
endapan yang ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-kuman
penyakit dengan larutan desinfektan.

d. Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien

Tindakan khusus harus dilakukan dalam melaksanakan dan membangun


perancah di lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam
pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat
peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.

e. Konstruksi Bangunan Bawah


Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi
kering dan aman.

 Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah
dilapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar
yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang
direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dari direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan
diganti dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan
ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan
maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan,
minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai
ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan diatas untuk
memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan
sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang
diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus
menggali lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut sampai
kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan direksi.

b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat
yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam
bab selanjutnya.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 178

Pancang tidak boleh dipasang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh


Direksi.Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus
disisipkan kedalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

 Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
bagian selanjutnya, yaitu “Pekerjaan Beton”.
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karateristik minimum 175
kg/cm. Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan
ke besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari
pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton.

f. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, kontraktor
harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada
jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan kedalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.

g. Konstruksi Bangunan Atas


Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton
expose dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

h. Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting” dan
“coupling” sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam
gambar.

 Anti Lendutan (cambering)


Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk
bekisting lengkung.Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan
pancang bentang di bagian garis tengah bentang sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan
susunan rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-
masing pipa untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi
untuk persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa.

 Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)


“Fixed Type Ring Support” yang ditunjukkan dalam gambar harus
dianggap pendukung berbentuk cincin yang dipasang dibantalan pilar.
“Sliding Type Ring Support” harus dianggap pendukung berbentuk
cincin yang dapat digeser secara horizontal dibantalan pilar ke sumbu
dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang
ditentukan Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja
yang memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut diatas.Pendukung
berbentuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.

 Pengujian Pengecatan
a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan dibawah ini.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 179

Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam


(interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior)
harus dicat.

b) Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan


Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi
harus dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman
dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan pengujian. Kontraktor
harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya
untuk persetujuan Direksi.Semua pelaksanaan pengujian harus
dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya. Pengujian
hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 “Method
of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)” cara
pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja,
atau standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.

Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai


berikut :

Kelas 1 2 3

Tingkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 Tidak ada tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai


tingkat 3 dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3.

Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain daripada


yang disebutkan diatas, Kontraktor harus mengulas dan menguji
ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh
diterima oleh Direksi.

c) Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam


Semua pipa baja yang terekpos, “Fitting”, sambungan dan pipa yang
akan dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai denga yang
dicantumkan dalam bab III 8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN
LAPISAN PELINDUNG DALAM.

DAFTAR NO. 2 : PENYAMPAIAN SPESIFIKASI TEKNIK

Penyampaian Penyampaian spesifikasi teknik pengadaan barang untuk Pipa High


Spesifikasi Teknik Density Poly Ethylene (HDPE) dalam Dokumen Pengadaan ini harus
Pengadaan Pipa benar dan didukung dokumentasi/data-data yang meyakinkan,
High Density Poly dengan melampirkan:
Ethylene (HDPE)
1. Pengadaan Pipa Poly Ethylene (HDPE):
• Brosur-brosur pipa HDPE;
• Hasil uji/Pengujian/Test report pipa HDPE;
• Certificate of analysis (termasuk Bill Loading & Packing
List)/Certificate Bodycote (termasuk hasil pengetesan)/Mill
Certificate (termasuk Hydrostatic long term test);
• Surat dukungan pabrik/principal (Supporting Letter);
• Surat jaminan kualitas pengadaan barang/Pipa HDPE;
• Data penyampaian spesifikasi teknik (sesuai form isian);
• Sertifikat penggunaan SNI pipa HDPE/standar lainnya yang
setara; dan
• Sertfikat Quality Management/ISO/Registration.

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi
P a g e | 180

Penyampaian data pendukung spesifikasi teknis ini merupakan


bahan yang diperlukan oleh Kelompok kerja (Pokja) ULP dalam
melakukan evaluasi teknik. Penyampaian spesifikasi teknik tanpa
dukungan dokumentasi/data-data yang meyakinkan, dapat
mengakibatkan gugurnya penawar dalam evaluasi teknik.

DAFTAR NO. 3 : LOKASI PEKERJAAN.

Lokasi pekerjaan pada paket ini adalah: Desa Pandanduri, Kecamatan Sakra Barat,
Kabupaten Lombok Timur.

Demikian spesifikasi teknik untuk Pekerjaan Pembangunan Sistim Penyediaan Air Baku
Pandanduri Kabupaten Lombok Timur.

Mataram, 30 Desember 2016

Ditetapkan oleh :
Satuan Kegiatan Penyediaan Air Baku I
Pejabat Pembuat Komitmen,

U z a e m i, ST.
NIP. 19651125 200604 1 013

Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pekerjaan Konstruksi


Metode e-Lelang Umum dengan Pascakualifikasi

Anda mungkin juga menyukai