Spesifikasi Teknis PDF
Spesifikasi Teknis PDF
SPESIFIKASI TEKNIS
1. KEGIATAN KONTRAKTOR
Beberapa item pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Perpipaan, yang terdiri dari :
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Galvanis Iron Pipe (GIP) dan Accessories di
Intake dengan standar Medium Class PN 10 (Pressure Nominal 10 Bar) yang
memenuhi standar ISO 4065, ISO 4427 dan atau DIN 8075, diameter 12”.
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 12 ”.
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 10 ”.
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Transmisi dan Accessories dengan PE-100/
PN-10/SDR-17 (Pressure Nominal 10 Bar) diameter 8 ”.
2. PEKERJAAN PERPIPAAN
Beberapa pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa, yaitu :
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.
Tabel 2 Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80ºC Kebutuhan Uji Ulang
PE 80 PE 100
b. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus
400%, bila diuji pada suhu 20ºC.
b. Gate Valve.
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate
valve yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liguids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih
tinggi kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan
kunci T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20
buah yang seukuran
Tee Key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet
caver dan terbuat dari baja ST 40 yang lelah digalvanis
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis
Harga penawaran exlension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC
untuk melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau
bahan dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari
logam perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid
(solid wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi
tegak (vertical mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang
bebas hambatan yang mempunyai diameter tidak kurang dari diameter
nominal valve apabila dalam posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti
telah dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari
stuffing box tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing
box harus terbuat dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui
engineer. Packing dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring
stem seal dapat digunakan atas persetujuan engineer dan seal ini ahrus
terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah
ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan penggantian dalam
keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan
tahan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang
padat. Tutup harus disertakan pada surface box tersebut.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan
dihubungkan dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-
masing dimensi valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Type air valve harus sesuai dengan spesifikasi dibawah ini yang tergantung
pada ukuran pipa yang dipasang (Tabel 4).
300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice kecil/ 25 mm dan lebih kecil
tunggal
350 dan lebih kecil Tipe dengan dua orifice atau 75 mm dan lebih kecil
kombinasi
d. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut
ball valve. Ball Valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini
dikondisikan untuk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki
ujung flange. Ball valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari
bahan cast iron untuk badan valve dan bola, stainlees steel dengan
dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan harus diberi penguat dari tangkai/stem
harus dibuat dari stainlees steel. Teflon penguat digunakan untuk packing stem
yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari jalur pipa
pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari
ductile cast iron pada tiap operasi.
e. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric
dengan badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus
dilapisi dengan chloprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air.
Valve juga dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainlees
steel atau perunggu.
Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi
dengan kerikil.
Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan
minimum tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai
selesainya pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus
bertanggung jawab terhadap biaya perbaikan tersebut.
b. Pemasangan Pipa
Penurunan pipa kedalam galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas
yang memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor
bagi keamanan kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam
galiannya dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru
diturunkan atau diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk rool baru
dilepas. Pipa PE diameter besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, “Fitting” dan “Valve” harus diturunkan kedalam galian satu
persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas
atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah
kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan
atau dilemparkan kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa “Fitting”, “Valve” atau perlengkapan lain
dalam penanganannya kerusakan tersebut harus segera diberitahukan
kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan
yang rusak tersebut.
c. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa Polyethylene adalah sbb:
Sambungan Mekanis
- Mechanical-joint : sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm)
imulded, tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
Electro welding (25 mm – 125 mm)
- Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
Welding (butt fusion)
- But welding ( 63 mm – 400 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh
kontraktor.
1. Penyambungan dengan sambungan mekanis.
Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur menekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya
penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.
2. Penyambungan dengan Elektro Welding
Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan
yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang
ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua
permukaan yang akan disambung harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Sambung pipa dengan sambungan yang akan dilas.
Kemudian kabel dari control box disambung kedalam sambungan yang
tersedia. Hidupkan control box dan secara otomatis akan berhenti sendiri
bila proses bila penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam
akan keluar dari lubang indicator pada sambungan.
3. Penyambungan pipa dengan welding (Heat fision)
Umum
Penyambungan butt-fusion adalah proses termofusi yang melibatkan
pemanasan secara bersama di kedua ujung pipa yang akan disambung
sampai kondisi leleh tercapai pada kedua ujungnya. Lalu kedua ujung pipa
digabung pada tekanan tertentu untuk sambungan yang senyawa.
Hasil penyambungan pipa harus tahan terhadap gaya tarik dan mempunyai
kekuatan yang sebanding dengan pipa. Metode penyambungan jenis ini
membutuhkan plat pemanas elektrik untuk dapat mencapai suatu
temperatur tertentu yang digunakan untuk jenis pipa dari bahan PE 80 dan
PE 100 untuk ukuran 90 mm ke atas dengan SDR yang sama.
METODE PENYAMBUNGAN
Pemeriksaan awal
Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila
sebelumnya sudah digunakan.
Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa
yang akan disambung.
Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber
listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
Untuk membersihkan kotoran pada plat pemanas bisa dicuci pada saat dingin
dengan sedikit air yang cukup sebelum memulai penyambungan. Gunakan
bahan yang bersih yang tidak meningggalkan bekas. Untuk membersihkan
kotoran lapisan minyak atau pelumas harus menggunakan kain dan bahan
pembersih yang sesuai, seperti ISO PROPANOL.
Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.
Sambungan Percobaan
Meskipun pencucian plat pemanas dapat menghilangkan kotoran yang tertinggal,
akan tetapi partikel kecil daripada debu seringkali masih ada. Untuk
membersihkannya diperlukan pembuatan sambungan percobaan pada tiap sesi
penyambungan, dimana ketika temperatur plat mulai menurun atau dibawah 180°C,
atau pada saat adanya perubahan ukuran pipa yang akan disambung.
Sambungan percobaan dapat dibuat dengan menggunakan potongan pipa dengan
ukuran, SDR dan bahan yang sama. Hal ini bukan untuk membuat sambungan.
Prosedur tersebut dapat dihentikan setelah proses pemanasan tercapai.
Prosedur Penyambungan
Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan
plat pemotong dalam posisi lurus.
Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh
masuknya udara ke bagian dalam pipa.
Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga
ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan
permukaan pipa yang kontinyu.
Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan
permukaan pipa . Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
Catatan: Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan
sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.
(Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana
secara otomatis)
Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat
tersebut bersih dan baik suhunya.
Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan
yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan
menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.
Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1 –
6 mm terbentuk tiap ujungnya. Lihat tabel PE butt welding SNI 06-4829-2005
untuk pipa PE.
Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya
pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan
lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser
posisinya di klem dan ujung pipa harus terus di jaga agar tetap kontak dengan
plat pemanas.
Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan
bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan
permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel.
Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa
lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.
5
4
Keterangan :
1. Heater Plate
2. Milling Cutter
3. Pipe Clamp
4. Electro Hydraulic Control
5. Aluminium Clamp, dapat dibongkar / pasang sesuai ukuran pipa
Perlengkapan Pendukung :
1
2
3
4
Keterangan :
1. Termometer
2. Timer / Stopwatch / Alarm
3. Aseton / Alkohol
4. Kain Bersih
5. Genset Min 5 KVa
Prinsip Dasar :
1. Titik pengelasan harus bersih dari kotoran (debu, tanah, pasir, minyak, dsb)
dan rata.
2. Panas harus sesuai (220 0C + 10 0C).
3. Sumbu pipa harus sejajar (Aligned).
4. Tekanan welding harus stabil dan sesuai formula perhitungan.
5. Waktu pendinginan harus konsisten dengan formula perhitungan.
6. Parameter pengelasan disetiap titik akan berubah. Harus dilakukan
perhitungan kembali disetiap titik pengelasan.
7. Dokumentasikan parameter pengelasan disetiap titik.
8. Kualitas welding ditentukan oleh sikap kerja yang konsisten.
2. Letakkan Heater Plate dan tekan pipa seperti gambar dengan tekanan ‘Baed-
Up’. Panaskan ujung pipa sampai didapat bibir pipa sebesar perhitungan di
kartu parameter.
Langkah 7 : Welding
1. Pisahkan ujung pipa dari Heater Plate. Segera angkat Heater Plate dan
dekatkan kedua ujung pipa.
Langkah 8 : Pendinginan
1. Cantumkan stempel Identitas teknisi welding pada bibir pengelasan.
2. Dinginkan sambungan welding sesuai waktu perhitungan di Kartu Parameter.
3. Perhatikan suhu ruang pengerjaan welding akan menentukan lamanya
pendinginan.
PARAMETER
Contoh Perhitungan Parameter (1/2)
Tekanan Ukuran Waktu
OD Pipa
Bead-Up Bead-Up Pemasakan
Dixon Fusion Master - HF200
Silinder Area : 753 mm2
63 mm 114.67 Kpa 0.760 mm 39 detik
75 mm 162.76 Kpa 0.810 mm 47 detik
90 mm 234.97 Kpa 0.873 mm 56 detik
110 mm 354.04 Kpa 0.960 mm 69 detik
125 mm 446.52 Kpa 1.010 mm 77 detik
140 mm 563.68 Kpa 1.075 mm 86 detik
160 mm 739.30 Kpa 1.160 mm 99 detik
180 mm 920.59 Kpa 1.230 mm 110 detik
200 mm 1135.03 Kpa 1.310 mm 122 detik
Dixon Fusion Master - HF450
Silinder Area : 2027 mm2
225 mm 530.14 Kpa 1.405 mm 136 detik
250 mm 657.27 Kpa 1.510 mm 152 detik
280 mm 820.15 Kpa 1.625 mm 169 detik
315 mm 1045.36 Kpa 1.775 mm 191 detik
355 mm 1321.6 Kpa 1.930 mm 215 detik
400 mm 1676.62 Kpa 2.110 mm 242 detik
450 mm 2120.57 Kpa 2.310 mm 272 detik
Dixon Fusion Master - HF630
Silinder Area : 2027 mm2
500 mm 2616.6 Kpa 2.510 mm 302 detik
560 mm 3280.59 Kpa 2.750 mm 338 detik
Fusion Luas
D t t π Press Silinder
Mm mm mm kpa mm2
-- x x 3.142 x 175 : =
+ =
Contoh :
Waktu pendinginan hasil perhitungan = 15 mnt
* Suhu ruangan = 30 0C
Total waktu pendinginan = 15 mnt + 5 mnt = 20 mnt
* Suhu ruangan = 0 0C
Total waktu pendinginan = 15 mnt – 5 mnt = 10 mnt
B. Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru
yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja
pada saat pengujian.
C. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.
D. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan
yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.
E. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari
katup dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi,
kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara
dapat dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan.
Pada akhir uji tekan cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai
dengan permintaan pemilik.
F. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
A. Definisi Kobocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuplay kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara
pada jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak
boleh diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode
waktu pengujian yang ditentukan.
Lm = SD√P
2816
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran
sebesar 0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan.
3. bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
2.8.7. Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
“valve” yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai
dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang
telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontrak selama 24
jam.
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengawasan pekerjaan sipil
tersebut yaitu :
2.9.1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya sama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan
menurut dokumen-dokumen kontrak, dan semua tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-
bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2.9.2. Perijinan
Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka kontraktor yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk
perijinan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang
diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikandengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
dengan lebar minimal 3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan
gander 5 ton, ataupun dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi.
Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Pada akhir pekerjaan,
atas perintah direksi, segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi harus
dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang disyaratkan
oleh direksi.
Kontraktor harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan
setempat dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
tanah atau saluran / anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.
2.9.7. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan
peralatan pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari
2.9.11. Pematokan
Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi
dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, kontraktor harus memberitahukan
kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat
2.9.12. Rambu-rambu
Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-
rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup
jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus
memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat, kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan
pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk
didalam penawaran kontraktor.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk kurva-S beserta
lampiran penjelasannya.
Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada
direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup
untuk mempertimbangkan persetujuannya.
Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan
diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan
dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2.9.15. Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/ atau kontraktor dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua
hasil / risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.
2.9.18. Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut
harus memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
a. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
b. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
c. Kondisi cuaca.
Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm
dan ditimbun diatas tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi. Pembersihan dan
pengupasan diluar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran kepada
pemborong, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan persetujuan
dari pemberi tugas. Bila dinyatakan syrat-syrat khusus atau diperintahkan oleh
Direksi bahwa pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan
diperintahkan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dari kerusakan
atas biaya pemborong.
Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon,
akar dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 0 cm dibawah
permukaan tanah aslidari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang
lebih rendah). Dan bersama-sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala
bentuknya pada tempat yang tidak terlihat segala bentuknya harus dibuang pada
tempat yang tidak terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau
dibakar.
Seluruh pekerjaan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh pemborong atau tanggungannya sendiri. Bila akan
diberitahukanpembakaran hasil penebangan, pemborong harus memberitahukan
kepada penghuni, dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48
jam sebelumnya. Pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan,
tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada pemborong dan
dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Galian Tanah
a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
Semua galian dari bangunan yang masuk dalam tanah
Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah yang harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.
b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
Galian tanah biasa
Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya.
Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalamanlebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan, diisi dengan spesi
(injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis
harus dibuang.
d. Coffer Dam
Untuk galian dibawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan
coffer dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar
rencana coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.
Coffer dam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam dibawah permukaan
dasar pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat
yang cukup kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harus
direncanakan cukup untuk penempatan perancah atau acuan pondasi serta besiuntuk
keperluan pemompaan air keluar acuan beton.
Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan
bagian-bagian lain dari Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan
menjadi bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus
dibongkar dengan hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan,
tanpa ijin khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan
pembakaran, pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat
terbuka.
Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan biaya untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisasedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman sekitarnya.
c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan.
Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus dibasahi
dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.
Pemadatan harus dilakukan dengan alatpemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing
yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.
a. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan.
b. Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukkan.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut diatas tanpa mempertimbangkan
cara dimana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai
dengan mata pembiayaan yang akan disebut dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
c. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan standar NI – 8
sebagaimana yang dinyatakan dalam PBI 71 atau British Standard No. 12 : 1958
untuk kelas I – Z 475.
Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus
dikirim ke lapangan dalam kantor yang tertutup auat dalam tempat lain dari
pabrikan yang sudah disetujui.
Bilamana dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus memberikan pada Direksi, satu
faktur untuk tiap pemasangan semen, dimana tertera nama pabrikan, jenis dan
jumlah semen yang dikirim, bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang
menyatakan bahwa semen yang dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal
sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam dalam tempat yang tidak tembus
air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu
atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak.
Semen harus menjalani pengujian tambahan yang sesuai dengan standar bila
dianggap perlu oleh Direksi. Direksi berhak untuk menolak semen yang tidak
memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikat dari perbaikan.
Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya
kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua contoh pengujian dan memberikan
bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.
Kontraktor harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalamjumlah
yang cukup dilapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.
Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-
semen harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim
dahulu dapat dipakai lebih dahulu.
d. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852
1965. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5 mm dan agregat
halus adalah agregat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25
mm sampai 5 mm. Pemakaian agregat all – in (semua gradasi) tidak diperbolehkan.
Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38 mm – 5 mm sebelum pembetonan
dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui. Dari jumlah tiap tersebut kontraktor harus mengambil dua
contoh yang refresentatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesua dengan Brtish
Standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, kontraktor harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber
yang disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh
pekerjaan.
Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25 ton yang dipasok.
Harus disediakan kapasitas penyimpangan yang mencukupi, baik disumber
pemasokan atau dilapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta
gradasinya sudah disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.
e. Unsur-unsur Tambahan/Additif
Pada umumnya pemakaian additif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.
Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakaian super plasticizer, pada dasarnya
untuk mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Kontraktor harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika
dipakai aditif ini, kontraktor memberikan usulan secara terinci.
f. Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut :
Untuk setiap 6 beton harus dibuat 6 kubus.
Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah dari 1
1/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan, sebelum memulai pekerjaan, detil
lengkap mengenai pengujian ini bersama analisa gradasi dan perhitungan rencana
campuran (mix design) kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bagian
manapun sebelum rencana campurannya disetujui oleh Direksi. dIreksi berwenang
untuk meminta agar kontraktor menyerahkan hasil pengujian pada tenggang waktu
tertentu dari beton yang dicor dalam pekerjaan kontraktor harus sudah
memperhitungkan biayanya dalam nilai kontraktor.
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus menyediakan 6 kubus beton dari tiap
kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Kontraktor harus
menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini bersama dengan
analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran. Kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran dibagian sebelum Direksi menyetujui rencana campuran,
g. Kelas Beton
j. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton
darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga,poros atau yang
permukaan akhirnya tidak baik, Dalam hal kontaktor harus menyingkirkan beton
yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga
hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.
l. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan gaya yang kontinue
serta mempunyai kapasitas minimal 1 m³ jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan
dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh
Direksi untuk mutu beton tertentu.
Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata ke seluruh massa, tiap
partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat dan homogen
tanpa adanya air yang berlebihan.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak
dorong, metode pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan
untuk maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton
harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran
dihentikan selama lebih dari 30 menit.
Semua beton yang diaduk dilapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah dari ditambahkan dalam mixer.
Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1.50 m
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi maka dikerjakan sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga
agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai sinar yang ditentukan.
Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya empat puluh delapan jam sesudah beton dicor, kecuali jika
diperoleh ijin tertulis dari Direksi. Semua beton harus dicorkan pada siang hari,
pengecoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan dalam siang
hari kecuali jika sudah diperoleh ijin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari, ijin
yang memadai, yang disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi.
Pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan, catatan ini harus tersedia untuk
diperiksa oleh Direk. Pekerjaan.
n. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih.
Hasil pekerjaan beton berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan
sarang lebah (Honey comb) memperlihatkan permukaan merata ketika bekisting
dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.
o. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung diatas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm, (1:3:5) diatas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan.
Kontraktor harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesa tidak diberi beban
yang instansitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul
akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebihan harus diperbaiki
oleh kontraktor atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.
Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus sungguh horizontal atau
vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading didalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilansiar yang memuaskan sebelum
menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar beton
yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau
serpihan.
Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus dengan pasir
(send blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut
dibersihkan dan disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan.
Siar-siar konstruksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau
spesifikasi.
t. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dibuat dinilai memuaskan oleh
Direksi. Kontraktor harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam
jangka waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan harus yang kuat
serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton
dicorkan, dipadatkan dan mengeras, bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari
kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar
tidak terjadi kebocoran.
Pengikat baja untuk didalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui atau
dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton.
Setiap lubang dalam beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara yang harus
ditutup dengan rapih segera setelah bekisting dibuka dengan spasi semen yang
campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, bekisting harus dilapisi
dengan tripleks bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.
Pada umumnya bekisting, Direksi akan lebih dari 3 kali. Sebelum memasang kayu
bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang, panil kayu lapis
yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung
jawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika
ditetapkan lain oleh Direksi.
Direksi untuk kolomdan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda
lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.
u. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
beton, jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum
dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Bahan – Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136-1984, Bristish
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-
1984.
British Standard No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan
tinggi. Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40.0
kg/cm².
Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan dibawah atap yang tahan air dan diberi alas
kaki dari permukaan tanah atau air yang tergenang atau harus dilindungi dari
kemungkinan kerusakan dan karat.
Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, kontraktor harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bendung schedule) untuk disetujui oleh Direksi.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi
yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan British Standard 4466 :
1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan dapat dipenuhi
semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh Direksi.
Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekanan
yang tidak sesua dengan gambar tidak boleh dipakai.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan, maka dikerjakan
dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar diameter batang
yang ditekuk.
Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada
gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan
beton atau gantungan logam menurut kebutuhan dan pada persilangan diikat
dengan kawat baja yang pilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 2.6 mm,
ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian tubuh utama beton.
Bila pengatur jarak dari spesi pracecak untuk mengatur tebal beton deking
sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan
yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil
mungkin.block-block ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam
didalamnya dan harus dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dai beton
yang sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari
pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang
pada tiap bagian pekerjaan harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada
Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dalam tenggang
waktu pekerjaan.
Jarak minimal dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke permukaan
beton terdekat dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus
diisi dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang
sama seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar
dengan memakai kikir.
2. Bahan – bahan
a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada
beton dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada
Peraturan Semen Portland Indonesia NI - 8
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat
adanya zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau
larutan the yang sedang kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium
sulfat tidak boleh lebih dari 10%.
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih
dari 0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak
boleh menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding
yaitu yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh . . .
(65% pada pengujian 7 hari)
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
c. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu
belah atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya.
2. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan
tidak hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan,
mempunyai keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai
kepadatan dan warna putih yang merata.
d. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
e. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui
Direksi.
f. Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau
seperti yang disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
3. Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas
yang rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan
dari Direksi.
Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk tidak boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan
warna adukan yang merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.
4. Pasangan Batu
a. Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras
dengan ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak.
Pemasangan dari batu-batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat
menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya.
b. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain
dapat dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk
bangunan reservoir ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang
dipakai campuran M2.
c. Daftar Bahan.
Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai mengajukan kepada Direksi Pekerjaan semua
material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi,
semua material tersebut harus disetujui oleh Direksi.
d. Pemilihan Warna.
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan pemborong
dari contoh-contoh yang diberikan supplier.
e. Persiapan.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan
dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah
dihaluskan terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang lazim
dipergunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara
memotong, menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang
kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk
lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras,
dipotong dan diratakan dengan permukaan disekitarnya samapi halus.
Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya
harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30 – 35 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, “ Upox Calcium plumbate pimer “ dari
merek yang disetujui. Tebal dari setiap pengecatan adalah 50 micron dan
diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat tersebut diberikan suatu pekerjaan
besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran dan debu.
Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.
Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar
kering dan pengecatan tidak boleh dilaksanakansebelum ada persetujuan dari
Direksi. Semua cacad-cacad harus diperbaiki seperti pada bagian yang
menonjol harus diratakan sedangkan bagian yang rusak ataupun berlubang
harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai. Pecah yang harus
diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakan bekas.
f. Pengecatan Akhir.
Pengecatan akhir harus terdiri dari :
Besi yang dilapisi dengan Epoxy.
Dua lapis dari “Opoxemuel” yang dicampur dulu dengan “Upox
Hardener” dengan perbandingan yang seperti diberikan pabrik
pembuatnya dengan masing-masing tebalnya 40 microns.
Besi Galvanized.
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya, dua lapis
cat emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk
permukaan sebelah luar.
2. Tanda – Tanda.
Pemborong harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan
pekerjaan sebagai berikut :
a. Menulis atau memberi nomor pintu diatas setiap plat kunci pada kedua sisi
dari pintu-pintu tersebut.
b. Menulis atau memberi nomor dari setiap kunci.
3. Perancah.
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai
dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
4. Tenaga Kerja.
Hanya tenaga terampil dan ahli yang dipakai untuk mengerjakan pemasangan
kaca, pengecatan dan sebagainya. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang
mengawasi selama pekerjaan berlangsung.
b. Cara pengujian.
Setelah selesai,semua dinding harus bersih dari bekas tanah urugan, sehingga
setiap kebocoran dinding dapat terlihat, semua bagian bangunan selama
pengujian harus diisi air bersih dan ditahan sekurang-kurangnya selama 48
jam. Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama waktu tersebut diatas.
Menurunnya tinggi permukaan air didalam reservoir yang tidak kelihatan
diperbolehkan.
Ketentuan nilai selama 24 jam, adalah sebagai berikut :
Reservoir air bersih : kurang dari 1 cm
Bangunan pengolahan : kurang dari 2 cm
Jika kebocoran melampui nilai-nilai diatas, kontraktor diharuskan
memperbaikinya dengan biaya sendiri.
c. Perbaikan.
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan
lagi kebocoran.
Pengujian tidak perlu diulang, jika :
Tidak ditemukan lagi kebocoran.
Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan.
Biaya yang termasuk dalam pengujian adalah :
Memperoleh air untuk mengisi bangunan pengolahan pada saat
pengujian.
Menghentikan kebocoran.
c. Desinfeksi Pipa
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan
maka terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/
endapan yang ada dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-kuman
penyakit dengan larutan desinfektan.
d. Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien
Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah
dilapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar
yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang
direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan
sebelum diperoleh persetujuan dari direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan
diganti dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan
ditempatkan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan
maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan,
minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai
ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan diatas untuk
memenuhi kapasitas daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan
sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang
diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus
menggali lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut sampai
kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat
yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam
bab selanjutnya.
Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
bagian selanjutnya, yaitu “Pekerjaan Beton”.
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karateristik minimum 175
kg/cm. Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan
ke besi tulangan dengan cara yang disetujui serta menghindari
pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton.
f. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, kontraktor
harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada
jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan kedalam bantalan beton dengan
kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah
penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan
konstruksi, seperti perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus
disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
h. Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting” dan
“coupling” sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam
gambar.
Pengujian Pengecatan
a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara
radiografi sebagaimana dinyatakan dibawah ini.
Kelas 1 2 3
Lokasi pekerjaan pada paket ini adalah: Desa Pandanduri, Kecamatan Sakra Barat,
Kabupaten Lombok Timur.
Demikian spesifikasi teknik untuk Pekerjaan Pembangunan Sistim Penyediaan Air Baku
Pandanduri Kabupaten Lombok Timur.
Ditetapkan oleh :
Satuan Kegiatan Penyediaan Air Baku I
Pejabat Pembuat Komitmen,
U z a e m i, ST.
NIP. 19651125 200604 1 013