Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KRITIK SENI

Disusun Oleh:
● Hassya Kamiliya Sasongko
● Muhammad Rafiyudha Koesno
● Yudha Pramuditha

SMAN 2 Cibinong
Jl. Karadenan No. 05, Cibinong, Bogor. 16913. Jawa Barat. Telp/Fax.(0251) 8654347
Email. info@sman2cibinong.sch.id

KRITIK KARYA HERI DONO “KUASA-TAHTA”


● Deskripsi
Lukisan “kuasa-tahta” karya Heri Dono dibuat pada tahun 2014, lukisan tersebut
dibuat dengan ukuran 300 cm x 200 cm pada kanvas menggunakan akrilik. Lukisan
tersebut menampilkan subjek mater mahluk berkaki empat menyerupai kuda dan
berkepala manusia. Mahluk pada lukisan tersebut digambarkan memiliki dua kepala yang
terdapat pada bagian depan dan belakang yang masing-masing memiliki tangan lengkap.
Kepala pada bagian depan memiliki mata lima, lidah menjulur kedepan, bertanduk serta
memiliki mahkota berwarna merah dan menghadap kebelakang, sementara kepala bagian
belakang menghadap kedepan. Digambarkan memiliki badan, lidah menjulur. Pada
bagian belakang terdapat sesosok manusia yang digambarkan secara lengkap bertopi,
bersayap dan mengenakan sepatu, serta membawa pistol dan pisau.
Subjek matter pada karya tersebut merupakan mahluk imajinatif. Badan dan kaki
menyerupai kuda yang berwarna hijau. Subjek matter pada karya tersebut terdiri atas dua
bagian yang menyatu dalam satu badan. Bagian tersebut terdiri dari bagian depan dan
bagian belakang. Baian depan terdapat lambang plus (+), garuda, tulisan tahta pada
bagian atas garuda, tulisan kuasa pada bagian kaki, selain tanda tersebut pada bagian
depan juga terdapat gambar kursi, manusia bersayap yang digambarkan kecil dan orang
pada bagian kotak (kalung). Bagian belakang (kepala belakang) tepatnya pada bagian
tubuh, terdapat tiga kotak kecil yang semuanya tergambar figur-figur manusia yang
menghadap kedepan. Terdapat pula penggambaran mahluk (manusia) yang digambarkan
secara lengkap serta memiliki sayap.

● Analisis Formal
karya Heri dono tersebut di sajikan dalam komposisi horizontal, dengan subjek
metter memenuhi bidang kanvas. Pilihan warna pada karya lukis Heri Dono bukan
warna-warna yang murni, akan tetapi pilihan warna yang merupakan perpaduan dari
warna putih dan hitam. warna tersebut di antaranya campuran warna biru pada begrond
yang sedikit keputihan serta warna biru putih yang monokrom dengan warna begrond
yang disapukan mengelilingi subjek matter. Pada subjek matter, pilihan-pilihan warna
banyak dipadukan dengan warna hitam dan putih. Apabila dicermati pewarnaan demikian
tidak hanya diterapkan pada karya “kuasa-tahta”, tetapi juga pada karya lukis lainnya
dengan cirihas sapuan yang ekspresif.
Pada lukisan "kuasa-tahta”, pewarnaan dengan teknik demikian memberi kesan
dinamis. Meskipun pilihan warna pada lukisan merupakan warna komplemen. Warna
hijau pada lukisan dipadukan dengan warna lain seperti merah, putih, hitam; begitu pula
pada warna merah, warna merah tidak dinyatakan murni merah melainkan dipadukan
dengan warna-warna lain seperti hitam putih dan sedikit hijau.
Kecenderungan untuk memenuhi bidang kanvas dan pemanvaatan ruang-ruang
koson di isi dengan bentuk-bentuk visual yang menarik sekaligus mendukung maksud
dari lukisan tersebut.

● Interpretasi
Subjek matter yang dihadirkan oleh Heri Dono jika diamati menyerupai wayang,
hal tersebut dapat kita lihat dari pewarnaan antara wajah dengan badan. Hampir dalam
setiap lukisannya penggambaran subjek selalu demikian. Wajah digambarkan berwarna
berbeda mewakili sifat tokoh yang digambarkan. selain itu, subjek metter digambar
menghadap ke samping seperti bentuk wayang pada umumnya. Gaya kartun yang konyol
juga dapat terlihat dari penggambaran tokoh manusia yang digarap dalam bentuk yang
kecil dengan tingkah yang lucu sesuai karakter kartun.
Heri Dono selalu menghadirkan lukisan dengan bentuk menyerupai wayang dan
kartun. dunia manusia.” Dunia wayang juga menginspirasi dalam berkarya (Heri Dono)
baginya baik wayang mauon kartun keduanya memiliki kesamaan.
Heri Dono, dalam penciptaan suatu karya selalu menggunakan pendekatan yang humoris
untuk mengkritik isu-isu sosial,termasuk pada karya ini. Karya tersebut digambarkan
sesuai dengan isu yang berkembang dewasa ini yaitu perebutan kekuasaan. Pemberitaan
yang kerap kali muncul seringkali menujukkan adanya persaingan, perebutan kekuasaan
dipemerintahan, munculnya adu pendapat, ketidak sesuaian, kritikan tentang kekuasaan
muncul dalam setiap pemberitaan.
Gaya ungkap yang penuh symbol, humoris dan naratif selalu menjadi ciri khas
pada kebenyakan karya lukisnya, termasuk pada karya tahta-kuasa ini. Sindiran mengenai
orang yang meiliki tahta dan kuasa dengan orang lain dalam satu pemeritahan/ lembega
tergambar pada karya tersebut.
Karya kuasa-tahta yang di ungkapkan oleh Heri Dono memiliki Subjek matter
berupa dua manusia pada satu tubuh (hewan menyerupai kuda berkaki empat). Manusia
pertama merupakan manusia dengan mata lima, manusia ini digambarkan sebagai
pemilik tubuh bagian depan pada bagian tubuhnya tertera tulisan tahta dan terdapat
symbol garuda di atasnya serta pada bagian kaki tertera tulisan kuasa sepertinya seniman
berusaha menggambarkan pada bagian depan merupakan bagian yang menggambarkan
pemerintah yang memiliki kuasa. Bagian belakang sebagai pemilik bagian tubuh
belakang apabila melihat pada kehidupan nyata badian depan merupakan kuasa seperti
kendaraan orang yang mengendarai merupakan pemilik penguasa dari apa yang
dikendarainya sedangkan bagian belakang adalah bagian penumpang yang kedudukannya
bergantung pada pengendara. Sebenarnya sebagai penumpang juga memiliki kuasa intuk
berpendarat.
Pada lukisan tersebut tergambar kedua tokoh yang berada dalam satu badan
tersebut terlibat dalam perdebatan yang sengit, keduanya saling mengolok-olok hal
tersebut tergambar pada kedua tukoh yang ludahnya saling menjulur, diatas kepalanya
terdapat pipi yang saling mengeluarkan asap yang dapat dipahami sebagai perdebatan
yang tiada henti, keduanya saling menghina dan saling mengejek.
Karya tersebut diciptakan mewakili keadaan pada tahun yang sama dan melatarbelakangi
penciptaan karya tersebut. Melalui karya tersebut penikmat dapat merasakan keadaan
politik yang serba bersaing kekuasaan, perebutan tahta, semua tergambar dalam dengan
gaya ungkap Heri Dono yang jenaka dan penuh simbol sehingga membawa penikmat
untuk seolah melihat kejadian lucu tersebut.
Heri Dono seringkali mengungkapkan melalui lukisannya dengan bahasa-bahasa
dan cara ungkap wayang, termasuk pada percakapan antar dua tokoh yang digambarkan.
Dalam wayang percakapan selalu dibagi pada dua tempat sebelah kanan merupakan
bagian yang memiliki watak baik dan sebelah kiri merupakan kebalikannya. Bahasa
ungkap karya lukis Heri Dono juga dapat dibaca demikian mengingat pengaruh wayang
sepertinya memberi peran dalam menciptakan gaya lukisannya.
● Evaluasi
Karya lukis Heri Dono yang bertajuk Kuasa-tahta tersebut digambarkan secara
sederhana meskipun demikian karya tersebut mampu mendorong serta membewa
perasaan para apresiator pada permasalahan yang dibawakan. Dalam proses penanaman
nilai secara oprasional tersebut, lukisan dengan tema “Kuasa-tahta” menjalankan misinya
untuk berpendapat. Karya tersebut sarat dengan pesan dan makna yang akan disampaikan
dengan bahasa-bahasa simbol. Lukisan tersebut mengajak para penikmat untuk
memahami kejadian atau isu tersebut pada masa kini yang penuh dengan dilemma
kekuasaan. Karya tersebut juga mewakili cara pandang, sikap serta penilaian Heri Dono
terhadap isu yang berkembang dewasa ini.
Karya Heri Dono merupakan karya yang berkualitas, ciri khas wayang dan kartun
dalam ungkapan percakapan naratif merupakan karya yang memiliki nilai budaya
sekaligus ungkapan yang sangat personal sehingga membuat karyanya sangat orisinil.
Komposisi dan perwujudan unsur-unsur visual dalam likisan ini juga disusun dengan
pertimbangan yang menarik, lukisan tersebut juga penuh dengan pesan moral meskipun
dikemas dalam sebuah narasi yang penuh celotehan. Heri Dono selalu melukis dengan
mengaitkan pada simbol, dan pintar dalam memanfaatkan bidang kosong menjadi unsur
visual yang memiliki makna sekaligus mendukung keberadaan pesan yang ingin
disampaikan dengan gaya ungkap tersebut mampu mampu membawa penikmat pada
kontek yang dibawakan.

Anda mungkin juga menyukai