Anda di halaman 1dari 8

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH
KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

Sumardi
Pendidikan Matematika, FKIP UMS
e-mail : s_mardi115@yahoo.co.id

Abstrak
Beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran adalah pelaksanaan penilaian yang harus
dilakukan oleh seorag guru. Salah satu faktor yang menjadi kendala pelaksanaan kurikulum 2013
adalah guru merasa terbebani dengan banyaknya perangkat dalam penilaian tersebut. Selain itu
adalah bagaimana guru melaksanakan penilaian autentik yang terdiri dari kognitif, afektif dan
psikomotorik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik dalam
pembelajaran matematika berbasis lesson study, khusunya untuk mendeskripsikan pengelolaan
pelaksanaan penilaian autentik pada pembelajaran matematika. Pendekatan yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan, dengan metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen. Subjek
penelitian adalah para guru, kepala sekolah, dan siswa SMP Muhammadiyah Se-Kabupaten
Sukoharjo Jawa Tengah. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara,
dokumentasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua guru matematika di SMP atau
M.Ts Muhammadiyah Sukoharjo belum melakukan penilaian autentik secara utuh, sebagian guru
baru melakukan pada jenis penilaian portofolio dan sebagian lagi melaksanakan dengan proses
penilaian proyek, sedangkan pelaksanaan lesson study baru menjadi pengalaman guru saat mengikuti
penelitian lain.

Kata kunci: penilaian, kualitas pembelajaran, lesson study, pengelolaan

PENDAHULUAN komunitas belajar (Susilo, dkk., 2009: vi). Hal


Penilaian menjadi salah satu fokus yang ada ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan
dalam kurikulum, berbeda dengan model-model pembelajaran matematika, yakni siswa harus
kurikulum sebelumnya yang hanya di titik mendapatkan pelayanan pendidikan yang
beratkan pada penilaian kognitif saja. Banyak bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk
guru yang merasa kesulitan baik menyusun mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis,
perangkat instrumen penilainnya maupun proses dan menyenangkan. Ada kesan umum bahwa
pelaksanaannya. Bertolak dari pemikiran di atas kemampuan guru matematika dalam melakukan
dan dalam kondisi darurat “segera pembelajaran dengan menggunakan penilaian
mengimplementasikan teori Penilaian yang autentik belum terbiasa. Sebagian besar dari
bersifat autentik”, seyogyanya guru mereka masih berpredikat sebagai pelaksana
memfokuskan pada pengelolaan pembelajaran kurikulum dan bahkan kegiatan-kegiatan yang
dengan strategi sesuai kebutuhan, yaitu mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru
mengembangkan pembelajaran matematika belum siap menghadapi berbagai perubahan,
berbasis lesson study. Pembelajaran matematika akses pada materi mutakhir terbatas; wawasan
dengan pendekatan scientific, sehingga dapat dan keterampilan pembelajaran juga terbatas.
merangsang wawasan anak dalam rangka Pembelajaran yang mereka laksanakan kering
merespon lingkungan. Lesson study merupakan dan tanpa makna. Matematika yang disajikan
model pembinaan profesi pendidik melalui kepada para siswa hanyalah kumpulan angka-
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan angka dan rumus-rumus yang membosankan.
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip Para siswa tidak mengetahui untuk apa belajar
kolegialitas mutual learning untuk membangun matematika. Buku-buku teks atau materi ajar
yang digunakan guru lepas sama sekali dari

THE 5TH URECOL PROCEEDING 359 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

tujuan pembelajaran matematika. Buku-buku autenik : a) proses penilaian harus merupakan


dipenuhi oleh kumpulan prinsip dan soal-soal bagian yang tak terpisahkan dari proses
yang kebenarannya ditentukan oleh otoritas pembelajaran, b) penilaian harus mencerminkan
guru. Lebih menyedihkan lagi, buku-buku masalah dunia nyata, c) penilaian harus
tersebut dijadikan guru sebagai sumber utama menggunakan berbagai ukuran, metoda dan
untuk Penilaian hasil belajar. kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan
Siswa perlu belajar matematika dengan esensi pengalaman belajar, dan d) penilaian
alasan, matematika merupakan alat komunikasi harus bersifat holistik yang mencakup semua
yang sangat kuat, teliti, dan tidak aspek dari tujuan pembelajaran. Sedangkan
membingungkan. Namun, pendekatan matematika adalah ilmu pengetahuan tentang
pembelajaran matematika di Sekolah Menengah penalaran yang logik dan masalah-masalah yang
Pertama (SMP) Sukoharjo Jawa Tengah, berhubungan dengan bilangan, matematika
sebagian besar masih berpusat pada guru. Hal ini berkenaan dengan fakta-fakta kuantitaif dan
disebut sebagai aktivitas mengajar, bukan masalah-masalah yang berkaita dengan ruang
merupakan aktivitas belajar. Dominasi guru dan bentuk (Sujono, 1988:4). Matematika
dalam mengajar dapat berakibat komunikasi merupakan suatu bahan kajian yang memiliki
belajar matematika tidak efektif. Sutama (2011: objek abstrak dan dibangun melalui proses
28) mengatakan, pembelajaran matematika tidak penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu
efektif karena (1) pembelajaran matematika konsep diperoleh sebagai akibat logis dari
cenderung text book oriented dan abstrak, serta kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan
kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari antar konsep dalam matematika bersifat sangat
siswa dan (2) guru kurang melakukan kuat dan jelas. Dalam pembelajaran matematika
pembelajaran bermakna dengan strategi yang agar mudah dimengerti oleh siswa, proses
menyenangkan.. penalaran induktif dapat dilakukan pada awal
Dalam penelitian, yang menjadi fokus pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan
permasalahan adalah bagaimana pelaksanaan proses penalaran deduktif untuk menguatkan
penilaian autentik pada pembelajaran pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa
matematika yang dilakukan guru SMP (Lidinillah, 2006: 1).
Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo Jawa
Tengah?
Lesson Study
Adapun tujuan penelitian adalah
Lesson study (LS) adalah sebuah kegiatan
mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik
kolaborasi sekolompok guru untuk
pada pengelolaan pembelajaran matematika
meningkatkan kualitas pembelajaran (Daryanto
berbasis lesson study pada pembelajaran
dan Muljo Rahardjo, 2012: 56). Sudrajat (2008)
matematika yang dilakukan guru SMP
menjelaskan LS merupakan salah satu upaya
Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo Jawa
untuk meningkatkan proses dan hasil
Tengah.
pembelajaran, yang dilaksanakan secara
kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok
KAJIAN LITERATUR
guru. LS dapat dimaknai suatu model pembinaan
Evaluasi Autentik Pembelajaran
profesi pendidik melalui pengkajian
Matematika
pembelajaran secara kolaboratif, dan
Evaluasi autentik adalah suatu proses
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
pengumpulaninformasi oleh guru mengenai
kolegalitas dan mutual learning untuk
perkembnanan dan pencapaian pembelajaran
membangun komunitas belajar.
yang dilakukan anakdidik melaluiberbagai
teknik yang mampu mengungkapkan,
METODE PENELITIAN
membuktikan atau menunjukkan secara tepat
bahwa tujuan pembelajaran telah bena-benar Pendekatan penelitian
dikuasai dan dicapai (Agung Haryono, 2009:3). Penelitian ini menggunakan pendekatan
Berikut adalah beberapa prinsip umum evaluasi penelitian dan pengembangan. Penelitian dan

THE 5TH URECOL PROCEEDING 360 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

pengembangan adalah suatu proses untuk dirumuskan pada bagian latar belakang.
mengembangkan produk yang telah ada dan Penyajian data merupakan sekumpulan
dapat dipertanggung jawabkan (Sutama, 2012: informasi tersusun untuk memberikan
183). Pelaksanaan penelitian ini menggunakan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
metode deskriptif dan metode evaluatif. Tempat pengambilan tindakan. Penyajian data ini
penelitian merupakan tempat diperolehnya berbentuk teks naratif yang disusun, diatur,
informasi tentang maslah yang dibahas dalam diringkas dalam kategori-kategori, sehingga
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di mudah dipahami dan dapat memberikan
SMP/MTs Se Sukoharjo dengan Subjek kesimpulan.
penelitian,para guru, dan siswa SMP
Muhammadiyah Se-Kabupaten Sukoharjo Jawa HASIL DAN PEMBAHASAN
Tengah.Tiga SMP sebagai tempat ujicoba dan Lokasi Penelitian
enam SMP lainnya sebagai tempa timplementasi
model pembelajaran yang dikembangkan. Sukoharjo merupakan suatu wilayah
Subjek penenelitian lainnya, yaitu ahli kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan
pendidikan, ahli Penilaian dan pengambil dengan daerah Surakarta, Daerah Karanganyar
kebijakan. Penentuan subjek penelitian dan Daerah Klaten, kabupaten Sukoharjo terdiri
dilakukan dengan memperhatikan tujuan dari 12 kecamatan, hampir disetiap Kecamatan
penelitian. terdapat sekolah SMP atau MTs Muhammadiyah
yang semuanya berjumlah 15 sekolahan.
Sekolah-sekolah SMP Muhammadiyah dan
Metode pengumpulan data MTs Muhammadiyah Se Sukoharjo tersebut
Metode pengumpulan data penelitian, adalah:
menggunakan observasi, wawancara, a. SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo alamat :
dokumentasi, tes, dan angket (Sugiyono, 2006). Pokakan Jetis Sukoharjo, dengan kepala
Metode observasi peneliti digunakan untuk sekolah Tri Sarjoko.
memperoleh data model penilaian guru terhadap b. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura alamat:
siswa di SMP/MTs Muhammadiyah di Jl. Ahmad Yani 160, dengan kepala sekolah
Sukoharjo. Observasi dimaksudkan untuk Wahyu Sofiani.
memperoleh data yang berhubungan dengan c. SMP Muhammadiyah 1 Gatak alamat:
validasi model penilaian guru terhadap siswa di Serongan Mayang Gatak - Sukoharjo,
SMP/MTs Se-Sukoharjo. Wawancara atau dengan kepala sekolah Ari Kurniawan,
interviu (interview) adalah suatu metode atau M.Pd.
cara yang digunakan untuk mendapatkan d. SMP Muhamadiyah 2 Gatak alamat:
jawaban dari responden dengan jalan tanya- Blimbing Gatak, dengan kepala sekolah
jawab sepihak. Dokumentasi yang diperoleh dari Sumarno.
observasi, lembar wawancara, dan foto-foto e. SMP Muhammadiyah Mojolaban alamat: Jl.
selama penelitian berlangsung. Mayor Ahmadi Mojolaban, dengan kepala
Teknik analisis data pada penelitian ini, sekolah Darmadi.
menggunakan analisis deskriptif kualitatif f. SMP Muhammadiyah Watukelir alamat:
(Miles dan A. Michael Huberman, 1992: 15-17). Kauman watukelir, dengan kepala sekolah
Analisis deskriptif kualitatif terdiri dari tiga alur Samingan.
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: g. SMP Muhammadiyah Wonorejo alamat:
reduksi data, penyajian data, dan penarikan Wonorejo Polokarto, dengan kepala sekolah
kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992: 15-21). Muhammad Setiaji.
Reduksi data adalah proses pemilihan, h. Smp Muhammadiyah AL-Kautsar PK
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan alamat: Jl. Cendana II Gumpang Rt 02/V
transformasi data kasar yang muncul dari catatan Kartasura, dengan kepala sekolah
lapangan, dalam hal ini peneliti mencatat hasil Mujibudakwah.
observasi dan wawancara dengan informan
berkaitan dengan permasalahan penelitian yang

THE 5TH URECOL PROCEEDING 361 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

i. MTs Muhammadiyah Waru alamat: Waru ceramah yang terpusat pada guru. Penilaian yang
RT 04/V Baki, dengan kepala sekolah Drs. digunakan masih dengan penilaian umum yaitu
Juwadi. hanya menilai hasil akhir dari siswa, namun guru
j. MTs Muhammadiyah Tawangsari alamat: pernah menerapkan salah satu penilaian dari
Namengan Krajan Weru Jl. Raya Watukelir- autentik yaitu portofolio. Tetapi dalam penilaian
Semin Km 2, dengan kepala sekolah Drs. tersebut guru belum sepenuhnya menerapkan
Satibi. penilaian portofolio dengan rubrik penilaian
k. SMP Muhammadiyah 2 Kartasura alamat: yang benar seperti rubrik ada dalam penilaian
Makam Haji RT.03/XII Kartasura, dengan portofolio. Guru juga belum pernah
kepala Sekolah Mulat Umi Naimah, S.Ag. menggunakan model pembelajaran lesson study,
l. SMP Muhammadiyah Grogol alamat : Jl. sampai saat ini guru masih banyak menggunakan
Watu Kelir-Cawas Mlaran Grogol Weru, metode ceramah meskipun ada beberapa
dengan kepala sekolah Ramto, S.Ag. pertemuan guru menerapkan metode diskusi
m. MTs Muhammadiyah Sangen alamat: kelompok.
Namengan Kraja Weru Jl. Raya Wtklr-
Semin Km 2, dengan kepala sekolah Drs. b. SMP Al Kautsar Kartasura PK
Satibi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
n. MTs Muhammadiyah Blimbing alamat: Jl. di SMP Al Kautsar Kartasura dengan metode
KH. Ahmad Dahlan No. 154 Wonorejo, wawancara, bahwa RPP yang dibuat masih
dengan kepala sekolah Muhammad Marlin, menggunakan kurikulum KTSP. Guru belum
S.Pd pernah menerapkan model pembelajaran lesson
o. MTs Muhamdiyah Grogol alamat: Sudimoro study, masih menerapkan metode ceramah pada
Parangjoro Grogol, dengan kepala sekolah proses pembelajaran. Penilaian yang digunakan
Supriyono, S.Pd juga masih menggunakan penilaian seperti biasa
yaitu hanya menilai dari hasil akhir siswa, guru
Dengan pertimbanganan geografis dan belum pernah menggunakan penilaian autentik.
waktu penelitian, peneliti hanya mengambil Guru tidak terlalu memperhatikan sistematika
sebagian dari sekolah sekolah tersebut, hal ini dari RPP, rubrik penilaian, dan model/metode
tidak mengurangi hasil dari gambaran sekolah pembelajaran.
sekolah di Sukoharjo,karena peneliti pandang
sudah mewakili daerah kota yang diwakili oleh c. MTs Muhammadiyah Waru Baki
SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo dan SMP Hasil dari penelitian di MTs
Muhammadiyah Kartasura dan lainnya Muhammadiyah Waru Baki bahwa sekolah
merupakan daerah kecamatan yang ada di tersebut masih menggunakan kurikulum KTSP.
sekeliling Sukoharjo. Pemahaman guru kurang terhadap model
Berikut hasil perolehan data setelah peneliti pembelajaran lesson study sehingga guru masih
melakukan wawancara dengan beberapa kepala menggunakan metode ceramah dan diskusi
sekolah dan guru-guru matematika yang tetapi metode diskusi kurang efektif jika
mengajar di sekolah tersebut. diterapkan tehadap siswa disekolah tersebut.
Selain itu guru juga belum paham dengan
Hasil penelitian penilaian autentik sehingga guru masih
a. SMP Muhammadiyah Mojolaban menggunakan penilaian umum yaitu hanya
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan menilai hasil akhir dari siswa tanpa
di SMP Muhammadiyah Mojolaban, memperhatikan keaktifan dan cara kerja siswa
Pembelajaran yang digunakan di sekolah dalam proses pembelajaran. Tetapi guru pernah
tersebut masih menggunakan Kurikulum KTSP menggunakan salah satu penilaian autentik yaitu
dengan penyusunan RPP menggunakan langkah portofolio, dengan memberikan soal-soal tes
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Model uraian kepada siswa untuk mengetahui
atau metode yang diterapkan dalam kemampuan siswa meskipun dalam penilaian
pembelajaran masih menggunakan metode tersebut kurang maksimal.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 362 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

hanya guru yang berperan aktif sebagai


d. SMP Muhammadiyah 1 Kartasura penceramah sedangkan siswa sebagai pendengar
SMP tersebut menggunakan kurikulum yang hanya sebagian siswa aktif sedang lainnya
KTSP yang mana model pembelajarannya hanya ikut-ikutan.
menggunakan metode eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi serat belum pernah melakukan uji g. SMP Muhammadiyah 1 Sukoharjo
coba kurikulum baru (Kurikulum 2013), model SMP tersebut juga menggunakan kurikulum
penilaian yang digunakan masih cukup standart KTSP. Model penilaian yang digunakan adalah
seperti penilaian umum yang digunakan banyak sebagian dari penilaian autentik yaitu portofolio
guru yaitu hanya menagcu pada nilai kerja siswa, dan produk. Namun, penilaian portofolio yang
namun selain itu guru di sekolah tersebut juga digunakan belum emncakup semua kriteria
telah menggunakan model penilaian autentik penilaian autentik karena guru hanya
yang digunakan hanya sebatas Portofolio dan memberikan tugas beruba PR tanpa ada
penilaian proyek dalam hal ini guru hanya penilaian yang terstruktur. Pembelajaran yang
menilai tugas PR siswa, soal tes-tes untuk dilakukan guru masih menggunakan metode
mengetahui kemampuan siswa berupa soal ceramah dalam hal ini pembelajaran masih
uraian maupun tertulis dalam materi Garis dan terpusat pada guru terkadang guru juga
Sudut. menggunakan metode diskusi dalam proses
pembelajaran.
e. SMP Muhammadiyah 1 Gatak
SMP tersebut juga masih menggunakan h. MTs Muhammadiyah Grogol
kurikulum KTSP, dari kurikulum tersebut guru SMP tersebut menggunakan kurikulum
matematika belum terlalu paham dengan apa itu KTSP. Metode pembelajaran yang digunakan
penilaian autentik, hal inilah yang mendasari adalah ceramah, tanya jawab, dan diskusi. guru
guru disekolah tersebut belum menggunakan matematika disekolah tersebut sebenarnya sudah
penilaian autentik sepenuhnya, mereka hanya pernah menggunakan penilaian autentik namun
menerapkan penilian produk kepada siswa belum ada bentuk konkrit dari penilaian autentik.
dengan memberikan tugas kelompok dan dapat Dalam pembuatan soal ulangan harian guru
diselesaikan dirumah ketika siswa belum mengambil dari LKS dan mengubah angkanya.
sepenunnya selesai maka tugas tersebut dapat Guru baru menyadari bahwa telah menggunakan
dibawa pulang sebagai PR dan diberi beberapa penilaian autentik berupa portofolio dengan
waktu untuk mengumpulkannya. Selain itu bukti berkas tugas, remidi, hasil UAS dan UTS.
model pembelajaran yang digunakan masih
menggunakan model pembelajaran ceramah, PEMBAHASAN
ditambah dengan minimnya guru matematika Penilaian merupakan salah satu proses yang
disekolah tersebut hanya ada satu guru penting dalam proses pendidikan, khususnya
matematika. dalam proses belajar mengajar. Menurut Puji
Iryanti (2004: 3) penilaian (assement) adalah
f. SMP Muhammadiyah 2 Gatak penafsiran hasil pengukuran dan penentuan hasil
SMP tersebut diperoleh pemahaman guru belajar. Ismet Basuki (2014: 8) penilaian adalah
matematika dalam materi garis dan sudut yang proses yang sistematis dan berkesinambungan
masih menggunakan penilaian standart dalam untuk mengumpulkan informasi tentang
artian penilaian autentik berupa penilaian proyek keberhasilan belajar peserta didik dan
hanya dilihat dari hasil kerja kelompok berupa bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas
alat padahal jika guru menilai hasil kerja siswa pembelajaran.
itu merupakan penilaian produk. Dan langkah- Penilaian autentik adalah pengukuran atas
langkah yang digunakan belum terlalu lengkap. proses dan hasil belajar siswa untuk rana, sikap
Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dalam (afektif), keterampilan (psikomotor), dan
hal ini proses pembelajarannya menerapkan pengetahuan (kognitif). Pada saat penerapan
elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi, disini penilaian autentik untuk mengetahui hasil

THE 5TH URECOL PROCEEDING 363 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

belajar siswa guru menerapkan kriteria yang Penilaian di SMP Al Kautsar Kartasura PK
berkaitan dengan pengetahuan, aktifitas menggunakan penilaian yang biasa sama dengan
mengamati, dan mencoba yang dilakukan siswa penilaian yang digunakan di SMP
namun guru di SMP/MTs se-Sukoharjo hanya Muhammadiyah Mojolaban. Tetapi disekolah
menerapkan kriteria pengetahuan tanpa meminta tersebut guru belum pernah menggunakan
siswa untuk mengamati maupun mencoba hal penilaian autentik diantaranya proyek, produk,
baru dalam proses pembelajaran. unjuk kerja, dan portofolio. Karena guru sendiri
Beberapa macam dari penilaian autentik, kurang memahami dari penilaian tersebut. Guru
diantara penilaian unjuk kerja, proyek, produk, juga tidak membuat rubrik penilaian untuk
dan portofolio. Bentuk penilaian dari unjuk kerja proses pembelajaran, sehingga guru hanya
adalah daftar cek, narasi, skala penilaian (rating langsung menilai secara keseluruhan dari
scale), memori atau ingatan. Penilaian proyek pekerjaan siswa tanpa adanya rubrik penilaian.
adalah menilai terhadap tugas yang terfokus Penilaian di MTs Muhammadiyah Waru
pada perencanaan, pengerjaaan dan produk Baki juga masih menggunakan penilaian yang
proyek. Penilaian produk meliputi kemampuan biasa, sama dengan sekolah lainnya. Guru
siswa dalam menghasilkan produk. Penilaian pernah menggunakan penilaian autentik yaitu
portofolio meliputi penilaian atas karya siswa portofolio, namun itu juga kurang efektif dalam
dari menyusun sampai membuat laporan. menilai siswa. Pemahaman guru tentang
Penilaian yang digunakan di SMP/MTs penilaian auntentik sangatlah kurang, terutama
Muhammadiyah se-Sukoharjo rata-rata belum pada penilaian proyek, produk, dan unjuk kerja.
pernah menggunakan penilaian autentik secara Dalam menggunakan penilain portofolio guru
kesuluruhan. Meskipun ada beberapa sekolah tidak membuat rubrik penialain, sehingga guru
yang menggunakan penilaian autentik yaitu langsung menilai hasil pekerjaan siswa. selain
produk dan portofolio belum sepenuhnya sesuai itu, dalam penilaian biasa guru juga tidak
dengan sistematika dari masing-masing membuat rubrik penilaian.
penilaian autentik. Sedangkan penilaian yang Penilaian di MTs Muhammadiyah Grogol
sering digunakan adalah penilaian yang hanya sudah menggunakan salah satu penilaian
menilai hasil akhir dari siswa tanpa melihat autentik yaitu portofolio. Dengan memberikan
aktifitas siswa. tugas kepada siswa berupa soal uraian. Namun
Rubrik yang dibuat oleh setiap guru dari dalam proses menilai hasil dari pekerjaan siswa
masing-masing sekolah masih terfokus pada guru belum menggunakan kriteria yang sesuai
penilaian biasa dalam hal ini terfokus pada tes sistematika di penilaian autentik portofolio.
tertulis dan uraian, dari masing-masing soal Metode pembelajaran yang digunakan adalah
belum ada kriteria yang dapat meningkatkan ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
aktifitas siswa dalam pembelajaran. Penilaian di SMP Muhammadiyah 1
Penilaian di SMP Muhammadiyah Kartasura sudah pernah menggunakan penilaian
Mojolaban masih menggunakan penilaian yang autentik yaitu penilaian portofolio dan proyek.
biasa yaitu hanya menilai hasil akhir siswa tanpa Bentuk penilaian portofolio di SMP tersbut
menilai kegiatan siswa. Guru kurang memahami dengan memberikan tugas rumah kepada siswa
penilaian autentik sehingga penilaian tersebut secara kelompok, tetapi dalam penilaian hasil
tidak pernah digunakan dalam pembelajaran, guru hanya melihat dari hasil akhir pekerjaan
tetapi guru pernah menggunakan salah satu siswa. Bentuk penilaian proyek hanya digunakan
penilaian autentik yaitu portofolio, dengan pada saat materi pembelajaran tertentu misalnya
memberikan soal-soal uraian kepada siswa. garis dan sudut. Dalam penilaian guru menilai
namun dalam penilaian guru masih kurang dari hasil pekerjaan siswa dan presentasi siswa
paham dengan rubrik penilaian portofolio itu di depan kelas. Sehingga guru juga menilai hari
sendiri. Rubrik penilaian yang dibuat guru sudah aktifitas siswa di penilaian proyek.
mencantum skor dari setiap soal, hanya saja guru
belum memberikan kriteria-kriteria untuk
mendapatkan skor tertentu.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 364 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Haryati, Mimin. 2009. Model & Teknik


KESIMPULAN Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta : Gaung Persada Press
Secara umum hasil penelitian adalah hampir
Haryono, Agus.2009.Authentic Assesment dan
semua guru matematika di SMP atau M.Ts
Pembelajaran Iovatif Dalam Pengembangan
Muhammadiyah Sukoharjo belum melakukan
Kemampuan Siswa. Jurnal, JPE Volume 2,
penilaian autentik secara utuh, sebagian guru
Nomor 1
baru melakukan pada jenis penilaian portofolio
Hasan, Said Hamid. (2000). “Pengembangan
dan sebagian lagi melaksanakan dengan proses
kurikulum berbasis masyarakat”. Makalah
penilaian proyek, sedangkan pelaksanaan lesson
seminar nasional pengembangan program
studi baru menjadi pengalaman guru saat
pendidikan berbasis kewilayahan
mengikuti penelitian lain.
menyongsong diterapkannya otonomi
daerah, 31 Agustus 2000 di UPI Bandung.
REFERENSI
Hayanti, Novi Dwi. 2011. “Pembelajaran
Ali, Muhammad dan Ariadie Chandra Nugraha. Berbasis Masalah untuk Mengukur
2007. “Pengembangan dan Implementasi Penalaran Matematis”.
Sistem Euntuk Meningkatkan Kualitas http://novidwihayanti.blogspot.com/2012/0
Pembmelajaran di Jurusan Pendidikan 1/pembelajaran-
Teknik Elektro FT UNY”. berbasismasalahuntuk.html. Diakses
MakalahSimposium Nasional 2007. Jakarta tanggal 20 Maret 2012.
26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan Herman, Tatang. 2010. Aktivitas Dalam
dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian Pembelajaran Matematika Di Sekolah
dan Pengembangan, Departemen Dasar.UPI : Bandung.
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Herman, Tatang. 2007. “Membangun
Anwar. 2006. “Penggunaan Peta Konsep Pengetahuan Siswa Melalui Pembelajaran
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah”. MakalahSimposium
Tipe STAD untuk meningkatkan Proses, Nasional 2007. Jakarta 26-27 Juli 2007.
Hasil Belajar, dan Respons pada Konsep Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi
Ekosistem”. Dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Badan Penelitian dan
Kependidikan. Tahun 16 Nomor 1 Pengembangan, Departemen Pendidikan
Desember. Hal. 217-244. Nasional Republik Indonesia.
Asikin, Mohammad. 2003. “Peningkatan Heruman. 2010. Model Pembelajaran
Keefektifan Pembelajaran Pembuktian Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT
Matemamtika Melalui Model Belajar Remaja Rosdakarya.
Perubahan Konseptual dengan CLS Joyce, B & Weils, M. (1992). Models of
(Cooperative Learning Strategies). Dalam teaching. (Fourth Edition). Needham
Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. XIX, Heights Massachusetts: Allyn & Bacon.
No. 2. 2003. Hal. 112-126. Juanda, Enjang A. 2007. “Pertimbangan-
Beauchamp, G. (1975). Curriculum Theory. pertimbangan (Constraints) Perancangan
Willmette, Illionis: The Kagg Press. Kelas Virtual pada Aplikasi E-Learning
Daryanto dan Muljo Rahardjo. 2012. Model untuk Bidang Ilmu Keteknikan”.
Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava MakalahSimposium Nasional 2007. Jakarta
Media. 26-27 Juli 2007. Pusat Penelitian Kebijakan
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. dan Inovasi Pendidikan, Badan Penelitian
Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka dan Pengembangan, Departemen
Cipta. Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Griffin, P., dan Nix, P. (1991) Educational Lidinillah. 2006. Strategi Pembelajaran
Assesment and Reporting : A New Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung:
Approach. Sydney UPI

THE 5TH URECOL PROCEEDING 365 ISBN 978-979-3812-42-7


THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

Marsigit. 2009. “Promoting primary and Van deWalle, John A. 2007. Elementary and
secondary mathematical thinking through Middle School Mathematics (Alih Bahasa:
the series of school-based lesson study Suyono). Jakarta: Erlangga.
activities”.Mathematics Education
Yogyakarta:UNY.
Martini, dkk. 2006. “Meningkatkan Kemampuan
Aspek Psikomotr Melalui Pembelajaran
Berbasis Laboratorium pada siswa Kelas XI
IPA I SMA Negeri I Jombang.” Dalam
Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16
Nomor 2 Desember. Hal. 245-255.
Mulyono. 2006. Meningkatkan hasil belajar
matematika melalui Penggunaan Alat
Peraga Petak Persegi. Jurnal Garuda :
Jakarta
Roebyanto, Gunawan dkk. 2006. “Pembelajaran
Geometri yang Berorientasi pada Teori van
Hiele dalam Upaya Meningkatkan
Pemahaman Konsep Segiempat”. Dalam
Jurnal Penelitian Kependidikan. Tahun 16
Nomor 1 Juni.
Saylor J.G. dan kawan-kawan. 1981. Curriculum
Planning for Better Teaching and Learning.
Fourth Edition. Japan: Holt, Rinehart and
Winston.
Seller, Wayne & Miller, John P. 1985.
curriculum planning; Curriculum
evaluation. New York: Longman
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeda.
Sujono (1988). Pengajaran Matematika untuk
Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek
Pengembangan LPTK, Depdikbud
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1988. Prinsip dan
Landasan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: Depdikbud
Susilo, Herawati, Husnul Chotimah, Ridwan
Joharmawan, Jumiati, Yuyun Dwita Sari,
dan Sunarjo. 2009. Lesson Study Berbasis
Sekolah. Malang: Bayumedia Publishing.
Sutama. 2011. ”Pengelolaan Pembelajaran
Matematika Berbasis Aptitude Treatment
Interaction”, Pidato Pengukuhan Guru
Besar, Disampaikan pada Sidang Senat
Terbuka UMS, Sabtu, 8 Januari 2011.
Sutama. 2010. ”Metode Penelitian Pendidikan
(Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D).
Surakarta: Fairuz Media.

THE 5TH URECOL PROCEEDING 366 ISBN 978-979-3812-42-7

Anda mungkin juga menyukai