Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR

KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS


BUSINESS MODEL CANVAS PT. BINA USAHA FLORA
BERFOKUS PADA CUSTOMER SEGMENT, CUSTOMER
REALITIONSHIP, DAN CHANNEL

TANDRES SIANTURI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019

i
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Business Model Canvas
Pt. Bina Usaha Flora Berfokus Pada Customer Segment, Customer Realitionship,
dan Channel adalah karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, April 2019

Tandres Sianturi
NIM J3J116256

ii
RINGKASAN
TANDRES SIANTURI. Business Model Canvas Pt. Bina Usaha Flora Berfokus
Pada Customer Segment, Customer Realitionship, dan Channel. Dibimbing oleh
Ir. PRAMONO D. FEWIDARTO, M.S.

Kata kunci : business model canvas, pemasaran, brand image

iii
ABSTRACT

iv
BUSINESS MODEL CANVAS PT. BINA USAHA FLORA
BERFOKUS PADA CUSTOMER SEGMENT, CUSTOMER
REALITIONSHIP, DAN CHANNEL

TANDRES SIANTURI

Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Manajemen Agribisnis

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019

v
Judul Laporan Akhir : Business Model Canvas PT. Bina Usaha Flora Berfokus
Pada Customer Segment, Customer Realitionship, dan
Channel
Nama : Tandes Sianturi
NIM : J3J116256

Disetujui oleh

Ir. Pramono D. Fewidarto, M.S.


Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Arief Darjanto, MFc Dr. Ir. Anita Ristianingrum, M.Si
Dekan Ketua Program Studi

Tanggal lulus :

vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME, karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan sejak
bulan Februari 2019 sampai April 2019 ini ialah tanaman hortikultura, dengan
judul Packaging Hi Value Product Angelonia Tanaman Eksklusif pada PT. Bina
Usaha Flora Kabupaten Cianjur.
Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari berbagai
dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ayah, Ibu, dan keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Pramono D. Fewidarto, M.S. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, saran, motivasi dan nasihat kepada penulis.
3. Ibu Ida Widaningsih selaku General Manager PT. Bina Usaha Flora dan
pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan kepada penulis.
4. Bapak Asep selaku pembimbing umum praktik kerja lapangan yang telah
membantu dalam sistem produksi pada PT. Bina Usaha Flora.
5. Ibu Neni, S.E selaku Manajer Pemasaran dan pembimbing lapang yang telah
memberikan bantuan, arahan, dan dukungan selama praktik kerja lapangan
dalam sistem pemasaran.
6. Seluruh karyawan/i PT. Bina Usaha Flora
7. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis.
8. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
tugas akhir ini.

Bogor, April 2019

Tandres Sianturi

vii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
1 PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Tujuan 2
2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 2
2.1 Lokasi dan Waktu PKL 1
2.2 Data, Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data 1
2.3 Metode Kajian 1
2.3.1 Business Model Canvas 1
2.3.2 Analisis SWOT 2
2.3.3 Teknik Delphi 3
2.3.4 Jika Diperlukan Lagi Error! Bookmark not defined.
3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 3
3.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan 3
3.2 Aspek Organisasi dan Manajemnen Perusahaan 4
3.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan 5
3.3.1 Sumberdaya Fisik 5
3.3.2 Sumberdaya Manusia 7
3.3.3 Sumberdaya Keuangan 7
3.4 Unit Bisnis 8
4 KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS Error! Bookmark not defined.
4.1 Rumusan Ide Pengengembangan Bisnis 8
4.1.1 Potensi Usaha (existing condition) 8
4.1.2 Prospek Usaha (future condition) 12
4.1.3 Permasalahan Usaha 14
5 ANALISIS PENGEMBANGAN 15
5.1 Analisis Gap 15

i
5.2 Kaidah Teknik Delphi 15
6 REKOMENDASI PENGEMBANGAN USAHA 16
7 SIMPULAN DAN SARAN 16
7.1 Simpulan 16
7.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi PT Asuransi Jiwasraya Cabang Bogor Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2 Flowchart Part 1 Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Flowchart Part 2 Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Flowchart Part 3 Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN

1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam pertanian, tanaman adalah beberapa jenis organisme yang


dibudidayakan pada suatu ruang atau media untuk dipanen pada masa ketika
sudah mencapai tahap pertumbuhan tertentu. Pengertian ini dibedakan dari
penggunaan secara awam bahwa tanaman sama dengan tumbuhan. Pada
kenyataannya, hampir semua tanaman adalah tumbuhan, tetapi ke dalam
pengertian tanaman tercakup pula beberapa fungi (jamur pangan, seperti jamur
kancing dan jamur merang) dan alga (penghasil agar-agar dan nori) yang sengaja
dibudidayakan untuk dimanfaatkan nilai ekonominya. Tanaman "sengaja"
ditanam, sedangkan tumbuhan adalah sesuatu yang muncul atau tumbuh dari
permukaan bumi. Tumbuhan yang "tidak dipanen" masih disebut tanaman jika
diperuntukkan sebagai estetika dalam pertamanan dan arsitektur lanskap, misal
tanaman bunga. Tanaman hias mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna,
merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai
komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen
riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga.
Pemasaran adalah “system keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun
pembeli potensial”. Maka dari itu, dengan menggunakan Business Model Canvas
dapat menggambarkan model bisnis yang mudah dimengerti oleh semua
sumberdaya manusia perusahaan.

ii
Untuk itu penulis ingin mengetahui lebih lanjut, apakah business model
canvas dapat diterapkan dengan baik untuk menggambarkan model bisnis, dengan
judul “BUSINESS MODEL CANVAS PT. BINA USAHA FLORA BERFOKUS
PADA CUSTOMER SEGMENT, CUSTOMER REALITIONSHIP, DAN
CHANNEL”.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Tuugas Akhir ini adalah:
1. Menjelaskan Business Model Canvas kepada perusahaan.
2. Menjelaskan pengembangan bisnis menggunakan Business Model Canvas
Parsial.

Lampiran 1 Tampak Depan PT Asuransi Jiwasraya Cabang Bogor Error!


Bookmark not defined.
Lampiran 2 Foto Bersama Karyawan PT Asuransi Jiwasraya Cabang Bogor
Error! Bookmark not defined.
Lampiran 3 Dokumentasi Saat Melakukan Wawancara Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 4 Bukti Transaksi Error! Bookmark not defined.

2
2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS
2.1 Lokasi dan Waktu PKL
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Sekolah
Vokasi Institut Pertanian Bogor pada semester akhir yaitu semester 6. Kegiatan ini
dilaksanakan pada :
Nama Instansi : PT. Bina Usaha Flora
Alamat : Jl. Mariwati Km 5,5 Pataruman, Cipanas – Cianjur 43254
Waktu : 4 Februari s.d 27 April 2019
Kegiatan PKL ini dilaksanakan selama 12 minggu hari kerja, mulai hari
Senin s.d Jumat dengan jam kerja pukul 07.00 s.d 15.30 WIB, dan Sabtu pukul
07.00 s.d. 12.00, kecuali hari libur nasional.

2.2 Data, Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam menyusun laporan tugas akhir ini, penulis melakukan pengumpulan
data untuk mendapatkan data yang akurat dengan beberapa metode pengumpulan
data, antara lain :
1. Data
Data yang diambil melalui tahapan administrasi yang benar agar
mendapatkan data yang akurat dan kredibel demi kepercayaan dan paten yang
dilakukan oleh penulis. Data dapat diambil dari berbagai lembaga terkait, yaitu
Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan PT. Bina Usaha Flora.
2. Sumber
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa hard copy
dan soft copy seperti screenshoot proses pada aplikasi yang digunakan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Sukabumi.
3. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan kajian
pengembangan bisnis ini adalah dengan melakukan observasi langsung ke lapang
untuk mendapatkan data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh
dalam kajian pengembangan bisnis ini meliputi wawancara dilakukan dengan
pihak pengurus PT. Bina Usaha Flora, diantaranya yaitu pembimbing lapang,
manajer pemasaran dan karyawan serta ikut berperan aktif dalam melakukan
kegiatan di perusahaan.
2.3 Metode Kajian
2.3.1 Business Model Canvas
Business Model Canvas (BMC) merupakan suatu kerangka model bisnis
berbentuk kanvas yang memberikan sebuah konsep untuk menggambarkan dan
memikirkan model bisnis dari suatu organisasi. Inovasi model bisnis dilakukan
berdasarkan empat tujuan, yaitu;
a. Memenuhi kebutuhan pasar yang belum terjawab
b. Menghadirkan teknologi, produk atau jasa yang baru ke pasar

1
c. Meningkatkan, membangun atau mengubah pasar yang sudah ada dengan
model bisnis yang lebih baik
d. Menciptakan pasar yang benar-benar baru
Kondisi persaingan yang sangat kompetitif harus membangun model bisnis yang
inovatif dan kreatif. Konsep ini dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan
Yves Pignuer dengan menggunakan 9 elemen dasar yaitu: customer segment,
value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key
resources, key activities, key partnerships, dan cost structure. BMC dapat
membantu perusahaan memanipulasi model bisnis untuk menciptakan strategi-
strategi alternatif yang baru.

a. Customer Segment
Customer segment adalah kelompok orang atau organisasi yang menjadi tujuan
perusahaan untuk dijangkau atau dilayani. Pelanggan merupakan alasan organisasi
tetap berdiri menjalankan model bisnisnya. Jika tidak ada pelanggan maka
perusahaan tidak akan mendapatkan keuntungan akibatnya umur perusahaan
hanya mampu bertahan dalam waktu yang pendek. Pelanggan yang berbeda akan
membutuhkan nilai, saluran dan jenis hubungan yang berbeda. Umumnya,
pelanggan dibagi menjadi beberapa segmen berdasarkan kesamaan kebutuhan,
perilaku atau atribut lain. Untuk menjangkaunya perusahaan harus menggunakan
cara yang berbeda baik dari sisi penawaran, saluran yang digunakan, nilai yang
akan diberikan dan faktor lainnya.

b. Customer Relationship
Elemen ini menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan
bersama segmen pelanggan yang spesifik. Perusahaan harus menjelaskan jenis
hubungan yang akan dibangun bersama segmen pelanggan. Hubungan ini sangat
bervariasi, biasanya didukung oleh motivasi seperti akuisisi pelanggan yaitu
mengubah calon pelanggan menjadi pelanggan aktual, retensi (mempertahankan
pelanggan) dengan cara menjaga pelanggan yang sudah ada agar tetap menjadi
pelanggan, dan peningkatan penjualan (upselling) dengan cara mendorong
pelanggan yang sudah ada untuk lebih loyal dalam berbelanja.

c. Channels
Channels (saluran) merupakan sarana sebuah perusahaan dapat berkomunikasi
dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan
proposisi nilai. Komunikasi, distribusi dan saluran penjualan merupakan
penghubung antara perusahaan dan pelanggan.

2.3.2 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk


merumuskan strategi perusahaan, Rangkuti (2006). Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Dengan demikian, perencanaan strategis
(strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

2
2.3.3 Teknik Delphi
Metode ini merupakan suatu proses memperoleh kesepakatan (consensus) dari
sekumpulan tenaga ahli (expert) baik akademisi maupun industri, tanpa mereka
mengetahui satu sama lain. Dalam metode ini, serangkaian kuisioner disebarkan
kepada kepada responden. Kemudian jawaban diringkas dan selanjutnya
disampaikan ke panel ahli untuk mendapatkan tanggapan (memberikan prakiraan).
Pembahasan dapat dilakukan dalam beberapa putaran sampai tercapai suatu
kesepakatan (consensus) diantara para ahli.
Ada empat tahap penting dalam metode Delphi:
1. Eksplorasi pendapat
2. Merangkum pendapat para pakar dan mengkomunikasikannya kembali
3. Mencari informasi mengenai alasan para pakar terkait atas pendapat yang
disampaikan
4. Evaluasi

3 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN


3.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan
PT. Bina Usaha Flora adalah perusahaan yang bekerja pada bidang
pertanian khususnya pada komoditas tanaman hias, secara teratur menyediakan
berbagai macam tanaman hias semusim, sayur , liners dan tanaman ornamental
seperti tanaman pot dan tanaman bedding plant untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan di seluruh pengjuhung negeri. PT. Bina Usaha Flora juga menyediakan
bibit yang dikenal dengan sebutan “Hebit” atau Hebat Bibit dalam bentuk plugs.
Selain itu perusahaan ini juga menyediakan tanaman hias ornamental dalam
bentuk pot dan tanaman bedding plants dalam bentuk polybag.
Berawal pada tanggal 13 Mei 1993, perusahaan ini mulai menguji coba
menanam ribuan spesies dan varietas tanaman dari seluruh dunia di Cipanas,
Cianjur, Jawa Barat. Saat itu Bapak Ning M. Widjaja dan Mr. Dexter Ball dari
Ball Seed Company didukung oleh Ibu Suhardani Bustanil Arifin dari yayasan
Bunga Nusantara mencoba untuk menguji ketahanan adaptasi tanaman hias
semusim dari berbagai spesies dan varietas dari berbagai negara tersebut selama
total dua setengah tahun. Karena saat itu teknologi pembibitan masih sangat baru
di Indonesia maka dikembangkanlah teknologi yang diadopsi dari Amerika
Serikat. Banyaknya data uji coba yang tak ternilai sejak itu kemudian terbukti
menjadi kekuatan BUF sebagai perusahaan produksi plugs pertama dan satu-
satunya di Indonesia dan mungkin di seluruh Asia Tenggara dan wilayah Asia
lainnya. Sejak saat itu Bapak Ning M.Widjaja, Ibu Ida Widaningsih, Bapak
Suyatno dan Bapak Agus Taryat bekerjasama hingga melahirkan BUF yang
dikenal sekarang.
Pembukaan Taman Bunga Nusantara oleh Bapak Soeharto sebagai
Presiden Indonesia saat itu didampingi oleh Ibu Tien Soeharto pada 10 September
1995 menjadi batu tonggak sejarah bagi berdirinya Bina Usaha Flora. Ketika itu
1.5 juta tanaman untuk pembukaan Taman Bunga Nusantara berasal dari BUF.
Dengan banyaknya rintangan yang telah dilewati, PT. Bina Usaha Flora kemudian
legal didirikan pada tahun 1997. Sejak saat itu BUF selalu berusaha
mengembangkan perusahaannya dan tidak berhenti untuk melakukan riset

3
terhadap uji adaptasi tanaman di seluruh penghujung negeri. Kini BUF telah
menjadi salah satu supplier utama dalam memenuhi kebutuhan marigold di Bali
untuk keperluan sesajian.
PT. Bina Usaha Flora memiliki total luas lahan 3 ha pada tiga lahan yang
berbeda. Lahan 1 dan lahan 2 berlokasi di Kp. Pataruman, Cipanas, Cianjur, Jawa
Barat dengan total luas lahan 2.5 ha, kemudian lahan 3 berlokasi di Desa Ciwalen,
Cianjur, Jawa Barat seluas 0.5 ha. Lahan 1 dan 2 fokus untuk memproduksi
tanaman pot plant dan plugs, sedangkan lahan 2 fokus untuk memproduksi
tanaman bedding plant. BUF memiliki total 50 karyawan terlatih yang dipimpin
oleh Bapak Ning M. Widjaja selaku Dewan Direksi PT. Bina Usaha Flora dan
dikelola oleh Ibu Ida Widaningsih selaku General Manager di PT. Bina Usaha
Flora. Waktu bekerja di PT. Bina Usaha Flora sebanyak 6 hari, mulai dari hari
Senin hingga Sabtu pada pukul 07.00 WIB – 15.30 WIB. Letak geografis PT.
Bina Usaha Flora berada pada 6°43’47”S 107°4’44”E
Lokasi lahan 1 dan 2 merupakan tanah milik presiden direktur sebagai
pemegang saham terletak di Kp. Pataruman, Desa Kawungluwuk, Kec.
Sukaresmi, Kab. Cianjur, Jawa Barat sedangkan lahan 3 merupakan tanah sewa
kepada masyarakat setempat berada di Kp. Ciwalen, Desa Ciwalen, Kec
Sukaresmi, Kab. Cianjur, Jawa Barat.

3.2 Aspek Organisasi dan Manajemnen Perusahaan

Dewan
Direksi

Manajer
Umum

Supervisor Koordinator
Supervisor Supervisor Supervisor
Keuangan dan Kebun
Produksi Pemasaran Umum
Administrasi Ciwalen

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Bina Usaha Flora Tahun 2019


Sumber : PT. Bina Usaha Flora, 2019

Adapun pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing


bagian didalam PT. Bina Usaha Flora sebagai berikut :
1. Dewan Direksi
Dewan Direksi memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan tertinggi
untuk menentukan kebijakan dan rencana perusahaan, serta memiliki
kewenangan sebagai penasehat di PT. Bina Usaha Flora. Walaupun tidak
terlibat secara langsung dalam operasional. Dewan Direksi memiliki
wewenang atau tugas menentukan arah dan perencanaan perusahaan serta
mengontrol, dan membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam

4
pelaksanaan dalam kegiatan operasional secara periodik. Dewan Direksi dan
Manajer Umum melakukan rapat rutin yang bertujuan untuk membahas
perkembangan perusahaan dan permasalahan yang ada dalam perusahaan.
Kegiatan operasional
2. Manajer Umum
Manajer Umum memiliki wewenang penuh dalam seluruh kegiatan
operasional perusahaan mengelola perusahaan sesuai perintah yang diberikan
oleh direksi sebagai strategi bisnis perusahaan.
3. Supervisor Produksi
Supervisor produksi mengkoordinir dan mensupervisi keseluruhan proses
produksi agar dapat berjalan lancar sesuai dengan standar perusahaan dan
terjaga kualitas dan kuantitasnya
4. Supervisor Pemasaran
Supervisor Pemasaran bertugas membantu perusahaan mengidentifikasi,
mengembangkan, dan menerapkan strategi baru untuk menjual produk atau
jasa untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan sambil memberikan
konsumen dengan produk terbaik.
5. Supervisor Keuangan dan Administrasi
Supervisor Keuangan dan Administrasi adalah bertanggung jawab untuk
membantu perencanaan bisnis dan pengambilan keputusan dengan memberi
nasihat keuangan yang sesuai
6. Koordinator Kebun Ciwalen
Koordinator Kebun Ciwalen mengatur kegiatan produksi dan pemasaran
sesuai aturan perusahaan.

3.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan


3.3.1 Sumberdaya Fisik
Jenis Sumberdaya Jumlah Keterangan
Lahan budidaya 1 ha Lahan produktif untuk kegiatan budidaya
Bangunan
1 Green house 42 unit Tempat pembudidayaan
2 Aula 1 unit Tempat pertemuan staff perusahaan
3 Kantor 1 unit Ruang staff bidang keuangan dan administrasi
4 Mess 2 unit Ruang singgah
5 Ruang 1 unit Ruang untuk penyemaian benih, transplant dan
Pembibitan penyetekan bibit
6 Gudang 1 unit Ruang untuk penyimpanan pupuk dan media
pupuk dan
media
7 Gudang 1 unit Ruang untuk penyimpanan pestisida dan
pestisida peralatan untuk aplikasi pestisida
8 Mushola 1 unit Ruang untuk ibadah
9 Toilet 3 unit
10 Dapur 2 unit
11 Garasi 1 unit Tempat untuk menyimpan kendaraan milik
perusahaan

5
12 Pos satpam 2 unit Pusat keamanan
13 Gudang benih 1 unit Ruang untuk penyimpanan benih
14 Kantor 1 unit Ruang kerja untuk staff bidang pemasaran
Pemasaran
Mesin dan Peralatan
1 Mobil pick up 2 unit Untuk distribusi media tanam ke laham produksi
2 Mobil box 1 unit Untuk distribusi produk ke konsumen dalam
kapasitas yang kecil
3 Truck 1 unit Untuk distribusi produk ke konsumen dalam
kapasitas besar
4 Mobil 1 unit Untuk kegiatan mobilitas staf perusahaan
operasional
kantor
5 Gerobak 5 unit Untuk mengangkut tanaman yang akan
dorong dipindahkan dari satu blok ke blok lain dalam
jumlah banyak
6 Keranjang 100 unit Untuk mengangkut tanaman yang akan
bunga (Kerat) dipindahkan dari satu blok ke blok lain dalam
jumlah sedikit
7 Mesin molen 1 unit Untuk pencampuran media tanam
8 Mesin 1 unit Untuk memotong rumput
pemotong
rumput
9 Spray jet 1 unit Untuk penyiraman tanaman
10 Drum 1000 18 unit Untuk menampung air
liter
11 Telepon 2 unit Sebagai alat komunikasi perusahaan
12 Printer 5 unit Untuk mencetak dokumen dan administrasi
13 Faksimile 1 unit Untuk mengirim dan menerima dokumen
14 pH meter 3 unit Untuk mengukur pH (tingkat keasaman) tanah
15 Komputer 5 unit Untuk membantu kegiatan administrasi dalam
menginput data
16 Timbangan 2 unit Untuk mengukur bobot lebih akurat
digital
17 Timbangan 2 unit Untuk mengukur bobot media sebelum
duduk dicampur dan bobot tanaman yang akan dikirim
kapasitas 50 melalui jasa ekspedisi
kg
18 Timbangan 1 unit Untuk mengukur bobot pupuk yang akan
duduk dicampur dengan media
kapasitas 10
kg
19 Selang 350 Untuk mengaliri air saat penyiraman
meter
20 Shower 14 unit Untuk menyaring air saat proses penyiraman
21 Knapsack 2 unit Untuk menyemprotkan pestisida dan herbisida
Sprayer dalam jumlah sedikit

6
22 Sprinkle 398 unit Untuk membantu penyiraman tanaman di musim
kemarau
23 Gembor 3 unit Untuk menyiram bibit
24 Pinset 13 unit Untuk menanam bibit pada media pot maupun
polybag serta transplant bibit
25 Solder 3 unit Untuk membuat lubang pada pot
26 Sekop 4 unit Untuk mengaduk media tanam
27 Cangkul 2 unit Untuk mengaduk media tanam
28 Garpu 3 unit Untuk menggemburkan media tanam
29 Linggis 1 unit Untuk membuat lubang patok dan tiang
30 Tangga lipat 1 unit Digunakan dalam melakukan perawatan atap
Green House
31 Ember 10 liter 15 unit Untuk menampung air dan sebagai wadah untuk
melarutkan pupuk
32 Ember 60 liter 3 unit Untuk melarutkan pestisida
33 Gentong 200 2 unit Untuk wadah menampung pestisida
liter
34 Jet pump 20 unit Berfungsi sebagai alat pompa air untuk saluran
(sanyo) irigasi
35 Jet pump 2 unit Berfungsi sebagai alat pompa air untuk saluran
(besar) irigasi
36 Mesin sedot 1 unit Untuk menyedot air sebagai cadangan
air (diesel) ketersediaan air
37 Gunting 16 unit Untuk kegiatan stek, peminchingan, panen, dan
lain-lain
38 Motor 1 unit Untuk alat transportasi jarak dekat
39 Terpal 8236m2 Untuk alas tanaman
40 Paranet 6770m2 Untuk penghalang cahaya matahari masuk ke
dalam Green House
41 Kulkas 5 unit Untuk menyimpan benih
42 kulkas biasa 2 unit Untuk menyimpan benih
43 Showcase 2 unit Untuk menyimpan benih
Cooler
44 kulkas 4 pintu 1 unit Untuk menyimpan benih
45 Bench Asbes Untuk meletakkan pot tanaman produksi
46 Bench Besi Untuk meletakkan pot tanaman produksi
47 Paralon Berfungsi sebagai saluran irigasi untuk sprinkle
48 Cutter 16 unit Untuk kegiatan peminchingan dan pembuatan
ajir

3.3.2 Sumberdaya Manusia

3.3.3 Sumberdaya Keuangan

7
3.4 Unit Bisnis
3.4.1 Pot Plant
Pot plant merupakan salah satu produk andalan perusahaan. Penjualan yang
dilakukanpun berbeda dengan produk lainnya. Pada produk ini, packaging yang
dilakukan menggunakan kertas yang menyerupai kerucut guna meminimalisir
kerusakan pada tanaman khususnya pada daun.

3.4.2 Bedding Plant


Bedding plant merupakan tanaman hamparan dan salah satu penerimaan terbesar
yang diserap oleh perusahaan. Karena, harga yang terjangkau dan pembelian
grosir yang dilakukan konsumen.

3.4.3 Plugs
Plugs merupakan icon perusahaan. Sejak awal berdirinya perusahaan, produk
yang diunggulkan adalah bibit. Produk ini hanya dijual diluar provinsi Jawa Barat.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pesaing disekitar perusahaan.
Produk ini juga merupakan barang import berasal dari berbagai manca Negara.

4 IDENTIFIKASI USAHA
4.1 Rumusan Ide Pengengembangan Bisnis
Model bisnis dapat mencerminkan pilihan strategis dan implikasi operasional
yang membantu perusahaan untuk mengkomunikasikan, menganalisis, menguji
dan memvalidasi sebuah hubungan sebab-akibat yang berasal dari pilihan strategi
yang dibuat (Shafer et al. 2005). BMC merupakan pendekatan yang populer dan
banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik perusahaan berorientasi profit
namun juga untuk organisasi non profit.

4.1.1 Potensi Usaha (existing condition)


Potensi usaha merupakan perkembangan dari waktu ke waktu (trend) terkait :
a. Visi dan misi perusahaan
Visi dan Misi perusahaan telah berubah sejak 2003 setelah 20 tahun
perusahaan ini mulai berjalan. Visi dan Misi yang dimiliki oleh BUF kini telah
mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan tanaman hias.

Visi
Menjadi perusahaan profesional lintas generasi dan sebagai tolak ukur industri
hortikultura khususnya florikultura di Indonesia.

Misi
1. Trendsetter penghasil bunga pot semusim, VGM, landscape berupa Bedding
plant, pot plants, hanging pot, dan ornamental.
2. Menjalankan proses trendsetting secara berkesinambungan dan terjadwal.
3. Networking yang aktif dan progresif, dapat menjalankan proses regenerasi dan
kepemimpinan yang handal dan menjadi Green company.
b. Segmen pasar utama untuk setiap jenis produk
Segmen pasar adalah mengelompokkan target pasar yang dituju untuk
mempermudah perusahaan dalam membuat model bisnis kanvas. Pada PT. Bina

8
Usaha Flora, pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Ada beberapa jenis
segmen pelanggan yang berbeda;
1. Pasar massa
2. Pasar ceruk
3. Tersegmentasi
4. Terdiversifikasi
5. Platform banyak sisi
PT. Bina Usaha Flora memakai segmen pelanggan tersegmentasi, karena setiap
produk dilayani dengan cara berbeda dari kebutuhan dan masalahnya masing-
masing. Segmen pasar utama adalah pedagang besar, dimana pelaku usaha
tersebut membeli produk dengan jumlah yang cukup besar. Namun ada juga
pelaku usaha selain pedagang besar yaitu petani, pedagang eceran, online shop,
dan konsumen akhir. Berikut pengelompokan pasar berdasarkan jenis produk ;
Tabel 1 Segmen utama perusahaan
Produk Ukuran Segmen Pasar Utama
Pot Plant 15 Pedagang besar, Pedagang Eceran,
17 Retail (online shop) dan,
20 Konsumen Akhir (Collector,
Hotel, Apartement dan Pemilik
taman landscape)
Bedding Plant 15 Pedagang besar, Pedagang Eceran,
17 dan, Konsumen Akhir (Collector,
Hotel, Apartement dan Pemilik
taman lanskape)
Plugs 288 Petani (perusahaan sejenis), dan
200 Agrowisata
High Value 30 Konsumen Akhir (Online
Product Customer, Collector, Hotel,
Apartemen, Perkantoran kawasan
industri dan Administrasi Negara)

c. Permintaan dan penjualan


2017 2018
Awal Update Awal Update
No Deskripsi Kemasan
Forecase Forecase Forecase Forecase
Pot Plants
1

4
5
6
7

9
8

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

d. Mengembangan hubungan yang harmonis dengan customer


Menurut Kotler (2007:187), memaksimalkan nilai pelanggan berarti membangun
hubungan pelanggan jangka panjang. Banyak perusahaan bermaksud
mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan para pelanggan mereka yang
sebut dengan menejemen relational pelanggan (CRM – Customer Relationship
Marketing). Ini merupakan proses mengelola informasi lebih rinci tentang
masing- masing pelanggan dan secara cermat mengelola semua “titik sentuhan”
pelanggan demi memaksimalkan loyalty, fanatic dan repeatable pelanggan.
Customer relationship marketing akan digunakan sebagai alat atau dasar
pengukuran dengan dimensi yang dijabarkan oleh Nakhleh (2012) sebagai berikut:
1. Service Quality
Service quality atau kualitas layanan merupakan aktivitas dari customer
relationship. Sebuah kualitas pelayanan yang baik dapat dilihat dari unsur fasilitas
fisik, keamanan, keandalan, kecepatan serta sejauh mana sebuah perusahaan
mampu memenuhi ekspektasi konsumen.
PT. Bina Usaha Flora sangat menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan.
Produk perusahaan ini sangat berbeda dengan para pesaing yaitu petani, dimana
perusahaan memiliki kualitas produk dengan kriteria sangat baik, yaitu tanaman
yang rimbun dan tahan terhadap suhu yang tinggi pada saat pengiriman.
Perusahaan siap menerima pemesanan diluar jam kerja dan siap diantar pada saat
jam kerja, ini dilakukan karena kebutuhan konsumen adalah kekuatan perusahaan.
Bukan hanya kualitas produk saja, perusahaan juga memberikan saran terhadap
konsumen mengenai perawatan dan tanaman yang cocok pada taman landscape.
Hal ini membuat para konsumen percaya kepada perusahaan.
2. Brand Image
Citra dari sebuah brand dapat terbentuk dari sejauh mana sebuah pelayanan yang
diberikan memiliki keterkaitan yang kuat.

10
Gambar 2 Logo PT. Bina Usaha Flora Tahun 2019
Sumber : PT. Bina Usaha Flora, 2019
Warna merah melambangkan kebahagiaan, warna hijau melambangkan
kesuburan, warna emas melambangkan kemakmuran
Artinya :
1. Melambangkan benih sedang tumbuh
2. Melambangkan bunga sedang mekar menyebarkan aroma harum
3. Melambangkan bejana yang menerima/menampung berkah
Posisi ditengah melambangkan kekuatan dan kestabilan
Pada logo terdapat simbol ®, Pencantuman simbol ® hanyalah sebagai informasi
untuk memberitahukan bahwa merek dagang tersebut sudah didaftarkan.
PT. Bina Usaha Flora sendiri, sudah terdaftar sebagai perusahaan floris di Badan
Pusat Statistik. Perusahaan juga terkenal dengan kualitas bibit yang unggul dan
mempunyai tag line “HEBIT, PASTI TUMBUH. Hebat Bibitnya, Pasti
Tumbuhnya, Melimpah Hasilnya”. Tag line tersebut sejalan dengan produk yang
dihasilkan. Tidak hanya itu saja, “We Bring Colours To Your Garden”
merupakan moto yang dimiliki perusahaan. Perusahaan juga banyak menyajikan
berbagai jenis tanaman dan warna yang berbeda-beda. General Manager
merupakan pengurus Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO), hal ini membuat PT.
Bina Usaha Flora dikenal oleh perusahaan-perusahaan sejenis dan diakui oleh
berbagai perusahaan akan kualitas produk yang dihasilkan. Dari semua yang
dimiliki perusahaan akan timbul persepsi konsumen terhadap perusahaan, Karena
merek mudah diingat, merek mudah dikenal, dan reputasi merek baik.
e. Saluran-saluran pemasaran yang telah digunakan
Saluran pemasaran adalah organisasi-organisasi yang saling tergantung yang
tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk
digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. PT. Bina Usaha Flora mempunyai
saluran pemasaran yang berbeda, hal ini disebabkan segmen pasar pada produk
yang dijual sangat beragam, yaitu polybag, pot plant, plugs, dan tanaman
eksklusif atau high value product. Berikut saluran pemasaran yang digunakan :
1. Distribusi langsung
Saluran ini merupakan saluran distribusi yang paling sederhana dan paling
rendah yakni saluran tanpa menggunakan perantara. Distribusi langsung
adalah sistem distribusi yang dilakukan langsung oleh produsen kepada
konsumen akhir.

Produsen Konsumen Akhir

2. Distribusi tidak langsung


Dalam distribusi ini, produsen menggunakan jasa distributor dalam pemasaran
barangnya ke konsumen. Ada beberapa hal yang menjadi alasan dilakukannya
distribusi ini, yaitu:
a. Luasnya pasar yang dijangkau
b. Besarnya jumlah produksi dan modal yang cukup juga menjadi faktor
penentu.

11
Pedagang Besar Pedagang Kecil Konsumen Akhir
Produsen
Online Pedagang Kecil Konsumen Akhir

4.1.2 Prospek Usaha (future condition)


Berisi tentang hal-hal yang bisa dikembangkan, diperbaiki, ditingkatkan, terkait
kualitas produk (Q), penurunan biaya produksi (C), ketepatan penyerahan (D),
fleksibilitas operasional (F), serta safety (S), untuk mencapai daya saing bisnis
yang lebih kuat untuk meraih profit, growth, dan sustainability.
a. Kebutuhan untuk mempertajam (focus) atau sebaliknya memperluas
segmen yang belum terlayani dengan baik
PT. Bina Usaha Flora adalah perusahaan yang memiliki produk tanaman hias
dengan kualitas yang baik. Dalam hal ini, perusahaan dapat memperluas segmen
tetapi tidak merusak segmen pelanggan lainnya, karena perusahaan sangat
menjaga kepercayaan pelanggan tetap terhadap perusahaan. Salah satu alternatif
untuk memperluas segmen perusahaan ialah dengan cara
1. Kanvasing langsung
Sistem kerja kanvasing langsung yaitu tim pemasaran mengunjungi kelompok
tani yang belum terjangkau oleh konsumen (pedagang besar). Perusahaan
membawa beberapa sample tanaman yang akan ditawarkan. Tanaman yang
ditawarkan ialah tanaman best seller dan tidak bisa distek, hal ini untuk
mengurangi persaingan, karena petani saat ini mudah sekali meniru tanaman
milik perusahaan.
2. Kanvasing tidak langsung
Kegiatan ini menggunakan media alat promosi dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi pada saat ini. Dengan citra yang dimiliki perusahaan
sebagai salah satu pengurus Asosiasi Bunga Indonesia dan bibit terbaik
Indonesia menjadikan momentum untuk perusahaan memperluas segmen
pasar.
3. Edukasi
PT. Bina Usaha Flora tidak hanya menghasilkan produk unggulan saja,
perusahaan dapat mengedukasikan pelajar, mahasiswa dan umum untuk
melakukan pembudidayaan tanaman hortikultura khususnya florikultura. Pada
kesempatan ini, perusahaan akan meningkatkan citra dan mempertambah
konsumen dengan adanya kegiatan edukasi ini. Sistem mouth to mouth
sangatlah penting untuk menciptakan loyalty konsumen terhadap produk
perusahaan. Edukasi yang dimaksud yaitu berupa magang, penelitian, karya
ilmiah dan lain-lain. Hasil laporan inilah yang nantinya akan disampaikan
kepada calon konsumen potensial. Calon konsumen yang potensial selalu
mempertimbangkan produk yang akan dibelinya dengan matang. Terkadang
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memutuskan produk pilihannya.
Mereka akan berpikir dengan cermat dari berbagai sisi. Maka dari itu, dengan
membaca hasil laporan yang dilakukan oleh peserta edukasi dapat
mempertimbangkan keputusan pembelian.
4.
5.

12
6.
.
7. Ekspansi
Lokasi yang dipilih merupakan pelanggan yang sering membeli dalam jumlah
yang sangat besar tepatnya di Provinsi Bali. Bali merupakan penduduk
tertinggi beragama Hindu, dalam keseharian masyarkat Bali, tidak lepas
dengan bunga untuk sesajian. Maka dari itu, direksi merencanakan membuka
cabang di lokasi tersebut, tidak hanya peluang pasar yang besar, hal ini
dilakukan untuk mengefisiensikan biaya transportasi dan resiko kematian
tanaman pada saat proses pengiriman.
Berikut jumlah konsumen perusahaan saat ini yang tersebar diberbagai wilayah
Indonesia :
Tabel 2 Data jumlah konsumen
Jumlah
No Wilayah
Konsumen
1. DKI Jakarta 37
2. Jawa Barat 401
3. Jawa Tengah 6
4. Jawa Timur 11
5. DI Yogyakarta 6
6. Kalimantan Selatan 1
7. Sulawesi Utara 5
8. Sumatra Barat 1
9. Riau 2
10. Lampung 5
11. Bali 14
Total 489
Dari data diatas, Perusahaan sudah menjangkau pasar sebesar 32,3% dari 34
provinsi di Indonesia. Oleh karena itu, perusahaan masih mampu untuk memenuhi
kebutuhan pasar Indonesia untuk tanaman hortikultura khususnya florikultura.
b. Prospek untuk memperbaiki kualitas hubungan/relationship dengan
customer
Untuk memperbaiki kualitas hubungan harus memakai cara pandang baru yaitu
memuaskan needs (kebutuhan) pelanggan. Kebutuhan merupakan pernyataan
tentang kekurangan yang dirasakan, meliputi hasrat fisik, sosial, dan individu.
Pada PT. Bina Usaha Flora, infrastruktur dapat dijadikan untuk memperbaiki
hubungan dengan konsumen. Beberapa wawancara yang dilakukan oleh
penulis, infrastrukturlah yang paling penting agar lokasi dapat diakses tanpa
ada hambatan sedikitpun dalam menyalurkan produk perusahaan. Membangun
citra perusahaan hal yang sangat penting, dimana hal ini akan menciptakan
loyalty cutomer untuk melakukan pembelian yang berkala, citra yang dimaksud
yaitu brand image. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) brand image adalah
sekumpulan asosiasi mengenai suatu merek yang tersimpan dalam benak atau
ingatan konsumen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan
citra merek yaitu:
1. Kualitas atau mutu

13
Produk yang dihasilkan perusahaan tidak diragukan lagi kualitasnya, karena
perusahaan selalu mengevaluasi dan berinovasi untuk menciptakan tanaman
yang rimbun dan ketahanan tanaman yang kuat.
2. Dipercaya atau diandalkan
Perusahaan mampu memanfaatkan kualitas produk untuk kepentingan
konsumen yaitu pedagang besar. Keinginan konsumen (pedagang besar)
adalah tanaman yang kokoh dan rimbun.
3. Kegunaan atau manfaat
Produk yang dihasilkan bukan hanya untuk kepentingan konsumen semata
saja., melainkan untuk keindahan ruangan, taman dan juga dapat dijadikan
dekorasi pernikahan dan acara lainnya.
4. Harga
Harga adalah salah satu aspek yang paling penting untuk melakukan
penjualan produk. Harga produk perusahaan lebih tinggi dari pesaing yaitu
petani. Walaupun demikian, hal ini tidak mempengaruhi penurunan
pembelian konsumen, karena produk yang dihasilkan perusahaan
merupakan tanaman kualitas tinggi.
5. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri

konsumen ditargetkan merasa puas pascapembelian karena telah membeli


produk dari perusahaan.
Proses membangun dan memelihara hubungan pelanggan yang saling
menguntungkan dengan menawarkan manfaat/nilai dan kepuasan super untuk
pelanggan.
c. Prospek untuk memanfaatkan saluran yang masih bisa dikembangkan
untuk memperbaiki relationship dengan customer?
Saluran pemasaran yang dapat dikembangkan ialah dengan membuka cabang.
Pada tahun ini, perusahaan sedang mengkaji pembukaan cabang baru yang
akan dikembangkan di Provinsi Bali.

4.1.3 Permasalahan Usaha


Suatu bisnis dapat dikembangkan jika ditemukan permasalahan yang ada, masalah
tersebut dapat dicari dengan menggunakanan cara berikut;
Tabel 3 Permasalahan Business Model Canvas Parsial
Faktor Eksternal dan Internal
Elemen
Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan
Customer Tren pecinta Selera Jangkauan pasar Mencari
Segments bunga konsumen mencapai 11 segmen
meningkat Provinsi untuk hi
Banyaknya Menerapkan value
mendirikan etika pemasaran product
tempat wisata
Kebijakan
pemerintah
Customer Anggota Memberi ide
Relationships ASBINDO
Channels Keterbukaan Mahalnya System delivery Promosi
informasi harga online

14
Berkembangnya transportasi Akses
system online Teknologi melalui
marketing yang internet
semakin
berkembang

5 ANALISIS PENGEMBANGAN

5.1 Analisis Gap

Analisis Gap merupakan salah satu untuk mencari kesenjangan yang terdapat
dalam perusahaan.

5.2 Kaidah Teknik Delphi

Metode Delphi adalah proses yang dilakukan dalam organisasi untuk mensurvei
dan mengumpulkan pendapat dari para ahli terkait topik tertentu. Metode ini
berguna untuk menstrukturkan proses komunikasi kelompok sehingga prosesnya
akan berjalan efektif, sehingga kelompok tersebut dapat menyelesaikan masalah.
Pada metode ini, dibutuhkan pendapat ahli yaitu praktisi dan akademisi. Berikut
hasil survey penulis menggunakan kaidah Teknik Delphi:

Frekuensi Jawaban
No Variabel dan Deskriptornya Sangat Penting Penting Sedang
A B C A B C A B C
1 Ekonomi
Nilai tukar rupiah
Pendapatan perkapita
Inflasi
Tingkat bunga
2 Sosial
Selera konsumen
Gaya hidup praktis
Tradisi membawa oleh oleh
3 Teknologi
Penggunaan Teknologi produksi
Penggunaan Teknologi informasi
Penggunaan Teknologi transportasi
4 Politik
Perizinan usaha
Pengarahan pemerintah
Pajak
Tarif eskpor

15
Pajak terhadap UMKM

6 REKOMENDASI PENGEMBANGAN USAHA

7 SIMPULAN DAN SARAN


7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

a. Laporan Keuangan
b. Penggunaan SIMDA sangat bermanfaat dalam menunjang Penatausahaan
bendahara pengeluaran, sehingga lebih efektif dan efisien.

7.2 Saran
Berdasarkan kendala yang dihadapi, perlu ada pelatihan khusus dalam
meningkatkan soft skills secara periodik, sehingga mempermudah dalam
penggunaan aplikasi dalam menyusun laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai