Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN AKHIR

KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS

PENGEMBANGAN PELATIHAN HIDROPONIK


PADA AGROWISATA BHUMI MERAPI

FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR BOGOR
2019
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN AKHIR DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan laporan akhir berjudul Pengembangan
Pelatihan Hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi adalah benar karya
saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian laporan akhir ini.
Dengan ini saya sampaikan hak cipta karya tulis kepada Institut Pertanian
Bogor.

Bogor,Februari 2020

Fadhlah Musiska Juyuspan


J3J216359
ABSTRAK
FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN. Pengembangan Pelatihan
Hidroponik Pada Agrowisata Bhumi Merapi. Dibimbing oleh KHOIRUL
AZIZ HUSYAIRI.

Agrowisata Bhumi Merapi merupakan usaha yang bergerak di bidang


jasa wisata dan edukasi. Agrowisata Bhumi Merapi mendapatkan
keuntungan dengan proporsi lebih besar pada produk jasa yaitu salah
satunya pelatihan hidroponik.. Perusahaan mengalami kendala dalam
menjalankan aktivitas pelatihan dan pemasaran dalam jasa pelatihan
tersebut karena kurangnya kuantitas dan kulitas sumberdaya manusia .
Untuk menangani hal tersebut penulis menganalisis strategi dalam
meningkatkan key resource dan key activities perusahaan menggunakan
business model canvas yang menghasilkan pengembangan pada BMC
parsial . Key resource yang ditingkatkan yaitu jumlah tenaga kerja
berpengalaman dalam bidang tanaman dan memiliki keahlian dalam
manajemen. Key activities seperti aktivitas pelatihan dan pemasaran
diharapkan dapat ditingkatkan untuk menambah pendapatan perusahaan.

Kata kunci : bisnis model canvas, pelatihan hidroponik, pelatihan kunci

ABSTRACT

FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN. Development of Hydroponic


Training on Bhumi Merapi Agro Tourism. Supervised by KHOIRUL AZIZ
HUSYAIRI.

Bhumi Merapi Agro Tourism its a business that is engaged with tourism
and education services. Bhumi Merapi Agro Tourism benefits with a greater
proportion of service products, one of them is hydroponics training. The
company experiences obstacles in carrying out training and marketing
activities in the training services due to lack of quantity and quality of human
resources. To handle this, the authors analyze the strategy in increasing the
company's key resources and key activities using a business model canvas
that results in the development of partial BMCs. Key resources are
improved, namely the number of experienced workers in the field of plants
and have expertise in management. Key activities such as training and
marketing activities are expected to be increased to increase company
income.
Keywords: business model canvas, hydroponic training, key resource
RINGKASAN

FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN. Pengembangan Pelatihan


Hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Dibimbing oleh KHOIRUL
AZIZ HUSYAIRI.
Agrowisata Bhumi Merapi merupakan perusahaan agribisnis yang
bergerak dibidang jasa wisata edukasi. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan
perusahaan jasa wisata edukasi pertanian yang didirikan oleh bapak Ismet pada
tahun 2015. Seiring banyaknya kunjungan wisatawan sampai sekarang,
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki berbagai wahana edukasi pertanian seperti
pelatihan hidroponik dan berbagai jenis hewan.
Saat ini perusahaan terkendala dalam pengelolaan kegiatan jasa pelatihan
hidroponik karena kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga kerja mengakibatkan
tidak adanya pengelola dalam mengurus kegiatan hidroponik mulai dari
pengadaan input hingga pemasaran jasa pelatihan . Perusahaan saat ini memiliki
30 karyawan lapangan yang rata-rata kurang berpengalaman dalam bidang
tanaman. Selain itu, kendala perusahaan terdapat pada kurangnya mitra dalam
memasarkan jasa tersebut. Berdasarkan analisis yang dilakukan selama
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL), pengelolaan hanya mengandalkan
karyawan yang ada dan perusahaan tidak melakukan promosi terhadap jasa
pelatihan hidroponik melainkan hanya fokus mempromosikan kegiatan jasa lain.
Metode yang digunakan dalam menyusun kajian pengembangan Bisnis ini
yaitu menggunakan analisis biaya operasional, analisis penerimaan, analisis R/C
rasio, dan analisis laba rugi. Metode ini merupakan kajian ilmu untuk menilai
suatu bisnis layak atau tidaknya dilaksanakan dengan menempatkan ukuran
kualitatif dan kuantitatif yang merangkum dalam suatu rekomendasi. Analisis
yang digunakan selanjutnya menggunakan analisis Business Model Canvas
(BMC). Analisis ini merupakan analisis memudahkan dalam membahas model
bisnis dengan menyajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, yang dapat
dimengerti dan dipahami dengan mudah. Berdasarkan permasalahan tersebut
rumusan ide pengembangan yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kualitas
dan kuantitas jumlah karyawan untuk memaksimalkan kegiatan pelatihan
hidroponik dan kegiatan pemasaran. Ide ini muncul dalam menjawab
permasalahan yang dialami perusahaan dalam meningkatkan penerimaan.
Mekanisme yang dilakukan yaitu dengan perekrutan tenaga kerja baru yang
ditugaskan untuk mengurusi divisi hidroponik mulai dari pengadaan input hingga
memandu kegiatan pelatihan hidroponik. Tenaga kerja baru juga akan mendesain
poster dengan penawaran menarik untuk promosi serta mengatur kegiatan
pelatihan. Pengembangan pelatihan ini sudah layak untuk dilaksanakan karena
R/C ratio mengalami peningkatan, yang sebelumnya 1.05 menjadi 1.57 dan
mendapat peningkatan laba bersih sebesar Rp 162 433 491.

Kata kunci : pelatihan hidroponik, pemasaran


PENGEMBANGAN PELATIHAN HIDROPONIK PADA
AGROWISATA BHUMI MERAPI

FADHLAH MUSISKA JUYUSPAN

Laporan Akhir
sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya pada
Program Studi Manajemen Agribisnis

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR BOGOR
2019
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan sejak bulan
Febuari 2019 sampai April 2019 ini ialah peningkatan penerimaan dengan judul
pengembangan pelatihan unit bisnis hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi.
Dalam penyusunan Kajian pengembangan Bisnis ini, penulis menyadari
bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan Kajian
pengembangan Bisnis ini. Penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang ikut serta memberikan dukungan. Oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terimakasih kepada Bapak Khoirul Aziz Husyairi, SE, M.Si
selaku dosen pembimbing dan Bapak Andri Nafrudin dari Agrowisata Bhumi
Merapi sebagai pembimbing lapangan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis,
mohon maaf apabila terjadi keselahan dalam penulisan. Atas perhatiannya
penulis mengucapkan terimakasih

Bogor, Februari 2020

Fadhlah Musiska Juyuspan


iii
xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Tujuan penulisan laporan 2
2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS 3
2.1 Lokasi dan waktu 3
2.2 Metode Pengumpulan Data 3
2.3 Metode Kajian 3
2.3.1 Bisnis Model Canvas (BMC) 4
2.3.2 Analisis SWOT 6
2.3.3 Peramalan ( forcasting ) 7
2.3.4 Analisis Finansial 8
3 KERAGAAN PERUSAHAAN 11
3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 11
3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan 12
3.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan 14
3.3.1 Sumberdaya Fisik 14
3.3.2 Sumberdaya Manusia 15
3.3.3 Sumberdaya Keuangan 15
4 PEMBAHASAN 16
4.1 Identifikasi Usaha 16
4.1.1 Potensi usaha 16
4.1.2 Prospek Usaha 21
4.1.3 Permasalahan usaha 23
4.2 Analisis Pengembangan Usaha 24
4.2.1 Permasalahan Pengembangan Usaha 24
4.3 Rekomendasi Pengembangan Bisnis 25
4.4 Tahapan Pengembangan Bisnis 39
5 SIMPULAN SARAN 46
5.1 Simpulam 46
5.2 Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN 49
DAFTAR TABEL

1 Penerimaan pelatihan hidroponik tahun 2016-2018 1


2 Jumlah penduduk D.I.Yogyakarta 2016-2017 2
3 Analisis SWOT dengan business model canvas sebelum pengembangan 7
4 Format labarugi 10
5 Sumber daya manusia Agrowisata Bhumi Merapi 14
6 Persentasi dan penerimaan Agrowisata Bhumi Merapi 17
7 Data peserta pelatihan Agrowisata Bhumi Merapi tahun 2016-2018 18
8 Sumber daya fisik dan kegunaannya pada Agrowisata Bhumi Merapi 20
9 Jenis produk sesuai aktivitas 23
10 Analisis SWOT dengan business model canvas setelah pengembangan 23
11 Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan karyawan divisi hidroponik 28
12 Analisis total biaya operasional 33
13 Analisis R/C ratio 34
14 Analisis Laba rugi 35
15 Perhitungan Exponential smoothing 36
16 Penerimaan sebelum pengembangan 36
17 Penerimaan sesudah pengembangan 37
18 Rincian tahapan pengembangan 37
19 Perhitungan critical path method 38

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur organisasi Agrowisata Bhumi Merapi 12


2 Business model canvas awal perusahaan 16
3 Business model canvas setelah pengembangan 25
4 Desain sistem instalasi hidroponik 26
5 Desain bangku taman 27
6 Peralatan starter kit hidroponik 29
7 Desain poster hidroponik 29
8 Jumlah pengguna instagram 30
9 Bagan tahapan pengembangan bisnis 38
DAFTAR LAMPIRAN

1 Biaya investasi sebelum pengembangan 46


2 Biaya investasi setelah pengembangan 47
3 Biaya tetap sebelum pengembangan 47
4 Biaya tetap setelah pengembangan 48
5 Biaya variabel sebelum pengembangan 48
6 Biaya variabel setelah pengembangan 49
7 Wahana hidroponik 50
8 Denah Agrowisata Bhumi Merapi 51
0
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Agrowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang objek wisata utamanya
adalah lanskap pertanian, maka dapat dilihat bahwa Agrowisata merupakan wisata
yang memanfaatkan objek-objek pertanian. Agrowisata, wisata argo atau wisata
pertanian merupakan penggabungan aktivitas wisata dan aktivitas pertanian.
(Nurisjah, 2001).
Agrowisata Bhumi Merapi merupakan salah satu tempat wisata edukasi
pertanian di daerah Kabupaten Sleman yang memiliki berbagai jenis wahana satwa
dan tanaman seperti wahana kelinci, kambing etawa, mamalia dan burung hantu,
tangkap ikan, terapi ikan, reptile, rusa, kuda tunggang, domba merino dan
hidroponik. Perusahaan juga menyediakan berbagai macam paket wisata seperti
fieldtrip, outbound, pelatihan hidroponik dan kemah.
Saat ini dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, paket wisata yang
kurang diperhatikan oleh Agrowisata Bhumi Merapi adalah paket wisata pelatihan
hidroponik. Perusahaan kurang menjalankan paket pelatihan hidroponik
dikarenakan kurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya manusia serta input dan
fasilitas penunjang hidroponik. Sehingga penerimaan yang didapat perusahaan
kurang maksimal. Berikut merupakan penerimaan yang didapat perusahaan pada
tahun 2016-2018.

Tabel 1 Penerimaan pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi


Jenis produk Penerimaan
2016 375 000 000
2017 336 750 000
2018 270 000 000
Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2018)

Tabel 1 menunjukkan bahwa penerimaan pelatihan hidroponik pada


Agrowisata Bhumi Merapi setiap tahunnya mengalami penurunan. Penerimaan
perusahaan paling sedikit terjadi pada tahun 2018. Hal ini menyebabkan penerimaan
yang didapatkan kurang maksimal. Untuk itu perusahaan dapat melakukan
pengembangan pelatihan hidroponik untuk meningkatkan penerimaan perusahaan.
Dalam meningkatkan penerimaannya perusahaan dapat merekrut tenaga kerja ahli,
menambah input dan fasilitas hidroponik serta menambah partner pemasaran agar
pelatihan hidroponik dapat diketahui masyarakat. Pengembangan ini dapat
dilakukan dengan memperhatikan peluang yang ada seperti luas lahan pertanian yang
jumlahnya semakin terbatas pada provinsi D.I Yogyakarta.
2

Menurut Badan Pusat Statistik (2018) luas lahan pertanian pada provinsi D.I.
Yogyakarta pada tahun 2016 seluas 53 984.6 hekar dan berkurang pada tahun 2017
menjadi 51 343 hektar. Luas lahan pertanian akan semakin berkurang seiring
berkembangnya jumlah penduduk. Lahan pertanian akan dijadikan bangunan
perumahan dan infrastruktur lain untuk menunjang kehidupan masyarakat. Berikut
Tabel jumlah penduduk D.I Yogyakarta.

Tabel 2 Jumlah penduduk di provinsi D.I Yogyakarta 2016- 2017


Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Jiwa)
2016 2017
Kabupaten Kulon Progo 416 683 000 421 500 000
Kabupaten Bantul 983 527 000 995 639 000
Kabupaten Gunung Kidul 722 479 000 731 170 000
Kabupaten Sleman 1 180 479 000 1 197 563 000
Kota Yogyakarta 417 444 000 422 363 000
Total Penduduk 3 720 612 000 3 768 235 000
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Tabel 2 diatas menunjukkan peningkatan jumlah penduduk di provinsi


D.I Yogyakarta dari tahun 2016 sebanyak 3 720 612 000 penduduk menjadi 3 768
235 000 penduduk pada tahun 2017. Bertambahnya jumlah penduduk
mengakibatkan lahan pertanian semakin terbatas, sedangkan usaha dibidang
pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar di Indonesia yaitu
sebesar Rp 3 085 181.1 miliar di tahun 2017 (Badan Pusat Statistik 2018). Untuk
mengatasi terbatasnya lahan pertanian, masyarakat dapat melakukan penanaman
dengan metode hidroponik.

Dengan adanya peluang tersebut Agrowisata Bhumi Merapi dapat lebih


mengembangkan potensi pada pelatihan hidroponik. Pelatihan hidroponik ini
bertujuan untuk memberikan edukasi dan pengetahuan mengenai bagaimana cara
bertanam di lahan terbatas dan cara praktik di lapangan dan tanya jawab. Pelatihan
hidroponik ini ditujukan bagi siapa saja yang tertarik dengan hidroponik terutama
pensiunan dan calon wirausaha. Masyarakat akan mendapatkan informasi dan
pengetahuan tentang pengenalan hidroponik, jenis-jenis tanaman yang dapat
ditanam dengan hidroponik, macam-macam metode hidroponik, cara penyemaian
benih, jenis-jenis hama dan cara pengendaliannya, serta peluang menjalankan bisnis
hidroponik.
3

1.2 Tujuan penulisan laporan

Tujuan dari penulisan laporan Kajian Pengembangan Bisnis adalah :


1. Merumuskan ide pengembangan dan perbaikan pada Agrowisata Bhumi
Merapi.
2. Mengkaji kelayakan rencana pengembangan bisnis di Agrowisata Bhumi
Merapi.

2 METODE KAJIAN PENGEMBANGAN BISNIS

2.1 Lokasi dan waktu

Lokasi pengumpulan data dan studi informasi dalam pembuatan Bisnis Model
Canvas (BMC) ini bertempat di Agrowisata Bhumi Merapi berlamat jalan. Kaliurang
Kilometer 20. Sawangan. Hargobinangun. Pakem. Sleman. Yogyakarta.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 3 bulan dimulai pada tanggal 4 Febuari
2019 sampai dengan 27 April 2019.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk kajian pengembangan bisnis pada


Agrowisata Bhumi Merapi dilakukan dengan menggunakan data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan
wawancara dengan karyawan, pembimbing lapang atau pemilik usaha tersebut serta
pihak-pihak yang bersangkutan secara langsung dengan mengajukan pertanyaan.
Selain itu data primer didapatkan dari hasil pengamatan langsung selama proses
praktik kerja lapang. Data sekunder didapatkan melalui studi literatur seperti buku,
karya ilmiah, artikel, media cetak online, maupun offline, dan data dari instansi
terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA).
4

2.3 Metode Kajian

Metode analisis yang digunakan dalam penyusunan kajian pengembangan


bisnis ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif
menggunakan analisis penerimaan, analisis biaya operasional, analisis R/C rasio dan
analisis laba rugi, Metode ini merupakan suatu kajian ilmu dalam menilai pengerjaan
suatu bisnis untuk melihat layak atau tidaknya dengan menempatkan nilai-nilai baik
secara kualitatif maupun kuantitatif yang akhirnya terangkum dalam sebuah
rekomendasi. Metode analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan
penguraian atau deskripsi mengenai beberapa elemen yang terkandung dalam
analisis business model canvas (BMC). Sedangkan data kuantitatif menggunakan
data-data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka
atau bilangan.Analisis kuantitatif mengukur kelayakan suatu pengembangan bisnis
secara finansial.

2.3.1 Bisnis Model Canvas (BMC)


Menurut Ostelwelder dan pingneur (2012), business model canvas adalah
Bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan
mengubah model bisnis. Konsep business model canvas (BMC) menjadi cara untuk
saling berbagi ide yang memungkinkan mendeskripsikan dengan mudah dan
memanipulasi model bisnis untuk membuat alternatif baru. Metode analisis yang
digunakan dalam penyusunan kajian pengembangan bisnis ini menggunakan
business model canvas. Metode ini merupakan suatu kajian ilmu yang dapat
menggambarkan dan mengubah model binis dan memudahkan dalam membuat
model bisnis untuk pengembangan alternatif baru. Business Model Canvas (BMC)
terdiri dari Sembilan blok yang disebut sebagai Sembilan building blocks. berikut
merupakan pengertian dari masing-masing blok pada bisnis model canvas :

1. Customer Segmentation
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), pelanggan merupakan kunci
utama dalam mendapatkan keuntungan, tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan
tidak dapat bertahan lama dalam bisnis yang mereka bangun. Berdasarkan teori dari
(Ostewalder & Pigneur , 2010, hal 20-21), mereka membagi dua segmen pasar
berdasarkan kebutuhan, perilaku konsumen yaitu segmen kelas menengah atas dan
segmen kelas menengah bawah.

2. Value Proposition
Value Proposition menurut Kotler dan Keller (2012: 10) yaitu serangkaian
keuntungan yang perusahaan tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Proposi nilai yang sifatnya tidak berwujud dengan suatu
penawaran. Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi dan
pengalaman.
5

3. Channel
Channel merupakan media dimana perusahaan dapat menyalurkan produknya
atau Value Propositions yang ditawarkan kepada Customer Segments..
(Osterwalder & Pigneur, 2010). Ada beberapa fungsi dari channel antara lain :
a. Meningkatkan kesadaran kepada pelanggan atas
produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
b. Membantu pelanggan dalam mengevaluasi proposisi
nilai dari perusahaan.
c. Memungkinkan bagi pelanggan dalam membeli produk
atau jasa yang lebih spesifik.
d. Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan.
e. Memberikan layanan pendukung pasca pembelian kepada
pelanggan.

4. Customer Relationship
Customer Relationship Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, p28),
Customer Relationship adalah jenis hubungan yang dibangun oleh perusahaan
sesuai dengan segmen pelanggan yang memiliki karakteristik yang berbeda.

5. Revenue Stream
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010, hal 30) Revenue Stream adalah arus
pendapatan menampilkan keadaan dari keuangan perusahaan yang diperoleh dari
uang tunai dari setiap segmen konsumen. Sebuah bisnis model dapat melibatkan dua
tipe revenue streams yang berbeda, antara lain :
a. Transaction Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh
dari sekali pembayaran dari pelanggan.
b. Recurring Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh
dari pembayaran yang masih berkelanjutan untuk
memberikan value proposition kepada pelanggan dan
menyediakan layanan customer support kepala
pelanggan setelah pembelian.

6. Cost Structure
Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
menjalankan kegiatan bisnis. Struktir biaya menjelaskan biaya terpenting yang
muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menurut Osterwelder dan
Pignuer (2012). blok cost structure menjelaskan biaya yang terpenting yang muncul
ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Pada dasarnya cost structure
merupakan sebuah gambaran usaha yang digambarkan dengan biaya- biaya yang
akan dilakukan oleh perusahaan.

7. Key resources
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 34), key resources merupakan asset
yang sangat penting yang diperlukan untuk membuat bisnis dapat berjalan. Setiap
6

model bisnis membutuhkan sumber daya. Sumber daya utama dikategorikan


menjadi empat bagian yaitu :
a. Physics, yaitu meliputi gedung, mesin, tanah, kendaraan.
b. Intellectual, yaitu meliputi hak intelektual, hak paten.
c. Human, yatu sumber daya manusia yang merupakan
bgian penting dalam sebuah perushaan, pada industry
kreatif dan padat karya sumber daya utamanya adalah
manusia itu sendiri, maka perusahaan berusaha
menciptakan suasana yang kondusif diperusahaan
tersebut untuk mempertahankan sumber daya
manusianya.
d. Financial, yaitu keuangan yang mencerminkan kinerja
dari sebuah perusahaan atau perputaran uang yang
terjadi dalam perusahaan tersebut. Tanpa adanya
dukungan modal yang kuat, maka bisnis tidak akan
berjalan dengan baik.

8. Key activities
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 36), key activities menggambarkan
aktifitas penting yang dilakukan oleh perusahaan agar bisnis yang dilakukan dapat
bekerja dengan baik. Key Activities dapat dikategorikan menjadi tiga bagian
menurut (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 37) yaitu :

a. Production, aktifitas yang berhubungan dengan


perancangan, pembuatan, dan pengiriman produk.
b. Pemecahan masalah, aktifitas yang berhubungan
dengan masalah yang timbul dari produk tersebut.
Perusahaan harus mengatasi masalah yang timbul tidak
hanya pada prduk tetapi perusahaan juga harus dapat
memenuhi keinginan dari pelanggan agar produk
mereka dapat diterima oleh pelanggan.
c. Platform / Jaringan, model bisnis yang aktifitas
utamanya berubungan dengan jaringan dan sebagian
besar perusahaan yang bergerak di bidang teknologi
informasi.

9. Key Partnership
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38) perusahaan membentuk aliansi
atau kerja sama karena berbagai alasan. Biasanya perusahaan menciptakan untuk
mengoptimalkan bisnis, mengurangi terjadinya resiko, dan untuk memiliki daya
saing yang tinggi dengan para kompetitornya.
7

2.3.2 Analisi SWOT


Analisis permasalahan usaha menggunakan metode kajian analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weakness (kelemahan),
oportunities (peluang), dan threats (ancaman) merupakan suatu metode penyusunan
strategi perusahaan atau organisasi. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti,
2004:18). Menurut Kotler dan Keller (2009:63) membagi analisis SWOT ke dalam
dua faktor, yaitu faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dan faktor
internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Menurut Sastradipoera (2003:46)
juga menjelaskan bahwa analisis SWOT merupakan salah satu metode yang populer
untuk menetapkan strategi manajemen pemasaran yang efektif. Analisis SWOT
akan memasangkan keempat elemennya yang saling berhubungan sehingga
memperoleh hasil berupa strategi-strategi yang dapat digunakan sebagai strategi
alternatif perusahaan. Dalam metode kajian pengembangan pelatihan hidroponik ini
akan menggunakan gabungan antara analisis SWOT dengan bussiness model
canvas. Hasil dalam analisis pada business model canvas selanjutnya akan diproses
dalam permasalahan usaha menggunakan analisis SWOT. Berikut merupakan Tabel
analisis SWOT dengan business model canvas.

Tabel 3 Analisis SWOT dengan business model canvas

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


1 Customer
Segment

2 Value
Propositions

3 Channel

4 Customer
Relationship

5 Revenue Stream

6 Key Resource

7 Key Activities

8 Key Partnership

9 Cost Structure
8

2.3.3 Peramalan ( forcasting )


Peramalan adalah kegiatan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama. Sedangkan ramalan adalah
situasi atau kondisi yang akan diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan
datang. Untuk memprediksi hal tersebut diperlukan data yang akurat pada masa lalu,
sehingga dapat dilihat prospek situasi dan kondisi dimasa yang akan datang.
Secara umum terdapat tiga jenis metode pendekatan peramalan yang dapat
digunakan, yaitu : metode kualitatif, model time series, dan model kasual. Pada
pembahasan pengembangan bisnis ini penulis fokus terhadap bahasan metode
peramalan time series, dan model kasual.
Single Exponential smoothing suatu teknik atau metode peramalan yang
melakukan proses aktivitasnya secara terus menerus memperbaiki suatu peramalan
dengan merata – rata (menghaluskan = smoothing) nilai data aktual dari masa lalu
dengan cara menurun (exponential) (Haizer dan Render 2010). Rumus sederhana
exponential smoothing sebagai berikut :

Keterangan rumus :
F t + 1 = ꭤ Xt + (1 − ꭤ )Ft
t = Periode saat ini
α = Konstanta Exponential Smoothing
Xt =Permintaan pada periode t
Ft = Peramalan pada periode t
Ft+1 = Peramalan untuk periode yang akan datang

Pada metode single exponential smoothing bobot yang diberikan pada data
yang ada adalah sebesar α untuk data yang terbaru, α (1-α) untuk data yang lama,
α(1-α)2 untuk data yang lebih lama, dan seterusnya. Besarnya α adalah antara 0 dan
1. Semakin mendekati 1 berarti data terbaru lebih diperhatikan. Pada model
peramalan yang telah didapatkan hasil perhitungannya kemudian divalidasi dan
dievaluasi dengan memakai beberapa ukuran variable. ukuran yang biasa
digunakan adalah sebagai berikut :

1. Mean Absolute Deviation (MAD)


Suatu cara dalam menilai hasil (evaluasi) pada metode forecasting dengan
memakai jumlah dari absolute error pada ramalannya. Mean Absolute Deviation
(MAD) berfungsi untuk melakukan pengukuran kualitas akurasi hasil ramalan
dengan menghitung rata – rata kesalahan dugaan (dari nilai absolut kesalahan
masing– masing). MAD sangat tepat digunakan pada saat mengukur kesalahan
ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. Perhitungan Nilai MAD bisa
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

1
MAD = ∑|Xt − Ft|
N
9

2.3.4 Analisis Finansial


Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal
pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis
yang dijalankan. Menurut Husnan Suswarsono (2000) analisis finansial
merupakan suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat
untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama umur
bisnis.Analisis finansial juga dikaji mengenai peningkatan pendapatan.
Peningkatan pendapatan suatu usaha dapat dilihat melalui penggunaan beberapa
metode analisis, diantaranya analisis penerimaan, analisis biaya operasional,
analisis R/C rasio, analisis anggaran parsial, analisis dan analisis laba rugi.

1. Analisis Penerimaan/Penjualan Perusahaan (TR)


Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari barang yang terjual.
Penerimaan total (total revenue) adalah hasil dari harga produk per unit dikali dengan
jumlah produk yang terjual. Dengan kata lain, total revenue merupakan hasil
keseluruhan penerimaan dari perkalian kedua tersebut, sehingga untuk menaikkan
total revenue seorang manajer harus berusaha mampu membuat penjualan produk
mengalami kenaikan (Fahmi 2014). Rumus total revenue sebagai berikut :
Keterangan rumus :
TR = P x Q
TR : Total revenue atau pendapatan

P : Price atau harga jual produk


Q : Quantity atau jumlah hasil produksi

2. Analisis Total Biaya Operasional (TC)


Total cost atau fungsi biaya total (TC) merupakan penjumlahan antara biaya
tetap dengan biaya variabel. Biaya tetap (TFC) adalah biaya yang dalam periode
tertentu jumlahnya tetap tidak tergantung pada jumlah produksi. Biaya ini sifatnya
tetap hanya sampai periode tertentu atau batas periode tertentu, tetapi akan berubah
jika batas periode itu dilewati. Sedangkan, biaya variabel (TVC) adalah biaya
produksi yang jumlahnya berubah sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan.
jika produksi sedikit, biaya variabel sedikit dan sebaliknya. Rumus total cost adalah
sebagai berikut :
Keterangan rumus :
𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶
TC : Total cost atau total biaya
TVC : Total variabel cost atau total biaya variabel
TFC : Total fixed cost atau total biaya tetap

3. Analisis R/C Rasio


Analisis R/C rasio merupakan besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari
setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi perusahaan. Salah satu yang
10

menjadi ukuran efisiensi pendapatan adalah penerimaan (revenue) untuk setiap


biaya (cost) yang dikeluarkan. Suatu usaha yang dikatakan menguntungkan untuk
di laksanakan dalam perencanaan apabila R/C > 1 dan dikatakan merugi apabila
R/C < 1, serta dikatakan tidak untung atau tidak rugi (impas) apabila R/C=1.
Analisis R/C rasio bertujuan untuk melihat seberapa besar penerimaan dibandingkan
dengan nilai biaya. Analisis R/C rasio berguna untuk mengukur tingkat keuntungan
yang relatif terhadap suatu kegiatan usaha sehingga dapat dijadikan penilaian
terhadap keputusan perusahaan untuk menjalankan usaha tersebut. Semangkin
tinggi nilainya, maka lebih menguntungkan bagi perusahaan. Rumus R/C rasio
sebagai berikut : Keterangan rumus :

TR
𝑅/𝐶 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
TC
TR : Total revenue atau pendapatan
TC : Total cost atau total biaya

Secara umum anggaran parsial dapat mempertimbangkan empat


komponen sebagai berikut :
a. Tambahan pengeluaran dan pengeluaran baru.
b. Penerimaan yang hilang.
c. Pengeluaran yang dihemat.
d. Penerimaan tambahan dan penerimaan baru.

4. Analisis Laba Rugi


Langkah penting yang seharusnya dilakukan dalam melakukan pengolahan
bisnis adalah menyusun laporan laba rugi, yang berisikan mengenai total
penerimaan, pengeluaran dan kondisi kentungan yang diperoleh perusahaan dalam
satu tahun produksi. Tujuan dalam menyusun laporan laba rugi ini adalah untuk
menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama
periode tertentu. Menurut Raharjaputra (2011:9), laporan Rugi Laba merupakan
bagian dari laporan keuangan yang sangat penting. Laba dalam pembuatan laporan
laba rugi dapat diperoleh dengan menggunakan pengurangan pendapatan dengan
semua beban. Dengan melalui laporan laba rugi, perusahaan dapat memperoleh
informasi keungan mengenai usaha yang akan dijalankannya, apakah usaha tersebut
dapat memberikan keuntungan atau mendapatkan kerugian.langkah pembuatan
laporan laba rugi dapat dilihat pada Tabel 4.
11

Tabel 4 Format laba/rugi


Komponen Penerimaan Sebelum Penerimaan Sesudah
Pengembangan Pengembangan
Penjualan :
Biaya operasional-variabel :
Biaya operasional-tetap :
Total biaya operasional :
Laba kotor (laba sebelum bunga
dan pajak) : Biaya bunga :
Laba sebelum
pajak : Pajak :
Laba bersih :
Sumber : Nurmalina et al. (2014)

3 KERAGAAN PERUSAHAAN

3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Agrowisata Bhumi Merapi ini terletak di jalan Kaliurang KM 20,


Sawangan, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang didirikan
oleh bapak Ismet Hariawan. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan wisata edukasi
berbasis pertanian dengan luas lahan 6,3 hektar yang dimulai pada 20 Desember
tahun 2015. Sebelum menjadi tempat wisata Agrowisata Bhumi Merapi tepatnya
pada tahun 2011, tempat ini merupakan tempat usaha penanaman sayuran seperti
wortel, tomat dan mentimun. Namun, usaha tersebut kurang diminati oleh
pengunjung, kemudian pada tahun 2012 Bhumi Merapi berganti jenis usaha
menjadi bertanam jahe dengan keyakinan bahwa jika berhasil menanam jahe sekali
maka dapat berangkat haji. Namun, ternyata hasilnya pun mengecewakan, usaha ini
mengalami gagal panen, sehingga Bhumi Merapi harus berganti jenis usaha lain.
Pada tahun 2013 setelah mencoba usaha di bidang tanaman Bhumi Merapi mencoba
usaha di bidang peternakan kambing dan kelinci. Usaha ini cukup maju dan berhasil
sampai akhirnya Bhumi Merapi mulai melakukan ekspansi lahan untuk menambah
koleksi hewan dan tanaman serta menjadikan usaha tersebut sebagai wisata edukasi
untuk keluarga.
Usaha ini merupakan usaha pribadi atau perseorangan dengan modal
pribadi. Pada tahun 2015 pak Ismet hanya membangun tempat wisata bagian Zona
Barat yang terdiri dari warung makan godhong gedhang, wahana bermain dengan
kelinci , reptile, griya burung dan mamalia, tangkap ikan, terapi ikan tanaman hias
dan kambing etawa. Kemudian pada tahun 2016 pak Ismet melakukan ekspansi
dengan membangun Zona Timur yang terdiri dari warung bebakaran yang
meyediakan menu makanan ringan dengan area bermain anak di halaman
belakangnya, memberikan cempek atau dot susu untuk anak kambing,
12

memberikan wortel untuk domba dan rusa serta wahana untuk menunggangi kuda.
Pada saat itu modal yang digunakan adalah Rp 2 000 000 000 000 yang digunakan
untuk pembangunan di Zona Barat dan Rp 6 000 000 000 000 – 7 000 000 000 000
untuk pembangunan di Zona Timur.
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki segmentasi utama yaitu keluarga.
Aktivitas yang dilakukan perusahaan yaitu memberikan fasilitas kenyamanan dan
pengetahuan kepada pengunjung agar dapat berwisata dan belajar dengan
menyenangkan. Produk yang ditawarkan perusahaan terbagi menjadi dua unit bisnis
usaha yaitu proses produksi jasa dan proses produksi produk fisik yang merupakan
aliran penerimaan pada business model canvas Agrowisata Bhumi Merapi. Proses
produksi produk Agrowisata Bhumi Merapi sebagai berikut :

1. Proses produksi jasa


Proses produksi jasa yang dilakukan Agrowisata Bhumi Merapi
adalah jasa wisata edukasi dengan beberapa aktivitas yaitu penjualan
tiket umum, penjualan jasa field trip, outbond, kemah, pelatihan, kuda
tunggang, memberi dot kambing, tangkap ikan dan terapi ikan.

2. Proses produksi produk fisik


Produk fisik yang diproduksi oleh Agrowisata Bhumi Merapi
berupa aksesoris dan souvenir, tanaman hias, pakan satwa, makanan
utama, makanan ringan dan aneka minuman.

3.2 Aspek Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Menurut Siswanto (2005:85) struktur organisasi menspesifikasikan


pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka
ragam yang dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat
spesialisasi aktivitas kerja.
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki struktur organisasi yang sederhana
yang terdiri dari pemilik, direktur, wakil direktur, seketaris, bendahara dan
karyawan. Struktur organisasi Agrowisata Bhumi Merapi memiliki tingkatan yang
saling terkait satu sama lainnya yang berisikan tugas, wewenang, dan tanggung
jawab yang cukup jelas.
13

Gambar 1 Struktur Agrowisata Bhumi Merapi

Berdasarkan Gambar 1 struktur organisasi yang diterapkan Agrowisata


Bhumi Merapi, semua laporan aktivitas kerja langsung dilaporkan kepada direktur.
Direktur Agrowisata Bhumi Merapi juga merangkap jabatan sebagai marketing.
Karyawan akan melakukan laporan harian terkait aktivitas kerja pada hari tersebut
agar langsung dievaluasi. Masing-masing bagian bertanggung jawab untuk
melaporkan aktivitas kerja kepada atasannya setiap atasan atau kepala bagian wajib
melaporkan laporan harian yang bertujuan agar kinerja seluruh bagian terpantau dan
terkendali oleh pimpinan perusahaan. Direktur juga akan melakukan laporan
mingguan terkait aktivitas kerja di lapangan kepada pemilik perusahaan. Adapun
deskripsi dan spesifikasi dalam struktur organisasi Agrowisata Bhumi Merapi
sebagai berikut

1. Pemilik
Pemilik melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap seluruh
kegiatan yang berjalan di Agrowisata Bhumi Merapi. Pemilik juga akan
meminta laporan langsung mengenai kegiatan di Bhumi Merapi kepada
seluruh karyawan secara pribadi.

2. Direktur
Direktur bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di perusahaan mulai
dari administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang (pakan hewan
perlengkapan acara dan lain-lain). Spesifikasi untuk menjadi seorang direktur
Agrowisata Bhumi Merapi yaitu, Pendidikan minimal S1, memiliki
pengetahuan mengenai administrasi dan keuangan, memiliki pemahaman
tentang kegiatan bisnis pada perusahaan jasa, jujur, mengerti tentang satwa,
memiliki jiwa kepemimpinan, adil dan dapat mengambil keputusan dengan
tepat.

3. Wakil direktur
Wakil direktur memiliki tanggung jawab dn tugas untuk membantu
14

dirketur mengawasi kinerja karyawan dan menggantikan sebagian tugas


direktur jika direktur sedang tidak hadir. Spesifikasi untuk menjadi wakil
direktur yaitu, mengetahui dan memahami fungsi manajemen, bertanggung
jawab, memiliki jiwa kepemimpinan, memahami kerja dalam perusahaan jasa,
memahami waktu libur dalam usaha wisata, mampu mengambil keputusan
yang tepat dan jujur.

4. Bendahara
Bendahara melakukan pencatatan dan pengawasan terhadap penerimaan
dan pengeluaran biaya yang ada pada perusahaan. Spesifikasi untuk menjadi
bendahara yaitu, memahami bidang administrasi dan keuangan, dapat
membuat laoran keuangan, jujur, dan bertanggung jawab.

5. Karyawan
Meiliki tugas dan tanggung jawab untuk mengikuti arahan dari direktur
utama dan melakukan tugas sesuai dengan divisi masing-masing. Spesifikasi
menjadi karyawan Agrowisata Bhumi Merapi yaitu,memahami jam kerja
dalam perusahaan jasa terutama agrowisata, memahami waktu libur dalam
usaha agrowisata, memahami aktivitas kunci pada perusahaan jasa khususnya
agrowisata, bertanggung jawab dan jujur.

3.3 Aspek Sumberdaya Perusahaan

3.3.1 Sumberdaya Fisik


Sumber daya fisik adalah semua sumber kekayaan yang ada di dalam
perusahaan. Sumber daya fisik di perusahaan akan maksimal jika didukung oleh
sumberdaya manusia yang berkompeten. Sumber daya Fisik yang dimiliki oleh
Agrowisata Bhumi Merapi adalah sebagai berikut :

1. Bangunan
Bangunan yang dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi terdiri dari
beberapa bangunan seperiti tujuh pendopo, Mess karyawan, tempat
pembelian tiket masuk, bangunan tempat menjual makanan hingga
kandang mamalia dan burung hantu, kelinci, burung suren dan
jalak, ayam kapas, domba, kambing, kuda, reptile, kolam ikan,
kandang rusa dan rumah hobbit.
2. Lahan
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki Lahan usaha dengan luas 6.3
hektar yang digunakan dalam menjalankan suatu usaha.
Agrowisata Bhumi Merapi berlokasikan di daerah pegunungan
Merapi tepatnya di jalan Kaliurang KM 20 yang memiliki suhu
yang cukup rendah yaitu 16-26°C.
15

3. Kendaraan Operasional
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki 2 unit mobil pick up yang
digunakan untuk mengangkut alat-alat outbound dari gudang ke
lokasi outbound dan sebaliknya serta untuk membeli input untuk
operasional kegiatan. Selain itu biasanya mobil pick up juga
digunakan untuk mengangkut pakan sapi yang dimiliki direktur
Agrowisata Bhumi Merapi ke lokasi peternakan Sapi.

3.3.2 Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
suatu peruahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Sumber daya yang
dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi terdiri dari 34 karyawan dengan satu orang
direktur, dua wakil direktur dan satu bendahara. Agrowisata Bhumi Merapi buka
setiap hari, dari hari senin-minggu pukul 08.00-17.00. Gaji yang diberikan untuk
tenaga kerja setiap bulan sekali sesuai dengan Upah Minimun Regional (UMR)
Sleman yaitu sebesar RP 1 700 000. Karyawan akan mendapatkan bonus tambahan
jika usaha Agrowisata Bhumi Merapi mendapatkan keuntungan yang meningkat
dan akan dikurangi Rp 100 000 jika mengambil cuti saat weekend. Selain gaji
tenaga kerja, juga disediakan sarapan pagi hingga makan malam dan tempat tinggal
bagi yang tinggal di Agrowisata Bhumi Merapi. Berikut diuraikan rincian tenaga
kerja yang ada saat ini.

Tabel 5 Sumber daya manusia yang dimiliki Agrowisata Bhumi Merapi


Jabatan Jumlah (orang)
Direktur 1
Wakil direktur 2
Bendahara 1
Karyawan 29

Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)

Tabel 5 menunjukkan bahwa Tenaga kerja tersebut dirincikan berdasarkan


tugas dan tanggung jawab dilapangan, setiap tenaga kerja telah mengetahui tugas
atau aktivitas yang harus dilakukan dan tanggung jawab masing-masing pada saat
ditempatkan di posisi tersebut. Direktur Agrowisata Bhumi Merapi sering
melakukan penukaran posisi atau penempatan karyawannya. Karyawan harus siap
ditempatkan di divisi tersebut. Penukaran posisi pada divisi ini dilakukan agar
karyawan tidak merasa jenuh dalam melakukan tugasnya. Penempatan divisi akan
diarahkan dan dipilih oleh pihak manajemen.
16

3.3.3 Sumberdaya Keuangan


Sumber daya keuangan atau modal dilihat berdasarkan sumbernya dan
dibagi menjadi tiga, yaitu modal sendiri, modal bersama, atau himpunan modal dan
modal pinjaman. Jika dilihat dari sumbernya. Agrowisata Bhumi Merapi
memperoleh modal untuk melaksanakan kegiatan bisnisnya didapatkan dari modal
sendiri. Modal sendiri atau awal yang dikeluarkan Agrowisata Bhumi Merapi untuk
menjadi tempat wisata sekaligus edukasi mengenai pertanian sebesar Rp2 000 000
000 miliar. Keuangan Agrowisata Bhumi Merapi berasal dari penjualan produk jasa
dan produk samping. Pendapatan yang diperoleh perusahaan digunakan untuk
menutup biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan. Selain digunakan untuk
menutup biaya operasional pendapatan perusahaan juga digunakan sebagai modal
dalam mengembangkan usaha Agrowisata Bhumi Merapi.

4 PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Usaha

4.1.1 Potensi usaha


Potensi usaha adalah kemampuan dasar suatu usaha yang terpendam dan
dapat dirasakan hasilnya setelah kemampuan itu dikembangkan. Dalam melakukan
sebuah bisnis seseorang (pengusaha) harus melakukan analisa terhadap potensi
bisnisnya agar dapat menguasai bisnisnya dengan sempurna sertadapat bersaing
dengan pengusaha - pengusaha lain, yang sering disebut dengan analisa/identifikasi
pasar. Analisa pasar juga bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa luas potensi
tersebut serta bagaimana perkembangannya di kemudian hari. Potensi usaha dapat
dianalisis berdasarkan kesembilan blok pada Business Model Canvas. Analisis yang
dilakukan akan menghasilkan suatu pemetaan Business Model Canvas saat ini.
Perusahaan Agrowisata Bhumi Merapi masih memiliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan salah satunya potensi yang terdapat pada blok key resource , key
activities dan key partnership. Analisis potensi usaha pada Business Model Canvas
sebagai berikut.
17

Key Partner Key Activities Value Customer Customer


Propositions Relationship Segments
-Toko Batu Putih -Pelayanan jasa wisata
-Toko Colombo -Perawatan dan -Wisata edukasi -Longterm -Pensiunan
Fish pemeliharaan tanaman -Lingkungan -Personal -Komunitas
-Toko Amboja -Pemasaran offline nyaman dan Assistance -Vegetarian
Key Resources bersih Channels -Calon wirausaha
-Aksesbilitas
-Fisik : mudah -Promosi langsung
greenhouse,instalasi -Penawaran paket -Word to mouth
hidroponik,,pendopo, jasa yang cukup
toilet lengkap
-Manusia : Tenaga
kerja 1 orang
-Finansial: kas
perusahaan
Cost Structure Revenue Streams
Biaya investasi : 133 801 000 Total peneriman perusahaan sebelum ide
pengembangan bisnis yaitu sebesar Rp 375 000
Biaya tetap : 252 934 000 000
Biaya variable : 2 881 066

Gambar 2 Business model canvas awal perusahaan

Gambar 2 diatas menunjukkan bisnis model canvas sebelum perusahaan


melakukan pengembangan pelatihan hidroponik. Adapun blok-blok mengenai
kondisi perusahaan sebelum pengembangan sebagai berikut.

1. Customer segments
Perusahaan melakukan segmentasi kepada konsumen dengan
mengelompokkan segmen pasar yang dituju. Tujuan dalam pengelompokan pasar
untuk membagi pasar menjadi kelompok yang berbeda- beda (heterogen) menjadi
kelompok-kelompok pasar yang homogen, di mana setiap kelompok bisa
ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, dan
keinginan yang ada di pasar tersebut. Agrowisata Bhumi Merapi yang merupakan
perusahaan dibidang jasa dengan memiliki dua jenis produk yaitu produk jasa dan
produk sampingan. Berikut merupakan segmen pasar untuk jenis produk jasa
maupun produk sampingan yang dimiliki oleh Agrowisata Bhumi Merapi.

2. Value propositon
Value atau manfaat yang diberikan Agrowisata Bhumi Merapi kepada
pengunjungnya dengan memberikan Nilai value atau nilai yang diberikan kepada
customer yaitu memberikan jasa wisata sambil belajar dengan kegiatan kunjungan
umum, field trip, outbond, kemah dan pelatihan. Hal ini sesuai dengan visi nya yaitu
menjadikan Agrowusata Bhumi Merapi sebagai wisata edukasi pertanian terbaik di
jogja dengan menjalankan misi berupa memberikan pelayanan yang maksimal,
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan jumlah wahana, dan
memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Selain memiliki value wisata dan
edukasi perusahaan juga memiliki manfaat lain yaitu lokasi yang mudah dijangkau.
18

Lokasi perusahaan berada di Jalan Kaliurang KM 20, Sawungan,


Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasi tersebut
Merupakan jalan lintas menuju merapi.

3. Channel
Cara yang digunakan perusahaan dalam menjangkau pelanggan yaitu dengan
menggunakan bauran promosi personal selling (penjualan personal) dan direct
marketing (penjualan langsung). Bauran promosi personal selling yang dilakukan
perusahaan yaitu dengan mendatangi langsung ke konsumen, seperti sekolah
kemudian menawarkan, mempresentasikan dan mengajukan proposal. Bauran
promosi direct marketing dilakukan perusahaan setelah melakukan personal selling,
pihak perusahaan akan meminta pihak konsumen untuk bertukar nomor telepon
agar pihak konsumen dapat merespon atau memberikan jawaban melalui telepon
atau email atas tawaran yang diberikan dan sebaliknya perusahaan dapat
menghubungi pihak konsumen untuk menawarkan promo serta menawarkan
kegiatan terbaru yang terdapat di Bhumi Merapi.

4. Customer Relationship
Agrowisata Bhumi Merapi menjalin hubungan dengan pelanggannya melalui
pelayanan yang baik, respon perusahaan yang cepat, komunikasi yang baik. Dalam
melakukan kegiatannya karyawan akan memberikan pelayanan seperti mengarhkan
dan membantu memakirkan kendaraan pengunjung, mengantarkan dan
menjelaskan mengenai informasi mengenai satwa dan tanaman, merespon dengan
ramah, memastikan fasilitas kemah terpenuhi, menemani dan menjelaskan
pengunjung survey dan sebagainya.

5. Revenue Stream
Agrowisata Bhumi Merapi membagi menjadi dua produk pada kegiatan
bisnis yaitu produk jasa (kunjungan umum, field trip, outbond, kemah dan
pelatihan) dan produk sampingan.(pakan hewan, makanan dan minuman, terapi
ikan, tangkap ikan, tanaman dan tunggang kuda) Setiap produk yang ditawarkan
perusahaan kepada pengunjung memberikan penerimaan bagi perusahaan. Berikut
merupakan presentase data sumber penerimaan dari produk utama dan produk
sampingan pada Agrowisata Bhumi Merapi.
19

Tabel 6 Persentasi dan penerimaan Agrowisata Bhumi Merapi


No Jenis produk Penerimaan (Rp) Persentase %
1 Produk jasa 88%
1. Tiket umum 1 619 680 000
2. Field trip dan outbond (SD, 861 257 200
SMP, SMA)
270 000 000
3. Pelatihan
2 Produk sampingan 389 742 516 12%
Total 3 140 679 716
Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)

Tabel 6 menunjukkan bahwa penerimaan hasil penjualan produk jasa


memiliki proporsi 88% dari total penerimaan dan produk sampingan dengan
proporsi 12% dari total penerimaan . Total penerimaan yang telah dicapai oleh
Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp 3 245 679 716. Jumlah
peserta pelatihan Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2016 sampai 2018 sebagai
berikut.

Tabel 7 Data peserta pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi


Tahun Jumlah Peserta
2016 2 500
2017 2 245
2018 1 800
Sumber data : Agrowisata Bhumi Merapi 2018

Tabel 7 menunjukkan bahwa peserta pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi


Merapi mengalami kenaikan setiap tahunnya. Peserta pelatihan hidroponik paling
sedikit terjadi pada tahun sebanyak 2018 sebanyak 1 800 peserta. Penurunan pada
jumlah peserta pelatihan hidroponik dikarenakan adanya penghentian sementara
wahana hidroponik untuk perbaikan dan pengembangan wahana hidroponik agar
perusahaan mendapatkan penerimaan yang maksimal.

6. Cost Structure
Struktur biaya adalah daftar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki biaya investasi perusahaan saat ini sebesar Rp
133 801 000. Biaya operasional perusahaan terbagi menjadi dua yaitu biaya tetap
dan biaya variabel, biaya tetap perusahaan saat ini sebesar Rp 252 934 000 dan
biaya variabel saat ini sebesar Rp 2 881 066.

7. Key resources
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki sumberdaya fisik berupa lahan dengan
luas 6.3 hektar yang terletak di jalan Kaliurang KM.20, Sawangan, Hargobinangun,
Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi Agrowisata
Bhumi Merapi ini cukup strategis karena berdekatan dengan objek-objek wisata
lainnya seperti museum merapi dan wisata jeep tour Merapi. Adanya pemandangan
20

Gunung Merapi yang dapat mendukung perusahaan dalam menciptakan nilai ke


pengunjung.

a. Sumberdaya fisik
Sumberdaya fisik adalah sumberdaya pendukung berupa sarana dan
prasarana dalam menyediakan jasa edukasi dan wisata kepada pengunjung.
Sumber daya fisik dan kegunaan yang dimiliki Agrowisata Bhumi Merapi dapat
dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Sumberdaya fisik dan kegunaannya pada Agrowisata Bhumi Merapi


No Sumberdaya fisik Kegunaan
1 Bangunan Tempat berlindungnya satwa dan fasilitas yang
tersedia di Bhumi Merapi
2 Satwa Media edukasi, bermain dan berfoto
3 Perlengkapan outbound Media dalam melakukan games pada kegiatan
outbound
4 Kendaraan Transportasi untuk mengangkut pakan sapi,
Membeli input dan mengangkut
perlengkapan outbound
Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)

b. Sumberdaya manusia
Agrowisata Bhumi Merapi memiliki total karyawan sebanyak 34 orang.
Satu direktur yang merangkap jabatan sebagai marketing, dua wakil direktur
dengan wakil direktur pertama yang bertugas hanya dibagian pembangunan
saja dan wakil direktur kedua yang membantu direktur serta membantu
kegiatan dilapangan dan satu bendahara serta karyawan yang terbagi menjadi
25 karyawan laki-laki dan 5 karyawan perempuan.

c. Sumber daya finansial


Perusahaan memiliki sumber daya finansial sebesar Rp 2 000 000 000
sebagai biaya investasi awal dalam pembangunan wahana zona bagian barat dan
tambahan finansial sebesar Rp 6 000 000 000 – 7 000 000 000 untuk investasi
selanjutnya dalam pembangunan wahana zona bagian timur . pembangunan
Agrowisata Bhumi Merapi dilakukan dengan menggunakan dana pribadi dari
pemilik perusahaan.

8. Key activities
Kegiatan yang dilakukan oleh Agrowisata Bhumi Merapi terbagi menjadi dua
aktivitas yang berdasarkan jenis produk yang dihasilkan yaitu produk jasa dan
produk sampingan. Produk jasa seperti field trip, outbond, kunjungan umum, kemah
dan pelatihan sedangkan produk sampingan seperti menyediakan pakan hewan
seperti pakan kelinci, rusa domba dan anakan kambing etawa, penjualan souvenir
dan aksesoris, makanan dan minuman, penjualan kopi luwak, terapi ikan, tangkap
21

ikan, tanaman hias dan tunggang kuda. Berikut aktivitas yang dilakukan perusahaan
berdasarkan produk yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jenis produk sesuai aktivitasnya Agrowisata Bhumi Merapi

No Jenis produk Aktivitas

1 Produk jasa 1. Pelayanan terhadap pengunjung


2. Memandu kegiatan field trip dan outbond
3. Memfasilitasi kegiatan kemah
4. Jasa pelatihan
5. Terapi ikan dan tangkap ikan
6. Kuda tunggang
2 Produk 1. Menjual aksesoris dan souvenir Agrowisata Bhumi Merapi
sampingan 2. Menjual pakan satwa ke pengunjung
3. Menjual makanan utama dan makanan ringan
serta aneka minuman ke pengunjung
4. Menjual tanaman hias
Sumber : Agrowisata Bhumi Merapi (2019)

Tabel 9 menunjukkan bahwa Agrowisata Bhumi Merapi memiliki banyak


aktivitas bisnis yang cukup lengkap baik dalam bidang jasa maupun non jasa.
Aktivitas bisnis dibidang jasa dan non jasa inilah yang merupakn sumber
penerimaan perusahaan.

9. Key partneship
Agrowisata Bhumi Merapi bekerjasama dengan beberapa mitra penyedia
input seperti penyediaan alat dan bahan hidroponik dan penunjang kegiatan
hidroponik. Input hidroponik berasal dari toko Batu Putih dan Amboja, dan untuk
modul pelatihan hidroponik perusahaan bekerja sama dengan usaha percetakan.

4.1.2 Prospek Usaha


Prospek usaha merupakan gambaran tentang keberlangsungan suatu usaha
terkait dengan kemampuan perusahaan atau peluang dari luar perusahaan dimasa
depan apakah suatu usaha dapat sukses, bertahan atau gulung tikar. Prospek usaha
dapat dikaji dengan menggunakan analisis sembilan blok pada Business Model
Canvas. Berikut adalah prospek pada Agrowisata Bhumi Merapi sebagai berikut

1. Value proposition
Agrowisata Bhumi Merapi menawarkan beberapa manfaat yang bisa
dirasakan oleh pengunjung yaitu memberikan jasa wisata dan edukasi, tempat yang
nyaman, fasilitas yang lengkap, ilmu yang bermanfaat dan kemudahan yang dapat
dirasakan oleh pengunjung seperti kemudahan akses ke lokasi wisata. Perusahaan
22

berada di lokasi di jalan Kaliurang KM20, Sawungan, Hargobinangun, Pakem,


Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Agrowisata Bhumi Merapi merupakan tempat
wisata edukasi yang memiliki paket pelatihan
hidroponik di Kabupaten Sleman dengan keunggulan yang dapat ditawarkan seperti
pemandangan Gunung Merapi, wisata bersama satwa, tempat yang nyaman dan
teduh, pemandu yang ramah, harga yang terjangkau dan dapat menyegarkan pikiran
sekaligus mendapat ilmu yang bermanfaat.

2. Customer Segments
Blok Customer Segments pada perusahaan saat ini yaitu semua masyarakat
yang menyukai tanaman hidroponik atau tertarik dengan hidroponik. oleh karena itu
perusahaan perlu menambah cakupan segmentasi demografi seperti pensiunan,
komunitas, calon wirausaha dan vegetarian.

3. Channel
Blok Channel berdasarkan potensi perusahaan saat ini hanya dilakukan secara
offline sedangkan pada era modern saat ini masyarakat sudah menggunakan internet
dalam melakukan berbagai kegiatan. Untuk itu perusahaan perlu melakukan
peningkatan dalam memasarkan secara online. Perusahaan terlalu fokus dalam
memasarkan offline dengan mengajukan proposal atau promosi dari mulut ke mulut.
Perusahaan dalam memasarkan secara online belum maksimal karna hanya
menggunakan instagram untuk mengupload foto kegiatan pada Agrowisata Bhumi
Merapi.

4. Customer Relationship
Customer Relationship yang dilakukan perusahaan saat ini seperti
menyampaikan informasi mengenai wahana dan memberikan pelayanan terbaik
kepada pengunjung untuk menciptakan dampak positif dalam benak pelanggan.
Pada blok Customer Relationship diharapkan dapat meningkatkan pelayanan terkait
dengan pengembangan wahana yang akan dikembangkan perusahaan dengan cara
konsisten dalam menyampaikan informasi mengenai wahana hidroponik.

5. Revenue stream
Blok Revenue stream dapat dikembangkan dengan menciptakan sumber
penerimaan lain yang masih dapat diperoleh perusahaan. Perusahaan dapat
mengoptimalkan wahana yang sudah ada atau menambahkan wahana baru, seperti
perusahaan dapat mengoptimalkan pelatihan hidroponik di wahana hidroponik.
Pengoptimalan pelatihan hidroponik dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan
media pemasaran baik offline maupun online dan merekrut tenaga berpengalaman
untuk bertanggung jawab pada setiap kegiatan hidroponik. Promosi yang menarik
seperti membuat konten dan poster serta memasukkan starter kit sebagai bonus
pelatihan untuk menarik perhatian dan minat pengunjung.

6. Cost structure
23

Blok cost structure perusahaan dapat dikembangkan dengan meningkatkan


keuangan perusahaan. Meningkatkan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
meningkatkan penerimaan perusahaan dari kegiatan bisnis, dalam meningkatkan
penerimaan perusahaan, perusahaan dapat melakukan peningkattan penerimaan
pada produk jasa, produk sampingan atau menambah sumber penerimaan lain
sehingga penerimaan perusahaan dapat ditingkatkan. Dalam melakukan
pengembangan pelatihan hidroponik perusahaan perlu menambah biaya investasi,
biaya tetap dan biaya variabel untuk keperluan pelatihan hidroponik.

7. Key resource
Sumber daya perusahaan diharapkan dapat dikembangkan berdasarkan pada
tujuan yaitu pengembangan pelatihan hidroponik yang akan dilakukan perusahaan.
Penambahan sumber daya yang ditambahkan adalah sumber daya fisik, sumber
daya manusia dan sumber daya finansial. Sumber daya fisik berupa perbaikan
fasilitas seperti atap plastik uv, pembuatan mini greenhouse, penambahan instalasi
hidroponik dan bangku taman dan penambahan sumber daya manusia sebanyak dua
orang.

8. Key activities
Aktivitas yang perlu ditingkatkan perusahaan untuk mengembangkan
pelatihan hidroponik pada perusahaan berupa pemasaran dan meningkatkan sumber
daya perusahaan. Perusahaan dapat membuat poster mengenai pelatihan
hidroponik, memposting foto pelatihan di instagram, membuat konten-konten
mengenai hidroponik, memasang iklan di instagram, melakukan giveaway dan
games berhadiah.

9. Key partner
Kerjasama yang dilakukan oleh Agrowisata Bhumi Merapi dalam
pengembangan saat ini ialah selain bekerja sama dengan toko penyedia input saja.
Pada pengembangan pelatihan hidroponik perusahaan akan meningkatkan kerja
sama dengan online travel agent dan usaha percetakan dalam memasarkan dan
menunjang kegiatan pelatihan hidroponik.

4.1.3 Permasalahan usaha


Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan
praktik, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.
Identifikasi potensi terkait dengan sembilan blok pada Analisis Business model
canvas yang dimiliki perusahaan dengan prospek terkait dengan sembilan blok pada
analisis Business model canvas dapat menghasilkan sebuah strategi untuk
menyelesaikan permasalahan. Berikut merupakan permasalahan yang dilihat dari
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terkait dengan sembilan blok
pada Business Model Canvas yaitu blok value proposition, customer segment,
channel, customer relationship, revenue stream, cost structure, key resources, key
activitie, key partner.
24

Tabel 10 Analisis SWOT dengan business model canvas

Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


Customer Segment Cakupan segmen Belum dapat Meningkatnya Konten pelatihan
cukup luas dan jelas menjangkau kesadaran gaya hidup via online
seluruh segmen sehat

Value Proposition Wisata edukasi, Kurang tanggap Penggunaan Meningkatnya


lingkungan bersih, memanfaatkan media online, jumlah pesaing
fasilitas lengkap peluang jumlah
penduduk

Channel Sudah memiliki Pemasaran via Penggunaan Cara pemasaran


langganan online kurang teknologi yang sama dengan
dimanfaatkan pesaing

Customer Keluhan pelanggan Tidak ada Potensi Pesaing


Relationship cepat ditangani informasi kontak kunjungan memanfaatkan
untuk dihubungi kedua kali pelayanan serupa

Revenue Stream Memiliki banyak Pendapatan Sumber Pendapatan


sumber pendapatan berfluktuasi penerimaan lain Pesaing lebih l
beragam e
b
i
h

Key Resource Modal besar, Kurangnya Jumlah penduduk, Karyawan ke p


fasilitas lengkap kuantitas dan jumlah orang pesaing i
kualitas SDM berpendidikan n
d
a
h
Key Activities Pelayanan bagus, Tidak ada Pengoptimalan Pesaing
pelaksanaan piket pemasaran online, dalam melakukan
pemelihaaran pemasaran aktivitas serupa
tanaman kurang online
diperhatikan

Key Partnership Sudah memiliki Tidak ada kontrak Kerjasama Banyaknya wisata
langganan input sah secraa hukum dengan media alam di Yogyakarta
online dan travel
agent
Peraturan
Biaya tiket masuk Biaya operasional Menekan biaya dengan
Cost Structure pemerintah
murah relatif tinggi alternatif lain mengenai
gaji
dan pajak
25

Tabel 10 menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi pada Sembilan


blok BMC terkait pada potensi dan prospek perusahaan. Permasalahan tersebut
didapatkan melalui analisis dengan aspek internal perusahaan yaitu kekuatan dan
kelemahan serta aspek eksternal yaitu peluang dan ancaman yang akan
menghasilkan strategi pengembangan usaha. Permasalahan yang didapat
berdasarkan blok key activities, key resource dan key partnership.

4.2 Analisis Pengembangan Usaha

4.2.1 Permasalahan Pengembangan Usaha


Permasalahan pengembangan usaha adalah kesenjangan dan permasalahan
dalam menghasilkan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat. Berikut permasalahan pengembangan usaha pada Business Model
Canvas Agrowisata Bhumi Merapi yasng menimbulkan kesenjangan yang hanya
berfokus pada dua blok yaitu key resource, key activities. adalah sebagai berikut

1. Key Resource
Potensi yang terdapat pada Agrowisata Bhumi Merapi dengan manfaat yang
ditawarkan yaitu perusahaan yang menawarkan jasa pelatihan hidroponik sekaligus
berwisata , perusahaan memiliki modal yang cukup besar untuk melakukan
pengembangan fasilitas hidroponik dan sumber daya manusia serta merupakan
salah satu destinasi yang selalu didatangi wisatawan. Dengan adanya potensi yang
dimiliki oleh perusahaan, maka terdapat prospek (future condition) yaitu perusahaan
dapat menjadi tempat pelatihan hidroponik sekaligus wisata dan belajar satu-
satunya di Sleman yang memiliki fasilitas yang lengkap. Dengan adanya potensi dan
prospek yang dapat digunakan, maka terdapat permasalahan yaitu perusahaan perlu
menambah dan merekrut tenaga kerja berpengalaman dan memperbaharui fasilitas
untuk menunjang kegiatan operasional.

2. Key Activities
Potensi yang terdapat pada Agrowisata Bhumi Merapi adalah perilaku
pengunjung Agrowisata Bhumi Merapi yang banyak menggunakan internet dan
sosial media. Dengan adanya potensi yang dimiliki oleh perusahaan, maka terdapat
prospek (future condition) yaitu perusahaan dapat menggunakan internet dan
instagram untuk melakukan pemasaran secara online. Dengan adanya potensi dan
prospek yang dapat digunakan, maka terdapat kesenjangan yaitu promosi yang
dilakukan belum maksimal.

3. Key Partnership
Potensi yang terdapat pada Agrowisata Bhumi Merapi yaitu tempat wisata dan
edukasi yang menyediakan pelatihan hidroponik. Dalam kegiatannya perusahaan
memerlukan mitra dalam menunjang kegiatan pelatihan tersebut. Agrowisata
26

Bhumi Merapi merupakan tempat wisata edukasi yang juga akan selalu didatangi
pengunjung baik lokal maupun mancanegara. Dengan adanya potensi yang dimiliki
oleh perusahaan, maka terdapat sebuah prospek (future condition) yaitu perusahaan
dapat bekerja sama dengan online travel agent dan usaha percetakan untuk
pembuatan modul pelatihan. Dengan adanya potensi dan prospek yang dapat
digunakan, maka terdapat kesenjangan yaitu kurangnya partner kerjasama dalam
pemasaran kegiatan operasional.

4.3 Rekomendasi Pengembangan Usaha .

Rencana pengembangan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


melakukan perluasan terhadap bisnis yang sebelumnya sudah ada yang bertujuan
unutk meningkatkan penerimaan.. Dengan adanya perencanaan, perusahaan dapat
mengetahui hal yang harus dilakukan guna mengatasi masalah yang akan datang.
Berikut merupakan Business Model Canvas setelah adanya rekomendasi
pengembangan usaha.

Key Partner Key Activities Value Propositions Customer Customer


Relationship Segments
-Toko Batu putih -Pelayanan jasa -Wisata edukasi
-Toko Amboja wisata edukasi -Tempat yang -Personal Geografis:
-Toko Colombo -Perawatan dan nyaman dan teduh Assitance D.I Yogyakarta
fish pemeliharaan -fasilitas lengkap -Longterm
-Online tanaman -Pemandu ramah (Jangka panjang)
Trav -Pemasaran offline dan berwawasan Demografis :
el Agent -Pemasaran dan luas -Penisunan
-Usaha percetakan promosi online -harga terjangkau -Komunitas
Key Resources -ilmu yang Channels -pekerja tidak
bermanfaat penuh
-Fisik pendopo,toilet, - Bonus pelatihan -Personal selling -calon wirausaha
musola, greenhouse yang menarik -Direct marketing
dan fasilitas -Instagram
hidroponik -Poster
-Manusia :
2 Tenaga kerja
berpengalaman
-Finansial: kas
perusahaan
Cost Structure Revenue Streams
Biaya Investasi : 136 016 000 Total penerimaan ide pengembangan bisnis
Biaya tetap :273 626 000 optimalisasi pelatihan hidroponik setelah
Biaya variable : 36 339 500 pengembangan yaitu Rp 538 000 000
Gambar 3 Business model canvas setelah pengembangan

Keterangan :
: Pengembangan yang dipengaruhi blok lain
27

Gambar 3 menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang diberikan dari


perubahan 3 blok bisnis model canvas key resource, key activities dan key
partnership terhadap blok lainnya. Adapun pengaruh-pengaruh yang timbul akibat
pengembangan blok key activities, key resource dan key partnership sebagai berikut

1. Key Resource
Rekomendasi dalam meningkatkan sumberdaya perusahaan adalah
menambah tenaga kerja dan memperbaharui fasilitas hidroponik. Penambahan
tenaga kerja dan fasilitas hidroponik diharapkan dapat memfokuskan perusahaan
untuk mengelola setiap divisi terutama divisi hidroponik dengan maksimal.
Penambahan tenaga kerja dilakukan agar perusahaan tidak perlu lagi melakukan
pekerjaan ganda pada karyawan dan membiarkan karyawan fokus dengan
pekerjaannya agar maksimal. Pembaharuan fasilitas hidroponik juga diharapkan
dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung atau peserta pelatihan yang
datang. Pembaharuan fasilitas dapat berupa menambah instalasi dan jenis sayuran
hidroponik dan menambah bangku taman untuk praktik pelatihan.

A. Sumberdaya Fisik
Sumberdaya fisik merupakan salah satu aset perusahaan yang berwujud
seperti bangunan, lahan, kendaraan dan lain-lain. Sumberdaya fisik yang
harus ditingkatkan perusahaan dalam menjalankan rekomendasi ide
pengembangan Optimalisasi Pelatihan Hidroponik ini adalah sebagai
berikut

a) Instalasi Hidroponik
Instalasi hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi saat ini
menggunakan pipa paralon dengan ukuran panjang, model dan jumlah
lubang yang berbeda. Pada Agrowisata Bhumi Merapi terdapat 4
model instalasi yaitu instalasi dengan desain pipa lurus, bertingkat,
seperti ular dan seperti huruf S. Terdapat juga instalasi hidroponik
dengan menggunakan baki dengan air mengapung. Penambahan
jumlah instalasi hidroponik sebanyak 2 instalasi dengan ukuran
panjang setiap paralon 1 meter yang akan disusun sebanyak 4 susun
paralon dengan jumlah 10 lubang setiap paralon, 1 instalasi dengan 4
susun paralon dengan ukuran 2 meter dan 1instalasi berbentuk huruf
S dengan ukuran 0.5 meter serta 2 pompa akuarium untuk
mengalirkan airnya ke tanaman.
28

Gambar 4 Desain sistem instalasi hidroponik Agrowisata Bhumi


Merapi

b) Mini greenhouse
Pembuatan mini greenhouse ditujukan untuk tempat menanam bibit
tanaman. Mini greenhouse memiliki fungsi yang sama seperti
greenhouse untuk melindungi tanaman dari sinar matahari langsung
dan meminimalisir serangan hama. Mini greenhouse akan dibuat dari
pigura kayu ringan dengan ukuran 42 x 60 cm sebanyak 4 buah dan
disusun menjadi 2 tingkat serta atapnya akan dibentuk segitiga dan
dilapisi plastik UV.

c) Bangku Taman
Penambahan fasilitas baru yang direkomendasikan yaitu bangku
taman dengan ukuran 120 x 35 x 45 cm sebanyak 2 unit untuk
menunjang kenyamanan peserta. Bangku taman akan diletakkan di
samping jalan setapak menuju hidroponik.

Gambar 5 Desain bangku taman Agrowisata Bhumi Merapi


29

d) Plastik UV
Plastik uv untuk melindungi tanaman dari sengatan matahari langsung
yang terdapat di Agrowisata Bhumi Merapi sudah mengalami
kerusakan seperit plastik yang berlubang dan robek sehingga ketika
hujan greenhouse mengalami kebocoran dan juga mengganggu
pemandangan. Rekomendasi yang akan dilakukan yaitu mengganti
plastik uv dengan yang baru dengan ukuran 50 meter.

B. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap kegiatan
perusahaan. Sumberdaya yang dibutuhkan untuk rekomendasi
pengembangan ini sebanyak 2 tenaga kerja adapun deskripsi dan spesifikasi
pekerjaannya sebagai berikut.

Tabel 11 Spesifikasi dan deskripsi pekerjaan


Job spesification Job description
Minimal lulusan D3 Melakukan penyemaian hingga
pemanenan tanaman
Maksimal usia 40 tahun Melakukan perawatan dan pemeliharaan
tanaman
Memiliki pengalaman di bidang Melakukan pembelian input
tanaman
Menguasai komputer dan internet Membuat konten hidroponik
Jujur, rajin, disiplin dan bertanggung Membersihkan instalasi dan lingkungan
jawab hidoponik
Memiliki pengalaman membuat Menjadi pemateri sekaligus pemandu
konten instagram pelatihan hidroponik
Memiiki kemampuan komunikasi Membuat modul dan bahan seminar
yang baik pelatihan

Tabel 11 menunjukkan spesifikasi dan deskripsi pekerjaan untuk dua


karyawan baru yang akan ditempatkan di hidroponik. Dalam praktiknya dua
karyawan baru ini akan bekerja sama untuk melakukan deskripsi pekerjaan tersebut.

2. Key Activities
Aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam pengoptimalan pelatihan
hidroponik di Agrowisata Bhumi Merapi berupa aktivitas produksi dan aktivitas
jaringan. Aktivitas produksi dapat berupa penyediaan bahan baku, proses produksi,
dan desain. Aktivitas jaringan dapat berupa pemasaran online.

A. Aktivitas Produksi

a. Penyediaan bahan baku


Bahan baku tanaman hidroponik yang ditanam Agrowisata Bhumi Merapi
30

berupa bibit tanaman, rockwool, nutrisi ab mix dan air. Peralatan yang
dibutuhkan baki, netpot, kain flanel, sprayer dan alat TDS meter. Bahan baku
tersedia di Toko Batu Putih yang terletak di jl Kaliurang Km 15.

b. Produksi Tanaman
Tanaman hidroponik yang ditanam Agrowisata Bhumi Merapi berupa
sayuran kangkung, sawi sendok dan selada.Agrowisata Bhumi Merapi
menanam sayuran hidroponik tersebut mulai dari bibit yang kemudian ditanam
di media tanam rockwool.

c. Pembuatan starter kit hidroponik


Starter kit hidroponik adalah perlengkapan dan bahan baku hidroponik untuk
pemula atau untuk masyarakat yang ingin mencoba menanam hidroponik
dengan skala kecil. Starter kit ini akan dijadikan sebagai bonus untuk peserta
pelatihan hidroponik. Starter kit ini berupa rockwool, bibit, nutrisi ab mix,
kain flanel, baki, netpot dan impraboard 9 lubang. Berikut adalah gambar
starter kit hidroponik.

Gambar 6 Peralatan starter kit hidroponik

B. Aktivitas Jaringan

a) Poster
Poster merupakan cara pemasaran secara offline atau langsung. Pembuatan
poster hidroponik ini bertujuan untuk mengenalkan, menginformasikan dan
untuk menarik minat pengunjung. Poster hidroponik ini akan memuat apa saja
yang akan didapatkan peserta jika mengikuti pelatihan hidroponik di
Agrowisata Bhumi Merapi Poster akan dibuat sebanyak 10 lembar untuk
diletakkan di beberapa tempat wahana termasuk wahana hidroponik. Desain
poster yang akan dibuat seperti berikut.
31

Gambar 7 Poster hidroponik

b) Instagram
Instagram merupakan sebuah aplikasi untuk berbagi foto, video dan fitur-
fitur yang tersedia sehingga dapat mendukung sebuah konten dimana
gambar produk yang di upload didalamnya terlihat menarik dan sederhana.
Instagram juga dijadikan sebagai salah satu media yang efektif dalam
melakukan promosi ataupun penjualan karena pengguna instagram aktif
mencapai 300 miliar pengguna dan pengguna instagram juga terhubung
dengan aplikasi lainnya seperti facebook.. Instagram memiliki fitur khusus
untuk melakukan promosi. Biaya promosi di Innstagram cukup terjangkau
yaitu mulai dari Rp 20 000 per iklan. Target konsumen juga dapat
disesuaikan tergantung kebutuhan pemasaran. Perusahaan dapat mencoba
memasarkan pelatihan hidroponik ini melalui fitur khusus promosi di
instagram untuk menjangkau dan meningkatkan jumlah pengunjung.

Gambar 8 Jumlah pengguna Instagram 2018


32

c) Hashtag Instagram
Hasthtag atau tanda pagar di instagram mempunyai fungsi untuk
pengelompokkan konten. Hashtag bisa digunakan untuk ditambahkan pada
postingan berupa foto, video, gambar atau info seputar event, dan lain-lain.
Hashtag juga digunakan untuk kebutuhan branding atau promosi. Agrowisata
Bhumi Merapi juga dapat menambah hashtag pada setiap postingan seperti
#pelatihanhidroponik serta menambah caption yang sesuai pada postingan. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan para pengguna mencari produk kebutuhan
mereka.

d) Konten Instagram
Pemasaran konten adalah Pemasaran dan proses bisnis untuk membuat dan
mendistribusikan konten yang relevan dan berharga untuk menarik,
memperoleh, dan melibatkan audiens tertarget dan terdefinisikan dengan jelas
serta dapat dipahami dengan tujuan untuk mendorong profit dari setiap tindakan
pelanggan. Diharapkan dengan adanya keterlibatan audiens perusahaan
mendapatkan hasil atau respon yang yang baik. Konten yang baik yaitu konten
yang variatif dan informatif. Agrowisata Bhumi Merapi dapat membuat konten
seperti informasi seputar hidroponik, manfaat hidroponik, pengetahuan umum,
games, giveaway dan konten-konten yang dapat menimbulkan respon dari
pelanggan.

3. Key Partnership
Mitra yang dapat memperkuat posisi bisnis dalam melakukan pemasaran
melalui media online adalah pihak sosial media Instagram, dengan membuat konten
penawaran pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi. Konten yang
dibuat di Instagram berupa membuat pengetahuan tentang hidroponik, konten
games, giveaway, foto- foto peserta pelatihan hidroponik, foto tempat pelatihan di
Agrowisata Bhumi Merapi. Selain bermitra dengan sosial media perusahaan dapat
bermitra dengan biro perjalanan wisata atau travel untuk meningkatkan jumlah
peminat hidroponik dari luar kota maupun dalam kota.

a. Online Travel Agent


Salah satu jenis travel agen yang seluruh kegiatan transaksinya
dilakukan secara online. Jenis travel agen ini menyediakan layanan
reservasi online dan sarana yang dibutuhkan oleh konsumen dalam
melakukan perjalanan. Tugasnya di sini sebagai perantara yang
dipercaya dan konsultan perjalanan yang menyediakan akomodasi
dan tiket perjalanan dengan melakukan promosi secara online.
Contoh online travel agent traveloka, agoda, nusatrip, expedia dan
sebagainya.

b. Usaha Percetakan
Agrowisata Bhumi Merapi perlu bekerja sama dengan usaha yang
bergerak dibidang percetakan untuk mempermudah perbanyakan
modul materi pelatihan hidroponik yang akan dibagikan ke peserta
33

hidroponik. Agrowisata Bhumi Merapi dan perusahaan percetakan


dengan cara materi pelatihan hidroponik akan disimpan pada
komputer perusahaan percetakan dan akan diperbanyak jika
mendapat perintah. Perusahaan akan memperbanyak sehari
sebelum diberikan pada Agrowisata Bhumi Merapi.

4. Customer Segment
Segmen konsumen yang dituju dalam ide pengembangan optimalisasi
pelatihan hidroponik yaitu seluruh masyarakat Indonesia yang berkunjung ke
Agrowisata Bhumi Merapi dan masyarakat yang tertarik dengan hidroponik.
Segmentasi konsumen dalam rekomendasi pengembangan optimalisasi pelatihan
hidroponik ini adalah komunitas, pensiunan, vegetarian dan calon wirausaha yang
ingin mulai berbisnis.

5. Value Proposition
Value propsition pada pengembangan ide bisnis ini yaitu merupakan wisata
edukasi yang menyediakan tempat yang nyaman dan teduh, fasilitas yang lengkap,
pemandu yang ramah dan berwawasan luas, harga terjangkau serta mendapatkan
ilmu yang bermanfaat. Adanya pengembangan pada blok key activities dan key
resource perusahaan dapat menambah beberapa fasilitas hidroponik dan merekrut
tenaga kerja baru yang berpengalaman.

6. Channels
Channels adalah cara perusahaan mempromosikan, mengenalkan produk dan
menyampaikan produk ke konsumen. Agrowisata Bhumi Merapi sebelumnya
mempromosikan pelatihan hidroponik melalui spanduk dan word to mouth. Namun,
dengan adanya pengembangan pada key resource, key activities dan key
partnership, Agrowisata Bhumi Merapi akan mulai memasarkan pelatihan
hidroponik dengan menggunakan sosial media berupa instagram dan poster.
Perusahaan akan menggunakan fitur-fitur yang terdapat pada instagram seperti
promosi iklan berbayar, hashtag dan pembuatan konten.

7. Customer Relationship
Customer Relationship adalah pembinaan hubungan dengan pelanggan yang
bertujuan untuk mendapatkan pelanggan baru (akuisisi), mempertahankan
pelanggan lama (retention), dan meningkatkan penjualan. Agrowisata Bhumi
Merapi dapat menjalin hubungan dengan pelanggan dengan dua cara yaitu :

a. Longterm:
hubungan jangka panjang yang dilakukan perusahaan dengan
pelanggan yaitu memberikan pelayanan terbaik, menawarkan
kembali untuk kunjungan selanjutnya dan menjalin hubungan
kerjasama.
34

b. Personal assistance :
Karyawan yang bertugas sebagai pemandu akan memberikan
informasi, menjelaskan dan mempraktikkan kepada pengunjung
mulai dari penyemaian hingga pemanenan hidroponik dan
menjelaskan juga mengenai wahana lain dengan mengelilingi
Agrowisata Bhumi Merapi. Sehingga kegiatan ini juga dapat
menjadi ajang promosi bagi Agrowisata Bhumi Merapi.

8. Cost Structrure
Cost Structure mendeskripsikan semua biaya yang muncul untuk menjalankan
sebuah Business Model. Analisis finansial pengembangan bisnis menggunakan
beberapa asumsi dasar, asumsi-asumsi dasar ini digunakan untuk memperjelas
analisis kelayakan bisnis. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sumber modal yang digunakan berasal dari modal sendiri atau dengan modal
perusahaan.
2. Diasumsikan rasio atau persentasi sebanyak 15% dari peramalan total peserta
pelatihan hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2019 yang
mendaftar pelatihan hidroponik.
3. Harga pelatihan hidroponik mengalami kenaikan dari Rp 150 000/orang
menjadi Rp200 000/orang.
4. Kegiatan bisnis ini dilakukan 362 hari atau 12 bulan.
5. Pajak usaha yang digunakan sebesar 0,5% sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 23 Tahun 2018 tentang pajak atas penghasilan dari usaha yang
diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu.

A. Biaya investasi
Biaya investasi yang digunakan berasal dari investasi yang sudah tersedia
atau aset dari perusahaan. Biaya investasi yang digunakan oleh Agrowisata
Bhumi Merapi yang berasal dari biaya perusahan sendiri. Komponen biaya
investasi dalam pengembangan bisnis ini meliputi pengoptimalan pelatihan
hidroponik dan sarana penunjang lainnya. Total biaya investasi sebelum
pengembangan sebesar Rp 133 801 000. Sedangkan, biaya total investasi setelah
pengembangan yang dikeluarkan perusahaan dengan adanya pengembangan
bisnis ini adalah sebesar Rp 136 016 000. Rincian biaya investasi dapat dilihat
pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

B. Biaya operasional
Biaya operasional merupakan semua biaya produksi selama proses
produksi baik memproduksi produk atau jasa sampai menghasilkan produk atau
jasa tersebut. Biaya operasional terdiri dari dua komponen yaitu biaya tetap dan
biaya variabel.

1. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
jumlah produksi. Pada pengembangan bisnis pengembangan pelatihan
hidroponik biaya yang diperhitungkan adalah biaya tetap sebelum
35

pengembangan dan biaya tetap setelah pengembangan. Perbedaan komponen


biaya-biaya tersebut adalah adanya penambahan tenaga kerja 2 orang untuk
bertugas di wahana hidroponik dan mengurus semua yang berkaitan dengan
wahana tersebut serta adanya biaya perawatan dan pemeliharaan wahana
hidroponik. Biaya tetap sebelum pengembangan sebesar Rp 252 934 000.
Sedangkan biaya tetap setelah pengembangan sebesar Rp 273 626 000.

2. Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
usaha yang dipengaruhi oleh kuantitas produksi. Pada pengembangan bisnis ini
dilihat berdasarkan biaya variabel sebelum pengembangan dan biaya variabel
setelah pengembangan. Adanya perbedaan biaya karena penerimaan dari
penawaran jasa yang di tawarkan Agrowisata Bhumi Merapi kepada peserta
bertambah. Biaya variabel sebelum pengembangan sebesar Rp 2 881 066.
Sedangkan, biaya variabel setelah pengembangan sebesar Rp 36 339 500.

3. Total biaya operasional (TC)


Analisis total biaya operasional memperhitungkan biaya yang dikeluarkan
perusahaan sebelum dan setelah optimalisasi pelatihan hidroponik dengan biaya
yang diperhitungkan adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan
dalam satu periode yaitu satu tahun pada Agrowisata Bhumi Merapi dapat dilihat
pada Tabel 12.

Tabel 12 Analisis total biaya operasional


Biaya tetap total per Biaya variabel total per tahun (Rp) Total biaya operasional
tahun (Rp) TFC TVC per tahun (Rp) TC
Sebelum pengembangan: 2 881 066 255 815 066
252 934 000
Setelah 36 339 500 309 965 500
pengembangan
273 626 000
TC yang didapat / tahun 54 150 434

Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa adanya perubahan biaya yang


dikeluarkan ketika melakukan optimalisasi pelatihan hidroponik. Total biaya
operasional untuk melakukan pengembangan sebesar Rp 309 965 500 .Analisis
total biaya operasional perusahaan ketika melakukan optimalisasi pelatihan
hidroponik mengalami kenaikkan sebesar Rp 54 150 434.

4. Analisis R/C Rasio


Analisis R/C rasio merupakan analisis kelayakan untuk mengukur dalam
perbandingan antara penerimaan yang didapatkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Analisis R/C rasio digunakan untuk melihat tingkat pengembalian
dari modal yang dikeluarkan, dikategorikan layak apabila nilai R/C > 1. Analisis
36

R/C rasio sebelum dan sesudah pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik


dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Analisis R/C rasio setelah pengembangan


Komponen Sebelum Sesudah
Total penerimaan (TR) 270 000 000 487 400 000
Total Cost (TC) 255 815 066 309 965 500
Nilai R/C rasio 1.05 1.57

Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa R/C rasio mengalami peningkatan


setelah adanya pengoptimalan pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi
Merapi. Selisih rasio sebelum dan sesudah pengembangan sebesar 0.52. Dalam
perhitungan R/C rasio diatas dapat disimpulkan bahwa sebelum pengembangan
bisnis setiap Rp 1 yang dikeluarkan perusahaan menghasilkan penerimaan Rp 1.05
dan setelah pengembangan bisnis setiap Rp 1 yang dikeluarkan perusahaan akan
menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.57. Hasil R/C rasio >1 menunjukkan bahwa
pengembangan pelatihan hidroponik ini layak untuk dilakukan.

5. Analisis Laba Rugi


Analisis laba rugi berisikan tentang besaran penerimaan dan pengeluaran
perusahaan dalam mengetahui kondisi yang diperoleh perusahaan apakah akan
menghasilkan keuntungan atau kerugian. Besarnya pajak yang dikenakan
berdasarkan pada peraturan pemerintah No. 23 Tahun 2018 tentang pajak
penghasilan yaitu 0,5% untuk penghasilan dibawah Rp 4 800 000 000. Berikut
perhitungan laporan laba rugi pada Agrowisata Bhumi Merapi sebelum dan
sesudah pengembangan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Analisis laba rugi

Laba Rugi Sebelum Sesudah


PENDAPATAN
Penerimaan 270 000 000 487 400 000
Total penerimaan 270 000 000 487 400 000
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Variabel 2 881 066 36 339 500
Biaya tetap 252 934 000 273 626 000
TOTAL B. OPERASIONAL 255 815 066 309 965 500
EBIT 14 184 934 177 434 500
Bunga pinjaman 0 0
EBT 14 184 934 177 434 500
Pajak penghasilan 0.5% 70 925 887 172
Laba bersih 14 114 009 176 547 328
37

Tabel 14 menunjukkan bahwa hasil analisis laba rugi yang


didapatkan jika melakukan pengembangan pelatihan hidroponik sebesar Rp 176
547 328. Penerimaan tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp
14 114 009. Selisih peningkatan yang terjadi sebesar Rp 162 433 491.

9. Revenue Stream
Penerimaan perusahaan sebelum pengembangan diperoleh dari penjualan
produk jasa dan produk sampingan. Produk jasa dari perusahaan Agrowisata Bhumi
Merapi adalah jasa wisata dan edukasi, jasa field trip dan outbond serta pelatihan
hidroponik Sedangkan, produk sampingan dari perusahaan Agrowisata Bhumi
Merapi adalah penjualan souvenir dan aksesoris, tanaman hias, pakan satwa,
makanan utama, makanan ringan dan aneka minuman. Berikut merupakan data
jumlah penerimaan sebelum pengembangan bisnis dan sesudah pengembangan
bisnis.

a. Peramalan exponential smoothing


Metode exponential smooting digunakan dengan prosedurnya yang secara
terus menerus memperbaiki peramalan dengan menghaluskan (smooting) nilai
dari masa lalu dari suatu data time series dengan cara exponensial. (Sitepu dan
Sibayang 2013) penulis menghitung menggunakan konstanta penghalusan (0 ≤
α≥ 1) dengan alpha sebesar 0.1 dan alpha 0.5. Perhitungan exponential
smooting dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15 Perhitungan exponential smoothing α = 0.1 dan α = 0.5


Bulan Peserta Peramalan Deviasi Peramalan Deviasi
(orang) (α = 0,1) Mutlak ((α = 0,5) Mutlak
2016 2 500 2 450 50 2 450 50
2017 2 245 2 455 210 2 475 230
2018 1 800 2 434 634 2 360 560
2019 2 371 2 080

MAD 298 280

Tabel 15 menunjukkan perbandingan peramalan peserta pelatihan dengan


menggunakan tingkat konstanta yang berbeda. Peramalan yang dipilih berdasarkan
hasil dari mean absolute deviation (MAD) terkecil. Berdasarkan nilai perbandingan
tersebut yang memiliki tingkat kesalahan paling sedikit yaitu peramalan dengan
nilai α = 0.5 dengan tingkat kesalahan 280. Perkiraan peserta yang mengikuti
pelatihan hidroponik pada tahun 2019 sebanyak 2 080 orang. Jumlah peserta
pelatihan pada setiap tahun berfluktuasi untuk itu diperlukan peningkatan pelatihan
38

wahana hidroponik agar peserta semakin bertambah dan pendapatan semakin


meningkat. Rincian penerimaan sebelum dan setelah pengembangan dapat dilihat
pada Tabel 15 dan Tabel 16.

Tabel 16 Penerimaan sebelum pengembangan


Jenis Jumlah Satuan Harga Total penerimaan
(Rp) (Rp)
Produk jasa
Pelatihan hidroponik 1 800 Orang 150 000 270 000 000
Total 270 000 000
Sumber: Agrowisata Bhumi Merapi (2018)

Tabel 16 diatas menunjukkan bahwa, penerimaan sebelum pengembangan


yang diterima Agrowisata Bhumi Merapi pada tahun 2018 sebesar Rp 270 000 000
dengan jumlah peserta sebanyak 1 800 peserta. Jumlah tersebut mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 2 245 peserta. Penerimaan setelah
pengembangan bisnis dengan hasil peramalan pada metode exponential smooting
dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Penerimaan sesudah pengembangan


Jenis Jumlah Satuan Harga (Rp) Total penerimaan (Rp)
Produk utama
A. Pelatihan 2 080 Orang 200 000 416 000 000
hidroponik
Pelatihan hidroponik 312 Orang 200 000 62 400 000
15%
Total 2 392 487 400 000

Tabel 17 menunjukkan bahwa hasil perbandingan penerimaan perusahaan


ketika melakukan optimalisasi pelatihan hidroponik pada Agrowisata Bhumi
Merapi. Di asumsikan peserta mengalami peningkatan sebesar 15% pada tahun
2019. Harga yang ditawarkan perusahaan pun juga mengalami kenaikan seiring
dengan penambahan fasilitas pelatihan hidroponik. Selisih penerimaan perusahaan
pada saat sebelum dan sesudah pengembangan sebesar Rp 217 400 000 dalam waktu
setahun.
39

4.4 Tahapan Pengembangan Bisnis

Critical Path Method (CPM) bertujuan untuk membantu para pimpinan


dalam perencanaan, penjadwalan, dan pengontrolan proyek. Critical Path Method
(CPM) menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan Nurjaman (2014) merupakan
metode jalur kritis yang menggunakan jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya
linear. Berikut merupakan aktivitas- aktivitas dalam rencana optimalisasi pelatihan
hidroponik pada Agrowisata Bhumi Merapi dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Rincian tahapan pengembangan bisnis


Uraian aktivitas Simbol Waktu Aktivitas
kegiatan (Hari) yang mendahului
-
Identifikasi masalah A 5
Perencanaan finansial B 8 A

Perencanaan bahan baku C 6 A,B


Perekrutan tenaga kerja D 4 C
Pemasaran E 3 D
Evaluasi F 4 E
Total 30

Tahapan pengembangan bisnis optimalisasi pelatihan hidroponik


membutuhkan waktu 30 hari. Aktivitas tersebut terdiri dari enam aktivitas yang
meliputi identifikasi masalah, perencanaan finansial, perencanaan bahan baku,
perekrutan tenaga kerja, pemasaran dan evaluasi. Perhitungan critical path method
pada tahapan pengembangan bisnis dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Perhitungan critical path method pada tahapan pengembangan bisnis


Aktivity Activity Early Early Late Late Slack
time start finish start finish
Project 30
A 5 0 5 0 5 Ya
B 8 5 13 5 13 Ya
C 6 13 19 13 19 Ya
D 4 19 23 19 23 Ya
E 3 23 26 23 26 Ya
F 4 26 30 26 30 Ya

Tabel 19 diatas menunjukan bahwa aktivitas A, B, C, D, E dan F merupakan


jalur kritis yang memiliki arti bahwa aktivitas tersebut harus dilakukan dengan
jadwal yang telah direncanakan untuk mempertahankan aktivitas dalam waktu
penyelsaian selama 30 hari. Aktivitas yang memiliki nilai slack nol merupakan
aktivitas kritis yang berada di jalur kritis. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
aktivitas tersebut tidak dapat ditunda dalam pengerjaannya. Karena aktivitas pada
40

pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik tidak terdapat nilai slack nol


sehingga tidak ada penundaan dalam pengerjaan aktivitas tersebut. Bagan tahapan
pengembangan bisnis dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Bagan tahapan pengembangan bisnis

garis kritis :
keterangan :

A. Identifikasi masalah
B. Perencanaan finansial
C. Perencanaan bahan baku
D. Perekrutan tenaga kerja
E. Pemasaran
F. Evaluasi

1. Identifiikasi masaah
Tahap awal yang akan dilakukan adalah identifikasi masalah
pengembangan optimalisasi pelatihan hidroponik ini dilakukan berdasarkan
permasalahan yang terjadi pada Agrowisata Bhumi Merapi dalam key activities
yang terdapat dalam analisis business model canvas. Hasil dari analisis menjadi
tolak ukur perusahaan untuk mengembangkan optimalisasi pelatihan
hidroponik. permasalahan tersebut adalah kurang optimalnya peusahaan untuk
memasarkan produk jasa pelatihan hidroponik sehingga penerimaan
perusahaan kurang maksimal. Kegiatan ini memerlukan waktu 6 hari.

2. Perencanaan finansial
Perencanaan finansial yang dilakukan oleh perusahaan yaitu menghitung
biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel yang terkait dengan optimalisasi
pelatihan hidroponik. Hasil dari rencana keungan akan memudahkan
perusahaan dalam persiapan optimalisasi tersebut. Kegiatan ini memerlukan
waktu 8 hari.
41

3. Perencanaan bahan baku


Tahap perencanaan bahan baku dilakukan dengan bekerja sama dengan
penyedia input pertanian tersebut yang berada di wilayah Kabupaten Sleman.
Bahan baku yang dibutuhkan berupa bahan baku input dan peralatan seperti
instalasi hidroponik yang merupakan barang investasi. Perencanaan bahan baku
membutuhkan waktu 6 hari.

4. Perekrutan tenaga kerja


Tahap ini dilakukan perusahaan untuk mencari tenaga kerja perusahaan
yang akan di tempatkan di wahana hidroponik. perekrutan tenaga kerja
dilakukan dengan cara rekruitmen sebanyak dua orang tenaga kerja. Kegiatan
rekruitmen dilakukan dengan cara penyebaran informasi, pengumpulan berkas,
seleksi berkas dan wawancara tenaga kerja. Kegiatan ini membutuhkan waktu
4 hari.

5. Pemasaran
Tahap ini dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produk jasa
pelatihan hidroponik ini ke masyarakat. Pemasaran yang dilakukan secara
offline atau langsung dan secara online. Hal ini untuk menjangkau seluruh
masyraakat Indonesia. Tahap ini memerlukan waktu 3 hari.

6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir yang dilakukan perusahaan dalam tahapan
pengembangan bisnis ini. Evaluasi merupakan kegiatan untuk melihat sejauh
mana tujuan kegiatan telah terealisasikan. Evaluasi dilakukan dengan
pemeriksaan kembali apakah selama tahapan rencana yang telah dibuat
berjalan dengan baik. Evaluasi dilakukan dengan mencatat proses dan hasil
yang telah dicapai pada semua tahapan pengembangan bisnis ini. Apabila
terdapat kekurangan, pihak perusahaan dapat melakukan perbaikan sehingga
mendapatkan hasil yang dinginkan perusahaan. Tahap ini membutuhkan waktu
4 hari.
42

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Hasil dari perumusan ide pengembangan bisnis ini didapat melalui
identifikasi Business Model Canvas pada Agrowisata Bhumi Merapi yang terkait
kedalam tiga blok yaitu Key Resource, Key Activities dan Key Partnership.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan analisis gap antara potensi dan prospek
perusahaan, dan analisis akar masalah. Pengembangan bisnis yang diperlukan
berdasarkan analisis yaitu pada bagian Key activities berupa pemaksimalan
pemasaran online pada perusahaan.
Rencana pengembangan bisnis ini dikatakan layak untuk dilakukan
berdasarkan faktor finansial. Hasil analisis finansial untuk mengoptimalkan
pelatihan hidroponik berdasarkan analisis parsial yang memberi manfaat sebesar
Rp 233 324 304 setelah melakukan pengembangan, analisis R/C rasio yang lebih
besar dari 1 yaitu 2.94 artinya setiap Rp 1 yang dikeluarkan maka akan
menghasilkan manfaat sebesar Rp 2.94.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, apabila pengembangan bisnis
dijalankan maka dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, sehingga dapat
menambah pendapatan bagi perusahaan. Pengoptimalan platihan hidroponik ini
merupakan bagian dari wahana hidroponik, pengembangan bisnis ini akan
meningkatkan jumlah penerimaan perusahaan sekaligus sebagai sarana
mempromosikan Agrowisata Bhumi Merapi
43

DAFTAR PUSTAKA

Adyatama A, Utami N. 2018. Perbaikan Kualitas Menggunakan Prinsip Kaizen dan 5


Why Analisis : Studi Kasus Pada Painting Shop Karawang Plant 1, Pt Toyota Motor
Manufacturing Indonesia [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 20]. Tersedia
pada :
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/download/21426/1442 1
Arianie GP, Puspitasari NB. 2017. Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Meningkatkan
Efisisensi dan Efektifitas Sumber Daya Perusahaan. [Internet]. [diunduh 2019
September 1]. Tersedia pada :
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/download/16393/1199 1
[BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.2018. Jumlah Penduduk DIY.
[BPS] Badan Pusat Statistik Yogakarta.2018.Produk Domestik Regional Bruto Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Menurut Lapangan Usaha 2013-2017
Kho B.2018. Peramalan dengan Exponential Smoothing (Penghalusan Exponensial).
[Internet]. [diunduh 2019 Agustus 29]. Tersedia pada :
https://ilmumanajemenindustri.com/peramalan-dengan-exponential- smoothing-
penghalusan-eksponensial/
Lestari AN.2017. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Struktur Organisasi Terhadap
Kualitas Sistem Informasi Akuntansi dan Dampaknya Terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi Survey Pada Bank Bjb Kantor Cabang Tamansari. [Internet]. [diunduh
2019 September 1]. Tersedia pada : http://repository.unpas.ac.id/27875/
Putra RM.2018. Budidaya Tanaman Hidroponik Pada DFT Pada Tiga Kondisi Nutrisi
yang Berbeda. [Internet]. [diunduh 2019 September 1]. Tersedia pada :
http://digilib.unila.ac.id/31472/11/SKRIPSI%20FULL.pdf
Rismala R.2014. Perancangan Sistem Informasi dengan Menerapkan Sap Business One
Pada Perusahaan Soes Merdeka Bandung. [Internet]. [diunduh 2019 Agustus
27].Tersedia pada :
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/5283/06Bab2_Rismala
_10070210009_skr_2014.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Saputra TA.2018. Implementasi Design Thinking Dalam Membangun Inovasi Model
Bisnis Perusahaan Percetakan. [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 20]. Tersedia
pada: http://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-
bisnis/article/download/6727/6097
Sarjono H, Zulkifli I.2013. Prediksi Jumlah Tamu Menginap di Hotel Karlita
International , Tegal, Jawa Tengah. [Internet]. [diunduh 2019 September 2].
Tersedia pada : https://journal.binus.ac.id/index.php/BBR/article/view/1380
Setiawan T. 2016. Analisi SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
44

Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat di Badan Amil Zakat Nasional


Tulungagung. [Internet]. [diunduh 2019 Agustus 29]. Tersedia pada :
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/3463/
Widyawono B. 2018. Studi Persepsi Konsumen Terhadap Value Proposition
Produk Sambal Koar [internet]. [diunduh 2019 Agustus 27]. Tersedia
pada
https://journal.uc.ac.id/index.php/performa/article/download/449/401Program
Diploma IPB. 2018. Buku Panduan Praktek Kerja Lapang. Bogor (ID): Program
Diploma, Institut Pertanian Bogor
LAMPIRAN
Lampiran 1 Biaya investasi pelatihan sebelum pengembangan bisnis

jenis biaya jumlah satuan harga satuan total biaya investasi


Greenhouse 1 unit 30 000 000 30 000 000
Baja ringan 2 batang 130 000 130 000
Balok bekas palet jati 12 lembar 8 500 102 000
Pipa Pvc 2 inch 20 meter 26 500 530 000
Sprayer 1 unit 10 000 10 000
Gelas ukur 2 l 1 unit 20 000 20 000
TDS meter 1 unit 62 000 62 000
Netpot 20 unit 500 10 000
Pompa Akuarium 2 unit 140 000 280 000
Tutup Pvc 2 inch 17 unit 5 000 45 000
Elbow 2 inch 6 unit 12 000 72 000
Baki 4 unit 35 000 140 000
Mushola 2 unit 10 000 000 20 000 000
Kamar mandi 21 unit 10 000 000 21 000 000
Keranjang sampah 50 unit 30 000 1 500 000
Pendopo 1 unit 50 000 000 50 000 000
Laptop 1 unit 10 000 000 10 000 000
Total 133 801 000

Lampiran 2 Biaya investasi setelah pengembangan bisnis

jenis biaya jumlah satuan harga satuan total biaya investasi


Greenhouse 1 unit 30 000 000 30 000 000
Baja ringan 2 batang 130 000 130 000
Balok bekas palet jati 12 lembar 8 500 102 000
Pipa Pvc 2 inch 20 meter 26 500 530 000
Sprayer 1 unit 10 000 10 000
Gelas ukur 2 L 1 unit 20 000 20 000
TDS meter 1 unit 62 000 62 000
Netpot 22 500 unit 500 10 000
Pompa akuarium 2 unit 140 000 280 000
Tutup Pvc 2 inch 17 unit 5 000 85 000
Elbow 2 inch 6 unit 12 000 72 000
Baki 4 unit 35 000 140 000
Mushola 2 unit 10 000 000 20 000 000
Kamar mandi 21 unit 10 000 000 21 000 000
Keranjang sampah 50 unit 30 000 1 500 000
Lampiran 2 Biaya investasi setelah pengembangan bisnis (lanjutan)

Jenis biaya jumlah satuan Harga satuan (Rp) Total biaya investasi
Pendopo 1 Unit 50 000 000 50 000 000
Laptop 1 Unit 10 000 000 10 000 000
Pipa Pvc 18 meter 26 500 477 000
Tutup Pvc 2 inch 18 Unit 5 000 90 000
Elbow 2 inch 9 Unit 12 000 108 000
Pompa akuarium 2 Unit 140 000 280 000
Baki 4 Unit 35 000 140 000
Pigura kayu 42 x 60 4 Unit 6 000 24 000
cm
Balok bekas palet jati 4 lembar 8 500 34 000
Paku kayu 2,5 cm 1 Kg 20 000 20 000
Bangku taman 2 Unit 500 000 1 000 000
Total 136 016 000

Lampiran 3 Biaya tetap sebelum pengembangan terkait pelatihan

Jenis biaya Jumlah satuan Biaya (Rp) Total biaya/tahun(Rp)


Gaji Tenaga kerja
1. Direktur 1 Orang 2 700 000 32 400 000
2. Wakil direktur 2 Orang 2 500 000 60 000 000
3. Seketaris 1 Orang 2 000 000 24 000 000
Karyawan 1 Orang 1 700 000 20 400 000
Listrik 2 Unit 2 000 000 48 000 000
Kuota internet 180 Megabyte 8 000 17 280 000
Wifi 1 Unit 350 000 4 200 000
Biaya keamanan 12 Bulan 100 000 14 400 000
Alat tulis kerja 12 Lusin 24 000 3 456 000
Sewa lahan 6x10 meter 500 000 6 000 000
Penyusutan 3 600 000
Total 252 934 000
Lampiran 4 Biaya tetap setelah pengembangan terkait pelatihan

Jenis biaya jumlah Satuan Biaya (Rp) Total biaya /tahun(Rp)


Gaji Tenaga kerja
1. Direktur 1 Orang 2 700 000 32 400 000
2. Wakil direktur 2 Orang 2 500 000 60 000 000
3. Seketaris 1 Orang 2 000 000 24 000 000
Karyawan baru 2 orang 2 000 000 48 000 000
Listrik 2 Unit 2 000 000 48 000 000
Kuota internet 180 gigabyte 8 000 17 280 000
Wifi 1 Unit 350 000 4 200 000
Biaya keamanan 1 bulan 100 000 14 400 000
Alat tulis kerja 12 Lusin 24 000 3 456 000
Biaya perawatan
hidroponik 1 Unit 1 000 000 12 000 000
Sewa lahan 6 x 10 meter 500 000 6 000 000
Penyusutan 3 890 000
Total 273 626 000

Lampiran 5 biaya variabel sebelum pengembangan pelatihan

Komponen kebutuhan Satuan Harga (RP) Total biaya/tahun(RP)


Bonus karyawan 1 orang 250 000
Gelas plastik 2 Pcs 12 000 24 000
Nutrisi hidroponik 24 Liter 18 000 432 000
Benih kangkung 12 bungkus/gram 15 000 180 000
Benih sawi 12 bungkus/gram 15 000 180 000
Benih Cabe 72 Bungkus/gram 15 000 1 080 000
Plastik UV 30 meter 6 000 1 800 000
Total 2 881 066
Lampiran 6 Biaya variabel setelah pengembangan

Komponen kebutuhan Satuan Harga (RP) Total biaya/tahun(RP)


Bonus karyawan 2 orang 600 000
Nutrisi hidroponik 124 Liter 18 000 432 000
Benih kangkung 15 bungkus/gram 15 000 225 000
Benih sawi 15 bungkus/gram 15 000 225 000
Benih selada 20 Bungkus/gram 15 000 300 000
Rockwool 60 Slab/meter 65 000 4 225 000
Kain flanel 313 Lembar 2 500 782 500
Poster hidroponik 10 Lembar 20 000 200 000
Biaya pemasaran Bulan 300 000 300 000
Impraboard 2 500 Unit 7 000 17 500 000
Netpot 22 500 Unit 500 11 250 000
Plastik UV 50 meter 6 000 300 000
Total 36 339 500
Lampiran 7 Gambar wahana hidroponik Agrowisata Bhumi Merapi

Gambar wahana hidroponik dari belakang

Gambar wahana hidroponik dari depan


Lampiran 8 Denah Agrowisata Bhumi Merapi
RIWAYAT HIDUP

Fadhlah Musiska Juyuspan dilahirkan pada tanggal 11 Juni 1998


di Jakarta Selatan. Penulis merupakan anak kedua dari 3
bersaudara. Putri dari pasangan Junaidi Yusuf dan Ika
Dorisandy. Penulis melanjutkan ke pendidikan Sekolah Dasar di
SDN 06 Pagi Tebet Jakarta Selatan dan SDN Mustika Jaya 2
Bekasi menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri
pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan ke
sekolah menengah pertama di SMP Daya Utama dan selesai
pada tahun 2013. Selama masa SMP penulis aktif di OSIS dan
menjadi seksi acara dan kesenian. Selama tahun 2016 penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 5 Tambun Selatan. Pada tahun
2016 penulis diterima sebagai mahasiswa melalui jalur Reguler di Sekolah Vokasi
Institut Pertanian Bogor Program Studi Manajemen Agribisnis.Selama menjalankan
masa studinya.Penulis merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan
dalam organisasi jepang Imats.

Anda mungkin juga menyukai