Laporan Kasus Ulkus Kornea Arsyi PDF
Laporan Kasus Ulkus Kornea Arsyi PDF
Ulkus Kornea
Oleh:
NIM. 1730912310085
Pembimbing:
kornea dapat terjadi dari epitel sampai stroma.1,2,3 Ulkus kornea yang luas
memerlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk mencegah perluasan ulkus dan
kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan
predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena trauma, pemakaian
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis yang baik dibantu slit lamp, sedangkan
kultur.
tajam penglihatan.1,4 Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian terapi yang
tepat dan cepat sesuai dengan kultur serta hasil uji sensitivitas mikroorganisme
penyebab.1,3,4 Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat
tidaknya komplikasi yang timbul.5,6,7 Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
1
2
yang lama mungkin juga mempengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini,
apabila ketaatan penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotik maka dapat
kasus seorang perempuan dengan ulkus kornea di bangsal RSUD Ulin Banjarmasin.
BAB II
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
• Nama : Ny. S
• Umur : 45 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Suku : Banjar
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan tidak bisa melihat pada mata kanan sejak
2 bulan yg lalu. Keluhan muncul secara perlahan diawali dengan rasa sakit dan
terasa ada yg mengganjal di mata. Keluhan disertai mata merah dan sering
berair. Riwayat trauma pada pasien didapatkan bahwa pasien pernah terkena
serbuk pohon yg masuk ke mata pasien saat bekerja menoreh karet. Pasien
setelah trauma dan dilakukan rawat jalan dengan menjalanni pengobatan secara
3
4
lebih terhadap keluhan pasien dan keluhan dirasakan semakin memberat setiap
minggunya.
E. Riwayat Alergi
F. Riwayat Pengobatan
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Suhu : 36,7 C
Kepala – leher
• Mata : anemis (-/-), icterus (-/-), reflex pupil RCL/RCTL (SDE/+), isokor
C. Status Oftalmologis
D. Diagnosis Banding
1. OD Ulkus Kornea
2. OD Endoftalmitis
F. Diagnosis Utama
Diagnosis utama yang didapatkan pada kasus ini yaitu OD Ulkus Kornea.
G. Tatalaksana
sakit akibat spasme silier. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak
7
dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat atau perlunya obat sistemik.
Pengobatan diberikan sampai terjadi epitelisasi dan mata terlihat tenang. Pada ulkus
Pasien pada kasus ini, dilakukan tindakan operatif berupa Flap Konjungtiva
pada Rabu, 22 Mei 2019. Sebelum dilakukan tindakan operatif, pasien menjalani
pengobatan menggunakan obat secara rutin yang diberikan oleh dokter mata di
daerah Pelaihari, namun pasien tidak tahu mengenai obat tersebut, dengan terapi
1. Identifikasi Masalah
SUBJEKTIF
• Mata kanan tidak dapat melihat, mata kanan terasa sakit, seperti ada yang
Keluhan utama pasien adalah mata kanan tidak dapat melihat. Pasien juga
mengeluhkan sakit mata yang dirasakan terus memberat, benda asing yang
mengganjal pada mata dan mata merah. Ini merupakan gejala yang terdapat pada
ulkus kornea. Pasien memiliki riwayat gula darah tinggi, dan baru terdiagnosis saat
OBJEKTIF
➢ Pada OD :
5. COA cukup
7. Iris (SDE)
8
9
9. TIO palpasi N2
➢ Pada OS :
1. Visus 6/60
4. Kornea jernih
5. COA cukup
7. Lensa jernih
8. TIO palpasi N1
kornea. Selain itu keluhan nyeri pada kepala, mata dan kelopak mata tidak dirasakan
superior, injeksi konjungtiva, hipopion, edem kornea dan vetritis yang merupakan
2. Analisa Kasus
A. Definisi
B. Epidemiologi
kornea, yaitu sebanyak 71%. Hal ini mungkin disebabkan karena banyaknya
Insidensi ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di
Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena
terhadap 57 kasus ulkus kornea dengan tingkat keparahan ringan (43,9%), sedang
(31,6%), dan berat (24,7%). Faktor predisposisi terbanyak adalah trauma (68,4%).
Gambaran mikroskopik dan kultur dari hasil scraping didapatkan basil gram
– (26,8%), coccus gram – (16,7%), jamur (13,6%), coccus gram + (7,8%), basil
Keberhasilan terapi yang dinilai dari visus didapatkan visus baik > 6/18
(21,1%), visus rendah <6/18 (17,5%), buta < 3/60 (33,3%), dan tidak terdeteksi 16
(28,1%).11
11
C. Klasifikasi
• Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah
cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam
Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai
• Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral
cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat hipopion yang banyak.
Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang menggaung dan
di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu ditemukan hipopion.
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari sampai beberapa
minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan infeksi jamur ini. Pada
permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak
kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran seperti bulu
pada bagianepitel yang baik. Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di
kadang dalam, seperti ulkus yang disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida
• Ulkus Kornea Herpes Zooster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan
gejala prodromal. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala
kulit. Pada mata dapat ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra,
dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu kotor dengan
fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa sakit keadaanyang
• Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus
herpessimplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini dimulai
dengan tandainjeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di
permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau bintang infiltrasi.
Biasanya diawali rasa sakit yang lebih berat dengan temuan klinisnya, mata
tampak kemerahan dan fotofobia. Tanda klinik khas adalah ulkus kornea
A. Ulkus Marginal
Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk
B. Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah sentral.
sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah satu adalah
menyerang satu mata (unilateral). Pasien dapat mengalam nyeri yang sangat
D. Etiologi
I. Infeksi
o Infeksi Bakteri
sentral.Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat
o Infeksi Jamur
o Infeksi virus
Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk khas
dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila pecah
akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform bila
o Acanthamoeba
Infeksi kornea oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang sering terjadi pada
II. Non-infeksi
o Bahan kimia, bersifat asam atau basa Bahan asam yang dapat merusak mata
terutama bahan anorganik, organik dan organik anhidrat. Bila bahan asam
mengenai mata maka akan terjadi pengendapan protein permukaan sehingga bila
hanya bersifatsuperfisial saja. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan
16
o Radiasi atau suhu, misalnya terjadi pada saat bekerja las, dan menatap sinar
o Sindrom Sjorgen
merupakan suatu keadan mata kering yang dapat disebabkan defisiensi unsur air
mata (akeus, musin atau lipid), kelainan permukan palpebra atau kelainan epitel
lebih lanjut dapat timbul ulkus pada kornea dan defek pada epitel kornea terpulas
o Obat-obatan
di saluran cerna.
F. Patofisiologi
Kornea bersifat avaskuler, maka pada waktu terjadi inflamasi sel-sel
leukosit tidak dapat masuk ke jaringan. Maka badan kornea, dan sel-sel lain yang
terdapat dalam stroma kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian
disusul dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai
yang tampak sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas- batas tak jelas
dan permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbulah
ulkus kornea.8
G. Manifestasi Klinis
Gejala Subjektif
• Sekret mukopurulen
• Pandangan kabur
• Mata berair
• Silau (fotofobia)
• Nyeri
Infiltrat yang steril dapat menimbulkan sedikit nyeri, jika ulkus terdapat
pada perifer kornea dan tidak disertai dengan robekan lapisan epitel kornea.
Gejala Objektif
• Injeksi siliar
• Hilangnya sebagian jaringan kornea dan tampak adanya infiltrat Hipopion 8-11
H. Penatalaksanaan
Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh
spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan
peradangan dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi dan perlu
• Sulfas atropine sebagai salep atau larutan. Sulfas atropine memiliki efek
• Antibiotik
luas misalnya ofloxacin. Dapat diberikan dalam bentuk salep, tetes atau
salep mata karena dapat efek obat jangka panjang dan juga dapat
perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa yang lama dengan yang baru
sekitar limbus yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi
antibiotik dan balut yang kuat. Segera berbaring dan jangan melakukan banyak
gerakan.12
• Bila perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka dapat
dilakukan :
2. Iris reposisi
Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung lama,
kita obatiseperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan saja, sampai
secara sistemik.12
Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan diatas tidak berhasil.
J. Prognosis
yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang
ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel
radang. Ada dua bentuk ulkus kornea yaitu ulkus sentral dan ulkus marginal atau
perifer.
Penyebab tukak kornea adalah bakteri, jamur, akantamuba, dan virus. Pada
tukak kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun. Bentuk
tukak dapat fokal, multifokal atau difus. Perjalanan penyakit tukak kornea dapat
Ulkus kornea akan memberikan gejala mata merah, sakit mata ringan hingga
berat, fotofobia, penglihatan menurun dan kadang kotor. Ulkus kornea akan
memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea, iris sukar dilihat karena
keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea. Dapat disertai
penipisan kornea, lipatan descement, reaksi jaringan uvea berupa flare, hipopion,
hifema dan sinekia posterior. Adanya ulkus ini dapat dibuktikan dengan
kornea yang tidak terkena akan tetap berwarna jernih dan tidak terlihat infiltrasi sel
radang.
sakit akibat spasme silier. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak
dapat memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat atau perlunya obat sistemik.
21
22
Pengobatan diberikan sampai terjadi epitelisasi dan mata terlihat tenang. Pada ulkus
4. Smolin G, and Thaft RA. Bacterial Disease, The Cornea, Little Brown
andCompany Bpasienton/ Toronto, 1983.
9. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-4. Jakarta : FKUI, 2012.
10. Vaughan D.Opthalmologi umum. Edisi 14. Jakarta : Widya Medika, 2002.
23
24
11. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Ulkus kornea dalam : Ilmu
penyakit pata untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Edisi ke-2.
Jakarta : Sagung Seto, 2002.
13. Katzung BG. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi ke-10. Jakarta: EGC,
2007.
14. Syarif A, dkk. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5. Jakarta : FKUI, 2007.