Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Palti Josua Jose

NIM : 201821361

KELAS : II K

DELIK PERCOBAAN (POGING/ATTEMPT)


Pengertian percobaan dalam Hukum Pidana:
Percobaan dalam bahasa Belanda disebut “poging”, menurut doktrin adalah suatu
kejahatan yang sudah dimulai tetapi belum sempurna.

Percobaan adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan akan tetapi pada akhirnya
tidak ada atau belum berhasil.

Pada umumnya percobaan adalah suatu perbuatan dimana :

- Ada perbuatan permulaan


- Perbuatan tersebut tidak selesai atau tujuan tidak tercapai
- Tidak selesainya perbutan tersebut bukan karena kehendaknya sendiri.

Poging atau percobaan diatur dalam pasal 53 KUHP, yang isisnya :

1. Mencoba melakukan kejahatan yang dipidana, jika niat untuk itu telah
ternyata adanya dari adanya permulaan pelaksanaan dan tidak selesainya
pelaksanaan itu, bukan semata-semata disebabkan karena kehendak nya
sendiri.
2. Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal ini percobaan dapat
dikurangi sepertiga.
3. Jika kejahatan diancam dengan pidana mati dan pidana penjara seumur
hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun penjara.
4. Pidana tambahan bagi percobaan adala sama dengan kejahatan selesai.

Adapun bunyi pasal 53 ayat (1) KUHP sebenarnya adalah :

“poging tot misdriff is strafbaar, wanneer het voornemen des dader door een begin van
uitvoering heft goepenbaard en de uitvoering allen tengevolge van omstandingheden
van zijnen will onanfhankelijk, niet is voltooid.”
A.Z. Abidin mengusulkan supaya ketentuan tentang percobaan didalam KUHP
Nasional yang akan dating dirumuskan sebagai berikut :

“Barang siapa yang mencoba untuk melakukan kejahatan dapat dipidana jika
niatnya telah nyata dengan permulaan pelaksanaanya dan pelaksanaanya itu tidak
selesai hanyalah disebabkan oleh keadaan-keadaan yang tidak bergantung pada
kehendaknya sendiri.” Alasan Mengancam Pidana Pembuat Percobaan
Kejahatan :
Di dalam Memorie van Toelichting (MvT) yang oleh penulis diterjemahkan secara
bebas sebagai berikut :

“pembuat percobaan diancam pidana untuk memberantas kehendak jahat, yaitu


kesengajaan pembuat, pada saat mewujudkan arah yang membhayakan sehingga
darinya tampak objektif permulaan untuk melakukan kejahatan”

Selain alasan yang disebut oleh MvT tentang pranata hukum percobaan, alsan lain
ialah kaidah hukum percobaan dimaksudkan sebagai upaya prevensi terjadinya
perbuatan tercelah yang merugikan masyarakat, yang sebelumnya belum
dinyatakan sebagai delik. Dalam hubungan ini Utrech menyatakan sebagai berikut :

“Dalam menjamin ketentraman individu terhadap niat jahat beberapa di antara


sesame individu, hukum pidana positif tidak mengambil risiko, terkecuali dalam hal
beberapa kejahatan, seperti tercantum pada pasal 351 KUHP (penganiayaan) ayat
(4) dan 352 KUHP ayat (2), dengan menjatuhkan suatu pidana, tidak menunggu
sampai terjadinya akibat kejahatan yang sedang dilakukan (khusus dalam hal delik
materiel). KUHP telah sanggup menjatuhkan pidana atas perbuatan dan mulai
melaksanakan suatu niat yang jahat”.
NB : MvT adalah “pidana pada umumnya hendaknya dijatuhkan hanya pada barang siapa melakukan
perbuatanyang dilarang, dengan dikehendaki dan diketahui”.

Delik materiel adalah disebutkan, adanya akibat tertentu , dengan atau tanpa menyebut perbuatan tertentu.

Sumber : Hukum Pidana Indonesia Andi Hamza

Anda mungkin juga menyukai